Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DAN TRANSFER

PRICING PT KALBE FARMA TBK DAN ENTITAS ANAK

NAMA : CINDY THALIA HERMANTO

NRP : 3203018283

MATA UJIAN : SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

HARI, TANGGAL UJIAN : SABTU, 20 MARET 2021

KELAS : A

DOSEN : MARINI PURWANTO, SE., Msi., Ak.

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS BISNIS

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Berdiri pada tahun 1966, Kalbe Farma (Kalbe) merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang farmasi di Indonesia, yang terus berkembang di pasar
internasional. Kalbe terdiri dari empat divisi usaha yaitu divisi obat resep, divisi
produk kesehatan, divisi nutrisi, dan divisi distribusi dan logistik yang mengelola
portofolio produk obat resep dan obat OTC, minuman kesehatan, produk-produk
nutrisi dan juga alat-alat kesehatan, dengan didukung jaringan distribusi yang dapat
menjangkau lebih dari satu juta outlet di seluruh Indonesia.

Kalbe juga terus berekspansi di pasar internasional dengan hadir di negara-negara


ASEAN serta Afrika, dan menjadi perusahaan produk kesehatan nasional yang
mampu bersaing di pasar ekspor.

Bersama dengan pertumbuhan dan perubahan kebutuhan produk kesehatan di


seluruh dunia, Kalbe berusaha untuk tetap menjadi yang terdepan dan relevan
dengan tren yang ada, dengan terlibat secara aktif di berbagai kegiatan usaha e-
commerce untuk melayani konsumen cerdas digital di Indonesia. Dan juga melalui
aliansi strategis dengan para mitra internasional, Kalbe telah mengadakan beberapa
kegiatan penelitian dan pengembangan yang berhasil, yang aktif terlibat dalam
penelitian mutakhir di bidang penghantaran obat, obat kanker, sel punca dan
bioteknologi. Aktivitas ini memberi peluang bagi Kalbe untuk terus menciptakan
produk dan layanan baru yang inovatif.

Didukung dengan 16.628 tenaga kerja, saat ini Kalbe memiliki kemampuan di
bidang pemasaran, branding, distribusi, keuangan serta riset serta pengembangan
yang unggul di Indonesia. Dan juga dengan “Panca Sradha” sebagai nilai dasar
Perseroan, kegiatan usaha Kalbe telah tumbuh dan berkembang, baik melalui
pertumbuhan organik maupun merjer dan akuisisi dan menjadi penyedia solusi
kesehatan terintegrasi.

1
Berdasarkan profil perusahaan ini, strategi yang dikembangkan oleh perusahaan
bertujuan untuk meraih peluang usaha untuk seluruh kategori obat dengan
melakukan pengembangan produk obat. Selain itu perusahaan menetapkan strategi
pengembangan internasional dan peningkatan kemampuan risetnya melalui empat
divisi usaha yang terdiri dari divisi obat resep, divisi produk kesehatan, divisi
nutrisi, serta divisi distribusi dan logistik yang mengelola portofolio produk obat
resep dan obat OTC, minuman energi, produk-produk nutrisi dan juga alat-alat
kesehatan, dengan didukung jaringan distribusi yang dapat menjangkau lebih dari
satu juta outlet di seluruh Indonesia.

Penggunaan sumber daya yang sama dan terintegrasi seperti pemasaran, fasilitas
produksi, keuangan serta fasilitas riset dan pengembangan oleh beberapa unit usaha
yang ada telah menciptakan sinergi operasi. Selain itu perusahaan mengekspansi
bisnisnya dengan berinvestasi pada enntitas anak, dimana Kalbe akan memperoleh
kendali atas bisnis perusahaan anak, serta memperoleh eksposur dari aktivitas bisnis
mereka. Entitas-entitas anak PT Kalbe Farma Tbk terdiri dari perusahaan yang
beroperasi di bidang farmasi, makanan kesehatan, pemasaran, minuman kesehatan,
perdagangan dan distribusi, perusahaan terbuka, dan perusahaan induk yang
mendorong Kalbe untuk melakukan transaksi antar divisi atau pusat tanggungjawab
maupun dengan entitas anak dimana keluaran dari sebuah divisi dipakai sebagai
masukan bagi divisi lain. Transaksi ini mengakibatkan adanya suatu mekanisme
yang disebut transfer pricing. Transfer pricing adalah transaksi dengan pihak-pihak
berelasi (Helena dan Firmansyah, 2018). Keuntungan dari transfer pricing ini
diantaranya pengoptimalan atas penghasilan setelah pajak, sebagai evaluasi kinerja
entitas anak, upaya mempertahankan keunggulan kompetitif, mengurangi risiko
keuangan, hingga mengurangi beban pajak.

Oleh karena itu perusahaan perlu menerapkan akuntansi pertanggungjawaban yang


baik agar dapat menunjang pengendalian biaya antar divisi ataupun entitas anak.
Akuntansi Pertanggungjawaban menurut Hansen dan Mowen (2013:558)
merupakan sistem yang mengukur pencapaian setiap pusat pertanggungjawaban
berdasarkan informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan

2
pusat pertanggungjawaban mereka. Dengan diterapkannya akuntansi
pertanggungjawaban, pimpinan dapat memberikan wewenang maupun tanggung
jawab kepada masing-masing divisi dengan lebih efisien tanpa memantau secara
langsung seluruh kegiatan perusahaan.

1.2. Tujuan

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah

2.2.1. Menganalisis prospek usaha pada PT Kalbe Farma Tbk di Indonesia


2.2.2. Menganalisis akuntansi pertanggung jawaban dan masalah harga transfer
PT Kalbe Farma Tbk

3
BAB 2

PERMASALAHAN

2.1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan pada BAB 1, dapat


dirumuskan masalah sebagai berikut :

2.1.1. Bagaimana kinerja dan prospek bisnis PT Kalbe Farma Tbk pasca
pandemic Covid 19 ?

2.1.2. Bagaimana pelaksanaan akuntansi pertanggungjawaban dan penerapan


harga transfer PT Kalbe Farma Tbk ?

2.2 Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah

2.3.1. Dapat memberikan informasi mengenai analisis prospek bisnis, akuntansi


pertanggungjawaban, dan harga transfer dalam PT Kalbe Farma Tbk

4
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. Visi Misi, dan Struktur Organisasi

Visi : Menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala


internasional yang didukung oleh inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang
prima.
Misi : Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik.
Motto : “The Scientific Pursuit of Health for a Better Life”

STRUKTUR ORGANISASI

Job Description :
1. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dapat dirinci sebagai berikut:

5
 Melakukan pengawasan dan bertanggung jawab atas pengawasan terhadap
kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai
Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberi nasihat kepada Direksi.
 Memberikan persetujuan atas rencana kerja tahunan dan jangka panjang
Perseroan, selambat-lambatnya sebelum tahun buku yang baru dimulai.
 Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut
Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau
berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
 Melakukan tugas, wewenang, dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar Perseroan dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
 Meneliti dan menelaah Laporan Tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi
serta menandatangani Laporan Tahunan tersebut.
 Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundangundangan, serta wajib
melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban, serta kewajaran.
 Menetapkan kebijakan serta kriteria dalam proses nominasi, remunerasi,
evaluasi kinerja, penilaian sendiri (self assessment) bagi anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris, dan kebijakan dan kriteria suksesi atau
regenerasi dalam proses nominasi calon anggota Direksi dan/atau anggota
Dewan Komisaris.
 Menetapkan kebijakan serta kriteria uji dan penilaian dari aspek keuangan
yang baik, stabil, bertumbuh dan berkelanjutan.
 Menetapkan kriteria pemantauan penerapan prinsip Tata Kelola Perusahaan
yang Baik.
2. Tugas dan wewenang Presiden Direktur Vidjongtius : Bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan seluruh kegiatan operasional Perusahaan, dan segmen usaha
Produk Kesehatan, Sistem Manajemen, Rantai Pasokan Global, Sumber Daya
Manusia, Umum, serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja Korporasi.
3. Tugas dan wewenang Direktur :

6
 Ongkie Tedjasurja : Bertanggung jawab untuk segmen usaha Nutrisi,
kegiatan Perdagangan Internasional, usaha kesehatan melalui Digital (e-
health), dan bidang Pemasaran Perusahaan.
 Bujung Nugroho : Bertanggung jawab untuk segmen usaha Obat Resep.
 Djonny Hartono Tjahyadi : Bertanggung jawab untuk segmen usaha
Distribusi dan Logistik, Layanan Kesehatan, serta Alat-Alat Kesehatan.
 Sie Djohan : Bertanggung jawab untuk segmen usaha Biopharma,
Pengembangan Usaha, Jaminan Kualitas dan pengurusan Regulasi, serta
Strategi Investasi Korporasi
 Bernadus Karmin Winata : Bertanggung jawab untuk segmen usaha Produk
Kesehatan, aspek Keuangan, Teknologi Informasi, Komunikasi dan
keberlanjutan secara Korporasi, serta Treasuri dan Hubungan Investor
Perusahaan.
4. Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah sebagai berikut:
 Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
Perseroan kepada publik dan/atau pihak otoritas antara lain laporan
keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan
Perseroan.
 Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan.
 Memberikan pendapat independen jika terjadi perbedaan pendapat antara
Perseroan dan auditor eksternal.
 Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan
Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan
imbalan jasa.
 Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh Unit Audit
Internal serta mengawasi tindak lanjut atas temuan-temuan dari Unit Audit
Internal.
 Mendukung pengawasan Dewan Komisaris atas pelaksanaan manajemen
risiko.

7
 Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Dewan Komisaris atas
pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan
Perseroan.
 Melakukan penelaahan dan memberikan saran atas potensi benturan
kepentingan kepada Dewan Komisaris.
 Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perseroan
5. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi Komite
Nominasi dan Remunerasi bertugas membantu Dewan Komisaris untuk
menentukan kebijakan nominasi dan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan
Direksi sebagai berikut :
 Secara umum, wajib bertindak independen dalam melaksanakan tugasnya
dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
 Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai komposisi
anggota Dewan Komisaris dan Direksi, kebijakan dan kriteria yang
dibutuhkan dalam proses nominasi, kebijakan evaluasi kinerja bagi anggota
Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris.
 Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris berdasarkan tolak ukur yang telah
disusun sebagai bahan evaluasi, termasuk dengan menetapkan prosedur
penilaian sendiri (self assessment) bagi Direksi dan Dewan Komisaris.
 Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai program
pengembangan kemampuan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan
Komisaris.
 Memberikan usulan calon yang memenuhi syarat sebagai anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
 Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai struktur,
kebijakan, dan besaran remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi
untuk diajukan dalam RUPS, serta kebijakan evaluasi kinerja Dewan
Komisaris dan Direksi.

8
 Membantu Dewan Komisaris melakukan penilaian kinerja dengan
kesesuaian Remunerasi yang diterima masing-masing anggota Direksi
dan/atau anggota Dewan Komisaris.
6. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Risiko Usaha Komite Risiko Usaha
bertanggung jawab dalam memantau kebijakan serta pengelolaan risiko serta
tindakan mitigasi yang diambil oleh Perseroan. Komite Risiko Usaha
bertanggung jawab terhadap Dewan Komisaris. Adapun tugas dan tanggung
jawab Komite Risiko Usaha adalah sebagai berikut:
 Melakukan penelaahan terhadap aktivitas pelaksanaan manajemen risiko
yang dilakukan oleh Direksi.
 Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris dalam upaya
meningkatkan manajemen risiko dan pengendalian internal Perusahaan.
 Melaksanakan tugas lainnya yang didelegasikan oleh Dewan Komisaris.
7. Tugas dan Tanggung jawab Komite GCG Komite GCG bertanggung jawab atas
peningkatan dan penyempurnaan praktik GCG sehubungan dengan tugas dan
fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Komite GCG bertanggung jawab
terhadap Dewan Komisaris. Adapun tugas dan tanggung jawab Komite GCG
adalah sebagai berikut:
 Mengevaluasi implementasi GCG di lingkungan Perseroan.
 Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan dan pelaksanaan GCG
dalam Perseroan.
 Memastikan kebijakan yang berlaku dalam Perseroan telah sesuai dengan
budaya, etika, nilai Perseroan dan sesuai dengan asas GCG.
 Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris terkait
dengan pengembangan dan penerapan GCG.
8. Divisi Obat Resep : Divisi ini mengelola berbagai produk untuk seluruh segmen,
dari obat generik tanpa merek hingga obat-obatan generik bermerek dan obat
lisensi. Divisi Obat Resep Kalbe didukung oleh tim pemasaran yang terbesar di
Indonesia, serta jaringan distribusi yang luas, yang memberikan akses ke rumah-
rumah sakit, serta apotek dan outlet toko obat di seluruh kepulauan Indonesia.
Kalbe mengoperasikan beberapa fasilitas produksi guna mendukung usaha obat

9
resepnya. Beberapa fasilitas tersebut juga mendukung proses produksi obat-
obatan bebas, mengingat kedua jenis obat tersebut memanfaatkan teknologi dan
proses produksi yang serupa.
9. Divisi Produk Kesehatan : Portofolio produk Divisi Produk Kesehatan meliputi
obat-obatan bebas (over-the-counter atau OTC) dan minuman energi, hingga
minuman kesehatan siap saji. Produkproduk tersebut telah dikenal di masing-
masing kategori produknya sebagai produk yang berkualitas dan terpercaya.
Beberapa dari produk tersebut juga telah diekspor, terutama untuk pasar
kawasan ASEAN, Afrika Selatan dan Nigeria, serta meraih pengakuan dari para
konsumen internasional sebagai produk yang memberikan manfaat kesehatan
yang positif. Beberapa produk OTC diproduksi dengan fasilitas yang sama
dengan Divisi Obat Resep, mengingat produkproduk tersebut menggunakan
teknologi manufaktur yang serupa. Untuk produk-produk OTC dengan tingkat
penjualan yang tinggi, lini produksi khusus dioperasikan guna menjamin
ketersediaan produk. Untuk kategori minuman energi, Perseroan
mengoperasikan lini untuk produk bubuk effervescent. Sedangkan untuk produk
minuman siap saji, Kalbe menjalankan fasiltas untuk produk-produk jus buah
secara semi hot-filled.
10. Divisi Nutrisi : Divisi Nutrisi menawarkan ragam pilihan produk nutrisi, yang
terutama terdiri dari produk-produk susu bubuk untuk segala segmen usia: bayi,
balita, anak-anak, pra-remaja, remaja, orang dewasa, ibu hamil dan menyusui,
hingga para lansia dan konsumen dengan kebutuhan medis khusus. Divisi ini
juga mengelola berbagai produk nutrisi non-susu, dari Fitbar, sajian snack bar
yang sehat dan lezat serta rendah kalori, dan Nutrive Benecol, sajian smoothie
yang enak untuk membantu menurunkan level kolestrol, hingga Diva, minuman
sehat dengan kandungan kolagen dan antioksidan yang efektif untuk perawatan
kulit. Divisi Nutrisi juga melakukan kegiatan pemasaran berbagai produk
vitamin dan suplemen kesehatan dari Blackmores Ltd., Australia. Beberapa dari
produk nutrisi tersebut juga tersedia di negaranegara ASEAN, seperti Diabetasol
sebagai pemimpin pasar untuk produk nutrisi bagi para penderita diabetes di Sri
Lanka, serta Prenagen dan Morinaga, sebagai produk susu bubuk yang

10
mentargetkan pasar Myanmar dan Filipina. Kalbe mengoperasikan beberapa
fasilitas manufaktur untuk produk-produk nutrisinya. Melalui kerjasama dengan
PT Milko Beverage Industry, Perseroan juga memiliki akses ke fasilitas
manufaktur untuk produk nutrisi cair.
11. Divisi Distribusi dan Logistik : Divisi Distribusi dan Logistik mengoperasikan
kegiatan distribusi dengan jangkauan yang terluas untuk produk farmasi maupun
FMCG di Indonesia, yang menjangkau seluruh 33 provinsi di Indonesia sebagai
keunggulan kompetitif yang signifikan bagi Perseroan. Kegiatan usaha ini
dijalankan melalui anak usaha yang 92,5% sahamnya dimiliki Perseroan, PT
Enseval Putra Megatrading, sebagai perusahaan publik yang sahamnya tercatat
di Bursa Efek Indonesia. Jaringan ini telah meraih sertifikasi ISO 9001:2008 dan
OHSAS 18001:2007, serta juga sertifikasi Praktik Distribusi Obat yang Baik
dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Badan POM. Divisi ini
mengoperasikan 2 (dua) Pusat Distribusi Regional (PDR) di Jakarta dan
Surabaya, di mana PDR di Jakarta melayani kawasan barat kepulauan Indonesia,
sedangkan PDR Surabaya memfokuskan pada cabang-cabang di belahan timur
Indonesia. Selain tugas peran utamanya sebagai pengelola kebutuhan distribusi
dan logistik Perseroan, Divisi ini juga menjalankan dua kegiatan usaha lainnya:
perdagangan bahan baku dan usaha alatalat medis, serta layanan kesehatan ritel
Perseroan, Klinik Mitrasana, sebagai jaringan klinik terpadu yang
mengintegrasikan layanan praktik dokter, laboratorium serta toko produk
kesehatan bagi konsumen menengah ke bawah.
12. Pemasaran : Seluruh kegiatan pemasaran Kalbe disinergikan di bawah
koordinasi unit Corporate Marketing Office (CMO). Dibentuk sejak tahun 2012,
unit CMO bertanggung jawab atas berbagai aktivitas pemasaran Perseroan, dari
kegiatan belanja media, hingga aktivitas riset pasar dan corporate branding.
Secara rutin, CMO juga menyelenggarakan sesi-sesi berbagi pengetahuan
(knowledge enrichment session) guna memperkenalkan ide-ide dan tren
pemasaran terbaru yang relevan bagi tim pemasaran.
13. Divisi Internasional : mengkoordinasikan kegiatan riset pemasaran untuk
mengevaluasi potensi-potensi pasar di masingmasing negara sebagai masukan

11
bagi tim pemasaran dalam mengembangkan strategi pemasaran dan komunikasi
produk di masing-masing pasar.
14. Rantai pasokan : Aktivitas rantai pasokan Kalbe meliputi proses seleksi
pemasok, penyimpanan dan perpindahan bahan baku, pengelolaan barang dalam
proses dan produk jadi, hingga proses distribusi ke ritel guna menjangkau
konsumen. Rantai pasokan tersebut meliputi sejumlah besar produk yang
diproduksi di berbagai lokasi terpisah dan didistribusikan ke sekitar satu juta
outlet di seluruh kepulauan Indonesia.
15. Unit TI : Guna menjamin adanya tata kelola di bidang manajemen data, akses
dan penggunaan data, Unit TI Korporat juga telah menyiapkan Manual Tata
Kelola Data Korporat yang menjadi pedoman di bidang tata kelola data bagi
seluruh entitas usaha dalam Grup Kalbe. IT Service Management (ITSM)
System juga telah disempurnakan di tahun 2019, guna meningkatkan proses
pencatatan, pelaksanaan dan penyelesaian seluruh permintaan bantuan user agar
sesuai dengan standar layanan yang telah disepakati.
16. Divisi Sumber Daya Manusia : Divisi Sumber Daya Manusia berperan sebagai
mitra strategis yang membantu manajemen dalam menetapkan strategi
pengembangan calon-calon pemimpin.
17. Sistem Manajemen : Sistem Manajemen Kalbe adalah proses manajemen yang
komprehensif, meliputi aktivitas perencanaan, implementasi, pengawasan, dan
kegiatan penyempurnaan. Sistem tersebut bertujuan menetapkan arah strategi
Perseroan dan mendorong sinergi dari upaya-upaya yang dilakukan berbagai
unit usaha Grup Kalbe.

3.2. Prospek Usaha pada PT Kalbe Farma Tbk

Memasuki tahun 2020, dengan turunnya ketegangan perdagangan dan pelonggaran


kebijakan moneter, pertumbuhan global diperkirakan akan berangsur-angsur
mengalami pemulihan. Kesepakatan perjanjian dagang “tahap awal” antara
Amerika Serikat dan Tiongkok di awal Januari 2020 menjanjikan setidaknya
berkurangnya ketegangan antara dua perekonomian terbesar di dunia.

12
Bagi Indonesia, pemulihan tersebut diharapkan dapat mendukung kinerja ekspor
Indonesia, sehingga terjadi peningkatan pada ekonomi domestik. Dengan relative
rendahnya tingkat inflasi serta nilai tukar yang stabil, Bank Indonesia akan
mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif.

Didukung oleh besarnya populasi, tumbuhnya kelas menengah, serta dukungan


kebijakan pemerintah, sektor kesehatan dan FMCG Indonesia banyak dipandang
sebagai pasar menarik yang menawarkan banyak peluang.

Industri kesehatan akan terus didukung oleh komitmen Pemerintah untuk


memberikan layanan kesehatan yang terjangkau bagi seluruh rakyat. Tingginya
ketergantungan pada impor bahan baku tetap menjadi problem, di tengah makin
tidak menentunya tren perekonomian dunia yang berpengaruh pada nilai tukar
Rupiah.

Dalam jangka yang lebih pendek, perlu untuk secara cermat mengamati dampak
yang kurang menguntungkan dari penyebaran novel coronavirus terhadap
pergerakan bahan baku global, karena tingginya ketergantungan dunia terhadap
pasokan input dan bahan baku dari Tiongkok.

3.3. Analisis Anak Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk

13
Kalbe menetapkan bahwa ia memiliki kendali atas entitas anaknya dengan
mempertimbangkan, antara lain, kekuasaan atas investee, eksposur atau hak atas
imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee, dan kemampuan untuk
menggunakan kekuasaannya atas investee yang mempengaruhi jumlah imbal hasil.
Hal-hal berikut juga sebagai bahan pertimbangan:
 Pengaturan kontraktual dengan pemilik hak suara lainnya dari investee
 Hak yang timbul atas pengaturan kontraktual lain
 Hak suara dan hak suara potensial yang dimiliki grup
Kalbe menetapkan bahwa ia mengendalikan entitas tertentu walaupun Kalbe
memiliki 50% atau kurang dari mayoritas hak suara. Faktor-faktor yang
dipertimbangkan termasuk, antara lain, besarnya kuasa hak suara saham, relatif
besarnya dan pembagian kepemilikan pemegang saham lain serta pengaturan
kontraktual untuk mengarahkan kegiatan entitas yang relevan.
Berikut ini merupakan entitas anak PT Kalbe Farma Tbk :
1. Farmasi
Terdiri dari Kalbe Genexine Biologics dengan persentase kepemilikan 60%,
Innogene Kalbiotech Pte. Ltd. dengan persentase kepemilikan 93,94%, Kalbio
Global Medika dengan persentase kepemilikan 99,90% serta anak perusahaannya
Innolab Sains Internasional yang kepemilikannya dikuasai sebesar 60%.
Finusolprima Farma Internasional dengan persentase kepemilikan 99,995%,
Bifarma, Orange Kalbe Limited dengan persentase kepemilikan sebesar 30%,,
Adiluhung dengan persentase kepemilikan 99,996% serta anak perusahaannya
Kalgen DNA dengan kepemilikan sebesar 60%. Entitas anak lainnya yang bergerak
di bidang farmasi terdiri dari Bintang Toedjoe (99,9%), Hexapharm Jaya
Laboratories (99,6%), Saka Farma Laboratories (75%), Pharma Metric
Laboratories (81,64%), Kalbe Vision Pte. Ltd. (100%), dan Dankos Farma
(99,99%) yang memiliki kepemilikan sebesar 90% pada Global Onkolab Farma.
Selain itu Kalbe Myanmar Co. Ltd. yang dimiliki oleh Kalbe International Pte.Ltd
yang merupakan anak perusahaan PT Kalbe Farma Tbk yang bergerak di bidang
perdagangan dan distribusi.
2. Makanan Kesehatan

14
Terdiri dari Sanghiang Perkasa dengan persentase kepemilikan sebesar 99,97%
yang memiliki entitas anak yang bergerak di bidang makanan kesehatan
diantaranya Kalbe Blackmores Nutrition (49,99%) dan Global Vita Nutritech
(99%). Kalbe Morinaga Indonesia dengan persentase kepemilikan sebesar 70%, dan
Kalbe Milko Indonesia dengan persentase kepemilikan sebesar 51%.
3. Pemasaran
Karsa Lintas Buwana merupakan entitas anak yang bergerak di bidang pemasaran
yang 99,95% dimiliki oleh anak perusahaan Kalbe yaitu Sanghiang Perkasa. Karsa
Lintas Buwana juga memiliki kepemilikan pada perusahaan yang bergerak di
bidang pemasaran dengan kepemilikan masing-masing sebesar 99% pada Karya
Hasta Dinamika, 50% pada Medika Komunika Teknologi, 99% pada Cakra Radha
Mustika.
4. Minuman Kesehatan
Entitas yang bergerak dibidang minuman kesehatan yaitu Hale International dengan
total kepemilikan 99%
5. Perdagangan dan Distribusi
Entitas yang bergerak dibidang perdagangan dan distribusi adalah PT Emos Global
Digital.
6. Perusahaan Terbuka
Enseval Putera Megatrading merupakan entitas anak yang 92,47% kepemilikannya
dikuasai PT Kalbe Farma Tbk
7. Perusahaan Induk
Perusahaan induk / holding company yang merupakan bagian dari grup Kalbe
adalah Kalbe Global Pte. Ltd.

3.5. Analisa Akuntansi Pertanggung Jawaban dan Masalah Harga Transfer


PT Kalbe Farma Tbk

3.5.1. Analisa Akuntansi Pertanggung Jawaban


Berdasarkan struktur organisasinya, PT. Kalbe Farma Tbk memiliki batasan
terhadap wewenang dan tanggungjawab yang tegas dan jelas sehingga setiap bagian

15
dengan bagian lain tidak merasa bingung. Pemberian tugas dan tanggungjawab
sudah dijelaskan secara rinci kepada setiap bagian. Terlihat jelas penggambaran
struktur organisasinya yaitu unit usaha strategis terdiri obat resep, produk
kesehatan, nutrisi, distribusi dan logistik, International, pemasaran, sumber daya
manusia, penelitian dan pengembangan, serta rantai pasokan dan teknologi
informasi yang bertanggungjawab kepada Direktur, serta fungsi korporasi seperti
pemasaran, fasilitas produksi, keuangan serta fasilitas riset dan pengembangan oleh
beberapa unit usaha yang ada telah menciptakan sinergi operasi.

Selain itu dalam implementasi GCG di Kalbe dilaksanakan dengan


mengaplikasikan prinsip-prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung Jawab,
Independensi dan Kesetaraan. Hal ini dilaksanakan untuk memastikan terciptanya
keseimbangan antara kepentingan ekonomis dan sosial, kepentingan individu serta
publik, internal dan eksternal, kepentingan jangka pendek dan jangka panjang, serta
kepentingan seluruh pemangku kepentingan.
1. Transparansi: yakni transparansi dalam penyampaian informasi material dan
relevan, serta transparansi dalam proses pengambilan keputusan untuk melindungi
kepentingan pemangku kepentingan.
2. Akuntabilitas: meliputi kejelasan definisi peran, tanggung jawab dan kewajiban
tiap-tiap organ Perusahaan serta tiap posisi dalam organisasi Kalbe.
3. Tanggung Jawab: meliputi komitmen untuk mematuhi semua ketentuan yang
berlaku, serta prinsip-prinsip pengelolaan yang sehat sebagai refleksi sebuah
perusahaan yang bertanggung jawab.
4. Independensi: memastikan bahwa sebagai seorang profesional, setiap karyawan
dapat bekerja secara obyektif untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan
Perseroan, terlepas dari potensi intervensi atau tekanan benturan kepentingan.
5. Kesetaraan: menjamin perlakuan yang adil dan setara kepada seluruh pemangku
kepentingan dalam berbagai hal seperti kesetaraan informasi maupun pengambilan
keputusan.

Berdasarkan penjelasan mengenai struktur organisasi serta penerapan GCG diatas,


dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi dan pengimplementasian tata kelola

16
perusahaan yang ada di PT. Kalbe Farma Tbk sudah cukup baik. karena adanya
penggambaran secara jelas pembagian wewenang dan tanggung jawab untuk setiap
unit organisasi yang ada didalam perusahaan.

Setiap unit usaha Kalbe ikut serta dalam penyusunan anggaran yang merupakan
gambaran rencana kerja para manajer yang akan dilaksanakan dan sebagai dasar
dalam penilaian kerjanya. Meskipun pada laporan tahunan Kalbe tidak dijelaskan
secara jelas mengenai anggaran pada divisi Kalbe, kita dapat melihatnya melalui
penjualan neto setiap divisi yang dipisahkan sebagai berikut :

Dalam laporan tahunan PT Kalbe Farma Tbk tahun 2019, dijelaskan bahwa dalam
kegiatan usaha normalnya, Grup melakukan transaksi dengan pihak berelasi
tertentu, yaitu PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk., PT Proteindo Karyasehat, PT
Alpen Agung Raya, PT Ekamita Arahtegar, PT Karyasukses Mandiri, PT Citra
Mandiri Prima, PT Ragamsehat Multifita, PT Kinarya Loka Buana, Orange Kalbe
Limited, dan PT Kalbe Blackmores Nutrition.

Sedangkan jika dilihat dari analisis anak perusahaan PT Kalbe Farma Tbk., dapat
diketahui bahwa Kalbe mengakuisisi entitas anak sebagai pusat investasi pada
bidang farmasi, makanan kesehatan, minuman kesehatan, pemasaran, perdagangan
dan distribusi, perusahaan terbuka, dan perusahaan induk. Sehingga kemungkinan
terjadi transfer pricing di antara entitas anak sebagai berikut :

17
1. PT Hale International yang memproduksi minuman kesehatan dapat melakukan
transfer pricing kepada Asiawide Kalbe Philipines, Inc yang kegiatan usahanya
yaitu pemasaran dan distribusi minuman energi siap saji.

2. PT Kalbe Milko Indonesia dan PT Kalbe Morinaga Indonesia yang melakukan


pengolahan produk susu serta PT Sanghiang Perkasa yang melakukan produksi
makanan kesehatan dapat melakukan transfer pricing kepada PT Kalbe Blackmores
Nutrition yang kegiatan usahanya berfokus pada perdagangan produk nutrisi

3. PT Frosta Kalmedic Global yang bergerak pada industri peralatan kedokteran


dan kedokteran gigi serta jasa kalibrasi dapat melakukan transfer pricing dengan
PT Enseval Medika Prima yang kegiatan usahanya yaitu perdagangan peralatan dan
perlengkapan kesehatan dan laboratorium.

4. PT Medika Renal Citraprima yang kegiatan usahanya yaitu klinik cuci darah,
perdagangan barang habis pakai untuk terapi cuci darah dapat melakukan transfer
pricing dengan PT Renalmed Tiara Utama yang mealakukan perdagangan utama
besar mesin, peralatan, dan barang habis pakai untuk cuci darah.

5. Entitas anak yang bergerak di bidang farmasi seperi PT Global Onkolab Farma,
PT Hexapharm Jaya Laboratories, PT Kalbe Genexine Biologics, PT Kalbio Global
Medika, Orange Kalbe Limited, PT Saka Farma Laboratories dapat melakukan
transfer pricing dengan PT Kalbe Lanka Pvt. Ltd yang melakukan importasi bahan
baku, distribusi, penjualan, dan pemasaran produk farmasi dan nutrisi serta Kalbe
Myanmar Co., Ltd. yang bergerak di bidang perdagangan produk obat dan farmasi
dan suplemen kesehatan.

6. PT Global Karsa Medika yang melakukan impor alat kesehatan dan suplemen
dapat melakukan transfer pricing dengan PT Innolab Sains Internasional, dan PT
Millenia Dharma Insani yang merupakan klinik pelayanan kesehatan.

Transaksi transfer pricing ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui


oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan
transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi.

18
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Sebagai salah satu perusahaan farmasi terdepan, Kalbe memiliki empat divisi usaha
yang terdiri dari divisi obat resep, divisi produk kesehatan, divisi nutrisi, serta divisi
distribusi dan logistik yang mengelola portofolio produk obat resep dan obat OTC,
minuman energi, produk-produk nutrisi dan juga alat-alat kesehatan, dengan
didukung jaringan distribusi yang dapat menjangkau lebih dari satu juta outlet di
seluruh Indonesia. Selain itu, berdasar pada visi dan misi, budaya organisasi
sekaligus nilai perusahaan ‘PANCA SRADHA” merupakan faktor yang
mempengaruhi formulasi, implementasi, dan evaluasi strategi di PT Kalbe Farma
Tbk. Dalam menjalankan proses bisnisnya, beberapa strategi yang diterapkan oleh
Kalbe Indonesia dalam mencapai keunggulan kompetitif dengan mamanfaatkan key
resource yang dimiliki salah satunya dengan melakukan trasnfer pricing dengan
entitas anaknya. Berdasarkan analisis entitas anak, akuntansi pertanggungjawaban,
dan transfer pricing dapat dilihat bahwa Kalbe melakukan akuisisi perusahaan yang
memiliki spesialisasi yang berbeda-beda seperti farmasi, penjualan, pemasaran,
produksi makanan kesehatan, minuman kesehatan, distribusi, dan sebagainya, dapat
disimpulkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban di PT Kalbe Indonesia telah
berlangsung dengan baik begitu pula transfer pricing yang terjadi diantara divisi-
divisi tersebut. Berdasarkan hal ini, perusahaan memperoleh banyak pencapaian,
dan membuat Kalbe berada dalam posisi yang baik di pasar sebagai perusahaan
produk kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai kapitalisasi pasar
Rp76 triliun dan nilai penjualan Rp22.633 miliar per akhir 2019 ditengah ketidak
stabilan ekonomi akibat adanya pandemi COVID-19. Dengan melakukan ekspansi
bisnis mereka melalui merger dan akuisisi entitas anak sebagai pusat
pertanggungjawaban, dapat diperkirakan bahwa prospek Kalbe pada tahun 2020
dapat tercapai salah satunya yaitu melakukan kinerja ekspor dengan harapan dapat
meningkatkan ekonomi domestik.

19
4.2. Saran

Kemampuan Kalbe untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dan menjadi


perusahaan farmasi terdepan bergantung pada kemampuan Kalbe dalam mengelola
portofolio mereka melalui emat divisi usaha yang dimilikinya. Jika dilihat dari hasil
analisis entitas anak, akuntansi pertanggungjawaban, dan transfer pricing, PT
Kalbe Indonesia sangat bergantug pada impor bahan baku. Di tengah tidak
menentunya ekonomi di dunia yang secara langsung berpengaruh pada nilai tukar
Rupiah, sehingga Kalbe perlu untuk secara cermat mengamati dampak yang kurang
menguntungkan dari penyebaran novel coronavirus terhadap pergerakan bahan
baku global, karena tingginya ketergantungan perusahaan terhadap pasokan input
dan bahan baku dari luar negeri. Selain itu, Kalbe dapat melakukan kegiatan riset
pasar di dalam negeri yang bertujuan mengavaluasi potensi perusahaan penyuplai
bahan baku dalam negeri untuk mengurangi risiko pembengkakan biaya akibat
impor.

20
DAFTAR PUSTAKA

Annual Report PT Kalbe Farba Tbk tahun 2019

Hansen, Don R., Dan Maryanne, M. Mowen. (2013). Akuntansi Manajerial.


(Edisi ke-8). Jakarta : Salemba Empat.

Helena, R., dan Firmansyah, A. (2018). Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi


pada Perusahaan-Perusahaan Salim Group yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Online Insan Akuntan, 3(2), 185-196.

21

Anda mungkin juga menyukai