Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

MANAJEMEN AGRIBISNIS

Analisis Pendapatan Warung Binte Mama Han

di Kota Palu

Nama
Moh.Rinaldi _ E32120126

PRODI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Sektor pertanian dan sektor industri pengolahan memiliki peluang dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini, di perlukan adanya suatu

integrasi antara sektor pertanian dan sektor industri pengolahan melalui

agroindustri. Agroindustri merupakan bagian dari sektor industri pengolahan.

Agroindustri merupakan sebuah alternatif yang sangat potensial untuk

dikembangkan dalam menghadapi arus globalisasi ekonomi yaitu dengan adanya

sektor industri yang berkaitan langsung dengan sektor pertanian (Hesti 2019).

Perkembangan usaha agroindustri ini tidak saja meningkatkan nilai tambah

hasil-hasil pertanian, tetapi juga diharapkan untuk terciptanya swasembada bahan

pangan dan menyebarkan pembangunan secara luas kepada setiap rumah tangga

sehingga dapat menanggulangi gejolak kemiskinan yang cenderung terus

meningkat (Kindangen, 2014)

Agroindustri merupakan kegiatan dengan ciri: (a) meningkatkan nilai

tambah, (b) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan atau

dimakan, (c) meningkatkan daya simpan, dan (d) menambah pendapatan dan

keuntungan produsen. Sifat kegiatannya mampu menciptakan lapangan pekerjaan,

memperbaiki pemerataan pendapatan dan mempunyai kapasitas yang cukup besar

untuk menarik pembangunan sektor pertanian (Tarigan, 2007).

Warung adalah usaha kecil milik keluarga yang berbentuk kedai, kios, toko

kecil, atau restoran sederhana — istilah "warung" hanya dapat ditemukan di


Indonesia. Nah pada pembahasan kali ini yaitu restoran sederhana (warung binte)

yang dimiliki salah satu masyarakat di Kota Palu lebih tepatnya Mama Han. Binte

merupakan makanan berkuah yang cukup banyak digemari masyarakat diKota

Palu yang bahan pokoknya yaitu Jagung.

Jagung (Zea mays ssp. mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil

karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Jagung merupakan

tanaman model yang menarik, khususnya di bidang biologi dan pertanian.

Penggunaan jagung yaitu sebagai sumber minyak pangan, bahan dasar tepung

maizena dan juga sebagai bahan dasar makanan berkuah yang ada diKota Palu

yaitu Binte.

1. 2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang ditimbulkan dalam penelitian kali ini yaitu Berapakah

pendapatan dan penerimaan yang diperoleh Mama Han dalam menjual Binte

diKota Palu.

1. 3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan penerimaan yang

diperoleh Mama Han dalam menjual Binte diKota Palu.

.
BAB II

METODOLOGI

Konsep variabel-variabel yang akan diukur pada Agroindustri warung

Binte mama Han antara lain :

1. Biaya Produksi

Besarnya harga yang dikeluarkan dalam pengolahan bawang goreng ini

diukur dalam satuan rupiah per-bulan (Rp/bln), yang terdiri atas biaya

tetap dan biaya variabel.

2. Penerimaan Total (Rp/bln)

Jumlah seluruh penerimaan dari hasil penjualan sejumlah produk

(barang yang dihasilkan). Cara untuk menghitung penerimaan total

dapat dilakukan dengan mengalikan jumlah produk dengan harga

produk per unit.

3. Pendapatan Total (Rp/bln)

Jumlah seluruh penerimaan kemudian di kurangkan dengan total biaya.

Diketahui bahwa modal pertama yang dikeluarkan sebesar Rp 2.000.000


dengan nilai penyusutan Rp 300.000, biaya administrasi dan pemasaran sebesar
Rp 100.000, pajak bumi dan bangunan Rp25.000. Sehingga secara keseluruhan
biaya tetap sebesar Rp 2.425.000. Sedangkan biaya tidak tetap terbagi atas
pembelian bahan baku utama dan bahan baku penolong adalah sebesar Rp
475.000. Total biaya operasional selama sebulan adalah Rp 2.900.000

Metode analisis data dapat diuraikan sebagai berikut :


1. Total Cost (Biaya Produksi)
Untuk mengetahui besarnya biaya produksi yang digunakan dalam proses
produksi warung Binte mama Han maka akan digunakan rumus :
TC = FC + VC
= Rp 2.425.000.+ Rp 475.000
= Rp 2.900.000
Jadi, biaya produksi adalah Rp 2.900.000 perbulan

2. Total Revenue (Tingkat Penerimaan)


Untuk mengetahui besarnya tingkat penerimaan, diketahui harga perkilo
jagung pulut Rp 10.000 dan produksi Binte setiap bulannya berkisar 600
mangkok. Sehingga dapat digunakan rumus :
TR = P X Q
= Rp 10.000 X 600
= Rp 6.000.000
Jadi, jumlah penerimaan perbulannya adalah Rp 6.000.000

3. Profit (Pendapatan)
Untuk mengetahui besarnya tingkat pendapatan yang diperoleh, maka dapat
digunakan rumus :
= TR – TC
= Rp 6.000.000– Rp 2.900.000
= Rp 3. 100.000
Jadi, jumlah pendapatan perbulannya adalah Rp 3. 100.000
BAB III

KESIMPULAN

Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa bahan baku utama

yang digunakan dalam penjualan Binte adalah jagung pulut yang berasal dari kota

Palu sendiri. Struktur biaya juga dapat dilihat dari penerimaan yang didapatkan

perbulannya sebesar Rp 6.000.000 dengan harga jagung perkilonya sebesar Rp

10.000 dan produksi Binte setiap bulannya berkisar 600 mangkok. Maka dapat

diketahui pendapatan (profit) penjualan Binte perbulannya adalah sebesar Rp 3.

100.000
Daftar Pustaka

CAHYANNINGSIH, H. (2019). Analisis Peranan Agroindustri Terhadap

Perekonomian Provinsi Jawa Timur (Doctoral dissertation, FAKULTAS

EKONOMI DAN BISNIS).

Christiawan, Y.J., & Tarigan, J. (2007). Kepemilikan manajerial: Kebijakan

hutang, kinerja dan nilai perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 9(1), 1-8.

Sarasutha, I. G. P. (2002). Kinerja usaha tani dan pemasaran jagung di sentra

produksi. Jurnal Litbang Pertanian, 21(2), 39-47.

Anda mungkin juga menyukai