MANAJEMEN DI APOTEK
TIM PENYUSUN
Dosen Pembimbing
I.
PENDAHULUAN
A. Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Berdasarkan yang tertulis pada PP RI No.51 Tahun 2009 tentang pekerjaan
penting yang harus dimiliki oleh apotek karena peningkatan mutu pelayanan
apotek sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh
apotek tersebut. Pengertian MSDM adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan
dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan
perusahaan, karyawan dan masyarakat. MSDM merupakan suatu proses untuk
mencapai tujuan
b.
c.
keuangan
adalah
manajemen
terhadap
fungsi-fungsi
yang penting dalam pengelolaan apotek karena berkaitan dengan upaya untuk
memperoleh dana dan bagaimana menggunakannya secara efektif dan efisien.
Fungsi manajemen keuangan terutama berkaitan dengan fungsi:
a. Keputusan investasi yaitu penanaman dana yang dilakukan oleh apotek ke
dalam suatu aset (aktiva) dengan harapan memperoleh profit dimasa yang
akan datang
b. Keputusan pendanaan atau struktur modal yaitu bagaimana kombinasi
modal yang dilakukan agar dapat memberikan profit yang optimal
pelayanan
kepada
masyarakat,
praktek
dalam
bidang
keprofesian
4. Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian yang bersifat otonom
5. Memberlakukan kode etik keprofesian
6. Memiliki motivasi altruistik (mementingkan orang lain) dalam memberikan
pelayanan
7. Proses pembelajaran seumur hidup
8. Mendapat jasa profesi
Modernisme bercita-cita membentuk dunia beretika (The age of Ethics),
dimana komunitas manusia yang secara bersama mengejar nilai yang sama dan
berprinsip etik yang sama. Etika dalam keprofesian menjadi hal yang mampu
menghasilkan
individu-individu
moral
yang
otonom,
mampu
Apotek
beroperasi
selama
setahun
dengan
modal
Rp
500.000.000,-- hasil dari pinjaman Bank dengan Bungan 9 % per tahun. Pemilik
Apotek tersebut yakni suami-istri apoteker baru, belum mempunyai anak, di mana
suami bertugas sebagai APA dan apoteker pendamping istrinya.
Bangunan yang digunakan adalah system kontrak selama 10 tahun
dengan luas 10 x 10 m dengan biaya Rp 150.000.000,--. Lokasi apotek tersebut di
daerah perkotaan dekat pasar dan poliklinik, tetapi sekitar 100 m dari apotek
tersebut telah ada apotek lain yang sudah beroperasi.
Apotek buka setiap hari dari jam 08.00-21.00, sedangkan pada hari minggu
buka jam 10.00-19.00. Selain APA dan Apoteker pendamping, apotek mempunyai
dua orang tenaga asisten apoteker, dua orang tenaga kasir, satu orang tenaga
administrasi dan 1 orang pembantu umum.
Sebagai
upaya
peningkatan
servis
pelanggan,
apotek
melayani
pengantaran obat OWA dan OTC yang tekah dipesan kepada APA, melalui telpon
SMS maupn WA. Jadwal pembelian obat dilakukan setiap hari Senin-Kamis
diserahkan kepada AA atai Aping dengan menuliskan pada surat pesanan obat
yang sudah ditandatangani oleh apoteker.
Omzet yang didapat berasal dari beberapa sumber yaitu:
Penjualan obat dengan resep dokter rata-rata per hari 40 lembar resep,
rata-rata per lembar resepnya Rp 60.000,-- dengan indeks penjualan 1,25
Penjualan herbal medisini rata-rata 20.000 per pasien dan per harinya ratarata 20 pasien dengan indeks penjualan 1,10
dll sebesar
12.500.000/bulan
Untuk meningkatkan omzet apotek tersebut, maka APA menjalin kerja
sama dengan dokter praktik untuk menulis produk obat ethical dari IF tertentu.
Bagian marketing dari IF tertentu sering ke apotek dan melihat resep-resep yang
ditulis dokter tersebut. Untuk menarik konsumen apotek memberikan souvenir
yang ditanggung oleh IF tersebut, bagi yang pembelian obat lebih dari Rp 50.000,-
PSA
(APA)
2 AA
1 APING
2 KASIR
1 PU
1 ADMIN
1 DOKTER
Apotek buka setiap hari
Senin Sabtu
: 08.00 21.00
Minggu
: 08.00 19.00
b. Identifikasi Masalah:
1. Terjadinya over work pada sumber daya manusia di apotek
2. Semua tenaga bekerja 7 hari seminggu non-stop
3. Belum adanya pembagian jam kerja bagi setiap pegawai
c. Rekomendasi Penyelesaian
1. penambahan apoteker pendamping pada tahun kedua
2. pada hari libur nasional, apotek tutup, semua pegawai libur. Pada hari kerja,
setiap pegawai memiliki jatah libur seminggu sekali pada hari yang berbeda
dan jatah libur tidak dapat diakumulasikan.
3. pembagian kerja dibagi dalam dua shift, yakni sebagai berikut.
Hari Senin-Sabtu
Shift I
: pukul 08.00-15.30
Shift II
: pukul 14.30-21.00
Hari Minggu
Shift I
Shift II
: pukul 10.00-15.00
: pukul 14.00-19.00
Shift II
14.30-21.00
Hari Minggu
Shift/Hari
Shift I
10.00-15.00
Shift II
14.00-19.00
Senin
APA
AA1
Kasir2
Admin
Aping1
Aping2
AA2
Kasir1
Selasa
APA
AA2
Kasir1
Admin
Aping1
Aping2
AA1
Kasir2
Rabu
APA
AA1
Kasir2
Admin
Aping1
Aping2
AA2
Kasir1
Kamis
APA
AA2
Kasir1
Admin
Aping1
Aping2
AA1
Kasir2
Jumat
APA
AA1
Kasir2
Admin
Aping1
Aping2
AA2
Kasir1
Sabtu
APA
AA2
Kasir1
Admin
Aping1
Aping2
AA1
Kasir2
Minggu
APA
AA1
Kasir2
Admin
Aping1
Aping2
AA2
Kasir1
Catatan:
Pembantu Umum (PU) diasumsikan bekerja pada shift I dan II
Terjadi overlap jaga yaitu pada pukul 14.30-15.30 pada hari Senin-Sabtu dan
pukul 14.00-15.00 pada hari Minggu
Distribusi apoteker pada shift II lebih banyak (2 orang) daripada shift I (1
orang) dengan pertimbangan bahwa pemasukan resep akan banyak terjadi pada
shift II sehingga membutuhkan lebih banyak tenaga apoteker
b. Identifikasi Permasalahan
1. Belum dijelaskan metode untuk perencanaan obat
2. Belum dijelaskan terkait sistem delivery order
c. Rekomendasi Penyelesaian
1. Strategi peningkatan efektifitas Inventory yang diusulkan adalah sebagai
berikut:
Pemesanan obat harus di monitoring dengan baik, managerial
perputaran barang harus di perhatikan
Pemesanan dapat ditingkatkan jumlahnya atau durasi pemesanan
dapat ditingkatkan terutama obat yang dapat di swamedikasikan dan
resep.
Jadwal pembelian obat pada hari Senin dan Kamis perlu dipastikan
apakah hal tersebut sudah sesuai dengan pertimbangan : stock obat
sisa (macam dan jumlahnya); kategori slow dan fast moving: kondisi
dan kapasitas tempat penyimpanan; pemilihan PBF.
Salah satu pengendalian persediaan yang dapat dilakukan adalah dengan
model ABC, EOQ, VEN, dan JIT. Berikut adalah analisa menggunakan
metode ABC
Jumlah
Presentase
Harga
Presentase
terhadap
ABC
Kumulatif
Kumulatif
Total Dana
(Rp)
No.
Jenis Obat
Jumlah
Obat
Harga
Obat
(Rp)
swamedikasi
150
15.000
2.250.000
44,55%
44,55%
obat resep
40
60.000
2.400.000
47,52%
92,08%
herbal
20
20.000
400.000
7,92%
100,00%
mengembangkan
strategi
untuk
APA
mengelola
apotek
meliputi
pengelolaan
Administrasi
Membuat laporan harian terkait penjualan obat di apotek
Pengarsipan resep
Melakukan sistem komputerisasi terkait stok obat
pada
pasien
apakah
sebelumnya
pernah
untuk
pasien
atau
merekomendasikan
untuk
memeriksakannya ke dokter
3) Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat
tersebut meliputi dosis, frekuensi, durasi dan cara penggunaan,
bila yang kurang atau salah maka farmasis wajib membenarkan
dan melengkapinya
4) Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan
obat tersebut
5) Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan
memberikan efek seperti yang diharapkan maka obat boleh
diberikan
6) Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk
maka sebaiknya dirujuk ke dokter
7) Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan
konsultasi dengan apoteker untuk berdiskusi tentang terapi
yang dijalani
8) Catat nama, alamat dan nomor telepon pasien
9) Buat catatan khusus tentang pasien
atau
yang
perlu
dilakukan
untuk
menunjang
keberhasilan terapi
11) Catat nama pasien dan nomor telpon pasien
12) Buat catatan khusus tentang pasien
yang
tertera
pada
faktur
: Rp 20.000,00
Konseling
Penambahan gaji pada tahun ke-3. Setelah itu tiap 2 tahun peningkatan gaji
10%
- PPn
Harga dalam kasus sudah termasuk margin dan PPn 10% (perhitungan
terlampir)
- Reklame
Dalam mou dengan industri dicantumkan bahwa pajak reklame ditanggung
oleh industri
- Metode bunga
Bunga efektif (perhitungan terlampir)
- Biaya iuran BPJS-TK
0.54% dari gaji karyawan
Biaya operasional Rp 12.500.000,00/bulan sudah dipotong dengan iuran
BPJS-TK
c. Strategi Bisnis yang Bisa Dilakukan
Strategi bisnis adalah cara yang dilakukan oleh perusahaan untuk bersaing
dalam satu industri atau satu pasar tertentu atau cara untuk mencapai
keunggulan kompetitif yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Dalam rangka
meningkatkan pendapatan apotek, maka dapat dilakukan upaya pengembangan
bisnis dan pemasaran melalui beberapa strategi bisnis, diantaranya :
(1)
Aliansi strategik
Strategi ini dilakukan dengan bekerja sama dengan perusahaan di
sekitar apotek dengan cara perusahaan telah mengcover obat untuk
karyawannya, jadi ketika karyawan perusahaan sakit, jika membeli obat
di apotek tersebut gratis karena sudah ada klaim dari perusahaan.
(2)
b.
e.
(3)
pesan antar ditarik biaya Rp 5000,--/ pasien untuk radius 5 km, lebih dari
itu tidak dilayani.
(4)
Pemasangan Reklame
Pemasangan
reklame
obat
memperhatikan
ketentuan-ketentuan
(6)
(7)
4. Perpajakan
a. Identifikasi Permasalahan
Dari analisa keuangan yang dilakukan pada apotek tersebut, apotek
tersebut mendapat pendapatan (omzet) kurang dari 4,8 M dalam waktu 1 tahun.
Sesuai ketentuan tahun 2014, maka apotek dikenakan pph sebasar 1% dari
omzet. Dilakukan perhitungan PPN.
b. Rekomendasi Penyelesaian
Peraturan mengenai Pajak Penghasilan (PPh)
Dikarenakan kondisi omset apotek yang tidak melebihi 4,8 M maka sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2013 pada
pasal 3 yaitu sebesar 1% dari omset.
III.
tersebut
juga menjadi
pelanggaran karena
apoteker
sudah
adalah
asisten
apoteker
melanggar
SKPP
IAI
Nomor
Dalam hal ini, Kasir, maupun tenaga lain selain tenaga kefarmasian tidak
boleh melakukan pemesanan maupun penerimaan obat.
2. Bagian marketing dari IF tertentu sering ke apotek dan melihat resepresep yang ditulis dokter tersebut.
Hal tersebut menyalahi PP No. 51 tahun 2009, tentang pekerjaan
kefarmasian pasal 30 yang menyatakan bahwa:
1) Setiap Tenaga Kefarmasian dalam menjalankan Pekerjaan
Kefarmasian wajib menyimpan Rahasia Kedokteran dan Rahasia
Kefarmasian.
2) Rahasia Kedokteran dan Rahasia Kefarmasian hanya dapat dibuka
untuk kepentingan pasien, memenuhi permintaan hakim dalam
rangka penegakan hukum, permintaan pasien sendiri dan/atau
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Peraturan lain yang dilanggar adalah:
Sumpah Apoteker
Poin 2 : saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui
karena pekrjaan saya dan keilmuan saya sebagai apoteker
pribadinya
yang
telah
dikemukakan
kepada
UU no 5 tahun 1999
iklan
obat
yaitu
Keputusan
386/Men.Kes/SK/IV/1994 tentang
bebas, obat tradisional,
Menkes
RI
No.
4. APA menjalin kerja sama dengan dokter praktik untuk menulis produk obat
ethical dari IF tertentu.
Menjadi pelanggaran karena secara tidak langsung pasien diarahkan
untuk membeli obat resep yang ada di apotek tersebut ataupun membatasi
pasien/konsumen, selain itu apotek ingin juga mencari keuntungan dengan
bekerja sama dengan dokter
Keputusan
Kepala BPOM
No
HK.00.05.3.02706 tentang
resep
dalam
suatu
program
khusus
untuk
UU no 5 tahun 1999
Tidak
dilakukan
pemberian
souvenir
untuk
upaya
peningkatan
servis
pelanggan,
apotek
melayani
pengantaran obat OWA dan OTC yang telah dipesan kepada APA, melalui
telpon SMS maupun WA.
Kebijakan ini perlu diwaspadai mengingat adanya peraturan yang
tercantum dalam Pedoman Disiplin Apoteker Indonesia PO no. 4 tahun
2014 mengenai Bentuk Pelanggaran Disiplin Apoteker poin 13 yang di
dalamnya termasuk Melakukan praktik swamedikasi yang tidak sesuai
dengan kaidah pelayanan kefarmasian. Hal ini juga berkaitan dengan
Permenkes No. 35 Tahun 2014 Pasal 7 yang berisi : Penyelenggaraan
pelayanan kefarmasian di apotek wajib mengikuti standar pelayanan
kefarmasian. Akan tetapi, apabila melihat pada PP No. 51 tahun 2009
(2)
(3)
(4)
Pembuatan PMR
Strategi
ini
dilakukan
untuk
meningkatkan
kualitas
pelayanan
melakukan
V. PENUTUP (KESIMPULAN)
1.
Kondisi apotek tersebut sehat namun tetap perlu intervensi untuk menaikkan
omset.
2.
3.