Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

DI DESA RASAU JAYA I KECAMATAN RASAU JAYA


KABUPATEN KUBU RAYA

Neni Junita*1, Novira Kusrini 2, Imelda3


1
Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak
2
Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Pontianak
e-mail:

ABSTRACT
This study aims to analyze the income level of sweet corn farming in Rasau Jaya Village 1 Rasau Jaya District
Kubu Raya Regency. The population in this study were all members of the sweet corn farming group. The
sample was taken using Simple Random Sampling technique. The determination of sample size was calculated
by Slovin formula of 42 samples. This research method using descriptive method. The results showed that the
average income received by farmer is Rp. 3.735.939 Kg / Ha and its receipt during one planting season is Rp.
9.766.979 Kg / Ha.

Keywords: income analysis, sweet corn farming

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pendapatan usahatani jagung manis di Desa Rasau Jaya 1
Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota kelompok
tani jagung manis. Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling.
Penentuan besarnya sampel dihitung dengan rumus Slovin sebesar 42 sampel. Metode penelitian ini
menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata yang diterima oleh
petani tani adalah Rp. 3.735.939 Kg/Ha dan penerimaannya selama satu musim tanam yaitu sebesar Rp.
9.766.979 Kg/Ha.

Kata Kunci: analisis pendapatan, usahatani, jagung manis


Pendahuluan petani di antaranya ketika panen tiba dengan hasil
Pertanian sangat berperan dalam pembangunan yang melimpah pendapatan mereka masih sangat
suatu daerah, dengan pertanian harapannya mampu kurang dibandingkan dengan biaya pengelolaan,
menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk, pestisida dan biaya lainya yang tidak terduga ini
sebagai sumber pendapatan, sebagai sarana untuk terjadi dikarenakan hasil panen mereka hanya dijual
berusaha, serta sebagai sarana untuk dapat merubah pada pedagang (tengkulak) lokal yang berada di desa
nasib ke arah yang lebih baik lagi. Jagung (Zea mays. Rasau Jaya 1, permasalahan lainya adalah belum
Saccharata L) merupakan salah satu tanaman pangan adanya suatu instansi yang memfasilitasi dalam
dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. pendistribusian atau memasarkan hasil produksi
Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah jagung manis sehingga mengakibatkan belum
produksi jagung yang memiliki prospek meratanya pendapatan yang diterima oleh petani di
pengembangan yang masih terbuka luas. Kabupaten Desa Rasau Jaya 1.
Kubu Raya merupakan penghasil produksi jagung Banyak petani tidak mengetahui berapa jumlah
terbesar kedua dari Kabupaten Bengkayang yaitu biaya yang dikeluarkan selama proses produksi
sebesar 11,925 ton. Kecamatan Rasau Jaya adalah sehingga petani tidak mengetahui tingkat keuntungan
kecamatan penghasil ke-tiga terbesar dalam yang diperoleh. Oleh karena itu, tujuan dari
Kabupaten Kubu Raya setelah Kecamatan Sungai penelitian ini untuk menganalisis tingkat pendapatan
Raya dan Kecamatan Kubu. Berdasarkan jumlah luas usahatani jagung manis di Desa Rasau Jaya 1
panen tanamannya Kecamatan Rasau Jaya Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya.
menduduki peringkat ke-tiga, dibandingkan dengan
kecamatan lainnya. Hal ini menunjukan Kecamatan Metode Penelitian
Rasau Jaya memiliki potensi dalam kegiatan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
budidaya jagung. Komoditas jagung manis Lokasi penelitian dipilih secara purposive (sengaja)
merupakan sumber pendapatan sebagian besar yaitu di Desa Rasau Jaya 1 Kecamatan Rasau Jaya
penduduk Rasau Jaya 1 disamping komoditas Kabupaten Kubu Raya.
lainnya. Hal ini tidak terlepas dari adanya peranan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pemerintah setempat yang senantiasa memberikan anggota kelompok tani jagung manis. Karena jumlah
bimbingan dan bantuan kepada para petani agar usaha penggilingan padi secara keseluruhan ada 7
produksinya dapat ditingkatkan supaya pendapatan unit penggilingan maka semuanya menjadi sampel
usahatani jagung manis juga meningkat (Mulyadi, penelitian. Sampel penelitian diambil dengan
2007). menggunakan teknik Simple Random Sampling.
Besarnya produksi jagung manis di Desa Rasau Penentuan besarnya sampel dihitung dengan rumus
Jaya 1 belum dapat menjamin tingginya pendapatan Slovin sebesar 42 sampel.
petani, hal ini disebabkan oleh harga yang diterima Sumber data primer, dikumpulkan melalui
petani jagung manis lebih rendah dari harga yang wawancara kepada responden, dengan memberikan
dibayarkan oleh konsumen. Namun secara aktual beberapa pertanyaan dari kuesioner yang telah dibuat
pada saat panen tiba, hasil melimpah tetapi harga sebelumnya oleh peneliti. Data primer ini adalah hasil
menjadi turun, dan terlebih lagi jika hasil produksi jawaban dari para responden.
yang diharapkan jauh dari perkiraan, yaitu pembeli Sumber data sekunder, berasal dari penelitian
sangat rendah, produksi minim, biaya untuk kegiatan lain yang dilakukan oleh lembaga-lembaga atau
produksi, mulai dari pengadaan pupuk, pengolahan, organisasi seperti BPS (Badan Pusat Statistik), jurnal,
pestisida dan biaya lainnya yang tidak terduga buku, dan lain-lain.
(Roidah, 2015). Teknik pengumpulan data meliputi wawancara
Petani dituntut secara cermat dalam ini dilakukan kepada para kelompk tani dan pengurus
mempelajari perkembangan harga-harga dipasar koperasi oleh peneliti secara langsung. Observasi
terutama harga jagung manis. Melihat luas lahan dan tidak hanya mengukur sikap dari responden
produksi jagung manis yang besar di Rasau Jaya 1 (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan
ternyata masih banyak permasalahan yang dihadapi untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi). Kuesioner teknik pengumpulan pekerjaan lainnya. Dari hasil penelitian terungkap
data yang dilakukan dengan cara memberi bahwa umur responden petani jagung manis sangat
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada bervariasi yaitu antara 40 - 75 tahun berarti termasuk
responden untuk di jawabnya. ke dalam umur produktif. Departemen tenaga kerja
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini menyatakan bahwa umur produktif adalah umur
adalah biaya (cost) terdiri dari biaya variabel dan antara 17 - 55 tahun.
biaya tetap, penerimaan, pendapatan, dan musim
tanam. Tabel 1. Distribusi Responden Menurut Kelompok
Data dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Umur Pada Usahatani Jagung Manis di Desa
Analisis data dalam penelitian ini dapat dijabarkan Rasau Jaya 1
sebagai berikut: Kelompok Jumlah Rata-Rata
1. Analisis Biaya Umur Petani (%) Pendapatan
TC = FC + VC
(Tahun) (Orang) (Kg)
Dimana :
TC = Biaya Total (Rp/Ha) 30 – 40 18 42,86 2.715.490
FC = Biaya Tetap (Rp/Ha)
41 – 50 8 19,04 3.000.177
VC = Biaya Variabel (Rp/Ha)
2. Penerimaan
51 – 60 11 26,20 3.403.240
TR = P . Q
Dimana: ≥ 61 5 11,90 2.986.015
TR = Total Penerimaan (Rp/kg/Ha)
P = Harga jual produk per unit/Harga
(Rp/kg/Ha) Jumlah 42 100 12.104.922
Q = Produksi yang diperoleh dalam satuan
Sumber: Analisis Data Primer (2018)
usahatani (Rp/kg/Ha)
3. Pendapatan Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa
Pd = TR – TC tingkat pendapatan petani jagung manis dalam saatu
Dimana : kali musim tanam gadu yaitu di bulan April - Juni
Pd = Pendapatan (Rp/kg/Ha) yang tertinggi terdapat di umur antara 51-60 tahun
TR = Total Penerimaan (Rp/kg/Ha) sebesar Rp. 3.403.240/Ha. Dibandingkan dengan
TC = Total Biaya (Rp/Ha) kelompok umur lainnya, pendapatannya lebih rendah
dari kelompok umur 41-50 ini dikarenakan
penggunaan luas lahan yang masih rendah. Adapun
Hasil Dan Pembahasan kelompok umur 51-60 tergolong usia produktif.
Umur petani mempengaruhi kemampuan fisik
Karakteristik Responden bekerja dan cara berpikir. Petani yang berumur muda
a. Umur Responden dan sehat mempunyai kemampuan fisik yang lebih
Umur seorang menentukan prestasi kerja atau besar dari pada petani yang lebih tua. Petani muda
kinerja seseorang tersebut. Semakin berat pekerjaan juga lebih cepat menerima hal-hal baru yang
secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan dianjurkan, sebab petani muda lebih berani
semakin turun pula prestasinya. Namun, dalam hal menanggung resiko. Petani yang relatif lebih tua,
tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak mempunyai kapasitas pengelolaan usahatani yang
akan berpengaruh karena justru semakin lebih matang, dan memiliki banyak pengalaman,
berpengalaman (Suratiyah. 2015). Umur responden sehingga sangat berhati-hati dalam bertindak. Dalam
dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mengelola batas-batas tertentu, semakin bertambah umur
dan menjalankan suatu usahatani, terutama dalam seseorang maka tenaga yang dimiliki semakin
mempengaruhi fisik serta cara berfikir petani dalam produktif dan setelah pada batas umur tertentu
mengelola usahataninya maupun usaha-usaha produktivitasnya semakin menurun. Hal ini dapat
disebabkan karena biasanya seseorang pada umur Berdasarkan table di atas, diketahui bahwa
tersebut lebih memiliki pengalaman dalam pendidikan petani secara umum masih relatif rendah
berusahatani yang sangat baik dibandingkan yang sebab sebagian petani tingkat pendidikannya hanya
lain. Sehingga apabila mereka mengalami kesulitan sampai SD (Sekolah Dasar) dalam satu kali musim
ataupun masalah dalam usahataninya, mereka telah tanam yaitu pada musim tanam gadu yaitu sebanyak
tahu cara mengatasi permasalahan tersebut dengan 29 orang dengan rata-rata produksi jagung manis Rp.
belajar dari pengalaman sebelumnya. Tentu saja ini 2.703.543/Ha. SMP (Sekolah Menengah Pertama) 8
tidak lepas dari faktor pengalaman yang dimiliki oleh orang dengan rata-rata produksi jagung manis Rp.
para petani. Sedangkan umur ≥ 61 tidak memiliki 4.9.21.805/Ha dan yang terkecil adalah tamatan
pendapatan tinggi, hal ini dikarenakan faktor umur SMA (Sekolah Menengah Atas) 5 orang dengan rata-
rentang ≥ 61 tidak terlalu produktif dibandingkan rata produksi jagung manis Rp. 1.493.752/Ha. Hal ini
umur 51-60 tahun. Menurut Kurniati dan Jumanto memberikan penjelasan bahwa petani desa Rasau
(2017), umur responden yang produktif berhubungan Jaya 1 di Kecamatan Rasau Jaya masih
erat dengan tingkat produktivitasnya. Apabila berpendidikan menengah (lampiran 1). Tingkat
seseorang berada dalam usia produktif maka pendidikan dengan tingkat pendapatan memiliki
produktivitas kerjanya masih dapat ditingkatkan hubungan dimana sumber daya manusia mampu
sehingga hasil pekerjaan yang diperoleh semakin meningkatkan kualitas hidupnya melalui suatu proses
banyak dan pendapatan akan meningkat. pendidikan, latihan, dan pengembangan yang
menjamin produktivitas kerja yang semakin
b. Tingkat Pendidikan Responden meningkat.
Pendidikan petani umumnya akan mempengaruhi
cara berpikirnya. Pendidikan yang relatif tinggi dan c. Jumlah Anggota Keluarga
umur yang muda menyebabkan petani lebih dinamis. Jumlah anggota yang dimaksudkan dalam
Tingkat pendidikan petani adalah tingkat pendidikan penelitian ini merupakan seluruh anggota keluarga
yang pernah ditempuh oleh petani yang dapat yang masih menjadi tanggungan, yang terdiri dari
berpengaruh terhadap kemampuan petani dalam suami, istri, anak, orang tua maupun saudara terdekat
mengelolah usahataninya. Semakin tinggi tingkat yang tinggal dalam satu rumah. Berdasarkan data
pendidikan seseorang maka semakin baik pula yang diperoleh di lapangan jumlah anggota keluarga
penyerapan informasi maupun inovasi-inovasi baru. petani akan disajikan dalam tabel 3.
Berikut akan disajikan tabel tingkat pendidikan petani
jagung manis yang diteliti.

Tabel 2. Klasifikasi Responden Menurut Tingkat Tabel 3. Klasifikasi Responden Menurut Jumlah
Pendidikan Pada Usahatani Jagung Manis di Anggota KeluargaPada Usahatani
Desa Rasau Jaya 1 Jagung Manis di Desa Rasau Jaya 1
Jumlah Rata-Rata Jumlah
Tinkat (%) Jumlah Rata-Rata
Responden Pendapatan Anggota (%)
Pendidikan Petani Pendapatan
( Orang ) ( Kg ) Keluarga
SD 29 69,05 2.703.543 (Orang) (Orang) ( Kg )
3-4 19 45.24 2.935.743
SMP 8 19,05 4.921.805
5-6 21 50 3.080.197
SMA 5 11,90 1.493.752
≥7 2 4,76 2.391.343
Jumlah 42 100 9.119.100 Jumlah 42 100 8.407.283
Sumber : Analisis Data Primer (2018) Sumber : Analisis Data Primer (2018)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut
Jumlah 42  100 11.145.110
jumlah anggota keluarga petani yang tertinggi yaitu
antara 5-6 orang berjumlah 21 orang dengan Sumber : Analisis Data Primer (2018)
persentase 50 % dan rata-rata produksi jagung manis
Berdasarkan hasil penelitian, pengalaman
sebesar Rp. 3.080.197/Ha. Jumlah ini relatif banyak
usahatani petani yaitu antara 5-20 tahun. Petani rata-
sebab jumlah anggota keluarga petani tersebut
rata sudah memiliki pengalaman usahatani yang
sebagian berjumlah di atas 5 orang. Jumlah anggota
cukup lama. Hal ini dapat dilihat dari jumlah petani
petani yang relatif tinggi dapat menguntungkan bagi
yang usahataninya lebih dari ≥17 tahun yaitu
usahatani jagung manis yang dilaksanakannya. Hal
sebanyak 1 orang dengan persentase 2,38 %.
ini dikarenakan dengan semakin banyaknya jumlah
Pengalaman usahatani petani yang cukup lama ini
anggota keluarga petani,maka petani tersebut dapat
akan berpengaruh terhadap usahatani jagung manis
menekan biaya yang harus dikeluarkan untuk tenaga
yang dilaksanakannya. Petani akan lebih mudah
kerja luar keluarga. Anggota keluarga terutama yang
dalam menjalankan dan mengelola usahataninya
telah berada pada usia produktif dapat digunakan
karena sudah terbiasa dalam menghadapi suatu
sebagai tenaga kerja dalam keluarga. Semakin
permasalahan dalam usahatani yang dijalankannya
banyak responden mempunyai anak dan tanggungan,
sehingga produksi jagung manis yang dihasilkan akan
maka waktu yang disediakan responden untuk
lebih baik. Lama usaha dapat mempengaruhi tingkat
bekerja semakin efektif (Widyawati, 2013).
pendapatan karena lamanya seorang pelaku usaha
menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi
d. Pengalaman Usahatani
produktivitasnya atau keahliannya, sehingga dapat
Pengalaman petani dalam menekuni suatu
menambah efisiensi dan mampu menekan biaya
pekerjaan akan berpengaruh terhadap keputusan
produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan
keputusan yang akan diambil dalam suatu pilihan
(Nainggolan, 2016).
alternatif. Makin lama seseorang menekuni suatu
e. Luas Lahan
pekerjaan, semakin banyak referensi yang diperoleh,
Lahan sebagai media tumbuh tanaman merupakan
selain itu pengalaman merupakan hal yang paling
salah satu faktor produksi yang sangat utama dalam
berharga dalam kehidupan, karena dengan
pengelolaan usahatani. Lahan yang digunakan para
pengalaman tersebut seorang petani akan memiliki
petani berbeda-beda, Dibawah ini disajikan tabel
kemampuan dan keahlian dalam menjalankan
penggunaan lahan berdasarkan hasil penelitian.
ushatani sehingga dapat mengatasi masalah yang ada
pada usahataninya. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pengalaman petani dalam hal usahatani jagung
manis, seluruh petani mempunyai pengalaman yang
cukup lama yakni berkisar antara 5-20 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian pengalaman usahatani
jagung manis di sajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 5. Klasifikasi Responden Menurut Luas
Lahan Usahatani Jagung Manis Desa Rasau
Tabel 4. Pengalaman Usahatani Pada Usahatani
Jaya 1
Jagung Manis Desa Rasau Jaya 1
Luas Lahan Jumlah Rata-Rata
Pengalaman Jumlah Rata-Rata
(%) (Ha) Petani (%) Pendapatan
Usahatani Petani Pendapatan
(Orang)
(Tahun) (Orang) ( Kg ) 0,2 – 1,2 25 61,90 2..725.112
5 - 10 19 45,24 3.201.559 1,3 – 2,3 17 38,10 3.359.890
11 - 16 22 52,38 2.689.180 Jumlah 42 100 6.085.003
Sumber : Analisis Data Primer (2018)
≥ 17 1 2,38 5.254.372
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwah petani yang sama agar tidak merugikan petani. Harga jual
yang memiliki pendapatan tertinggi adalah petani terendah hasil produksi jagung manis berkisar antara
yang memiliki luas lahan antara 1,3 – 2,3 Ha dengan Rp. 120.000 – Rp.160.000 per karung dan harga jual
rata-rata pendapatan Rp. 3.359.890/Ha, hal ini tertinggi berkisar antara Rp. 120.000 – Rp.160.000
dikarenakan faktor luas lahan yang dimiliki petani per karung. Jika dikonversi dalam Rp/Kg, maka
lebih luas yaitu 1,3 – 2,3 Ha, dibandingkan dengan harga rata-rata hasil panen jagung manis yaitu sekitar
petani yang memiliki luas lahan 0,2 – 1,2 Ha, Rp. 3.368,-/Kg. Jarak tanam yang digunakan petani
sehingga produksi dan pendapatannya juga akan lebih ukurannya bervariasi dan pada umumnya petani
tinggi. Semakin luas lahan semakin besar peluang menggunakan jarak tanam 40 x 70 cm dan 40 x 80
petani dalam mengolah usahataninya, sehingga akan cm. Pupuk yang digunakan petani dalam usahatani
berdampak pada peningkatan produksi demikian pula jagung manis ini pada umumnya ada 3 macam, yaitu
sebaliknya. Pendapatan petani dipengaruhi oleh luas pupuk urea, pupuk kandang dan NPK. Tenaga kerja
lahan, dimana semakin luas lahan petani maka yang digunakan petani di daerah penelitian adalah
pendapatannya juga akan meningkat. Hubungan tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) dan tenaga
antara luas lahan dengan pendapatan bahwa luas kerja luar keluarga (TKLK). Tetapi di sini peneliti
lahan berpengaruh positif terhadap hanya menghitung tenaga luar keluarga saja. Benih
pendapatan/penghasilan petani jagung manis. Lahan yang digunakan petani umumnya adalah varietas
yang dikelola dengan baik tentunya akan memberikan unggul yaitu Secada F1, diperoleh dengan cara
hasil yang baik dan menguntungkan bagi petani. membeli. Jumlah benih yang digunakan petani yaitu
antara 0,8 – 1,4 kg. Dosis pupuk yang digunakan
Usahatani Jagung Manis di Desa Rasau Jaya 1 petani berkisar 50 kg - 200 kg. Pupuk urea digunakan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani di dosis 50 kg - 160 Kg. Pupuk kandang dengan dosis
daerah penelitian mengusahakan jagung manis 50 kg - 100 Kg NPK dengan dosis 30 kg - 50 Kg.
varietas Secada F1. Varietas jagung manis ini Pestisida amistartop 325 SC yang digunakan petani
ditanam berumur 75-85 hari. Penelitian ini dilakukan dengan dosis 100 ml-250 ml. Insektisida dalam
pada satu (1) musim tanam yang dimulai rata-rata usahatani jagung manis di daerah penelitian tidak
pada bulan April sampai Juni 2018. Secara umum, banyak digunakan petani karena tidak ada serangan
jagung manis akan menghasilkan produksi dengan hama yang mengganggu tanaman mereka. Walaupun
kualitas dan kuantitas yang bagus jika tanaman ada hama, itu hanyalah serangan hama penggerek
jagung manis dapat dibudidayakan dengan baik dan daun yang ringan sehingga mereka mengatasinya
penggunaan pupuk yang tidak berlebihan sesuai secara manual, yaitu dengan melakukan pengolahan
dengan anjuran yangsudah ditentukan. Selain itu, tanah yang baik untuk mematikan hama tersebut dan
kuantitas hasil produksi juga dipengaruhi oleh faktor selalu menjaga areal penanaman agar selalu bersih.
cuaca dimana jika terjadi musim hujan maka akar
tanaman akan mudah membusuk dan membuat petani Analisis Biaya Total Usahatani Jagung Manis
harus memanen lebih lama. Berdasarkan hasil a. Biaya Tetap
penelitian, luas lahan yang digunakan petani untuk 1) Biaya Sewa Lahan
menjalankan usahatani jagung manisnya pada satu (1) Lahan yang digunakan petani adalah lahan pribadi
musim tanam yaitu rata-rata 1,1 Ha. Diketahui bahwa dan lahan yang disewa, biaya sewa lahan yang
rata-rata produksi jagung manis adalah 3.368 Kg/Ha dikeluarkan oleh petani bervariasi, dalam penelitian
dengan produksi minimal sebesar 1.350 Kg/Ha dan ini biaya lahan yang di hitung adalah biaya sewa
produksi maksimal sebesar 6.400 Kg/Ha. Hasil lahan yang memang benar-benar di bayar oleh petani.
produksi bervariasi tergantung media tumbuh tanam, Petani menyewa lahan selama 1 tahun, yaitu untuk 3
cuaca dan iklim pada saat penanaman serta modal kali musim tanam. Rata-rata biaya sewa lahan yang
untuk kegiatan usahatani. Hasil panen jagung manis dikeluarkan oleh petani adalah Rp. 346.359/Ha.
dikumpulkan oleh para petani untuk kemudian 2) Biaya Penyusutan Alat
diserahkan kepada pedagang pengumpul, dimana Biaya penyusutan alat yang dihitung adalah biaya
setiap pedagang pengumpul memiliki standar harga penyusutan alat seperti cangkul, parang, dan
handspayer. Perhitungan biaya penyusutan ini adalah Total biaya tenaga kerja dari setiap petani
yaitu harga beli alat dibagi dengan masa ekonomis berbeda, hal ini dikarenakan luas lahan yang dimiliki
pemakaian alat (Rp). Rata-rata biaya penyusutan alat oleh petani juga berbeda. Tenaga kerja yang
yang digunakan selama proses produksi petani digunakan oleh para petani, ada yang berasal dari
selama satu musim tanam yaitu Rp. 195839/Ha. dalam keluarga dan luar keluarga. Tetapi di sini
b. Biaya Variabel peneliti hanya menghitung tenaga luar keluarga saja.
1) Biaya Benih Rata-rata biaya tenaga kerja petani berjumlah Rp.
Rata-rata biaya benih sebesar Rp. 986.905 Ha. 6.129.342 Ha/HOK. Menurut Nugroho (2015: 174),
Hal ini sebenarnya tergantung dari kebutuhan dan semakin banyak tenaga kerja yang digunakan untuk
menyesuaikan luas lahan para petani. Benih yang usahatani jagung maka produksi jagung yang akan
digunakan oleh petani dalam setiap lubang tanaman dihasilkan akan semakin meningkat.
ada 1-2 butir benih. Menurut Manikin (2016:54-58), 4) Biaya Pestisida
selain penggunaan benih bermutu, peningkatan Pestisida penting diberikan pada tanaman
produktifitas jagung dapat juga dilakukan dengan jagung, terutama untuk memberantas hama dan
cara pengaturan jumlah benih per lubang tanam. penyakit yang menyerang tanaman jagung. Selain
Penanaman jagung dengan jumlah tiga biji per lubang dengan menggunakan cara tradisional, para petani
tanam memberikan berangkasan segar maupun kering juga memberikan pestisida pada tanaman mereka.
yang lebih berat. Selain itu, juga dapat meningkatkan Rata-rata biaya pestisida petani sebesar Rp. 237.971
permukaan daun tanaman lebih luas dan jumlah Ha/ml. Menurut Oktavia (2015: 5), sebelum
tongkol yang terbentuk lebih banyak. menggunakan pestisida, petani harus mengetahui
jenis pestisida apa yang sesui dengan komoditi yang
akan disemprot dan jenis organisme pengganggu
2) Biaya Pupuk tanaman yang akan dikendalikan. Memilih pestisida
Pupuk yang digunakan oleh petani sesuai dengan jenis komoditi diharapkan dapat
berdasarkan penuturan kelompok tani dan keadaan di mengurangi dampak-dampak yang tidak diinginkan
lapangan, ada pupuk kandang, pupuk urea dan pupuk seperti residu yang dapat tertinggal pada buah dan
NPK. Biaya penggunaan pupuk para petani adalah pengendalian hama secara spesifik yang sesuai
sebesar Rp. 1.641.001 Kg/Ha, pupuk yang mereka dengan jenis komoditi sasaran sehingga penggunaaan
peroleh berasal dari toko-toko pertanian dimana pestisida menjadi lebih optimal. Pestisida yang
petani dapat membeli dengan harga yang murah di digunakan oleh petani berdasarkan keadaan di
bandingkan dengan harga pasaran. Karena petani lapangan yaitu insektisida dan herbisida. Insektisida
selalu mengutamakan penggunaan pupuk bagi yang digunakan adalah Regent dan Matharin,
tanaman mereka, karena dengan bantuan pupuk sedangkan herbisida adalah Amistartop dan Score.
tersebut usahatani jagung manis dapat tumbuh Menurut para petani hama maupun penyakit yang
dengan baik dan memperoleh hasil yang baik pula. menyerang tidak banyak.
Kawulusan (1995) menyimpulkan bahwa pemberian
pupuk meningkatkan secara nyata pada tanaman
jagung umur 28 hari setelah tanam. Jumlah 5) Biaya Karung
penggunaan pupuk urea paling banyak digunakan Karung digunakan petani untuk mengemas
oleh petani. Banyaknya penggunaan pupuk urea yang jagung hasil panen. Berat jagung perkarung jagung
digunakan oleh petani diduga karena pada umumnya manis 50-60 kg. Rata-rata harga karung 244.075/unit.
petani beranggapan bahwa penggunaan dosis pupuk
urea dengan jumlah yang banyak dapat mempercepat Analisis Penerimaan dan Pendapatan
pertumbuhan dan peningkatan produksi jagung. Akan Analisis pendapatan usahatani dalam
tetapi, menurut Tinubaya (2011:191) penggunaan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
pupuk urea secara berlebihan dapat menyebabkan besarnya pendapatan yang diperoleh oleh petani dari
kesuburan tanah berkurang. kegiatan usahataninya. Pendapatan usahatani dihitung
3) Biaya Tenaga Kerja berdasarkan total penerimaan dikurangi biaya yang
dikeluarkan dalam usahatani selama satu kali musim pada usia 51 – 60 dengan rata-rata pendapatan
tanam. Pendapatan merupakan salah satu hal penting Rp. 3.403.240/Ha, dengan pengunnaan luas
dalam meningkatkan ekonomi petani, pendapatan lahan rata-rata 1.1 Ha.
dikatakan menguntungkan apabila total penerimaan 2. Menurut tingkat pendidikan pada usahatani
yang diperoleh petani tidak lebih besar dari total jagung manis di desa Rasau Jaya 1 pada musim
biaya yang dikeluarkan. Penerimaan adalah hasil kali tanam gadu yang tertinggi terdapat rata-rata
antara jumlah produksi dengan harga penjualan. pendapatan tertinggi yaitu terdapat pada tingkat
Semakin banyak hasil produksi yang dijual, maka pendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama)
semakin besar pula penerimaan yang diperoleh yaitu sebesar 4.9.21.805/Ha.
responden dan total biaya adalah jumlah biaya tetap 3. Menurut jumlah anggota keluarga pada usahatani
dan biaya variabel yang dikeluarkan. jagung manis di desa Rasau Jaya 1 pada musim
Usahatani jagung manis ini berdasarkan tanam gadu, pendapatan tertinggi terdapat pada
keadaan dilapangan diketahui bahwa, dilakukan jumlah anggota keluarga 5-6 orang dengan rata-
sebanyak tiga kali musim tanam selama satu tahun, rata pendapatan Rp. 3.080.197/Ha.
namun dalam penelitian ini hanya dilakukan 4. Menurut pengalaman usahatani jagung manis di
penelitian untuk satu musim tanam saja yaitu di desa Rasau Jaya 1 pada musim tanam gadu
musim gadu pada bulan April – Juni.. Jumlah pendapatan tertinggi terdapat pada ≥ 17 tahun
produksi yang diperoleh para petani pun berbeda- dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp.
beda. Untuk petani rata-rata jumlah produksi yang 5.254.372/Ha.
diperoleh selama kurun waktu satu musim tanam 5. Menurut luas lahan pada usahatani jagung manis
adalah sebanyak 3,368 Kg/Ha. Isi jagung manis di desa Rasau Jaya 1 pada musim tanam gadu
dalam setiap Kg nya bervariasi tergantung pada besar petani yang memiliki pendapatan tertinggi yaitu
kecilnya bonggol atau ukuran jagung. yang memiliki luas lahan 1,3 – 2,3 Ha dengan
Hasil penerimaan usahatani jagung manis rata-rata pendapatan Rp. 3.359.890/Ha.
rata-rata penerimaannya selama satu musim tanam 6. Berdasarkan analisis biaya total, hasil
yaitu sebesar Rp. 9.766.979 Ha. Total biaya rata-rata penerimaan usahatani jagung manis rata-rata
yang dikeluarkan oleh petani adalah sebesar Rp. penerimaannya selama satu musim tanam pada
6.784.933 Ha. Pendapatan rata-rata yang diperoleh musim tanam gadu yaitu sebesar Rp.
petani selama satu musim tanam adalah Rp. 9.766.979/Ha. Total biaya rata-rata yang
2.982.046 Ha. Pendapatan yang diperoleh para petani dikeluarkan oleh petani adalah sebesar Rp.
ini selalu berbeda setiap musimnya, tergantung harga 6.784.933/Ha. Sehingga dapat diketahui
jagung manis pada saat dijual serta jumlah pendapatan rata-rata yang diperoleh petani
produksinya. selama satu musim tanam adalah Rp.
Menurut hasil penelitian dari Lumintang (2013: 998) 2.982.046/Ha dengan luas lahan rata-rata 1,1 Ha.
yang berjudul “Analisis Pendapatan Petani Padi di
Desa Teep Kecamatan Lawongan Timur”, besar
kecilnya pendapatan usahatani yang diterima
dipengaruhi oleh penerimaan dan biaya produksi. Saran
Jika produksi dan harga jual semakin tinggi maka 1. Para petani agar lebih memperhatikan usahatani
akan meningkatkan penerimaan. Apabila biaya jagung manisnya baik dari segi penggunaan
produksi lebih tinggi dari penerimaan maka akan pupuk maupun pestisida yang digunakan harus
menyebabkan kerugian usaha jagung. sesuai kebutuhan dan sesuai dosis yang
dianjurkan agar dapat menghasilkan tanaman
Kesimpulan Dan Saran jagung yang baik sehingga meningkatkan
Kesimpulan pendapatan petani.
1. Menurut distribusi kelompok umur pada 2. Diharapkan kepada dinas terkait untuk memberi
usahatani jagung manis di desa Rasau Jaya 1 bantuan modal kepada petani supaya dapat
pada musim tanam gadu yang tertinggi terdapat membantu para petani jagung manis di Rasau
Jaya 1 dan tidak hanya dari segi pupuk serta Soekartawi. 1986. Analisis Usaha Tani. Universita
bimbingan saja, namun ada juga bantuan Indonesia – Press : Jakarta.
peminjaman modal serta pemasaran hasil
produksi, serta bantuan benih bagi petani jagung Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
manis di Desa Rasau Jaya 1. Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.

Daftar Pustaka Suratiyah, Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar


Badan Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya. 2016. Swadaya : Jakarta.
Kecamatan Rasau Jaya Dalam Angka Tinubaya, E. Priyono, B.S., & Rasyid, W. Analisis
Kumalasari, R.A. 2016. Analisis Keuntungan Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem
Pedagang Nasi Kuning (Studi Kasus Pedagang Tanam Sri dan Konvensional Di Desa Bukit
Nasi Kuning di Pasar Palaran Kecamatan Peninjauan I Kecamatan Sukaraja Kabupaten
Palaran Kota Samarinda). Jurnal Administrasi Seluma. AGRISEP. 10(2).
Bisnis. 4(4):997. Widyawati, R.F & Pujiyono, A. (2013). Pengaruh
Kurniati, S.A. dan Jumanto. (2017). Strategi Umur, Jumlah Tanggungan Keluarga, Luas
Pengembangan Usaha Ikan Nila di Kabupaten Lahan, Pendidikan, Jarak Tempat Tinggal
Kuantan Singingi Provinsi Riau. Jurnal Pekerja ke Tempat Kerja, dan Keuntungan
Agribisnis. 19(1):17-18. terhadap Curahan Waktu Kerja Wanita Tani
Sektor Pertanian di Desa Tajuk, Kec. Getasan,
Lumintang, F.M. 2013. Analisis Pendapatan Petani Kab. Semarang. Jurnal Of Economics. 2(3): 2
Padi di Desa Teep Kecamatan Lawongan
Timur. Jurnal EMBA. 1(3):998.

Manikin, E.T., & Lelang, M.A. 2016. Pengaruh


Model Penyimpanan Benih dan Jumlah Biji Per
Lubng Tanam Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Jagung (Zea mays, L). Jurnal Pertanian
Konservasi Lahan Kering. 1(2).

Mulyadi. 2007. Sistem Perencanaan dan


Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba
Empat.

Nainggolan, R. (2016). Gender, Tingkat Pendidikan


dan Lama Usaha sebagai Determinan
Penghasilan UMKM Kota Surabaya. Jurnal
Kinerja. 20(1): 3-4.

Oktavia, N.D., Moelyaningrum, A.D., & Pujiati, R.S.


2015. Penggunaan Pestisida dan Kandungan
Residu Pada Tanah dan Buah Semangka
(Citrullus vulgaris, Schard). Jurnal Ilmiah
Penelitian Mahasiswa. 2(1).

Roidah. I.S. 2015. Pemanfaatan Lahan dengan


Menggunakan Sistem Hidroponik. Jurnal
BONOROWO. 1(2).

Anda mungkin juga menyukai