1. Pengertian Penyakit yang ditandai dengan adanya keterbatasan aliran udara kronis dan perubahan patologis pada paru-paru, beberapa memiliki efek ekstra pulmonal.
2. Anamnesis Sesak nafas yang diperberat oleh latihan, batuk-
batuk kronis, sputum yang produktif, ada faktor resiko. PPOK ringan dapat tanpa keluhan atau gejala.
3. Pemeriksaan fisik 1. Laju nafas meningkat> 20 kali/menit, bila
sesak nafas berat : sianosis(hipoksia berat),retraksi intercostals. 2. Barrel chest, diagfragma letak rendah, suara nafas melemah dan dapat ditemukan ronki dan wheezing. Suara jantung melemah.Pada PPOK berat dapat ditemukan gagal jantung kanan,kor-pulmonal: bunyi jantung kedua meningkat, distensi vena jugular, kongesti hati, edema mata kaki.
prediksi, dengan/tanpa keluhan kronik(batuk,sputum produktif). 2. PPOK sedang : VEP1<70%, 30% ≤ 80% prediksi, dengan keluhan nafas pendek terutama pada saat latihan, terkadang ada keluhan batuk dengan sputum produktif. 3. PPOK berat : VEP1/KVP< 70%, 30%≤ VEP1< 50% prediksi, Keluhan nafas pendek bertambah, kemampuan latihan berkurang, lelah dan eksaserbasi berulang sehingga mempengaruhi kualitas hidup pasien. PPOK sangat berat : VEP1/KVP< 70%, VEP1 <30% prediksi atau VEP1< 50% prediksi + gagal nafas kronik, Pa02 < 60 mmhg dengan/tanpa PaC02 >50 mmhg, gejala gagal jantung kanan dan atau pulmonal, kualitas hidup pasien sangat terganggu, eksaserbasi bias menyebabkan kematian. 5. Diagnosis kerja Penyakit Paru Obstruksi Kronis
6. Diagnosis Banding 1. Asma kronik
2. Bronkiektasis Gagal jantung kongestif 7. Pemeriksaan penunjang 1. Uji spirometri VEP(volume ekspirasi paksa)1/ Kapasitas vital Paru(KVP) atau FEV1/FVC< 70% 2. Meningkatnya kapasitas total paru-paru, kapasitas residual fungsional dan volume residual. 3. Rontgen thorak(paru hiperinflasi, diagfragma mendatar). 4. Analisa gas darah. Level serum a1 antitripsin sesuai. 8. Tatalaksana 1. Bronkodilator (secara inhalasi) a. Agonis beta - 2(fenopterol,salbutamol,albuterol,terbutalin, dll). b. Antikolinergik(ipratropium bromide, oksitroprium bromide). c. Metalxantin(teofilin lepas lambat, bila kombinasi agonis b-2 dan steroid belum memuaskan) 2. Steroid. 3. Obat-obatan tambahan lain: mukolitik antioksidan, imunoregulator,antitusif, vaksinasi. a. Terapi PPOK Berat. b. Terapi oksigen kanul nasal atau venture mask. c. Terapi inhalasi dengan dosis dan frekwensi ditingkatkan dengan tambahan antikolinergik, aminofilin 0,5 mg/KgBB/jam). d. Terapi steroid 30-40 mg PO selama 10-14 hari bisa IV. e. Terapi antibiotic terhadap S. pneumonia, H. influenza, M catarrhalis. Ventilasi mekanik pada gagal nafas akut/kronik dengan PaC02>45 mmHg.
9. Edukasi (hospital health 1. Berhenti merokok.
promotion) 2. Rehabilitasi : latihan fisik, latihan endurance,latihan pernafasan, rehabilitasi psikososial. Perbaikan nutrisi. 10. Prognosis Dubia. Kepustakaan Panduan pelayanan medik perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam Indonesia. Cetakan ketiga, September 2015,. Hal 746-753.