ICD-10 : M54.5
1. Pengertian Nyeri yang dirasakan didaerah punggung bagian bawah yaitu di antara iga terbawah sampai lipatan gluteal
(Definisi)
2. Faktor Resiko
1. Pekerjaan & aktivitas fisik berat :60% LBP
2. Etiologi mekanik : mengangkat, menarik, mendorong, berputar, menggeser, duduk lama
3. Melakukan pekerjaan manual (Manual Handling) termasuk kombinasi : gerakan mengangkat & memutar
punggung dalam kecepatan tertentu (teknik salah)
4. Faktor lain : vibrasi dalam waktu lama (khususnya seluruh tubuh), trauma, & psikologis
3. Etiologi
1. Mekanikal
Strain, sprain lumbal (70%)
Proses degeneratif diskus dan facet (10%)
Herniasi Diskus (4%)
Stenosis Spinal
Fraktur kompresi osteoporotic (4%)
Spondilolistesis (2%)
Fraktur traumatic (<1%)
Penyakit congenital (<1%)
2. Non Mekanikal
Neoplasia (0.7%)
Infeksi (0,01%)
Osteomyelitis
Abses epidural
Abses paraspinal
Penyakit Pott
Artritis inflamatorik (0.3%)
Ankylosing spondylitis
Psoriatic spondylitis
Sindroma Reiter
Penyakit Paget tulang
4. Anamnesis
Lokasi
Karakter nyeri
Tingkat keparahan
Waktu : onset, durasi, frekuensi
Faktor pemicu
Pekerjaan
Aktivitas sehari-hari
Perlu perhatian khusus jika didapati hal-hal berikut (red flags) :
Back pain pada anak < 18 tahun atau dewasa > 55 tahun
Riwayat trauma
Nyeri progresif pada malam hari
Riwayat keganasan
Riwayat pengobatan dengan steroid
Drug abuse, HIV infection
Penurunan berat badan (weight loss)
Penyakit sistemik
Lingkup gerak sendi terbatas dan persisten
Nyeri yang intens dengan gerakan minimal
Incontinensia
Kelemahan motorik
Observasi
5. Pemeriksaan
Fisik - Postur : anterior, posterior, lateral
- Deformitas tulang belakang
- Kulit : psoriasis, atau penyakit vascular yang menimbulkan nyeri
- Pola jalan
Palpasi
- Tulang
- Otot : trigger point, spasme, tonus
Gerakan
- ROM Spine ; forward flexion, extension, side bending, rotasi
- Ekstremitas
Tes neurologi
- MMT : miotom L1-S1
- Sensitifitas; dermatom L1-S1
- Reflex
- Keseimbangan dan koordinasi
Low Back Maneuver
- SLR
- Kernig test
- Pelvic rock test
- Gaenslen sign
- Patrick-contra Patrick
- Thomas
Neurofisiologi
7. Pemeriksaan
penunjang - Elektromiografi (EMG)
- Needle EMG dan H-Refleks
- Somatosensory Evoke Potensial (SEP)
Radiologik
- Foto polos
- Mielografi, mielo-CT, CT-Scan, MRI
- Diskografi
Laboratorium
- LED, DL, UL
Mengurangi nyeri
8. Tujuan
tatalaksana Meningkatkan kekuatan otot-otot trunkus dan panggul
Meningkatkan stabilitas lumbal
Mengurangi spasme otot lumbal
Program Manajemen Konservatif Nyeri Punggung Bawah
9. Tatalaksana
Edukasi pasien, konseling (fisik, okupasi, vokasional, psikososial)
Terapi obat: parasetamol, OAINS, muscle relaxant dan anti depresan
Terapi suntikan : 1% Xylocaine, kortikosteroid → trigger point injection
Modalitas fisik : cold packs (48 jam pertama), IR, hot packs, SWD, MWD, TENS
Orthosis : Lumbosacral corset bila perlu
Aktifitas fisik terkontrol, tirah baring lama
Terapi latihan
- Peregangan lumbal dan panggul + ROM exercise (+ heat/cold modalities)
- Penguatan ekstensor trunkus + panggul
- Latihan stabilisasi lumbal
Okupasi : body mechanic dan posture training
Manual medicine : manipulsi untuk mengurangi spasme
1. Abd. OE. Low Back Sprain or Strain. In : Frontera WR, Silver JK, Rizzo TD (eds) Essentials of
10. Kepustakaan Physical Medicine and Rehabilitation, second edition. Saunders publishing, Philadelphia; 2008 : 247-
52
2. Barr KP, Harrast MA. Low Back Pain. In : Braddom RL (ed). Physical Medicine and Rehabilitation,
fourth edition, Elsevier Saunders publishing, Philadelphia; 2011 : 871-912
Osteoarthritis Genu
ICD-10 : M17
1. Pengertian Ketidakseimbangan antara degradasi dan sintesis tulang rawan artikuler dan tulang subchondral yang
(Definisi) melibatkan kompartemen lutut utama : medial, patellofemoral, dan lateral. Dapat timbul akibat faktor
mekanik dan idiopatik.
2. Anamnesis • Nyeri sendi di sekitar lutut terutama selama weight-bearing dan berkurang dengan istirahat
• Nyeri tekan pada lutut
• Penurunan ROM karena kekakuan sendi atau pembengkakan
• sensai “locking” atau “catching”
• krepitasi
• Terkadang efusi
• Peradangan dalam berbagai derajat
4. Pemeriksaan • Radiografi polos pada posisi weight bearing anteroposterior lateral dan sky line view
penunjang • MRI
• Ultrasonografi muskuloskletal
• Hasil tes laboratorium umumnya normal
• Analisa cairan synovial tidak boleh dilakukan
Klinis
NYERI LUTUT disertai minimal 3 dari 6 kriteria berikut :
- umur > 50 tahun
- stiffness < 30 menit
- krepitasi
- nyeri pada tulang
- pelebaran tulang
- tidak hangat pada perabaan
6. Diagnosis Banding - Subluksasi patella
- Osgood-schlatter
- Patella tendinitis
- Fraktur subchondral
- Tumor
- Spetic arthritis
- Bursitis pes anserinus
- Sprain ligamen medial/lateral
- Rheumatoid arthritis
- Kista Patella
Rehabilitasi
• Latihan penguatan statis dan dinamis otot periartikuler
• Latihan aerobik
• TENS
• Tongkat atau walker
• Knee brace
• Pengurangan berat badan
Tindakan bedah
• Arthroscopic debridement
• Osteotomy of the proximal tibia or distal femur
• Unicompartmental knee replacement
• Patellofemoral placement
• Total knee replacement
8. Kepustakaan 1. Wilkins AN, Phillips EM. Knee Osteoarthritis, In : Frontera W, Silver J, Rizzo T, Eds. Essential of
Physical Medicine and Rehabilitation 2nd Edition. Elsevier Inc. Philadelphia. 2008. p 345-354.
2. Sitik TP, Foye PM, Stiskal D, Nadler RR. Osteoarthritis, In : DeLisa, at al (eds). Physical Medicine
and Rehabilitation 4th ed. Lippincort William & Wilkins, Philadelphia: 2005. p 781-810.
Cervical Syndrome
ICD-10 : M54.2
Sekumpulan gejala berupa nyeri tengkuk, nyeri yang menjalar, rasa kesemutan yang menjalar, spasme otot
1. Definisi yang disebabkan karena perubahan struktural kolumna vertebra servikalis akibat perubahan degeneratif
pada diskus intervertebralis, atau pada ligamentum flavum. Nyeri servikal dapat disebabkan oleh beberapa
hal seperti : proses infeksi, perubahan degeneratif, trauma, tumor dan kelainan sistemik. Salah satu
penyebab nyeri servikal adalah radikulopati. Berbagai keadaan yang menyebabkan perubahan struktur
anatomi tulang leher dapat menimbulkan keluhan radikulopati. 34% dari populasi mengalami nyeri servikal,
14% diantaranya mengalami lebih dari 6 bulan. Lebih sering pada populasi usia diatas 50 tahun.
Nyeri di tengkuk
2. Gejala Klinis
Nyeri menjalar sampai ke lengan
Kesemutan
Keterbatasan gerak
Inspeksi : posisi kepala tertekuk menjauhi sisi yang sakit
3. Pemeriksaan
Palpasi : Nyeri tekan, kekakuan, spasme otot
Fisik
Movement : Nyeri gerak (+)
Tes sensorik & motoric
Spesial Tes : Spurling(+), Compression (+), Distraksi (+)
Foto polos servikal :penting untuk mendeteksi adanya subluksasi, fraktur, maupun proses degeneratif.
4. Pemeriksaan
CT Scan : dapat memberikan visualisasi yang baik komponen tulang servikal dan sangat membantu bila
Penunjang
ada proses akut.
MRI : sebagai pemeriksaan penunjang pilihan untuk region servikal. Dapat mendeteksi kelainan pada
ligamentum. Diskus, medulla spinalis, radiks saraf dan tulang vertebra.
EMG : membantu mengetahui apakah gangguan neurogenic atau tidak, menentukan level dari iritasi
radiks, membedakan lesi radiks dan lesi saraf perifer, membedakan adanya iritasi atau kompresi radiks.
Neurologi
5. Diagnosis
- Myelopati servikal
- Tumor (spinal, Pancoast)
- Syringomelia
- Motor neuron disease
- Herpes zooster
- Brachial plexopahty
- Peripheral nerve entrapment (median, ulnar, radial)
Muskuloskeletal
- Shoulder disease
- Spondylosis servikal
- Nyeri myofacial
- Penyakit inflamasi
- Infeksi
- Tumor
- Tendinitis
Lain-lain
- Iskemia jantung
Mengurangi nyeri
6. Tujuan
Mengoptimalkan ROM
tatalaksana
Meningkatkan fungsi
Memperbaiki postur
Menjaga stabilitas sendi
Analgetik
7. Tatalaksana
NSAID
Farmakologis
Muscle relaxant
Vitamin B12
Non operatif
8. Non
- Edukasi pasien meliputi penjelasan penyakit, resiko penyakit, proper body, memodifikasi aktivitas /
Farmakologis
pembatasan aktivitas, home exercise.
- Modalitas terapi panas seperti Diathermy (Shortwave, Microwave, Ultrasound) atau dingin untuk
mengurangi spasme; TENS untuk mengatasi nyeri, Traksi Servikal apabila tidak ada kontraindikasi
- Terapi latihan terdiri dari latihan peregangan (Streching), dan latihan penguatan otot (Strengthening
exercise)
- Ortosis Servikal berupa Soft Cervical Collar untuk immobilisasi leher & mengurangi kompresi radiks
saraf (24 jam/hari selama seminggu, selanjutnya pemakaian jika beraktivitas saja mulai pada minggu
kedua)
Tindakan Bedah : Jika terapi konservatif tidak ada perubahan yang berarti selama 6 bulan.
Kelemahan saraf progresif
9. Komplikasi
Nyeri radukular servikal residual
Sindrom nyeri kronik
Disabilitas
Mielopati
1. DePalma MJ, Slipman CW. Common Neck Problem. In :Braddom RL (ed). Physical Medicine and
10. Kepustakaan Rehabilitation, fourth edition, Elsevier Saunders publishing, Philadelphia; 2011: 787-816
2. Lipetz JS, Lipetz DI. Disorders of the Cervical Spine. In :Frontera WR, Delisa JA (eds). Delisa’s Physical
Meddicine&Rehabilitation, 5th ed. Lippincort William &Wilkins, Philadelphia: 2010.p 811-36
3. McKenzie R.The Cervical And Thoracic Spine Mechanical Diagnosis And Therapy. Spinal Publications
Ltd. New York. 1990.p 608-71
Nyeri bahu
ICD-10 : M25.5
1. Pengertian Nyeri pada dan di sekitar sendi bahu.
(Definisi)
2. Anamnesis - Onset nyeri, karakteristik nyeri, lokasi nyeri
- Usia
- Gangguan fungsional akibat nyeri
- Lengan dominan / non-dominan
- Nyeri saat istirahat, saat bergerak, atau keduanya
- Nyeri malam hari
- Pengaruh nyeri pada posisi tidur
- Nyeri pada leher, dada, atau lengan atas bagian lain
- Riwayat trauma akut, nyeri bahu, atau instabilitas (dislokasi sendi atau dislokasi saat gerakan tertentu)
- Riwayat okupasi dan aktifitas olahraga
- Keluhan pada sendi lain
- Gejala sistemik (demam, penurunan berat badan, ruam, gejala pernafasan)
- Komorbid (diabetes, stroke, kanker, respirasi, gastrointestinal, atau penyakit ginjal, penyakit jantung
iskemik, psoriasis)
- Riwayat medikamentosa: obat yang telahd iminum
4. Kriteria 1. Anamnesa
Diagnosis 2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
4. Kriteria 1. Anamnesa
Diagnosis 2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
5. Diagnosis 1. Berdasarkan lokasi neuroanatomis dari lesi :
a. Kortikal
b. Sub kortikal
c. Batang otak
2. Berdasarkan letak gangguan sirkulasi :
a. Sindroma sirkulasi anterior total
b. Sindroma sirkulasi anterior parsial
c. Sindroma sirkulasi posterior
d. Sindroma lakunar
3. Berdasarkan sifat gangguan aliran darah :
a. Non hemoragik
b. Hemoragik
4. Berdasarkan waktu terjadinya :
a. Stroke in progression
b. Stroke komplit
7. Diagnosis Impairment : gangguan gerak, gangguan keseimbangan, gangguan sensibilitas, gangguan menelan,
Fungsional gangguan kognitif (memori, perhatian, persepsi ruangan), gangguan berkemih, gangguan
defekasi
Disability : gangguan komunikasi, gangguan fungsi seksual, gangguan psikis dan perawatan diri
Handicap : gangguan fungsional
8. Pemeriksaan 1.Laboratorium
Penunjang 2.EKG
3.CT scan
9. Terapi Rehabilitasi stroke adalah pengelolaan medis dan rehabilitasi komprehensif terhadap disabilitas yang
diakibatkan stroke melalui pendekatan neurorehabilitasi. Program rehabilitasi perlu disusun sesuai dengan
tingkat keparahan akibat serangan stroke. Rehabilitasi fase akut dilaksanakan selama pasien dirawat inap.
Pada kondisi medis dan neurologis stabil (fase subakut), pasien bisa dilakukan rehabilitasi rawat inap
maupun rawat jalan/home care. Sedangkan fase kronik/lanjut rehabilitasi dilakukan dengan rawat jalan.
Program rehabilitasi multidisiplin secara komprehensif dimulai dari fase akut secara inter maupun intra
disiplin dengan spesialis lain
1. Latihan (exercise)
Program latihan fisik bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fungsi dengan penekanan pada
peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari (ADL). Instruksi mengenai teknik-
teknik kompensasi dan edukasi yang dibutuhkan pasien diajarkan juga terhadap keluarga atau
caregiver penting untuk mempersiapkan kembalinya pasien ke rumah.
2. Disfagia
Penanganan disfagia neurogenik tergantung pada fasenya, meliputi penggunaan selang nasogastric,
modifikasi diet (mis: cairan kental, makanan dihaluskan), dan terapi menelan (mis: penggunaan teknik
kompensasi seperti mengangkat dagu saat menelan).
3. Komunikasi
Gangguan komunikasi bisa berupa afasia, disartria dan lain-lain. Tindakan rehabilitasi diberikan
sesuai dengan penilaian kelainan yang terdapat pada pasien.
4. Kognisi
Stroke seringkali mempengaruhi kemampuan kognisi pasien. Perubahan dalam memori, perhatian,
insight, dan kemampuan penyelesaian masalah sering ditemukan pada pasien dengan stroke.
Penentuan tingkatan dari gangguan kognisi dapat ditentukan dengan Ranchos Los Amigos Scale dan
minimental. Edukasi dan latihan keluarga merupakan komponen penting dalam rehabilitasi kognitif.
Pengenalan dan penatalaksanaan depresi pasca stroke merupakan hal yang sangat penting, karena
depresi dapat menyebabkan penurunan kognitif pasca stroke.
5. Ortotis
Ortotis dapat membantu kegiatan mobilisasi penderita stroke. Ortosis dapat membantu kompensasi
pada gangguan dorsofleksi pergelangan kaki, mengontrol gerakan kaki, spastisitas dan stabilitas
sendi lutut.
6. Bantuan Ambulasi dan Kursi Roda
Adanya hemiparesis pada penderita stroke menyebabkan banyak penderita stroke membutuhkan alat
bantu untuk ambulasi, seperti tongkat, tongkat kaki empat, hemi-walker, atau pada beberapa kasus
dapat menggunakan walker konvensional. Pada kondisi yang berat, kursi roda dibutuhkan untuk
ambulasi pasien. Pada penderita stroke one-side arm wheelchair berguna karena dapat mengontrol
kedua roda hanya dari satu sisi
7. Subluksasi bahu
Subluksasi bahu umumnya terjadi pada kasus hemiplegi pasca stroke. Menopang lengan dengan
menggunakan penopang lengan (arm board) dan penggunaan shoulder sling/cuff dapat mencegah
dan memperbaiki subluksasi tersebut. Pada nyeri bahu, stimulasi listrik bermanfaat untuk mengurangi
nyeri bahu
8. Evaluasi untuk dapat bekerja kembali
Evaluasi dilakukan terhadap kemampuan fungsional yang masih dimiliki dan ditingkatkan
kemampuannya untuk dapat melakukan pekerjaan seperti sebelum terkena stroke dengan atau tanpa
alat bantu
9. Alat Bantu Adaptif
Alat bantu adaptif merupakan alat bantu yang bentuk dan fungsinya disesuaikan untuk meningkatkan
kemampuan fungsi seorang penderita stroke untuk mampu melakukan aktivitas yang diperlukan.
10. Kepustakaan 1. Duncan PW et al. Management of Adult Stroke Rehabilitation Care : A Clinical Practice Guideline.
Stroke. 2005;36:e100-e143
2. Miller EL et al. Comprehensive Overview of Nursing and Interdisiplinary Rehabilitation Care of the
Stroke Patient : A Scientific Statement From the American Heart Association. Stroke. 2010;41:2402-
2448