PPK Rehab Medik
PPK Rehab Medik
BELLS PALSY
1. Pengertian Bells Palsy adalah facial paralisis karena disfungsi dari
fasialis perifer yang menyebabkan kelumpuhan otot-otot
wajah.
2. Anamnesis a. Rasa nyeri daerah belakang telinga
b. Gangguan atau kehilangan pengecapan
c. Riwayat pekerjaan dan aktifitas yang dilakukan pada
malam hari di ruangan terbuka atau diluar ruangan
d. Riwayat penyakit yang pernah dialami misalnya infeksi
saluran nafas, otitis dan herpes
3. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan neurologis pada paresis N VII tipe perifer
Gerakan volunter dari;
1. Mengerutkan dahi
2. Memejamkan mata
3. Tersenyum
4. Bersiul
5. Mengencangkan kedua bibir
4. Kriteria Diagnosis Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
5. Diagnosis kerja Bells Palsy
11. Kepustakaan 1. Abd OE. Low Back prain. In: Frontera WR, Silver
JK, Rizzo TD (eds) Essentials of Physical Medicine
and Rehabilitation, second edition, Saunders
publishing, Philadelphia; 2008:247-52
2. Barr KP, Harrast MA. Low Back Pain. In: Braddom
RL (ed), Physical Medicine and Rehabilitation, 4th
edition, Elsevier Saunders Publishing, Philadelphia;
2011: 871-912
PANDUAN PRAKTEK KLINIS (PPK)
STROKE
1. Definisi Stroke dalah kumpulan gejala kelainan neurologis yang
(Pengertian) timbul mendadak akibat gangguan peredaran darah otak
yang disebabkan penyakit atau kelainan yang juga
merupakan faktor risiko.
Gejala tersebut dapat disertai atau tidak disertai gangguan
kesadaran dan manifestasi klinis tergantung lokasi lesi
neuroanatomis
2. Anamnesa Kelemahan anggota gerak merupakan kelainan yang sering
ditemukan pada penderita stroke.
Kelainan lain yang juga sering ditemukan adalah gangguan
bicara, menelan, afasia, gangguan kognitif, hiangnya fungsi
sensorik, dan gangguan penglihatan. Peningkatan tonus otot,
kelemahan, depresi, nyeri merupakan gejala yang dapat
timbul setelah stroke serta kemampuan fungsional dan
perawatan diri.
3. Pemeriksaan Fisik Diperlukan pemeriksaan nerolgis menyeluruh, pemeriksaan
ini meliputi :
1. Pemeriksaan kesadaran dengan glasgow Coma Scale
2. Evaluasi status mental dengan Mini Mentl State
evaluation
3. Pemeriksaan saraf cranial terkait
4. Pemeriksaan sensibilitas superfisial dan dalam,
propioseptif, diskriminasi 2 titik
5. Pemeriksaan lingkup gerak sendi
6. Pemeriksaan kekuatan otot dan tonus otot
7. Pemeriksaan refleks fisiologis
8. Pemeriksaan refleks patologis
9. Pemeriksaan koordinasi motoric
10. Uji keseimbangan statis dan dinamis bila pasien
dapat mobilisasi
11. Uji fungsi lokomotor jika pasien dapat mobilisasi
12. Uji fungsi komunikasi
13. Uji fungsi menelan
14. Uji pola jalan bila pasien dapat berjalan
4. Pemeriksaan CT-Scan
Penunjang
5. Kriteria Diagnosis Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
6. Diagnosa Stroke
7. Pemeriksaan
Sesuai DPJP
penunjang
8. Tatalaksana Tujuan Tata laksana Rehabilitasi Medik
Fisioterapi bertujuan untuk
a. Memelihara mobilitas sendi dan meningkatkan
kekuatan otot. Memperkuat otot-otot di sekitar sendi
dapat memberikan efek proteksi terhadap sendi yang
terkena OA dengan meningkatkan penyerapan
tekanan dan mengurangi beban terhadap sendi.
b. Mengurangi nyeri
c. Mengoreksi dan mencegah kelainan biomekanik
d. Memperbaiki kekuatan otot, fungsi dan qualitas
hidup
Tatalaksana Rehabilitasi Medik dan edukasi
Latihan yang dilakukan dapat berupa gerakan aerobik,
namun tetap menghindari aktivitas yang memberatkan
sendi. Latihan secara teratur dapat berguna dalam
menurunkan berat badan yang pada akhirnya membantu
perbaikan OA, mengingat obesitas merupakan salah satu
faktor risiko OA.
Pada fase akut:
Protection, rest, ice, compression dan elevation
Rehabilitasi:
Latihan penguatan statis atau dinamis dapat
mempertahankan atau meningkatkan kekuatan otot,
sehingga memperbaiki atau mencegah keainan
biomekanik dan kontribusinya terhadap disfungsi
dan degenerasi sendi
Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS)
untuk meningkatkan ambang nyeri
Tongkat atau walker dapat mengurangi beban
panggung atau lutut, sehingga mengurangi rasa sakit
dan mencegah jatuh
Penggunaan knee brace pada osteoartritis lutut
unikompartemental untuk meningkatkan fungsi
Pengurangan berat badan secara non farmakologik
dengan retriksi intake kalori dan lemak serta
peningkatan aktifitas fisik
Latihan aerobik dapat mengurangi rasa sakit dan
meningkatkan status fungsional serta kapasitas
pernafasan, meningkatkan toleransi aktifitas,
ambang rasa sakit dan dapat memiliki efek posistif
pada suasana hati dan motivasi untuk berpartisipasi
dalam kegitan lainnya.
9. Edukasi (hospital Menjelaskan mengenai faktor resiko dan pencegahan
health promotion) rekurensi