Anda di halaman 1dari 9

Struktur dan Implementasi Tata Kelola di PT.

Pertamina
Muhammad Fauzy
aushaf

120204200017
Landasan penerapan Tata Kelola Pertamina

Pada penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola dalam PT.Pertamina diatur dalam beberapa peraturan Perundang-undangan
Landasan-nya tersebut yaitu :
1.Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas;
2.Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal;
3.Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik;
4.Peraturan OJK No. 34/POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik;
5.Peraturan OJK No. 55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit;
6.Peraturan OJK No. 60/POJK.04/2015 tentang Keterbukaan Informasi Pemegang Saham Tertentu;
7.Peraturan OJK No. 8/POJK.04/2015 tentang Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik;
8.Peraturan OJK No. 29/POJK.04/2016 tentang Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik;
9.Peraturan OJK No. 21/POJK.04/2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka;
10.Surat Edaran OJK No. 32/SEOJK.04/2015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka;
11.Surat Edaran OJK No. 30/SEOJK.04/2016 tentang Bentuk dan Isi Laporan Tahunan Emiten atau Perusahaan Publik
Selain pada peraturan tersebut perusahaan BUMN ini menerapkan prinsip GCG yaitu transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban dan kesetaraan dan kewajaran
bentuk pertanggung jawaban Tata Kelola entitas sektor publik pada
PT.Pertamina
pada pertanggungjawabannya PT.Pertamina dilakukan oleh seluruh bagian pada organisasi PT. Pertamina sebagai
berikut

lalu selain itu berikut alur pertanggungjawaban pada Perusahaan Pertamina


Struktur dan Implementasi pertanggung jawaban Tata Kelola
entitas sektor publik PT.Pertamina
Sesuai dengan ketentuan di Pasar Modal dan Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas Pertamina memiliki Tata Kelola yang terdiri dari:
1.Organ Utama
2.Organ Pendukung
Lalu RUPS merupakan sarana bagi para Pemegang Saham dalam membuat keputusan penting dan strategis. Sesuai dengan Anggaran
Dasar Pertamina dan peraturan perundang-undangan, RUPS Tahunan (RUPST) diselenggarakan 1 (satu) kali setiap tahun
Kemudian adapun tugas,wewenang serta fungsi dari masing-masing Dewan-Dewan pada PT. Pertamina yaitu:
a.Dewan Komisaris
Dewan Komisaris memiliki tugas dan tanggung jawab yang secara kolektif mengawasi jalannya Perusahaan dan memberikan nasihat
kepada Direksi. Dewan Komisaris juga bertugas untuk memastikan pelaksanaan prinsipprinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik atau
Good Corporate Governance (GCG) diterapkan di dalam setiap praktik bisnis Pertamina.
b.Dewan Direksi
Lalu Dewan Direksi berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan
maksud dan tujuan Perseroan, serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun luar pengadilan sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi harus mematuhi Anggaran Dasar
Perseroan dan peraturan perundangundangan serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran
Gambaran fungsi Three Line of Defense pada PT.Pertamina sebagai
pengendalian Internalnya
A.Manajemen Risiko
Pertamina EP merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang hulu minyak dan gas yang memiliki risiko inherent yang
cukup besar. Perusahaan berkomitmen untuk melakukan pengelolaan risiko secara efektif dan efisien baik pada Aktivitas On
Going Business maupun Aktivitas Business Development. Pelaksanaan manajemen risiko di Perusahaan bertujuan pula untuk
mendukung tercapainya tata kelola perusahaan yang baik (GCG), sesuai Keputusan Menteri BUMN No. PER-09/MBU/2002
Tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Dalam melakukan pengawasan dan pengelolaan risiko, Perusahaan memiliki Kebijakan Manajemen Risiko yang mengacu
pada Surat Keputusan President Director & CEO PT Pertamina (Persero) No. Kpts-52/C00000/2011-S0 tanggal 27 September
2011 tentang Pemberlakuan Sistem Tata Kerja (STK) Enterprise Risk Management. Kebijakan ini telah mengadopsi kerangka
kerja ISO 31000:2009 Risk Management Standard yang memuat Prinsip-prinsip, Kerangka Kerja dan Proses Manajemen
Risiko.

B.Audit Internal
Satuan Pengawasan Internal atau Internal Audit adalah organ pendukung bagi Direksi yang secara khusus memberikan
keyakinan (assurance) dan audit atas pengendalian internal bagi perusahaan. Audit Internal merupakan suatu kegiatan
pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat independen dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan
nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian internal, dan proses tata kelola Perusahaan.
fungsi Three Line of Defense pada PT.Pertamina sebagai bentuk pengendalian
internalnya dan pengimplementasian setiap pilar
1.Sistem Pengendalian Internal
Pertamina menerapkan lima komponen pengendalian internal yang saling terikat di semua tingkat dan unit bisnis Perusahaan, yaitu:
a.Lingkungan Pengendalian
b.Penilaian Risiko
c.Aktivitas Pengendalian
d.Informasi dan Komunikasi
e.Aktivitas Pemantauan
2.Manajemen Risiko
Penerapan Manajemen Risiko Perusahaan terdiri dari 8 (delapan) komponen proses yaitu:
a. Pengembangan lingkungan internal.
b. Penetapan tujuan (objective setting).
c. Identifikasi kejadian (event identification).
d. Penilaian risiko (risk assessment).
e. Penanganan risiko (risk response).
f. Aktivitas pengendalian (control activities).
g. Informasi dan komunikasi (information/communication).
h. Pemantauan (monitoring).
3.Internal Audit
Departemen Internal Audit (IA) pada PT.Pertamina berfungsi untuk memberikan pandangan secara independen dan objektif terhadap kegiatan usaha
Perusahaan. Internal Audit juga membantu Perusahaan mencapai tujuannya melalui pendekatan secara sistematik dan disiplin dalam mengevaluasi
dan meningkatkan efektivitas Manajemen Risiko, Pengendalian, dan Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Kesimpulan
Penerapan Good Corporate Governance pada PT.Pertamina sudah baik
dengan mengikuti landasan-landasan yang berlaku seperti peraturan
BUMN, Perundang-undangan, dan Lain—lain. Serta Penerapan prinsip
GCG-nya pun ikut ditekankan agar dilaksanakan. Selain itu juga strukur
organisasi yang digunakan pada PT.Pertamina pun mengikuti Struktur
Tatakelola yang berlaku di Indonesia yaitu 2 tier yang dimana terdiri dari
Dewan Komisari dan Dewan Direksi. Kemudian ada pula penerapan pada
Manejemen risikonya yang terdiri dari 3 komponen utama yaitu Penerapan
Manajemen Risiko Perusahaan harus dapat mendukung tujuan
Perusahaan dari aspek-aspek strategic, operational, reporting, dan
compliance. Manajemen Risiko Perusahaan diterapkan pada semua
tingkatan organisasi. Dan Penerapan Manajemen Risiko Perusahaan
terdiri dari 8 (delapan) komponen proses.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai