Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RSUD CIBINONG
KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT

ASMA BRONKIAL
ICD 10 :

1. Pengertian (Definisi) Penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang ditandai dengan
obstruksi jalan napas yang dapat hilang dengan atau tanpa
pengobatan akibat hiperreaktif bronkus terhadap berbagai
rangsangan yang melibatkan sel-sel dan elemen selular
terutama mast, eosinofil, limfosit T, makrofag, netrofil dan
epitel
2. Anamnesis 1. Gejala asma berupa: Episode berulang sesak napas,
dengan atau tanpa mengi dan rasa berat di dada akibat
faktor pencetus
2.

3. Pemeriksaan Fisik 1. Sesak napas


2. Paru : Wheezing +, dan atau ekspirasi memanjang
3. Penggunaan otot bantu napas
4. Kriteria Diagnosis 1. Asma intermiten: gejala asma <1 kali/minggu,
asimptomatik, nilai APE diantara serangan normal, asma
malam ≤2 kali/bulan, APE ≥ 80%, variabilitas 20%
2. Asma Persisten ringan: gejala asma ≥1 kali/minggu, <1
kali/hari, asma malam >2 kali/bulan, nilai APE ≥ 80%,
variabilitas 20-30%
3. Asma Persisten sedang: gejala asma tiap hari, tiap hari
menggunakan beta 2 agonis kerja singkat, aktivitas
terganggu saat serangan, asma malam >1 kali/minggu,
APE>60%, dan <80% prediksi atau variabilitas >30%
4. Asma persisten berat: gejala asma terus menerus, asma
malam sering, aktivitas terbatas, APE ≤60% prediksi atau
variabilitas >30%
 Asma eksaserbasi akut dapat terjadi pada semua
tingkatan derajat asma
5. Diagnosis Kerja Asma Bronkial
6. Diagnosis Banding 1. Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
2. Gagal jantung
7. Pemeriksaan Penunjang 1. Ro thorax, PA
2. Pulse oxymetry
3. Lab darah lengkap
4. Kimia darah (sgot, sgpt, ureum, creatinin)
5. Analisis gas darah, elektrolit
6. PFR
7. Spirometri
8. Skin Prick test
9. Pemeriksaan eosinofil sputum
10. Uji bronkodilator
11. Uji provokasi bronkus
8. Terapi 1. Rawat jalan :
a. Asma intermiten tidak memerlukan obat pengendali
b. Asma persisten ringan memerlukan obat pengendali
kortikosteroid inhalasi (500 µg BDP atau
ekuivalennya) atau pilihan lain: teofilin lepas lambat,
kromolin, antileukotrien
c. Asma persisten sedang memerlukan obat pengendali
berupa kortikosteroid inhalasi (200-1000 µg BDP atau
ekuivalennya) ditambah dengan beta 2 agonis aksi
lama (LABA) atau pilihan lain kortikosteroid inhalasi
500-1000µg BDP atau ekuivalennya)+ teofilin lepas
lambat atau kortikosteroid inhalasi (500-1000 µg BDP
atau ekuivalennya)+LABA oral atau inhalasi
kortikosteroid dosis ditinggikan (>1000 µg BDP atau
ekuivalennya) atau kortikosteroid inhalasi 500-1000
µg BDP atau ekuivalennya+ antileukotrien
d. Asma persisten berat memerlukan kortikosteroid
inhalasi (>1000 µg BDP atau ekuivalennya)+ LABA
inhalasi+ salah satu dari teofilin lepas lambat,
antileukotrien, LABA oral
e. Untuk penghilang sesak diberikan inhalasi beta 2
agonis kerja singkat tetapi tidak boleh lebih dari 3-4x
sehari
f. Antikolinergik inhalasi, agonis beta 2 kerja singkat
oral dan teofilin lepas lambat dapat diberikan sebagai
pilihan lain selain inhalasi agonis beta 2 kerja singkat
2. Tahapan pelaksanaan eksaserbasi akut:
a. Oksigen terapi (ICD 10:…)
b. Inhalasi agonis beta 2 tiap 20 menit sampai 3-4
kali,selanjutnya tergantung respon
c. Ambroxol syr 3x1 C
d. Pantoprazole 1x30 mg
e. IVFD RL/D5%
9. Edukasi 1. Tidak merokok, istirahat, minum banyak cairan
(Hospital Health 2. Minum atau memekai obat teratur
Promotion) 3. Hindari factor pencetus

1. Ad vitam : dubia ad bonam


10. Prognosis 2. Ad sanationam : dubia ad bonam
3. Ad fungsionam : dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens IV

12. Tingkat Rekomendasi C


Dokter Spesialis Paru :
13. Penelaah Kritis 1. dr. Hermawan Setyanto, Sp.P
2. dr. Masdi, Sp.P
14. Indikator Medis Pasien asma perbaikan selama 5 hari perawatan
Target :
90% pasien Asma perbaikan selama 5 hari perawatan

15. Kepustakaan 1. Pedoman Tatalaksana Asma, DAI 2011

Mengetahui,
KETUA KOMITE MEDIK KEPALA KSM PARU

dr. I Wayan Wisnu Brata, Sp.B dr. Hermawan Setyanto, Sp.P


NRPTT. 1000 681 NIP.

Anda mungkin juga menyukai