Anda di halaman 1dari 7

Jurnal LPPM UGN Vol. 12 No. 3 Desember 2021 p-ISSN.

2087-3131
e-ISSN. 2541 -5522
ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KELAPA SAWIT RAKYAT

Oleh:
Sutan Pulungan, Voni Liferda, Yulia Windi Tanjung
Fakultas Pertanian, UGN Padangsidimpuan
sutanpulungandp2017@gmail.com

Abstrak
Analisis Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Rakyat. Penelitian ini dilaksanakan di
Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara sebagai sentra pertanaman
kelapa sawit rakyat. Tujuan penelitian untuk menganalisis pendapatan usahatani kelapa
sawit rakyat. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif. Data
yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Metode
pengumpulan data adalah metode survei. Alat analisis data yang digunakan yaitu biaya
produksi (TC = FC + VC), penerimaan (TR = P.Q), pendapatan (I = TR TC) dan R/C
Ratio. Hasil penelitian, pendapatan usahatani kelapa sawit rakyat di Kecamatan Padang
Bolak rata-rata sebesar Rp. 318.923.520/Ha dimana rata-rata total pendapatan dalam satu
tahun yaitu sebesar Rp. 15.186.827,5/Ha. Rata-rata biaya produksi Rp. 463.086.062/Ha
dengan total biaya rata-rata pertahun sebesar Rp. 22.051.717,2, penerimaan usahatani
kelapa sawit rakyat dengan total Rp. 782.009.582,3/Ha selama 21 tahun produksi dan
jumlah penerimaan yang diperoleh petani kelapa sawit rakyat rata-rata Rp. 37.238.544,7.
Usahatani kelapa sawit rakyat di Kecamatan Padang Bolak secara ekonomis dan finansial
layak diusahakan dengan nilai rata-rata R/C ratio sebesar 1,49.
Kata Kunci : Usahatani kelapa sawit rakyat, pendapatan

BAB I PENDAHULUAN industri hilir (Pratiwi, 2020). Prospek


Latar Belakang pengembangan kelapa sawit perkebunan
Kabupaten Padang Lawas rakyat sangat ditentukan oleh adanya
merupakan daerah penghasil kelapa sawit kebijakan ekonomi yang memihak kepada
terbesar kedelapan di Sumatera Utara rakyat, agar mendorong terwujudnya
dengan luas lahan pada tahun 2019 (27,78 kesejahteraan rakyat. Produksi tanaman
ribu hektar), dimana luas lahan terbesar kelapa sawit meningkat mulai umur 4-15
pertama terdapat di daerah Asahan (77 ribu tahun dan akan menurun kembali setelah
hektar) dan yang kedua di daerah Labuhan umurnya 15-25 tahun. Setiap pohon sawit
Batu Utara (72 ribu hektar). Kabupaten dapat menghasilkan 10-15 TBS per tahun
Padang Lawas Utara daerah yang dengan berat 3-40 kg per tandan,
memproduksi tanaman perkebunan kelapa tergantung umur tanaman.
sawit terbesar kedelapan di Sumatera Utara Dalam satu tandan, terdapat 1.000-
dengan tingkat produksi pada tahun 2019 3.000 brondolan dengan berat brondolan
(339,35 ribu ton), dimana produksi berkisar 10-20 gr. Volume produksi per
terbesar pertama terdapat di daerah Asahan hektar lahan perkebunan sawit akan sangat
(1622,47 ribu ton) dan yang kedua daerah menentukan pendapatan, karena itu titik
Labuhan Batu Utara (1083,04 ribu ton). kritis usaha ini adalah produktivitas dan
(Badan Pusat Statistik 2020). harga TBS. Volume produksi per hektar
Prospek usaha perkebunan kelapa lahan perkebunan selain ditentukan oleh
sawit cerah, dengan harga produk yang luas lahan dan jenis bibit yang digunakan
kompetitif. Industri pengolahan kelapa juga sangat dipengaruhi oleh intensitas
sawit yang beragam. Banyak petani yang pemeliharaan yang dilakukan sehingga
berminat membangun kebun hingga
Jurnal LPPM UGN Vol. 12 No. 3 Desember 2021 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541 -5522
tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan dan biaya yang dikeluarkan oleh petani
produksi yang optimal (Pahan, 2010). dalam suatu periode panen.
Pendapatan usahatani yang diterima
berbeda untuk setiap orang, perbedaan Tujuan penelitian
pendapatan ini dipengaruhi oleh berbagai Untuk menganalisis pendapatan
faktor. Faktor-faktor ini ada yang masih usahatani sawit rakyat di Kecamatan
dapat diubah dalam batas-batas Padang Bolak, Kabupaten Padang Lawas
kemampuan petani atau tidak dapat diubah Utara
sama sekali. Faktor yang tidak dapat
diubah adalah iklim, jenis tanah dan umur Kegunaan penelitian
tanaman, semakin tua umur tanaman maka 1. Menambah wawasan serta referensi
semakin sedikit buah tandan yang mengenai analisis pendapatan
dikeluarkan.Ada juga faktor yang usaha tani sawit di Kecamatan
mempengaruhi pendapatan dan dapat Padang Bolak Kabupaten Padang
dilakukan perbaikan untuk meningkatkan Lawas Utara serta dapat dijadikan
pendapatan seperti pemeliharaan tanaman acuan untuk bahan penelitian yang
selama masa produktif. Sadar dengan nilai sama.
ekonomi yang tinggi dari kelapa sawit 2. Memperdalam kajian analisis
membuat tanaman yang berkerabat dekat pendapatan usaha tani sawit di
dengan palem-paleman ini layak dilirik Kecamatan Padang Bolak
sebagai komoditas perkebunan unggulan. Kabupaten Padang Lawas Utara
Apalagi, Indonesia memiliki agroklimat serta dapat memberikan tambahan
yang sebagian besar sesuai untuk wawasan yang bermanfaat yang
pertumbuhan dan perkembangan kelapa bisa dipergunakan didunia kerja
sawit. nantinya.
Rumusan masalah BAB II METODOLOGI
Pendapatan merupakan faktor Tempat dan Waktu Penelitian
penting dalam operasi suatu usaha, karena Penelitian ini telah dilakukan di
pendapatan akan mempengaruhi tingkat Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten
laba yang diharapkan akan menjamin Padang Lawas Utara dari tanggal 16
kelangsungan hidup petani sawit. Dengan Desember 2019 sampai tanggal 16 Januari
demikian berkaiatan dengan usahatani 2020.
kelapa sawit yang dikelola petani di
Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Metode Penelitian
Padang Lawas Utara” memunculkan Metode yang digunakan dalam
pertanyan bagaimana pendapatan yang penelitian adalah metode deskriptif
diterima petani pada suatu periode panen kuantitatif. Penelitian deskriptif bertujuan
sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah untuk menggambarkan fakta-fakta tentang
usahatani kelapa sawit tersebut, layak atau masalah yang diteliti sebagaimana kondisi
tidak diusahakan. lapangan tentunya dalam ruang lingkup
petani kelapa sawit di Kecamatan Padang
Batasan masalah Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara.
Dalam rangka mengetahui kelayakan Hal ini juga memberikan gambaran situasi
pendapatan usahatani sawit rakyat di kejadian atau memberikan hubungan
Kecamatan Padang Bolak Kabupaten antara fenomena, pengujian hipotesis-
Padang Lawas Utara, penelitian ini hipotesis. Adapaun tahapan metodologi
membatasi metode yang digunakan hanya yang dilakukan secara rinci adalah sebagai
dengan analisa R/C ratio setelah berikut :
sebelumnya dihitung pendapatan petani
Jurnal LPPM UGN Vol. 12 No. 3 Desember 2021 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541 -5522

TR = P.Q.
1. Metode Pengumpulan Data (Primer dan
Sekunder) TR = Total Revenue (Penerimaan
2. Teknik sampling Total)
3. Teknik analisa data dengan R/C ratio P = Price (Harga)
Q = Quantiti (Jumlah )
Dalam proses pengolahan data
dengan menggunakan analisa R/C ratio, c. Untuk mengatahui besarnya
dilakukan perhitungan beberapa variable, pendapatan dapat ketahui
yaitu : dengan rumus
a. Biaya produksi merupakan
biaya yang dikeluarkan dalam I = TR – TC
produksi. Biaya total (total
cost) sama dengan biaya tetap I = Pendapatan/income
ditambah biaya variabel. TR = penerimaan total/total revenew
(Rahardja,2008 :119). Dapat TC = total biaya/total cost
dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut : d. Untuk mengetahui besarnya
R/C Ratio digunakan rumus
TC = FC + VC
R/C ratio =𝑇𝑅𝑇𝐶
TC = Total Cost (biaya total) R/C ratio = Revenue Cost Ratio
FC = Fix Cost (biaya tetap) TR = Total Revenue /
VC = Variabel Cost (biaya variabel) Penerimaan Total
TC = Total Cost / Biaya Total
b. Penerimaan pendapatan total Kriteria R/C ratio sebagai berikut :
adalah sama dengan jumlah unit R/C > 1 = Usaha layak dilaksanakan
output yang terjual (Q) karena secara finansial menguntungkan
dikalikan harga output per unit. R/C < 1 = Usaha tidak layak secara
Jika harga jual per unit output finansial tidak menguntungkan
adalah P, maka :

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN kelapa sawit di Kecamatan Padang Bolak
Pendapatan usahatani sangat terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel/
menentukan keberhasilan suatu usahatani biaya tidak tetap.Masing-masing biaya
pada dasarnya dilihat dari selisih antara dapat dilihat pada tabel 1 berikut :
penerimaan dengan biaya yang
dikeluarkan. Analisis pendapatan usahatani
dalam penelitian ini merupakan analisis
pendapatan usahatani kelapa sawit rakyat
tanpa adanya kemitraan dari pihak
perkebunan besar. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan maka analisis pendapatan
usahatani kelapa sawit rakyat di
Kecamatan Padang Bolak adalah sebagai
berikut:
a. Biaya Produksi
Biaya produksi yang dikeluarkan
oleh petani untuk menjalankan usahatani
Jurnal LPPM UGN Vol. 12 No. 3 Desember 2021 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541 -5522
Tabel 1. Biaya Produksi Usahatani Kelapa Sawit Rakyat di Kec. Padang Bolak

b. Biaya Tetap harga pembeliannya dan pemakaiannya


Biaya tetap yang dikeluarkan dalam juga dalam jumlah yang sedikit.
penelitian ini yaitu biaya pembelian alat
yang digunakan oleh petani kelapa sawit c. Biaya Tidak Tetap
berupa dodos, gerobak dorong/ angkong, 1. Biaya Tenaga Kerja
cangkul, dan pompa semprot pestisida. Biaya tenaga kerja yang digunakan
Total biaya tetap yang dikeluarkan rata- oleh responden penelitian dalam budidaya
rata Rp. 29.491.369,02/Ha dengan total kelapa sawit yaitu biaya tenaga kerja
rata-rata pertahun sebesar Rp. 1.404.350,9. manusia termasuk pemanenan dan
Total biaya penyusutan alat pada usahatani pemeliharaan. Sumber tenaga kerja yaitu
kelapa sawit di Kecamatan Padang Bolak Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK)
yaitu sebesar Rp. 15.987.500 per hektar dan Tenaga Kerja Luar Keluarga (TKLK).
dimana rata-rata sebesar Rp.761.309,52 TKDK meliputi suami dan istri yang
pertahun. Biaya penyusutan terbesar yaitu melakukan penanaman, pemupukan dan
Gerobak dorong/angkong sebesar Rp. pemeliharaan, sedangkan TKLK berasal
63.564,97 dikarenakan harga pembelian dari masyarakat sekitar yang dipekerjakan
yang relatif mahal, sedangkan biaya untuk memanen/ mendodos kelapa sawit,
penyusutan terkecil yaitu cangkul sebesar membersihkan pelepah sawit serta
Rp. 16.304,48 dikarenakan cangkul mengangkut tandan buah segar (TBS).
merupakan peralatan yang paling murah Biaya untuk TKDK tidak diperhitungkan
Jurnal LPPM UGN Vol. 12 No. 3 Desember 2021 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541 -5522
oleh petani, untuk TKLK diberikan upah 2.500.000/L. Total biaya penggunaan
berdasarkan tingkat produksi. pestisida rata-rata pertahun yaitu sebesar
2. Biaya Sarana Produksi Rp. 9.541.251. Penggunaan herbisida cair
Biaya sarana produksi yang (1834,39 ml) lebih banyak dibandingkan
digunakan responden dalam penelitian ini dengan insektisida cair (200 ml)
meliputi biaya pupuk organik, biaya pupuk dikarenakan pada lahan sawit pertumbuhan
anorganik, biaya pestisida, biaya bibit. gulma sangat cepat dan banyak.
berdasarkan tabel, rata-rata penggunaan Pengendalian hama dan gulma dilakukan
pupuk organik (pupuk kandang) yaitu sekali dalam setahun. Rata-rata
sebanyak 120 Kg/Ha dengan biaya Rp penggunaan bibit kelapa sawit yaitu
650/Kg. Rata-rata penggunaan pupuk sebanyak 140 Batang/Ha dengan biaya Rp
anorganik (pupuk kimia) yaitu pupuk Urea 35.000/bibit. Total rata-rata biaya
sebanyak 400 Kg/Ha dengan biaya Rp pembelian bibit yaitu sebesar Rp.
6.000/Kg, pupuk TSP/SP36 sebanyak 275 233.333,33. Total keseluruhan biaya
Kg/Ha, Pupuk KCL dengan biaya Rp variabel yaitu sebesar Rp. 445.815.062,1
5.000/Kg, Kiserit sebanyak 100 Kg/Ha dengan rata-rata total biaya variabel
dengan biaya Rp 5.000/Kg. Sehingga pertahun sebesar Rp. 21.229.289.
dalam satu tahun total biaya rata-rata
penggunaan pupuk organik (pupuk d. Penerimaan
kandang) yaitu sebesar Rp. 85.129,667 dan Penerimaan usahatani mencakup
pupuk anorganik sebesar Rp. 6.264.062,36. semua produk yag dijual, dikonsumsi
Pemupukan yang dilakukan oleh rumah tangga petani, untuk pembayaran
petani yaitu dua kali dalam setahun. Pupuk dan yang disimpan. Penerimaan tunai
yang digunakan merupakan pupuk non adalah hasil perkalian antara hasil produksi
subsidi sehingga biaya yag dikeluarkan yang dijual dengan harga yang berlaku saat
untuk pupuk cukup tinggi. Rata-rata dijual. Penerimaan yang didapat oleh
penggunaan pestisida yaitu Insektisida Cair petani kelapa sawit di Kecamatan Padang
(Diazinon) sebanyak 2,1 L/Ha dengan Bolak, Kabupaten Padang Lawas Utara
biaya Rp 25.000/L dan Herbisida Cair dapat dilihat pada Tabel 2.
(Becano) 0,22 L/Ha dengan biaya Rp
Tabel 2. Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Rakyat di Kec. Padang Bolak

Penerimaan atau nilai produksi (R atau S) e. Pendapatan


yaitu jumlah produksi dikalikan dengan Pendapatan usahatani kelapa sawit
harga produksi dengan satuan moneter. rakyat pada penelitian ini yaitu selisih
Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa total antara total penerimaan dengan total biaya.
penerimaan dari usahatani kelapa sawit Pendapatan sangat dipengaruhi oleh
yaitu sebesar Rp. 782.009.582,3/Ha selama jumlah produksi tandan buah segar (TBS)
21 tahun produksi. Jumlah penerimaan kelapa sawit yang terjual dan harga yang
yang diperoleh petani kelapa sawit rakyat diterima petani. Total pendapatan petani
rata-rata Rp. 37.238.544,7. kelapa sawit rakyat di Kec. Padang Bolak
dilihat pada tabel 3,

Tabel 3 Pendapatan Usahatani Kelapa Sawit Rakyat di Kec. Padang Bolak


Jurnal LPPM UGN Vol. 12 No. 3 Desember 2021 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541 -5522

f. Perhitungan Revenue Cost Ratio (R/C Ratio)


Tabel 4. R/C Ratio Usahatani Kelapa Sawit Rakyat di Kecamatan Padang Bolak

Berdasarkan tabel 4, maka petani kelapa sawit rakyat rata-


diketahui hasil penelitian yaitu nilai B/C rata Rp. 37.238.544,7.
ratio usahatani kelapa sawit rakyat di Pendapatan usahatani kelapa
Kecamatan Padang Bolak layak untuk sawit rakyat di Kecamatan
dilaksanakan dimana nilai R/C > 1, R/C Padang Bolak rata-rata sebesar
Ratio sebesar 1,49 sehingga layak secara Rp. 318.923.520/Ha dimana
ekonomi dan finansial. Hal ini rata-rata total pendapatan dalam
menggambarkan bahwa setiap satu rupiah satu tahun yaitu sebesar Rp.
biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan 15.186.827,5/Ha. Rata-rata
1,49 rupiah. biaya produksi Rp.
463.086.062/Ha dengan total
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN biaya rata-rata pertahun sebesar
Kesimpulan Rp. 22.051.717,2.
1. Penerimaan usahatani kelapa 2. Usahatani kelapa sawit rakyat
sawit rakyat dengan total Rp. di Kecamatan Padang Bolak
782.009.582,3/Ha selama 21 secara ekonomis dan finansial
tahun produksi. Jumlah layak diusahakan dengan
penerimaan yang diperoleh
Jurnal LPPM UGN Vol. 12 No. 3 Desember 2021 p-ISSN. 2087-3131
e-ISSN. 2541 -5522
perolehan nilai R/C ratio Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa
sebesar 1,49. Sawit. Managemen Agribisnis dari
Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Saran Pindyck, Robert S dan Daniel L.
Melalui penelitian ini diharapkan Rubinfeld. 2007. Mikroekonomi
pada para petani kelapa sawit rakyat agar Edisi Keenam. Jakarta:PT. Indeks.
lebih memahami faktor-faktor yang Pratiwi, Devi Alfianti, dkk. 2020. Analisis
mempengaruhi produksi kelapa sawit yaitu Pendapatan Usaha Tani Kelapa
penambahan luas lahan dan pemanfaatan Sawit (Elaeis Guineensis Jacq). Di
pupuk berimbang dan optimalisasi sarana Kecamatan Wara Kabupaten
produksi lebih intensif lagi agar diperoleh Penajam Paser Utara. Jurnal
produksi yang maksimal. Agribisnin, Komun. Pertanian.
Volume 3, Nomor 1 April 2020.
DAFTAR PUSTAKA Rianse, Usman dan Abdi. 2009.
Metodologi Penelitian Sosial dan
Arifin. 2015. Pengantar Ekonomi Ekonomi Teori dan Aplikasi.
Pertanian. CV. Mujahid Press. Bandung : Alpabeta.
Bandung Rogayah. 2016. Kajian Kelayakan Usaha
Diah Retno Dwi Hastuti. 2017. Ekonomika Tani Kelapa Sawit Di Kecamatan
Agribisnis . (Teori dan Kasus). Tungkal Jaya Kabupaten Musi
Rumah Buku Carabaca. Makasasar. Banyuasin. Jambi : Fakultas
Febrian, Adi. 2011. Analisis Pendapatan Pertanian Universitas Batanghari.
Usahatani Padi Dengan Sugiarto. 2008. Analisis Tingkat
Memanfaatkan Sistem Resi Gudang Kesejahteraan Petani Menurut Pola
Studi Kasus Gapoktan Jaya Tani Pendapatan Dan Pengeluaran Di
Indramayu. (Skripsi). Bogor: Perdesaan. Bogor : Pusat Analisis
Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Ekonomi Dan Manajemen Institut Sugiono. 2017. Metode Penelitian
Pertanian Bogor. Kuantitatif, Kualitatif dan Er&d.
Jogianto. 2008. Metode Penelitian Sistem Bandung : Alpabeta.
Informasi. Yogyakarta : Andi. Sukirno, Sadono. 2005. Pengantar Teori
Junaidi. 2016. Analisis Pendapatan Mikroekonomi. Jakarta:Raja
Usahatani Kelapa Sawit di Desa Grafindo Persada
Panton Pange Kecamatan Tripa Suratiyah, Ken. 2009. Ilmu Usahatani.
Makmur Kabupaten Nagan Raya. Jakarta:Penebar Swadaya.
Fakultas Pertanian Universitas Zulkarnain Nasution. 2015. Analisis
Teuku Umar. Komoditi Kelapa Sawit Dan Dampak
Nurhakim, Yusnu Iman. 2014. Perkebunan Ekonomi Terhadap Kelanjutan
Kelapa Sawit Cepat Panen Investasi Kesejahteraan Masyarakat Di
Perkebunan Paling Menjanjikan dan Kabupaten Labuhanbatu.
Menguntungkan. Jakata : Infra Labuhanbatu : Staff Pengajar
Group. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Labuhanbatu.

Anda mungkin juga menyukai