Anda di halaman 1dari 15

SOP Unknown Hepatitis

No. Dokumen No. Revisi Halaman

/SPO///2022 00 1/2

Ditetapkan,
Direktur
SPO Tanggal Terbit

PEN Hepatitis merupakan


GER kondisi peradangan hati
TIA atau liver. Hepatitis
N dapat disebabkan oleh
infeksi virus, bahan
kimia, penyalahgunaan
obat, pengobatan
tertentu, dan gangguan
kekebalan tubuh. Ada
berbagai jenis hepatitis
viral, termasuk yang
paling umum dijumpai
adalah hepatitis A,
hepatitis B, dan hepatitis
C. Masing-masing jenis
hepatitis viral tersebut
disebabkan oleh virus
sesuai penamaannya.
TUJ 1. Kelancaran alur
UA danpelayanan kasus
N Hepatitis Unknown.
2. Memantau penemuan
kasus sesuai definisi
operasional Hepatitis
Akut yang Tidak
Diketahui Etiologinya
berdasarkan WHO (23
April 2022), yaitu:
a) Konfirmasi: Untuk
saat ini belum
diketahui
b) Probabel: Seseorang
dengan hepatitis akut
(virus non-hepatitis A,
B, C, D, E) dengan
AST atau ALT lebih
dari 500 IU/L, berusia
kurang dari 16 tahun,
sejak 1 Oktober 2021.
c) Epi-linked: Seseorang
dengan hepatitis akut
(virus non-hepatitis A,
B, C, D, E) dari segala
usia yang memiliki
hubungan kontak erat
dengan kasus yang
probabel, sejak 1
Oktober 2021.
Sumber:
https://infeksiemerging
.kemkes.go.id/docume
nt/download/wB5rQb9
O2a
KEB 1. Undang-Undang No
IJA 44 Tahun 2009 Tentang
KA Rumah Sakit
N 2. Undang-Undang  No.
36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan
3. Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik
Kedokteran.
4. Rekomendasi IDAI
Hepatitis akut yang tidak
diketahui penyebabnya.
PR Di UGD; jika dijumpai
OSE klinis
DU
R Hepatitis ,Dilakukan
pemeriksaan anamnesa
dan pemeriksaan fisik,
gunakan APD sebagai
bagian dari Universal
Precaution.
a. Buang Pampers di
sampah infeksius.
b. Letakan Pasien di
Isolasi Ugd ( single
room).
c. Lakukan
pemeriksaan
laboratorium Darah
Rutin II, dan SGOT,
SGPT.
d. Konsul Dr Ahli
Anak untuk
tatalaksana lebih
lanjut. Apabila
kondisi pasien
membutuhkan
ruang intensif ( ICU)
maka dilakukan
RUJUK Dari UGD.

DILAKUKAN
RAWAT INAP:
1. Sesuai indikasi,
inform consent
keluarga dan edukasi
penyakit.
2. Lakukan rencana
rawat inap di Ruang
Isolasi Rawat Inap.
3. PCR /Swab antigen
sebelum masuk rawat
inap
4. Lakukan Pemeriksaan
HbSAG, AntiHCV,
Anti HAV. GDS,
Ureum, Creatinin,
Elektrolit.
5. Lakukan Pemeriksaan
SGOT, SGPT Per 3
Hari ( sesuai petunjuk
DPJP dapat 2 hari
sekali pada kondisi
kritis )
6. Lakukan Pemeriksaan
Monitoring Bilirubin, /
PT, / INR dan Albumin
secara periodik di
ruang rawat inap.

Pro Sampel yang berasal


sed dari satu pasien
ur dikemas dalam satu
Pen plastik klip dengan
yim logo biohazard,
pan dilengkapi :
an 1) Identitas pasien
Sa 2) Nomor rekam medis
mp 3) Tanggal pengambilan
el sampel
4) Rumah Sakit atau
Fasilitas Kesehatan
(Faskes) asal
Kabupaten/Kota
5) Masukan plastik ke
dalam icebox yang
berisi icegel beku
6) Sampel yang tidak
bisa dikirimkan ke
laboratorium rujukan
Kementerian
Kesehatan, disimpan di
suhu 4-8ºC (jangan
disimpan beku)
7) Jenis sampel yang
diambil
a) Swab nasofaring dan
orofaring dalam
tabung VTM (1 buah)
b) Swab rektal dalam
tabung VTM (2 buah)
c) Whole blood atau
sampel darah
dimasukan dalam
tabung EDTA 3 ml dan
tabung kimia darah 3
ml
d) Feses minimal 5 mL
disimpan dalam
kontainer feses
Pel Anggota IDAI wajib
apo melaporkan melalui
ran link:
http://bit.ly/Pelaporan
KasusHepatitisAkut
Selain itu anggota IDAI
wajib melaporkan:
Ke RS tempat merawat
untuk kemudian
dilaporkan melalui
PHEOC Kementerian
Kesehatan RI melalui:
Telp/WA:
087777591097
Email:
poskoklb@yahoo.com
ditembuskan kepada
contact person Dinas
Kesehatan di Provinsi
dan Kabupaten/Kota
masing-masing
Untuk pertanyaan lebih
lanjut dapat
menghubungi hotline
IDAI: 08881999666
Uni UGD, Rawat Jalan,
t
Rawat Inap,
Ter
Laboratorium, PPI
kait

Anda mungkin juga menyukai