Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KEGIATAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER


DAN PEMBAHASAN

A. Profil Apotek Tempat Praktek Kerja Profesi Apoteker

Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan


praktik kefarmasian oleh Apoteker. Menurut Permenkes No 73 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Pelayanan kefarmasian
adalah suatu pelayanan yang bersifat secara langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan
pasien. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat
tradisional dan kosmetika.

1. Deskripsi Apotek
Apotek PHARM 24 Waringin merupakan salah satu cabang dari
apotek PHARM 24 Group yang terletak di Jl. Doktor Sutomo no 2 – 4
Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta yang dipimpin oleh seorang Apoteker
Penanggung Jawab yaitu apt. Yovita Pratama Sari, S.Farm.
Apotek PHARM 24 Godean merupakan salah satu cabang dari
apotek PHARM 24 Group yang terletak di Jl. Godean km 4,5 Banyuraden,
Gamping, Sleman yang dipimpin oleh seorang Apoteker Penanggung
Jawab yaitu apt. Susi Susilawati, S.Si.

2.Visi, Misi, Motto dan Nilai – Nilai Dasar Apotek


a. Visi
Menjadi Apotek pilihan yang terkemuka dengan konsep pelayanan
kepuasan pelanggan.
b. Misi :
1) Melakukan pelayanan kefarmasian yang terbaik dan
mengutamakan pelayanan kepada pelanggan dengan standar etika
yang tinggi yakni kejujuran dan integritas.

3
2) Memberikan pelayanan prima kepada pelanggan melalui jaringan
kerja/cabang yang tersebar, menyediakan produk (obat dan alkes)
yang berkualitas serta didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional.
3) Memberikan pelayanan informasi kesehatan dan konsultasi obat
secara ilmiah, akurat dan berharga oleh tenaga farmasi yang handal
sebagai upaya promotif dan preventif menuju masyarakat sehat.
4) Memberikan nilai tambah dan manfaat yang layak serta
berkelanjutan bagi kesejahteraan seluruh karyawan dan pemegang
saham.
Dalam proses pelaksanaannya, Apotek PHARM 24 memiliki nilai – nilai
dasar atau core value yang harus dimiliki oleh semua karyawan PHARM
24. Nilai – nilai tersebut terdiri dari Integritas, Maintain Customer,
Persistance, Achivement Orientation, Continous Improvement dan Team
Work, yang kemudian disingkat menjadi IMPACT. Nilai-nilai tersebut
yang harus dipegang dan dilaksanakan oleh semua karyawan PHARM 24
dalam pelaksanaan kefarmasian di Apotek.
a. Integritas
Merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara berkelanjutan
atau konsisten dengan tetap menjalankan nilai-nilai kebijakan
organisasi dan kode etik profesi. Contoh prilaku yang bisa
mencerminkan sikap integritas antara lain :
 Memahami dan mengenali prilaku sesuai dengan kode etik.
 Melakukan tindakan yang konsisten dengan nilai (values) dan
keyakinannya. Bertindak berdasarkan nilai (values) walaupun
sulit untuk melakukan itu.
b. Maintain Customer
Maintain Customer merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk menjaga hubungan dengan pelanggan. Prilaku ini
mencerminkan rasa ingin membantu dan melayani pelanggan
untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan dari pelanggan

Contoh prilaku dari Maintain Customer:


 Menindaklanjuti permintaan, pertanyaan, keluhan pelanggan.
 Mengambil tanggung jawab pribadi.
 Bertindak lebih untuk pelanggan.
 Menggunakan perspektif jangka panjang.
c. Persistance
Persistance merupakan rasa keinginan yang kuat untuk
memperoleh sesuatu dengan terus mencoba sampai mendapatkan
keberhasilan, meskipun harus melewati banyak tantangan dan
rintangan yang menghadang . Harapannya dapat bekerja melebihi
ekspektasi dan standar yang telah ditentukan. Contoh perilaku
utama dari Persistance :
 Memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai dan perencanaan yang
terorganisir dengan baik.
 Memiliki keinginan untuk memperoleh sesuatu yang
diinginkan dan yakin akan kemampuan di dalam mencapai apa
yang sudah direncanakan.
 Menunjukkan sikap tidak mudah menyerah dan mau mencoba
sekalipun dalam situasi yang sulit.
 Mampu melihat hambatan atau masalah sebagai tantangan yang
harus dilewati.
d. Achivement Orientation
Keinginan atau tekad untuk melakukan semua pekerjaan dengan
tujuan dapat melampaui standar prestasi. Standar tersebut dapat
berupa prestasi diri sendiri di masa lampau (Improvement), ukuran
yang objektif (result orientation), melebihi orang lain
(Comprtitiveness), sasaran yang menantang atau sesuatu yang
belum dilakukan oleh orang lain. Contoh perilaku tersebut adalah :
 Bekerja sesuai dengan standard kinerja.
 Mencapai standar prestasi/target yang ditentukan.

 Meningkatkan kinerja.
 Menetapkan dan mencapai sasaran yang menantang.
 Menetapkan sasaran dan memilih prioritas berdasarkan analisis
cost-benefit.
e. Continous Improvement
Melakukan tindakan untuk memperbaiki kondisi dan proses yang
berlaku, menggunakan metode yng sesuai untuk menganalisis
peluang perbaikan, menerapkan dan mengukur dampak
perbaikannya. Contoh prilaku utama tersebut yaitu :
 Mempertanyakan metode kerja yang konvensional.
 Memiliki alternative perbaikan.
 Menggunakan perubahan sebagai peluang untuk perbaikan.
 Mendorong lingkungan untuk melakukan perbaikan terus
menerus.
f. Team Work
Keinginan untuk bekerja sama dengan dengan orang lain secara
kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok, bukan bekerja
terpisah atau berkompetisi secara negative. Contoh prilaku
utamanya yaitu :
 Bekerjasama
 Mengungkapkan harapan yang positif
 Menghargai masukan
 Memberikan dorongan
 Membangun semangat kelompok.

B. Kegiatan Mahasiswa Praktek Kerja Profesi Apoteker

1. Etikolegal
a. Nine Stars Of Pharmacist
Nine Stars Of Pharmacist adalah istilah yang diungkapkan World
Health Organization (WHO), untuk menggambarkan peran seorang
farmasis dalam pelayanan kesehatan. Berikut adalah beberapa

penjelasan tentang Nine Stars Of Pharmacist :


1) Care Giver
Seorang Farmasi/apoteker merupakan profesional kesehatan yg
peduli, dalam wujud nyata memberi pelayanan kefarmasian kepada
pasien dan masyarakat luas, berinteraksi secara langsung, meliputi
pelayanan klinik, analitik, tehnik.
2) Decision-Maker
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang yang mampu
menetapkan/menentukan keputusan terkait pekerjaan kefarmasian,
misalnya memutuskan dispensing, penggantian jenis sediaan,
penyesuaian dosis, pengantian obat jika ditemukan bahaya yang
signifikan, serta keputusan-keputusan lainnya yang bertujuan agar
pengobatan lebih aman, efektif dan rasional.
3) Communicator
Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi komunikator yang
baik, sehingga pelayanan kefarmasian dan interaksi kepada pasien,
masyarakat, dan tenaga kesehatan berjalan dengan baik, misalnya
menjadi komunikator yang baik dalam PIO (Pelayanan Informasi
Obat), Penyuluhan, konseling dan konsultasi obat kepada pasien,
melakukan visite ke bangsal/ruang perawatan pasien, Pengajar,
Narasumber, dan sebagainya.
4) Manager
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang manajer dalam aspek
kefarmasian non-klinis, kemampuan ini harus ditunjang dengan
kemampuan manajemen yang baik, contoh sebagai Farmasis
manajer (APJ) di apotek , Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit,
harus mampu mengelola perbekalan farmasi dan mengelola
karyawan agar dapat melayani dengan optimal dan produktif dalam
hal kinerja dan profit
5) Leader
Seorang farmasi/apoteker harus mampu menjadi seorang pemimpin
mempunyai visi dan misi yang jelas, dan dapat mengambil
kebijakan yang tepat untuk memajukan
institusi/perusahaan/lembaga yang dipimpin.
6) Life-Long Learner
Seorang farmasi/apoteker harus memiliki semangat belajar
sepanjang waktu, karna informasi/ilmu kesehatan terutama farmasi
(obat, penyakit dan terapi) terus berkembang pesat dari waktu ke
waktu, sehingga kita perlu meng-update pengetahuan dan
kemampuan agar tidak ketinggalan.
7) Teacher
Seorang farmasi/apoteker dituntut dapat menjadi
pendidik/akademisi/edukator bagi pasien, masyarakat, maupun
tenaga kesehatan lainnya terkait ilmu farmasi dan kesehatan, baik
menjadi guru, dosen, ataupun sebagai seorang farmasis/apoteker
yang menyampaikan informasi kepada pasien, masyarakat dan
tenaga kesehatan lain yang membutuhkan informasi.
8) Research
Seorang farmasi/apoteker merupakan seorang peneliti terutama
dalam penemuan dan pengembangan obat-obatan yang lebih baik.
disamping itu farmasi juga dapat meneliti aspek lainnya misal data
konsumsi obat, kerasionalan obat, pengembangan formula,
penemuan sediaan baru (obat, alat kesehatan, dan kosmetik).
9) Enterpreneur
Seorang farmasi/apoteker diharapkan terjun menjadi wirausaha
dalam mengembangkan kemandirian serta membantu
mensejahterakan masyarakat. misalnya dengan mendirikan
perusahaan obat, kosmetik, makanan, minuman, alat kesehatan,
baik skala kecil maupun skala besar, mendirikan apotek, serta
bisnis tanaman obat dan lai lainnya.
b. Sumpah Apoteker
Apoteker sebagai tenaga kefarmasian telah ditetapkan sebagai
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan dalam
melakukan praktik kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian obat, bahan obat dan obat
tradisional.
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker
dan telah mengucapkan sumpah jabatan. Seorang Apoteker dalam
menjalankan profesinya dan akan bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan praktik kefarmasian, maka harus mengucapkan
sumpah atau janji menurut tata cara agama yang dipeluknya. Lafal
sumpah yang diucapkan harus sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1962 Tentang Lafal Sumpah
Janji Apoteker. Sebelum seorang Apoteker melakukan jabatannya,
maka ia harus mengucapkan sumpah menurut cara agama yang
dipeluknya, atau mengucapkan janji, Ucapan sumpah dimulai dengan
kata-kata "Demi Allah" bagi mereka yang beragama Islam, dan
sumpah untuk agama lain. Sumpah atau janji Apoteker berbunyi
sebagai berikut
SUMPAH APOTEKER
Demi Allah saya bersumpah :
1. Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan
perikemanusiaan, terutama dalam bidang kesehatan;
2. Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui
karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai apoteker;
3. Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan
pengetahuan kefarmasian saya untuk sesuatu yang bertentangan
dengan hukum perikemanusiaan;
4. Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian;
5. Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar
dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh

pertimbangan Keagamaan, Kebangsaan, Kesukuan, Politik,


Kepartaian atau Kedudukan Sosial;
6. Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan sungguh-sungguh dan
dengan penuh keinsyafan.
c. Kode Etik Apoteker Indonesia
Apoteker dalam menjalankan tugas dan kewajibannya harus
senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan Yang
Maha Esa. Apoteker di dalam pengabdiannya serta dalam
mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada
sumpah/janji Apoteker.
Kode etik apoteker menjadi pedoman dan petunjuk serta standar
perilaku dalam bertindak dan mengambil keputusan saat
menjalankan tugas pengabdian profesi apoteker. Kode etik
merupakan sekumpulan nilai atau prinsip yang dibuat oleh
sekumpulan apoteker dan menjadi aturan bersama yang harus
dipatuhi dan dipegang teguh. Kode Etik Apoteker Indonesia
ditetapkan dalam Keputusan Kongres Nasional XVIII/2009 ISFI
Nomor: 006/KONGRES XVIII/ISFI/2009 tentang Kode Etik
Apoteker Indonesia.

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA


BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1 Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan
mengamalkan Sumpah / Janji Apoteker.
Pasal 2 Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh
menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.
Pasal 3 Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai
kompetensi Apoteker
Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip
kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Pasal 4 Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang
kesehatan pada
umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
Pasal 5 Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan
diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.
Pasal 6 Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi
orang lain.
Pasal 7 Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan
profesinya.
Pasal 8 Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi
pada khususnya
BAB II
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN
Pasal 9 Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus
mengutamakan kepentingan masyarakat. menghormati hak azasi pasien dan
melindungi makhluk hidup insan.
BAB III
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
Pasal 10 Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Pasal 11 Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling
menasehati untuk
mematuhi ketentuan-ketentuan kode Etik.
Pasal 12 Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan
untuk meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam
memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa
saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya
BAB IV
KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP
SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAIN
Pasal 13 Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk
membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai,
menghargai dan menghormati sejawat petugas kesehatan lain.
Pasal 14 Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau
perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan
masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lain.
BAB V
PENUTUP
Pasal 15 Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan
mengamalkan kode etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas
kefarmasiannya sehari-hari.
Kode Etik Apoteker merupakan pedoman dan aturan yang berfungsi
untukmembatasi, mengatur dan menjadi petunjuk bagi apoteker dalam
menjalankanpengabdian profesinya agar berjalan dengan baik dan benar.
Apoteker yangterdapat di Apotek Pharm 24 dalam praktiknya telah berpegang
teguh dengan kode etik apoteker sehingga dapat memberikan pelayanan
kefarmasianyang sesuai dengan petunjuk yang tertuang dalam kode etik apoteker.
Adapun implementasi kode etik apoteker yang diterapkan di Apotek Pharm 24,
meliputi :

Bab 1 Kewajiban Umum


Pasal 1 : Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menhayati dan
mengamalkan Sumpah atau Janji Apoteker
Penerapan :
a. Melaksanakan asuhan kefarmasian dengan sungguh-sungguh, dan
menjaga kerahasiaan pasien ( kondisi pasien, pengobatan yang pasien
dapatkan dan resep pasien).
b. Tidak menyebarluaskan informasi mengenai kondisi kesehatan pasien
tanpa sepengetahuan pasien.
c. Melakukan praktek kefarmasien sesuai dengan kode etik dan hukum
yang berlaku.
Pasal 2 : Seorang apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh
menghayati dan mengamalkan kode etik apoteker Indonesia.
Penerapan :
a. Tidak melakukan kegiatan yang meruhgikan psien atau teman sejawat.
b. Tidak melakukan kegiatan yang berlawanan dengan kode etik dan
hukum yang berlaku (memalsukan obat, peredaran obat terlarang)
Pasal 3 : Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai
kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang
teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
Penerapan :
a. Selalu mengamalkan kopetensi dan perilaku berdasarkan ilmu, hukum
dan etika
b. Apabila dihadapkan pada konflik tanggungjawab, apoteker harus
memilih resiko yang paling kecil dan paling tepat untuk kepentingan
pasien.
c. Menjadikan kepentingan kemanusiaaan menjadi pertimbangan utama
Pasal 4 : Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di
bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.
Penerapan :

a. Selalu mencari informasi terbaru dalam dunia kesehatan guna


meningkatkan keamanan pasien.
b. Selalu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan profesi apotek.
Pasal 5 : Di dalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus
menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata bertentangan
dengan martabat dan tradisi luhur kefarmasian.
Penerapan :
a. Selalu mendahulukan keamanan pasien
b. Selalu bersikap profesional.
c. Menjauhkan diri dari prilaku yang merugikan orang lain.
Pasal 6 : Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang
baik bagi orang lain.
Penerapan :
a. Menjaga kepercayaan dari pasien
b. Tidak menyalahgunakan ilmu dan kemampuan untuk melakukan
tindakan melanggar hukum
c. Memeberikan contoh berperilaku luhur dalam masyarakat
Pasal 7 : Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan
profesinya
Penerapan :
a. Seorang apoteker memberikan informasi kepada pasien/masyarakat
harus dengan cara yang mudah dimengerti dan yakin bahwa informasi
tersebut harus sesuai, relevan dan up to date. (edukasi kepada
masyarakat terkait kesehatan)
b. Seorang apoteker harus mampu berbagi informasi mengenai pelayanan
pasien kepada tenaga profesi kesehatan yang terlibat.
c. Seorang Apoteker harus senantiasa meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap obat dalam bentuk penyuluhan, memberikan
informasi secara jelas, monitoring penggunaan obat

Pasal 8 : Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan


perundang-undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang
farmasi pada khususnya.
Penerapan :
a. Apoteker harus selalu mengikuti perkembangan perundang undangan
terkait dengan kefarmasian,
b. Apoteker menjalankan praktikkefarmasian sesuai dengan udang
undang yang berlaku, agar adanya perlindungan hukum dalam
menjalankan praktik kefarmasian
c. Apoteker membuat SPO sebagai pedoman dalam menjalankan praktik
kefarmasien di apotek
BAB II Kewajiban Apoteker terhadap Penderita
Pasal 9 : Seorang Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian
harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan menghormati hak asasi
penderita dan melindungi makhluk hidup insane.
Penerapan :
a. Peduli terhadap pasien
b. Setiap tindakan dan keputusan profesional dari apoteker harus
berpihak kepada kepentingan pasien dan masyarakat.
c. Seorang apoteker harus mampu mendorong pasien utk terlibat dlm
keputusan pengobatan mereka.
d. Seorang apoteker harus mengambil langkah untuk jaga kesehatan
pasien khususnya janin, bayi, anak-anak serta orang yang dalam
kondisi lemah
e. Seorang apoteker harus yakin bahwa obat yang diserahkan kepada
pasien adalah obat yang terjamin kualitas, kuantitas, efikasi serta cara
pakai yang benar.
f. Seorang apoteker harus menjaga kerahasiaan data-data pasien (resep
dan PMR dengan baik).
g. Seorang apoteker harus menghormati keputusan profesi yang telah
ditetapkan oleh dokter dalam bentuk penulisan resep dan sebagainya.

BAB III Kewajiban Apoteker Terhadap Teman Sejawat


Pasal 10 : Setiap Apoteker harus memperlakukan Teman Sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Penerapan :
a. Harus menghargai teman sejawat, melakukan komunikasi dan
berperilaku antar teman sejawat harus dilakukan dengan baik dan
sopan.
b. Harus berkoordinasi dengan IAI / MPEA dalam menyelesaikan
permasalahan dengan teman sejawat
Pasal 11 : Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling
menasehati untuk mematuhi ketentuan - ketentuan Kode Etik.
a. Mengingatkan atau menegur apabila teman sejawat melanggar kode
etik dalam menjalankan pelayanan kefarmasian
b. Apabila sulit untuk di berikan tegurran makan dapat menyampaikan
kepada IAI / MPEA untuk ditindak lajuti
Pasal 12 : Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan
untuk meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam
memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal
rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.
a. Seorang apoteker harus menjalin dan memelihara kerja sama dengan
sejawat apoteker lainnya.
b. Seorang apoteker harus membantu teman sejawatnya dalam
menjalankan pelayanan kefarmasian
c. Seorang apoteker harus saling mempercayai teman sejawatnya
BAB IV KEWAJIBAN APOTEKER/FARMASIS TERHADAP
SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAINNYA
Pasal 13 : Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan
untuk membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling
mempercayai, menghargai dan menghormati Sejawat Petugas Kesehatan.
a. Apoteker harus menghargai dan memperlakukan teman kerja
dengan baik dalam menjalankan profesinya.

b. Apoteker mampu menjalankan praktik kefarmasian dengan teman


sejawat lain
Pasal 14 : Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau
perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan
masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lainnya.
a. Apabila apoteker menemui hal yang kurang tepat dari pelayanan
profesi kesehatan lainnya maka apoteker harus mampu
mengkomunikasikan dengan baik kepada tenaga profesi tersebut
b. Mengingatkan apabila teman sejawat menyalahi kode etik atau
perundang undangan yang berlak
BAB V PENUTUP
Pasal 15 : Setiap Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan
Kode Etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya
sehari-hari. Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun idtak sengaja
melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka Apoteker
tersebut wajib mengakui danmenerima sanksi dari pemerintah,
Ikatan/Organisasi Profesi Farmasi yang menanganinya yaitu ISFI dan
mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Anda mungkin juga menyukai