Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fenny aliska larasaty Wijaya

Kelas : 38C MARS


NIM : 236080037

1. Jelaskan upaya - upaya yang dilakukan anda sebagai seorang Direktur dalam menghadapi
laporan tersebur berdasarkan alur penelusuran instrumen kerja Badan Pengawas Rumah
Sakit dan uraikan sesuai langkah - langkah yang akan dikerjakan.
Jawab :
Upaya yang dilakukan meliputi :
 Melakukan validasi terhadap laporan tersebut, dengan cara membuat kronolgi
permasalahan dan menelaah laporan yang ada.
 Lakukan pembuktian laporan dengan melakukan Analisa terhadap laporan
tersebut, apakah yang menyebabkan sumber utama terjadinya masalah, lakukan
konfirmasi kepada kedua belah pihak, baik dari keluarga pasien, pasien itu sendiri
dan tim RS.
 Lakukan pengecekan regulasi atau SPO, apakah SPO dan clinical pathway sudah
ada dan semua Tindakan yang dilakukan sesuai SPO dan clinical pathway yang
ada.
 Lakukan mediasi untuk menyelesaikan masalah yang ada, jika masalah tidak ada
diselesaikan di Rumah Sakit maka ajukan rekomendasi guna penyelesaian
masalah ke tingkat Rumah Sakit Provinsi dengan harapan terstandarisasinya mutu
pelayanan rumah sakit, Keselamatan pasien makin terjamin, Jangkauan pelayanan
rumah sakit makin merata, Meningkatnya kemampuan kemandirian rumah sakit,
Terpenuhinya hak-hak pasien dan rumah sakit.

2. Upaya – upaya yang dilakukan organisasi rumah sakit untuk untuk mengatasi perubahan
regulasi :
 Membuat strategi untuk perencanaan jangka pendek untuk mengantisipasi adanya
perubahan regulasi dan menentukan timing pelaksanaannya.
 Mencari dokter yang perpengalaman atau memberikan pelatihan keluar untuk
dokter-dokter sesuai kebutuhan Rumah Sakit.
 Membuat perencanaan fee menjadi paket atau persentase mengikuti pasar yang
ada atau Rumah Sakit sekitar.
 Siap bersaing sehat dengan tetap memperhatikan kualitas, service excellen kepada
pasien tanpa membedakan kelas hak rawat pasien.
 Mengutamakan mutu pelayanan Rumah Sakit dengan memperhatikan
keselamatan pasien.
3. Upaya - upaya yang dilakukan oleh organisasi agar bisa menyesuaikan diri menghadapi
kondisi di masa mendatang dengan meningkatnya populasi usia lanjut adalah dengan
menyelenggarakan PELAYANAN GERIATRI DI RUMAH SAKIT.
Sesuai dengan PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 bahwa terjadi peningkatan populasi lanjut usia
di Indonesia yang dapat menimbulkan permasalahan terkait aspek medis, psikologis,
ekonomi, dan sosial sehingga diperlukan peningkatan pelayanan kesehatan terhadap
warga lanjut usia.
Maka dari itu sudah selayaknya rumah sakit menyelenggarakan pelayanan
geriatric mulai dari rawat jalan hingga rawat inap secara terpadu dengan pendekatan
Multidisiplin yang bekerja secara Interdisiplin.
Berdasarkan kemampuan pelayanan, pelayanan Geriatri di Rumah Sakit dibagi
menjadi: a. tingkat sederhana; b. tingkat lengkap; c. tingkat sempurna; dan d. tingkat
paripurna. Sedangkan tingkatan sebagaimana dimaksud pada ditetapkan berdasarkan
jenis pelayanan, sarana dan prasarana, peralatan, dan ketenagaan.
4. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengetahui dan menilai perkembangan kemajuan
organisasi rumah sakit.
Pertama dengan membuat program baik dibidang pelayanan Kesehatan maupun
dibidang marketing, serta melihat pasar sekitar untuk mengetahui trend yang sedang
berlangsung untuk melakukan promo-promo kepada masyarakat. Kedua, dengan
meningkatkan pengetahuan dokter dan perawat, seperti SC dengan metode ERACS,
dengan adanya mengajak para dokter spesialis obgyn untuk berdiskuai tentang ERACS,
harapan para DPJP obgyn dapat menerapkan metode tersebut di RS kita sehingga banyka
menarik perhatian pasien, dan juga berdampak lebih baik dengan adanya percepatan
proses penyembuhan setelah operasi dan meminimalisir nyeri.
Kedua, mengevaluasi program yang ditelah buat baik untuk program jangka
Panjang maupun jangka pendek, gunanya untuk mengantisipasi perubahan-perubahan
regulasi dan perkembangan pelayanan.
Ketiga, membangun hubungan baik dengan jejaring sekitar, seperti puskesmas,
spesialis dan RS-RS besar guna untuk meningkatkan rujukan, pelayanan geriatric terpadu
serta meningkatkan mutu pelayanan RS.
5. Upaya – upaya yang dilakukan anda sebagai seorang Direktur agar rumah sakit anda
tetap dapat memberikan layanan yang diharapkan.
Melakukan Analisa apakah kebutuhan spesialis saat ini memang suatu keharusan
sesuai kebutuhan atau hanya sekedar pemenuhan layanan saja dengan melihat angka
rujukan paling tinggi di instalasi gawat darurat dan rawat inap karena itu penting sekali,
jangan sampai nanti RS merengkrut spesialis yang pasarnya sudah banyak dilingkang
sekitar sehingga, income yang didapat untuk RS tsb tidaklah banyak sehingga tidak
efektif dan efisien. Melihat BOR tempat tidur pasien dan performa jam praktek dokter
spesialis apakah kebutuhan spesialis di RS kita ini adalah membuka pelayanan baru atau
menambah spesialisasi yang ada, terutama untuk kebutuhan 4 dasar spesialis atau dengan
kata lain memaksimalkan pelayanan yang ada. Melengkapi kebutuhan spesialis yang ada
mulai dari pelayanan medis dan penunjang medis. Contohnya pemeriksaan AGD, atau
kelengkapan probe untuk pemeriksaan radiologi.
6. Upaya untuk memperbaiki fungsi organisasi menjadi lebih baik.
Mengenali karaketiristik dan kemampuan setiap anggotanya juga merupakan hal
yang perlu menjadi perhatian. Suatu perintah harus diberikan kepada the right man.
Pegawai yang menjalankan pekerjaannya tidak sesuai dengan kemampuan atau jobdesk-
nya, berakibat pekerjaan yang dilakukan belum maksimal terhadap hasil akhir
pekerjaannya di dalam organisasi atau perusahaan.
Pemberian pengarahan kepada staff dalam setiap instruksi yang diberikan sangat
perlu dilakukan. Pemimpin yang memberikan pengarahan terhadap kinerja pegawai,
memberi tugas dan memberi tahu tugas apa dan bagaimana yang harus dikerjakan dengan
jelas, membuat pegawai menjadi mengerti dan merasa nyaman dalam bekerja. Sehingga
semakin baik hasil kinerja pegawai yang diinginkan.
Sebagai pemimpin ada beberapa hal yang harus disoroti yaitu komunikasi,
ketepatan pemberian instruksi, pengarahan, pemberian motivasi, pengawasan.
Kemampuan komunikasi yang cakap dan efektif dari seorang pemimpin sangat
diperlukan. Penggunaan bahasa yang tidak tepat atau tidak dimengerti akan
mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak bisa diterima dengan baik oleh penerima
informasi yang pada gilirannya akan berakibat kepada tujuan yang ingin dicapai.
7. Tata Kelola Korporasi yang harus dilakukan oleh organisasi dan Tata Kelola Klinis yang
dilakukan oleh komite di dalam rumah sakit agar rumah sakit tetap dapat memberikan
layanan yang baik dan tidak ditinggal oleh pengguna jasa layanan adalah sebagai
berikut :
Tata Kelola korporasi rumah sakit yang baik dapat membuat seluruh stakeholder
rumah sakit merasakan keadilan (fairness) transparansi (transparency), kemandirian
(independency), akuntabilitas (accountability) dan pertanggungjawaban (responsibility)
sehingga setiap organ rumah sakit dari bawah sampai tingkat atas dapat berjalan dengan
baik. Rumah sakit yang berjalan dengan seluruh aktivitasnya yang baik diharapkan akan
lebih dapat bertahan dan mengembangkan dirinya sesuai landcapenya serta mencapai visi
dan misi rumah sakit.
Rumah sakit dijalankan oleh organisasi yang berada didalamnya sehingga apabila
suatu rumah sakit kurang berjalan dengan baik maka perlu ada peninjauan 3 terhadap
organisasi yang menjalankannya. Pihak yang dapat mengikuti landscape yang selalu
berubah memerlukan kesensitifan untuk merasakan dan menangkap sinyal-sinyal
perubahan tersebut1 , termasuk organisasi sebuah rumah sakit. Organisasi rumah sakit
yang memiliki kesensitifan terhadap perubahan memerlukan organ-organ yang sehat dan
baik sehingga dapat memaksimalkan masing-masing fungsinya bagi berjalannya sebuah
organisasi mencapai visi dan misinya termasuk menghadapi perubahan itu sendiri.
Sementara tata kelola klinis adalah suatu upaya dalam peningkatan mutu
pelayanan dan menjamin kualitas pelayanan dengan membangun lingkungan pelayanan
klinis yang baik dalam suatu organisasi penyelenggara pelayanan Kesehatan. Salah satu
sistem yang diterapkan dalam tata kelola klinis adalah clinical effectiveness. Dengan
clinical effectiveness suatu penyelenggara pelayanan kesehatan menjamin memberikan
pelayanan terbaik yang berbasis bukti secara efektif. Clinical effectiveness dapat
dilakukan antara lain dengan penyusunan clinical pathway.
Clinical pathway di rumah sakit merupakan pedoman yang mencakup semua
aktivitas dari pasien masuk hingga keluar rumah sakit. Pedoman ini berguna untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan pengendalian biaya pelayanan. Clinical pathway dapat
digunakan sebagai alat evaluasi untuk pelayanan medik yang bermutu dan untuk
menghindari tindakan atau aktivitas yang tidak diperlukan 1. Hal ini merupakan pedoman
dasar perhitungan biaya pelayanan sehingga pasien mendapatkan kepastian biaya dari
upaya penyembuhan penyakitnya.
8. Upaya yang dilakukan oleh seorang Direktur Rumah Sakit bersama Komite Keperawatan
untuk meningkatkan profesionalitas staf di unit rawat inap adalah :

9. Upaya yang akan anda lakukan agar staf selalu meningkatkan dan mempertahankan
KOMITMEN agar fungsi organisasi semakin baik :
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan yang multi disiplin ilmu,
syarat dengan dana dan teknologi yang canggih serta resiko yang tinggi. Tidak menutup
kemungkinan adanya konflik antar pihak yang berkepentingan, baik antara customer
dengan pemberi pelayanan, maupun antara pemilik dengan pengelola atau pengelola
dengan pemberi pelayanan yaitu semua Staf Rumah Sakit.
Hospital by Laws (Statuta) salah satu bentuk aturan tertulis yang merupakan hasil
dari kesepakatan dan evaluasi antara pihak pemilik Rumah Sakit dengan pihak
Penggelola dalam hal ini adalah Direktur Rumah Sakit, pejabat struktural dan seluruh
Kelompok Staf Medik Rumah Sakit.
Hospital by Laws (Statuta) berlaku di suatu rumah sakit, dengan tujuan untuk
melindungi semua pihak yang terkait secara baik dan benar, berdasarkan rasa keadilan
dan Undang-undang, Peraturan yang berlaku di Indonesia. Pengelola rumah sakit pada
dasarnya ditentukan oleh ketiga komponen, pihak yang berperan besar yaitu Pemilik
termasuk Dewan Pengawas, Direktur, pejabat struktural dan Staf Medik Fungsional serta
peran dari Komite Medik dan Komite Keperawatan. Oleh karena itu dalam Hospital by
Laws (Statuta) ini akan diatur hubungan, hak dan kewajiban, tanggung jawab peran dari
Dewan Pengawas, Direktur dan Kelompok Staf Medik serta Peran Komite Medik dan
Komite Keperawatan di Rumah Sakit. Seluruh tatanan hukum, peraturan, ketentuan, dan
kebijakan yang diberlakukan di internal Rumah Sakit harus tunduk dan mengacu kepada
peraturan internal (Hospital by Laws), sebagai landasan hukum dan merupakan peraturan
tertinggi di Rumah Sakit. Peraturan internal (Hospital by Laws) harus ditaati oleh seluruh
pihak yang terkait dengan penyelenggaraan, pengelolaan dan pelaksanaan segala bentuk
kegiatan dan layanan di Rumah Sakit.
Pertama, sebagai "Landasan hukum yang tertulis, jelas dan dapat mengatur
hubungan segi tiga yang seimbang antara pemilik dengan direktur sebagai pengelola
manajemen dan pelanggan dalam - pelanggan luar, baik hak-hak maupun kewajibannya"
untuk mengantisipasi kejadian internal dan eksternal yang tidak diinginkan.
Kedua, melindungi hak dan kewajiban semua pihak (pemilik dengan direktur
sebagai pengelola manajemen dan pelanggan luar dan dalam) secara seimbang dilandasi
keadilan, dalam rangka menuju pelayanan Rumah Sakit yang baik. (Good corporate and
clinical governance).
Ketiga, merupakan pedoman baku bagi semua pihak, dapat sebagai perpanjangan
tangan/ acuan hukum bagi pihak-pihak yang berselisih, dapat merupakan sarana
peningkatan mutu pelayanan, serta merupakan salah satu syarat memperoleh sertifikat
akreditasi Rumah Sakit tingkat lanjut. Keempat, mengatur hak dan kewajiban pemilik,
hak dan kewajiban dan kewenangan direktur Rumah Sakit, hak dan kewajiban petugas
Rumah Sakit dan pasien serta kewajiban RS terhadap pemerintah dan aparat penegak
hukum.
10. Terangkan upaya yang dilakukan anda sebagai pemimpin untuk mewujudkan
akuntabilitas dan responsibilitas yang baik dan masing - masing disertai 4 contoh sebagai
bukti akuntabilitas dan responsibilitas.
Jawab :

Anda mungkin juga menyukai