Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS AGROINDUSTRI KERIPIK TEMPE BU SITI DI

DESA BULUH RAMPAI KECAMATAN SEBERIDA


KABUPATEN INDRAGIRI HULU

ANALYSIS OF AGROINDUSTRY CRISPY CHIPS TEMPE BU


SITI IN BULUH RAMPAI VILLAGE SEBERIDA DISTRICT
INDRAGIRI HULU REGENCY

Nur Meganingsih1), Evy Maharani2), Shorea Khaswarina2)


Hp.085274159171; E-mail: nurmeganingsih_agb10_snmptn@y7mail.com

Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Riau


Jln. HR. Subrantas KM 12,5 Kampus Bina Widya, Simpang Baru
Pekanbaru, Riau 28293

ABSTRACT

The purpose of this study were to determine the amount of production


costs, the added value and income of the entrepreneur crispy chips tempe Bu Siti
in Buluh Rampai village, Seberida district Indragiri Hulu Regency. This research
was conducted from April 2014 until July 2014. The data collection technique
was case method to agroindustry entrepreneur of crispy chips Bu Siti in Buluh
Rampai village. The analysis scopes of this research were costs, revenue, and
added value analysis. The results of this research showed that at Mei 2014 the
total cost crispy chips tempe was Rp. 27.544.183. Revenue to entrepreneur was
Rp.36.064.161,50 and profit to entrepreneur was Rp.8.519.978,17. Profitability
value meant that crispy chips tempe was a profitable industry because the value of
profitability 1,31 Ratio of R/C value meant that every Rp.1,00 costs in the
production process of crispy chips tempe will provide Rp.1,31 income. The added
value of crispy chips tempe was Rp. 17.809,49/kg.

Keywords: chrispy chips tempe, agroindustry, efficiency, added value

PENDAHULUAN Pengembangan sektor pertanian ini


selanjutnya tidak hanya untuk
Sebagai negara agraris, Indonesia
meningkatkan jumlah produksi saja,
memiliki beberapa sektor yang menjadi
tetapi juga meningkatkan nilai tambah,
andalan yang mampu menopang
meningkatkan kualitas hasil,
kehidupan masyarakat. Salah satu
meningkatkan penyerapan tenaga kerja,
sektor yang menjadi andalan tersebut
meningkatkan keterampilan pengusaha
adalah sektor pertanian. Pembangunan
serta dapat meningkatkan pendapatan
pertanian harus disertai dengan
produksi dari produk tersebut yaitu
pengembangan industri, baik industri
dengan cara melakukan usaha
hulu maupun industri hilir.
agroindustri.

1
Mahasiswa Fakultas Pertanian UR
2
Dosen Fakultas Pertanian UR
Jom Faperta Vol 2 No. 2 Oktober 2015
Agroindustri merupakan industri biasanya dijadikan cemilan dan
pengolahan yang berbahan baku utama sesajian acara. Oleh karena itu keripik
dari produk pertanian. Agroindustri tempe ini selalu digemari masyarakat
berperan sebagai penghubung antara karena kepraktisannya, gizi yang
sektor pertanian dan sektor industri, tinggi, mengandung banyak vitamin
yang dalam pengembangannya tidak dan protein serta harga yang relatif
terlepas dari dukungan ilmu terjangkau oleh masyarakat.
pengetahuan dan teknologi, apalagi Namun agroindustri yang ada
dalam agroindustri ini diharapkan masih berskala kecil dan rumah tangga
muncul produk-produk baru yang dengan penggunaan teknologi yang
memiliki nilai tambah dan juga sederhana serta kepemilikan modal
mempunyai jangkauan pemasaran yang terbatas sehingga produksinya
yang cukup luas di dalam era belum memadai secara kualitas
persaingan dan globalisasi seperti saat maupun kuantitas. Tujuan penelitian ini
ini. adalah untuk menganalisis biaya
Selain itu sektor ini merupakan produksi, nilai tambah dan pendapatan
salah satu subsistem agribisnis yang pengusaha keripik tempe Bu Siti di
memiliki peranan besar dalam Desa Buluh Rampai Kecamatan
meningkatkan pendapatan, penyerapan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu.
tenaga kerja lebih banyak, memberikan
METODOLOGI PENELITIAN
dampak positif terhadap sektor lain,
memberikan nilai tambah dari produk Tempat dan waktu penelitian
pertanian serta meningkatkan devisa Penelitian ini dilakukan di Desa
negara. Buluh Rampai Kecamatan Seberida
Lingkup agroindustri tidak hanya Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian
kegiatan pengolahan sederhana, tetapi ini dilaksanakan selama 3 bulan yaitu
menyangkut keseluruhan kegiatan bulan April 2014 hingga Juli 2014.
mulai dari penanggulangan pasca Metode Pengambilan Sampel dan
panen produk pertanian sampai tingkat Data
pengolahan lanjutan dengan maksud Penelitian dilakukan dengan
untuk meningkatkan nilai tambah metode kasus pada pengusaha
dimulai dari produk primer hingga agroindustri keripik tempe di Desa
peningkatan mutu dan semuanya Buluh Rampai. Pengambilan sampel
termasuk dalam lingkup kegiatan dengan mengambil pengusaha dengan
agroindustri. menggunakan metode kasus pada
Salah satu produk agroindustri agroindustri keripik tempe Bu Siti.
yang keberadaannya cukup populer dan Data yang dikumpulkan dalam
bersahabat dengan kondisi penelitian ini terdiri dari data primer
perekonomian kebanyakan kalangan dan data sekunder. Data primer
masyarakat yaitu agroindustri keripik diperoleh dari wawancara langsung
tempe yang berbahan baku kedelai dengan menggunakan daftar
yang telah diolah menjadi tempe. pertanyaan (kuesioner). Data sekunder
Keripik tempe merupakan diperoleh dari instansi atau lembaga
makanan ringan yang banyak disukai yang terkait dengan penelitian ini
kalangan masyarakat. Keripik tempe seperti kantor BPP Kecamatan
ini merupakan oleh-oleh khas dari Seberida dan Kantor Desa Buluh
daerah Belilas khususnya Desa Buluh Rampai.
Rampai, selain itu keripik tempe ini

Jom Faperta Vol 2 No.2 Oktober 2015


Prosedur Analisis Data NB - NS
Data yang diperoleh dilapangan NP = --------------------
kemudian dilakukan pentabulasian dan UE
selanjutnya dilakukan analisis sesuai Keterangan:NP = Nilai penyusutan
dengan tujuan. Untuk menjawab tujuan (Rp/proses Produksi) dan (Rp/bulan);
menggunakan analisis biaya dan NB = Nilai beli alat (Rp/proses
pendapatan dengan rumus sebagai produksi) dan (Rp/bulan); NS = Nilai
berikut: sisa (Rp/proses produksi) dan
Rumus biaya total menurut (Rp/bulan); UE = Umur ekonomi aset
Soekartawi (2005) dapat ditulis sebagai (tahun)
berikut: Menurut Soekartawi (2005), R/C
TC = TFC + TVC ratio merupakan perbandingan antara
Keterangan : TC= Total biaya usaha total penerimaan dan total biaya, yang
agroindustri keripik tempe (Rp); menunjukkan nilai penerimaan yang
TVC=Total biaya variabel usaha diperoleh dari setiap rupiah yang
agroindustri keripik tempe dikeluarkan. Secara matematis R/C
(Rp/produksi); TFC= Total biaya tetap ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:
usaha agroindustri keripik tempe R/C = TR / TC
(Rp/produksi).
Keterangan : TR = Total penerimaan
Pendapatan dihitung melalui usaha agroindustri keripik tempe
pengurangan antara penerimaan dengan (Rp/Proses Produksi); TC = Total biaya
total biaya untuk satu kali produksi usaha agroindustri keripik tempe
dihitung dengan rumus: (Rp/Proses Produksi)
Penerimaan : Kriteria penilaian R/C ratio :
TR = P . Q R/C < 1 = Usaha agroindustri
mengalami kerugian
Keterangan : TR=Total penerimaan R/C > 1 = Usaha agroindustri
usaha agroindustri keripik tempe memperoleh keuntungan
(Rp/proses produksi); P= Harga per R/C = 1 = Usaha agroindustri mencapai
unit keripik tempe (Rp); Q= Jumlah titik impas.
produksi keripik tempe (Unit/proses
produksi). Perhitungan BEP atas dasar unit
produksi dapat dilakukan dengan
Keuntungan : menggunakan rumus:
Π = TR – TC TFC
BEP (Q) = ------------------------
Keterangan: Π=Total keuntungan
P/unit – VC/unit
usaha agroindustri keripik tempe
(Rp/proses Produksi); TR= Total Keterangan: BEP (Q) = Titik impas
penerimaan usaha agroindustri keripik dalam unit produksi keripik tempe;
tempe (Rp/proses produksi); TC=Total TFC= Biaya tetap usaha keripik tempe
biaya usaha agroindustri keripik tempe (Rp/proses produksi); P= Harga jual
(Rp/proses Produksi) (Firdaus,2010). per unit keripik tempe (Rp);VC= Biaya
tidak tetap per unit keripik tempe (Rp).
Untuk menghitung penyusutan
Perhitungan BEP atas dasar unit
peralatan digunakan metode garis lurus
rupiah dapat dilakukan dengan
(Stright Line Method) dengan rumus:
menggunakan rumus:

Jom Faperta Vol 2 No.2 Oktober 2015


TFC usaha agroindustri keripik tempe
BEP (Rp) = ------------------- (Rp/Produksi).
1 – (VC/TR) Menurut Hidayat (2009) untuk
Keterangan: BEP (Rp) = Titik impas mengetahui besarnya nilai tambah dan
(Rp); TFC= Biaya tetap usaha keuntungan pada agroindustri keripik
agroindustri keripik tempe tempe pada penelitian ini, dilakukan
(Rp/Produksi); VC = Biaya tidak tetap dengan menggunakan metode Hayami
usaha agroindustri keripik tempe dapat dilihat pada Tabel 1.
(Rp/Produksi); TR= Penerimaan total
Tabel 1. Analisis Nilai Tambah Dengan Menggunakan Metode Hayami
Variabel Nilai
I. Output, Input dan Harga
1. Output (Kg) (1)
2. Input (Kg) (2)
3. Tenaga Kerja (HOK) (3)
4. Faktor Konversi (4) = (1)/(2)
5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK) (5) = (3)/(2)
6. Harga Output (Rp/Kg) (6)
7. Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp/HOK) (7)
II. Peneriman dan Keuntungan
8. Harga Bahan Baku (Rp/Kg) (8)
9. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) (9)
10. Nilai Output (Rp/Kg) (10) = (4) x (6)
11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) (11a) = (10) – (9) – (8)
b. Rasio Nilai Tambah (%) (11b) = (11a)/(10) x 100%
12. a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (Rp/Kg) (12a) = (5) x (7)
b. Pangsa Tenaga Kerja (%) (12b) = (12a)/(11a) x 100%
13. a. Keuntungan (Rp/Kg) (13a) = (11a) – (12a)
b. Tingkat Keuntungan (%) (13 b) = (13a)/(11a) x 100%
III. Balas Jasa Pemilik Faktor-Faktor Produksi
14. Marjin (Rp/Kg) (14) = (10) – (8)
a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (%) (14a) = (12a)/(14) x 100%
b. Sumbangan Input Lain (%) (14b) = (9)/(14) x 100%
c. Keuntungan Pemilik Perusahaan (%) (14c) = (13a)/(14) x 100%
Sumber: Hayami, et all. Agricultural Marketing and Processing In Up Land Java 1989 dalam
Hidayat (2009).
lebih lama. Pengusaha melakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN
produksi setiap hari dengan produksi
Sejarah Usaha Agroindustri Keripik sebesar 36,59 kg.
Tempe
Pengusaha yang menjadi Kondisi Usaha
Pengusaha sudah memiliki
responden adalah ibu Siti Kholifah
sertifikat penyuluhan keamanan pangan
yang melakukan usaha agroindustri
dari Dinas Kesehatan tetapi belum
keripik tempe selama 9 tahun. Diawali
memiliki label sehingga konsumen
dengan hanya menjual tempe,
hanya mengenal dengan nama keripik
kemudian terfikir untuk mengolah
tempe Bu Siti. Keripik tempe Bu Siti
tempe menjadi keripik tempe. Dimana
yang menggunakan irisan daun jeruk
keripik tempe dapat memberikan nilai
menjadikan ciri khas keripik tempe Bu
tambah dan memiliki daya simpan

Jom Faperta Vol 2 No.2 Oktober 2015


Siti. Skala usaha keripik tempe Aspek Teknis Proses Produksi
pengusaha merupakan industri rumah Keripik Tempe Pengusaha
tangga (home industry) karena tenaga Pengusaha secara manual
kerja pengusaha berjumlah 4 orang dan melakukan pengirisan tempe dengan
dalam melakukan proses produksi menggunakan pisau. Kemudian irisan-
masih dengan cara manual. irisan tempe ini digoreng sehingga
Aspek Teknis Proses Produksi menjadi keripik tempe. Adapun
Tempe Pengusaha tahapan dalam pembuatan keripik
Pengusaha menyediakan bahan tempe yang dilakukan oleh pengusaha
baku pembuatan keripik tempe sendiri, adalah sebagai berikut:
yaitu dengan membuat dan mengolah
tempe sendiri. Adapun tahapan dalam
pembuatan tempe yang dilakukan oleh
pengusaha adalah sebagai berikut:
Kedelai

Perebusan (30 menit)

Air Perendaman (10 jam) Gambar 2. Tahapan Pembuatan Keripik


Pembelahan biji kedelai (15 menit) Tempe Pengusaha
Pemisahan (10 menit) Bahan Baku, Bahan Baku
Air bersih Pencucian (10 menit)
Penunjang dan Bahan Penunjang
pada Pembuatan Tempe
Pengukusan (30 menit)
Bahan baku pembuatan tempe adalah
Penirisan dan pendinginan (+ 300C) kedelai impor. Harga bahan baku yang
(15 menit)
digunakan yaitu harga bulan Mei 2014.
Ragi tempe Inokulasi ( 5 menit) Jumlah produksi tergantung banyaknya
permintaan konsumen dan kebutuhan
Pengadukan (10 menit)
bahan baku tergantung produksi yang
Plastik Pembungkusan ( 5menit) dilakukan pengusaha. Pengusaha tidak
Fermentasi t=250-300 C (20 jam)
mengalami kesulitan dalam
mendapatkan bahan baku karena
Tempe pengusaha menyimpan atau membuat
Gambar 1. Tahapan Pembuatan Tempe stok bahan baku.
Pengusaha
Tabel 2. Penggunaan Bahan Baku, Bahan baku penunjang, Bahan Penunjang dan
produksi pada Pembuatan Tempe pada Bulan Mei 2014.
Intensitas Produksi (kali/bln) 30
Penggunaan Bahan Baku pada Bahan Baku Kedelai (Kg/bln) 450
Pembuatan Tempe Harga (Rp) 10.000
Total Biaya(Rp) 4.500.000
Penggunaan Bahan Penunjang (Ragi, Total (Kg/Bln) 19,50
Plastik, Kayu, Gas dan Bensin) pada Harga (Rp) 620.000
Pembuatan Tempe Total Biaya (Rp/Bln) 936.000
Produksi (Kg/bln) 630
Produksi tempe Harga Jual (Rp) 20.000
Nilai (Rp) 12.600.000

Jom Faperta Vol 2 No.2 Oktober 2015


Tabel 2 menunjukkan pengusaha Bahan–bahan selain bahan baku
menggunakan bahan baku yaitu 450 kg (kedelai) termasuk dalam sumbangan
pada bulan Mei 2014. Hal ini input lain, yang merupakan biaya-biaya
dikarenakan banyaknya kebutuhan yang dikeluarkan diluar bahan baku
bahan baku yang diperlukan dalam satu yang mendukung kelancaran proses
kali produksi. Semua produk yang produksi.
dihasilkan dalam satu kali produksi
Bahan Baku, Bahan Baku
adalah pesanan pelanggan.
Penunjang dan Bahan Penunjang
Penggunaan bahan baku penunjang
pada Agroindustri Keripik Tempe
tergantung dengan banyaknya
Bahan baku dalam pembuatan
penggunaan bahan baku. Sedangkan
keripik tempe adalah tempe yang
total bahan penunjang yang digunakan
diukur dalam satuan kilogram.
oleh pengusaha 15,60 dengan biaya
Banyaknya kebutuhan bahan baku
sebesar Rp.780.000 pada bulan Mei
tergantung banyaknya produksi yang
2014.
dilakukan dalam membuat tempe serta
Banyaknya produksi tempe
banyaknya permintaan konsumen.
disebabkan oleh banyaknya
Pengusaha tidak mengalami kesulitan
penggunaan bahan baku. Produksi
dalam mendapatkan bahan karena
tempe yang dihasilkan oleh pengusaha
pengusaha melakukan produksi tempe
menyebabkan tingginya pendapatan
sendiri sebagai bahan baku.
bersih yang diperoleh pengusaha.

Tabel 3. Penggunaan Bahan Baku, Bahan Baku Penunjang, Bahan Penunjang, dan
Produksi pada Agroindustri Keripik Tempe pada Bulan Mei 2014.
Intensitas Produksi (kali/bln) 30
Bahan Baku Kedelai (Kg/bln) 630
Bahan Baku (Tempe) Harga (Rp) 20.000
Total Biaya(Rp) 12.600.000
Bahan Penunjang (Tepung Beras, Total (Kg/Bln) 881,56
Telur, Minyak Goreng, Bumbu Harga (Rp) 633.000
Adonan dan Penyedap Rasa
Total Biaya (Rp/PP) 276.666,67
Plastik Bungkus, Kayu, Gas,
Label) Total Biaya (Rp/Bln) 8.000.000
Produksi (Kg/bln) 1.097,60
Produksi tempe Harga Jual (Rp) 32.857,29
Nilai (Rp) 36.064.161,50

Tabel 3 menunjukkan bahwa harga jual yang ditetapkan oleh


bahan baku tempe yang digunakan oleh pengusaha sebesar Rp.32.857 per Kg.
pengusaha sebesar 630 Kg/bulan. Hal Total penggunaan bahan baku
ini dikarenakan bahan baku kedelai penunjang yaitu sebesar 850,31 dengan
dalam pembuatan tempe yang total biaya sebesar Rp.6.712.500.
digunakan oleh pengusaha juga banyak Penggunaan bahan baku menyebabkan
yaitu sebesar 450 Kg. Banyaknya banyaknya penggunaan bahan baku
bahan baku yang digunakan oleh penunjang. Penggunaan bahan baku
pengusaha menyebabkan biaya penunjang mempengaruhi keuntungan
penggunaan bahan baku juga besar. pengusaha.
Pengusaha memproduksi keripik Total penggunaan bahan
tempe sebanyak 1.097,60 kg. Dengan penunjang pengusaha yaitu sebesar

Jom Faperta Vol 2 No.2 Oktober 2015


31,25 dengan harga bahan penunjang menggunakan Tenaga Kerja Luar
terbesar yaitu Rp.580.000. Nilai Keluarga (TKLK). Pada kegiatan
penggunaan bahan penunjang ini akan pengirisan dan penggorengan
sangat mempengaruhi pendapatan pengusaha menggunakan 1 HOK
karena menjadi biaya produksi. TKLK, dengan upah sebesar
Rp.30.000/HOK.
Tenaga Kerja
Agroindustri keripik tempe Analisis Usaha Tempe
menggunakan Tenaga Kerja Dalam Analisis usaha pembuatan tempe
Keluarga (TKDK) dan menggunakan menggunakan empat analisis data.
Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK) Pertama, analisis biaya, pendapatan
dengan satuan Hari Orang Kerja kotor, dan pendapatan bersih untuk
(HOK). Upah untuk satu HOK yang mengetahui keuntungan yang diperoleh
dilakukan pengusaha adalah dengan oleh pengusaha. Kedua, analisis Return
pembayaran harian yaitu sebesar Rp. Cost Ratio (RCR) untuk mengetahui
30.000. efisiensi usaha agroindustri pembuatan
Tabel 4. Penggunaan Tenaga Kerja tempe yang dilakukan oleh pengusaha.
Dalam Keluarga Dan Ketiga, analisis titik balik modal atau
Tenaga Kerja Luar Break Event Point (BEP) untuk
Keluarga Pada Pembuatan mengetahui kondisi hasil usaha yang
diperoleh sama dengan modal yang
Tempe dan Keripik Tempe
dikeluarkan. Keempat, analisis nilai
tambah untuk mengetahui nilai tambah
TKDK TKLK bahan baku kedelai yang diolah
Kegiatan menjadi tempe.
HOK Upah (Rp) HOK Upah (Rp)
Pembuatan Pendapatan Bersih
1 30.000 - - Pendapatan bersih adalah jumlah
Tempe keuntungan yang diperoleh dari selisih
Pengirisan - - 1 30.000 antara pendapatan kotor dengan total
Penggorengan - - 1 30.000 biaya produksi. Biaya produksi terdiri
Pengemasan dari biaya variabel dan biaya tetap.
1 30.000 - - Biaya tetap meliputi biaya penyusutan
Tabel 4 menunjukkan bahwa peralatan dan biaya Tenaga Kerja
pengusaha dalam penggunaan tenaga Dalam Keluarga (TKDK). Sedangkan
kerja untuk pembuatan tempe biaya variabel meliputi biaya bahan
menggunakan Tenaga Kerja Dalam baku, biaya bahan baku penunjang,
Keluarga (TKDK) dengan HOK biaya bahan penunjang dan biaya
sebanyak 1 HOK per proses produksi Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK).
dengan biaya Rp.30.000. Pengusaha 1
dalam penggunaan tenaga kerja untuk
pembuatan agroindustri keripik tempe
menggunakan TKDK pada kegiatan
pengemasan dengan 1 HOK per proses
produksi dengan upah sebesar
Rp.30.000.
Pembuatan keripik tempe yang
dilakukan oleh Pengusaha tidak hanya
menggunakan Tenaga Kerja Dalam
Keluarga (TKDK) namun juga

Jom Faperta Vol 2 No.2 Oktober 2015


Tabel 5. Pendapatan Bersih Efisiensi nilai bahan penunjang serta sumbangan
Usaha Pada Pembuatan input lain.
Tempe Pada Bulan Mei
Tabel 6. Analisis Nilai Tambah
2014.
No Uraian Nilai
Pembuatan Tempe Pada Bulan Mei
1 Biaya Variabel (Rp) 5.436.000,00 2014
A Biaya Bahan Baku (Rp) 4.500.000,00 Variabel Simbol Nilai
B Biaya Bahan Penunjang (Rp) 936.000,00
C Biaya TKLK -
I. Output, Input dan Harga
2 Biaya Tetap (Rp) 906.021,83 1. Output (Kg) a 630,00
A Biaya Penyusutan (Rp) 6.021,83 2. Input (Kg) b 450,00
B Biaya TKDK (Rp) 900.000,00 3. Tenaga Kerja (HOK) c 30,00
3 Total Biaya Produksi (Rp) 6.342.021,83
4. Faktor Konversi d = a/b 1,40
4 Produksi (Kg) 630,00
5 Harga (Rp) 20.000,00 5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK) e = c/b 0,07
6 Pendapatan Kotor (Rp) 12.600.000,00 6. Harga Output (Rp/Kg) f 20.000,00
7 Pendapatan Bersih (Rp) 6.257.978,17 7. Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp/HOK) g 30.000,00
8 Return Cost Ratio (RCR) 1,99 II. Peneriman dan Keuntungan
9 BEP Produksi 79,68
10 BEP Biaya 1.593.505,72
8. Harga Bahan Baku (Rp/Kg) h 10.000,00
9. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) i 2.093,38
Tabel 5 menunjukkan biaya 10. Nilai Output (Rp/Kg) j=dxf 28.000,00
produksi untuk biaya variabel sebesar 11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) k=j-h-i 15.906,62
Rp.5.436.000 dengan biaya tetap b. Rasio Nilai Tambah (%) l (%) = k/j x 100% 56,81
sebesar Rp.906.021,83. Dengan 12. a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (Rp/Kg) m=exg 2.000,00
perolehan pendapatan bersih sebesar b. Pangsa Tenaga Kerja (%) n (%) = m/k x 100% 12,57
Rp.6.257.978,17. 13. a. Keuntungan (Rp/Kg) o=k-m 13.906,62
b. Tingkat Keuntungan (%) p (%) = o/k x 100% 87,43
Efisiensi Usaha III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan 14. Marjin (Rp/Kg) q=j-h 18.000,00
bahwa usaha pembuatan tempe oleh a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (%) r (%) = m/q x 100% 11,11
pengusaha mendapatkan nilai RCR b. Sumbangan Input Lain (%) s (%) = i/q x 100% 11,63
sebesar 1,99. Artinya setiap Rp.1 biaya c. Keuntungan Pemilik Perusahaan (%) u (%) = o/q x 100% 77,26
yang dikeluarkan akan memberikan
Tabel 6 menunjukkan bahwa
pendapatan Rp.1,99 dan pendapatan
perolehan nilai tambah oleh pengusaha
bersih sebesar Rp.0,99. Ini
yaitu sebesar Rp.15.906,62. Dengan
menunjukkan bahwa usaha pembuatan
nilai output sebesar Rp.28.000, harga
tempe menguntungkan untuk terus
bahan baku sebesar Rp.10.000 dan
diusahakan.
sumbangan input lain sebesar
Analisis BEP menunjukkan pada
Rp.2.093,38.
saat memproduksi sebesar 79,68 kg
Pendapatan tenaga kerja langsung
dengan mengeluarkan biaya sebesar
pengusaha sebesar Rp.2.000 sehingga
Rp.1.593.505,72 pengusaha telah
keuntungan yang diterima pengusaha
memperoleh titik impas.
sebesar Rp.13.906,62. Marjin sebesar
Analisis Nilai Tambah Rp.18.000 dengan distribusi kepada
Pengusaha tempe yang faktor perolehan keuntungan pemilik
melakukan pengolahan hasil dengan usaha terbesar yaitu 77, 26%.
baik dapat meningkatkan nilai tambah
dari hasil pertanian yang telah diproses.
Nilai tambah didapatkan dari besarnya
nilai akhir produksi tempe dikurangi
dengan besarnya nilai bahan baku dan

Jom Faperta Vol 2 No.2 Oktober 2015


Analisis Usaha Agroindustri Keripik Nilai tambah didapatkan dari besarnya
Tempe nilai akhir produksi keripik tempe
dikurangi dengan besarnya nilai bahan
Tabel 7. Pendapatan Bersih Efisiensi
baku dan nilai bahan penunjang serta
Usaha Pada Agroindustri Keripik
sumbangan input lain.
Tempe Pada Bulan Mei 2014.
No Uraian Nilai Proses pembuatan keripik tempe
1 Biaya Variabel (Rp) 26.637.500,00 memerlukan input agroindustri baik
A Biaya Bahan Baku (Rp) 12.600.000,00 bahan baku dan nilai bahan penunjang
B Biaya Bahan Penunjang (Rp) 12.237.500,00
C Biaya TKLK 1.800.000,00 serta sumbangan input lain.
2 Biaya Tetap (Rp) 906.683,33
A Biaya Penyusutan (Rp) 6.683,33 Tabel 8. Analisis Nilai Tambah
B Biaya TKDK (Rp) 900.000,00 Pengolahan Keripik Tempe
3 Total Biaya Produksi (Rp) 27.544.183,33 Pada Bulan Mei 2014.
4 Produksi (Kg) 1.097,60
5 Harga (Rp) 32.857,29 Variabel Simbol Nilai
6 Pendapatan Kotor (Rp) 36.064.161,50 I. Output, Input dan Harga
7 Pendapatan Bersih (Rp) 8.519.978,17 1. Output (Kg) a 1.097,60
8 Return Cost Ratio (RCR) 1,31
9 BEP Produksi 105,57 2. Input (Kg) b 630,00
10 BEP Biaya 3.468.754,46 3. Tenaga Kerja (HOK) c 90,00
4. Faktor Konversi d = a/b 1,74
Pendapatan Bersih
5. Koefisien Tenaga Kerja (HOK) e = c/b 0,14
Tabel 7 menunjukkan biaya
6. Harga Output (Rp/Kg) f 32.857,29
produksi untuk biaya variabel oleh 7. Upah Tenaga Kerja Langsung (Rp/HOK) g 30.000,00
pengusaha yaitu Rp.26.637.500. II. Peneriman dan Keuntungan
dengan biaya tetap sebesar Rp.906.683. 8. Harga Bahan Baku (Rp/Kg) h 20.000,00
Sehingga pendapatan kotor pengusaha 9. Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) i 19.435,21
sebesar Rp.36.064.161,50 dengan 10. Nilai Output (Rp/Kg) j=dxf 57.244,70
pendapatan bersih sebesar 11. a. Nilai Tambah (Rp/Kg) k=j-h-i 17.809,49
Rp.8.519.978,17. b. Rasio Nilai Tambah (%) l (%) = k/j x 100% 31,11
Efisiensi Usaha 12. a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (Rp/Kg) m=exg 4.285,71
Tabel 7 menunjukkan RCR oleh b. Pangsa Tenaga Kerja (%) n (%) = m/k x 100% 24,06
pengusaha sebesar 1,31, artinya setiap 13. a. Keuntungan (Rp/Kg) o=k-m 13.523,77
Rp.1 biaya yang dikeluarkan akan b. Tingkat Keuntungan (%) p (%) = o/k x 100% 75,94
memberikan pendapatan Rp.1,31 dan III. Balas Jasa Pemilik Faktor Produksi
pendapatan bersih sebesar Rp.0,31. Ini 14. Marjin (Rp/Kg) q=j-h 37.244,70
menunjukan bahwa usaha pembuatan a. Pendapatan Tenaga Kerja Langsung (%) r (%) = m/q x 100% 11,51
tempe menguntungkan untuk terus b. Sumbangan Input Lain (%) s (%) = i/q x 100% 52,18
c. Keuntungan Pemilik Perusahaan (%) u (%) = o/q x 100% 36,31
diusahakan.
Analisis BEP dilakukan oleh Tabel 8 menunjukkan bahwa
pengusaha menunjukkan pada saat perolehan nilai tambah oleh pengusaha
pengusaha memproduksi tempe sebesar yaitu sebesar Rp.17.809,49. Nilai
105,57 kg dan pada saat mengeluarkan tambah ini diperoleh dari pengurangan
biaya sebesar Rp.3.468.754,46 nilai output dengan harga bahan baku
pengusaha 1 telah memperoleh titik dan sumbangan input lain. Sumbangan
impas. input lain pengusaha sebesar 19.435,21
Analisis Nilai Tambah dengan harga bahan baku sebesar
Pengusaha keripik tempe yang Rp.20.000.
melakukan pengolahan hasil dengan
baik dapat meningkatkan nilai tambah
dari hasil pertanian yang telah diproses.

Jom Faperta Vol 2 No.2 Oktober 2015


Pendapatan tenaga kerja langsung Saran
pengusaha sebesar Rp.4.285,71 1. Agroindustri keripik tempe
sehingga keuntungan yang diperoleh pengusaha 1 menunjukkan RCR
sebesar Rp.13.523,77. paling tinggi jika dibandingkan
Perolehan marjin sebesar dengan pengusaha lainnya.
Rp.37.244,70. Pengusaha paling Pengusaha diharapkan lebih
banyak mendistribusikan marjin untuk mengembangkan usaha
sumbangan input lain yaitu sebesar (memperbesar produksi) keripik
52,18 %. tempe ini.
2. Dengan melihat nilai tambah yang
KESIMPULAN DAN SARAN dihasilkan untuk per kilogram
bahan baku kedelai dan tempe
Kesimpulan
Hasil penelitian memberikan yang digunakan dalam agroindustri
keripik tempe, jika pengusaha
kesimpulan sebagai berikut:
ingin memperoleh pendapatan
1. Proses pengolahan keripik tempe
melalui tahapan pembuatan tempe yang lebih besar maka
dengan bahan baku kedelai, penambahan jumlah bahan baku
pengolahan tempe menjadi keripik dapat dipertimbangkan yang
tempe hingga proses pengemasan. nantinya juga akan berpengaruh
Pengusaha memproduksi keripik terhadap keuntungan yang
tempe setiap hari. diperoleh.
2. Total biaya yang dikeluarkan oleh 3. Pelatihan dan pembinaan bagi para
pengusaha diharapkan dapat rutin
pengusaha sebesar Rp.27.544.183.
Dengan pendapatan bersih sebesar dilakukan, sebab pada pengolahan
Rp.8.519.978,17 per bulan. agroindustri keripik tempe ini
Agroindustri keripik tempe efisien masih terkendala dalam
dimana efisien usaha atau RCR penggunaan Sumber Daya
lebih besar dari 1 yaitu 1,31. BEP Manusia (SDM). Potensi yang ada
yang dilakukan oleh Pengusaha di Desa Buluh Rampai diharapkan
yaitu pada saat pengusaha dapat berkembang dengan
mengeluarkan biaya sebesar maksimal serta meningkatkan
Rp.3.468.754,46 dan saat pendapatan dan kesejahteraan
memproduksi keripik tempe pengusaha.
sebesar 105,57 kg pengusaha telah 4. Pengusaha sebaiknya memiliki izin
memperoleh titik balik modal. usaha, sertifikat dari dinas
3. Nilai tambah pengusaha sebesar kesehatan dan memiliki label agar
Rp.17.809,49 per kg tempe yang produk keripik tempe dapat lebih
diolah menjadi keripik tempe. leluasa memasuki pasar yang lebih
Keuntungan yang diperoleh besar dan agar keripik tempe lebih
pengusaha 1 adalah sebesar dikenal oleh konsumen.
Rp.13.523,77 per kg keripik DAFTAR PUSTAKA
tempe. Marjin pada agroindustri
Cahyadi, Wisnu.2007. Kedelai
keripik tempe pengusaha yaitu
Khasiat Dan Teknologi.
sebesar Rp.37.244,70 dan
Bumi Aksara. Jakarta.
didistribusikan terbesar pada faktor
Firdaus, Muhammad. 2010.
sumbangan input lain yaitu sebesar
Manajemen Agribisnis.
52,18 %.
Bumi Aksara. Jakarta.

Jom Faperta Vol 2 No.2 Oktober 2015


Hidayat,T. Ryan.2009. Analisis Nilai
Tambah Pisang Awak
(Musa Paradisiaca, L)
Dan Distribusinya Pada
Perusahaan “Na
Raseuki” Dan “Berkah”
Di Kabupaten Bireun,
Pemerintah Aceh.
Skripsi Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor.
http://repository.ipb.ac.id/
bitstream/handle/1234567
89/44869/A09trh.pdf
Soekartawi. 2005.Agroindustri Dalam
Perspektif Sosial
Ekonomi. PT.Raja
grafindo Persada. Jakarta.
. 2005. Agribisnis teori
dan aplikasinya. PT.
Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

Jom Faperta Vol 2 No.2 Oktober 2015

Anda mungkin juga menyukai