PT. Kalbe merupakan perusahaan farmasi yang berdiri pada tahun 1966. Melalui proses
pertumbuhan organik dan penggabungan usaha & akuisisi, Kalbe telah tumbuh dan
bertransformasi menjadi penyedia solusi kesehatan terintegrasi melalui 4 kelompok divisi
usahanya: Divisi Obat Resep (kontribusi 23%), Divisi Produk Kesehatan (kontribusi 17%),
Divisi Nutrisi (kontribusi 30%), serta Divisi Distribusi and Logistik (kontribusi 30%).Di pasar
internasional, Perseroan telah hadir di negara-negara ASEAN, Nigeria, dan Afrika Selatan, dan
menjadi perusahaan produk kesehatan nasional yang dapat bersaing di pasar ekspor.
Didukung lebih dari 17.000 karyawan, kini Kalbe telah tumbuh menjadi penyedia layanan
kesehatan terbesar di Indonesia, dengan keunggulan keahlian di bidang pemasaran, branding,
distribusi, keuangan serta riset dan pengembangan. Kalbe Farma juga merupakan perusahaan
produk kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara, dengan nilai kapitalisasi pasar Rp79,2 triliun
dan nilai penjualan Rp20,2 triliun di akhir 2017.
Sebagai perusahaan besar yang telah go public PT. Kalbe Farma Tbk memiliki visi dan misi
dalam mencapai tujuan perusahaan. Adapun visi dari PT. Kalbe Farma Tbk yaitu “Menjadi
perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik dengan skala internasional yang didukung oleh
inovasi, merek yang kuat, dan manajemen yang prima” sedangkan misi dari PT. Kalbe Farma
yaitu “Meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik.”
Agar komponen dalam setiap perusahaan dapat berfungsi dengan optimal maka diperlukan
adanya struktur organisasi. Struktur organisasi menggambarkan kedudukan, fungsi, hak dan
kewajiban dari masing-masing posisi yang ada dalam lingkup perusahaan secara jelas. Berikut
adalah struktur organisasi dari PT. Kalbe Farma Tbk.
Adapun tugas dari masing – masing divisi dari struktur organisasi PT. Kalbe Farma Tbk diatas
adalah :
a. Rapat Umum Pemegang Saham : Kewenangan RUPS antara lain mengangkat dan
memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan
Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar, menyetujui Laporan
Tahunan Perseroan, menunjuk auditor independen Perseroan, memutuskan alokasi
keuntungan usaha, menetapkan remunerasi dan kompensasi anggota Dewan Komisaris
dan Direksi, serta membuat keputusan terkait aksi korporasi atau hal strategis lainnya
yang diusulkan oleh Direksi.
c. Komite Audit : Tugas utama Komite Audit adalah mendorong diterapkannya GCG,
terbentuknya struktur pengendalian internal yang memadai, meningkatkan kualitas
keterbukaan dan pelaporan keuangan serta mengkaji ruang lingkup, ketepatan,
kemandirian dan objektivitas akuntan publik. Komite Audit bertanggung jawab kepada
Dewan Komisaris.
d. Komite Nomiasi dan Remunerasi : bertugas dalam membantu Dewan Komisaris untuk
menentukan kebijakan nominasi dan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi.
Komite Nominasi dan Remunerasi bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
e. Komite Risiko Usaha : bertanggung jawab dalam memantau kebijakan serta pengelolaan
risiko serta tindakan mitigasi yang diambil oleh Perseroan. Komite Risiko Usaha
bertanggung jawab terhadap Dewan Komisaris
f. Komite GCG : bertanggung jawab atas peningkatan dan penyempurnaan praktik GCG
sehubungan dengan tugas dan fungsi pengawasan Dewan Komisaris. Komite GCG
bertanggung jawab terhadap Dewan Komisaris.
g. Audit Internal : mengelola perusahaan dan menyusun suatu pendekatan yang sistematis
serta teratur dalam melaksanakan tugas pemantauan dan evaluasi atas pengelolaan risiko,
pengendalian serta proses penerapan tata kelola perusahaan.