Anda di halaman 1dari 5

AgronobiS, Vol. 2, No.

4, September 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Analisis Pendapatan Usahatani Cabai Merah dan


Hubungannya dengan Kebutuhan Hidup Minimum di Desa Aromantai
Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten OKU Selatan

Oleh: Septianita 

Abstract

The aim of this research is to calculate the revenue earned in farming Capsicum annum and
analyze the relationship between farm income eligibility level of Capsicum annum with the
minimum necessities of life. Purposes of this research is as an input to make decisions in the
farming of. Capsicum annum and as a material consideration in setting policy. Data collection in
the field starting from September to November 2010. Determining the location of the research done
on purpose (purposive sampling). The method used in this research is a case study, with Capsicum
annum farmers as an example. While the sampling method used in this research is to census
method is to take the entire population of the 25 farmers who have Capsicum annum or 100 percent
of the population. Based upon this research, the total revenue obtained by the farmer sample
average is Rp. 11,246,620, - per growing season whereas for minimum living needs (KHM) as the
number of family members do not meet reasonable living.

Key words: Earned in farming, the minimum necessities of life

PENDAHULUAN

Indonesia salah satu bagian pembangunan pertanian yang mempunyai kedudukan


strategis adalah kegiatan yang berbasis pada tanaman pangan dan holtikultura, sektor ini
selain melibatkan tenaga kerja terbesar dalam kegiatan produksi dan produknya merupakan
bahan pangan pokok pada konsumsi nasional. Ditinjau dari sisi bisnis kegiatan ekonomi
yang berbasis tanaman pangan dan hortikultura merupakan kegiatan bisnis terbesar dan
tersebar luas di seluruh Indonesia (Saragih, 2001).
Salah satu komoditi hortikultura yang mempunyai peluang bisnis yang strategis
adalah tanaman Cabai Merah. Cabai merah (Capsicum Annum var. longum) suatu
komoditas sayuran yang tidak dapat ditinggalkan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Sayangnya produktivitas secara nasional masih tergolong rendah yaitu 4,8 ton perhektar
dan potensi 7,5 sampai dengan 10 ton perhektar (Setiadi, 2007).
Daya tarik agribisnis cabai merah selain nilai keuntungan yang berlipat apabila saat
panen yang tepat, dalam usaha tani cabai merah sarana produksi mudah didapat, keadaan
tanah tidak terlalu menuntut yang khusus, prospek pasarnya bisa dijual secara eceran
maupun dalam jumlah yang besar. Petani dapat menjual dalam bentuk segar, olahan atau
cabai giling maupun kering, cabai selain itu juga untuk campuran industri makan, bubuk
cabai dapat dimanfaatkan sebagai bahan industri makanan dan minuman untuk
menggantikan fungsi lada (Widodo, 2006).


Dosen Tetap Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Baturaja
43
Septianita, Hal ; 43 - 47
AgronobiS, Vol. 2, No. 4, September 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Kebutuhan hidup layak digunakan sebagai dasar penentuan Upah Minimum,


dihitung berdasarkan kebutuhan hidup pekerja dalam memenuhi kebutuhan mendasar yang
meliputi kebutuhan akan pangan 2100 kilokalori perhari, perumahan, pakaian, dan
pendidikan. Awalnya penghitungan upah minimum dihitung didasarkan pada Kebutuhan
Fisik Minimum (KFM), kemudian terjadi perubahan penghitungan didasarkan kepada
Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) (Wikipedia, 2007).
Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) adalah standar kebutuhan hidup yang terhitung
menurut harga lokal. Sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor: Per-17/MEN/VIII/2005 tanggal 26 Agustus 2005, tentang
Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) sama dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL).
Kebutuhan Hidup Minimum berfungsi sebagai alat ukur tingkat kesejahteraan dari tingkat
pendapatan masyarakat di suatu daerah, maka Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) dapat
dijadikan standar upah minimum regional. Besarnya standar Kebutuhan Hidup Layak
Provinsi Sumatera Selatan tahun 2008 adalah Rp 1.010.086,- (Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Sumatera Selatan, 2008).
Kebutuhan hidup layak dapat meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas
perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas nasional. Penelitian ini
menyusun perangkat komponen kebutuhan hidup layak berikut jenis-jenis kebutuhan untuk
setiap komponen yaitu: makanan dan minuman, perumahan dan fasilitas, sandang,
kesehatan dan estetika serta aneka kebutuhan.
Atas dasar yang terdapat dalam komponen KHM sebagai awal tujuan kebutuhan
hidup layak, ternyata sebagian besar responden menyetujui jenis dan komponen yang
terdapat dalam Kebutuhan Hidup Minimum. Standar Kebutuhan Hidup Minimum pada
tahun 2009 adalah Rp.1.240.858,- (Dinas Kesejahteraan Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, 2009). Oleh karena itulah maka
menarik untuk dilakukan penelitian besar pendapatan yang didapat dalam usahatani cabai
merah dan bagaimana hubungan tingkat pendapatan usahatani cabai merah terhadap
kelayakan hidup minimum

LANDASAN TEORI

Usahatani adalah suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha
mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan ketrampilan dengan
tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian (Kadarsan, 1993).
Selanjutnya untuk memberdayakan petani keluar dari lingkaran sosial ekonomi bentuk
modern, perlu mengubah paradigma pembangunan pertanian dari peningkatan produksi ke
paradigma agribisnis. Dengan pendekatan ini berarti kita telah membuka peluang bagi
petani. Usahatani cabai merah merupakan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi dengan
resiko kegagalan yang tinggi pula. Kualitas produksi cabai merah yang baik sangat
tergantung pada keterampilan petani karena cabai merah memang membutuhkan
perawatan yang khusus.
Penerimaan usahatani (farm receipt) adalah penerimaan dari semua sumber usahatani
meliputi; jumlah penambahan inventaris, nilai penjualan hasil, dan nilai penggunaan rumah
atau yang dikonsumsi. Penerimaan usahatani itu sendiri adalah perkalian antara produksi
yang diperoleh dengan harga jual (Hernanto dalam Widodo, 2004). Sedangkan menurut
(Hendry, 2010), pendapatan usahatani atau keuntungan adalah selisih antara penerimaan
dengan biaya yang dikeluarkan. Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh

44
Septianita, Hal ; 43 - 47
AgronobiS, Vol. 2, No. 4, September 2010 ISSN: 1979 – 8245X

perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk dan/atau jasa kepada
pelanggan.
Bagi petani dan pemilik faktor produksi, analisis pendapatan mempunyai arti penting
karena akan memberikan bantuan dalam mengukur kegiatan usahataninya pada saat ini
berhasil atau tidak. Keberhasilan usahatani diukur dari besarnya pendapatan yang
diperoleh dalam kegiatan tersebut. Perbandingan keberhasilan petani dilakukan jika yang
dibandingkan merupakan petani berpola fikir ekonomi. Pendapatan keluarga petani dapat
diperoleh dengan jalan menjumlahkan total pendapatan keluarga dari berbagai sumber.
Besarnya pendapatan yang akan diperoleh dari suatu kegiatan usahatani tergantung
pada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani
antara lain adalah luas lahan, tingkat produksi, pilihan dan kombinasi cabang usaha,
identitas pengusaha pertanaman dan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Aromantai Kecamatan Pulau Beringin Kabupaten


Ogan Komering Ulu Selatan dengan waktu penelitian bulan September sampai November
2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus (case study), dengan
petani cabai merah sebagai satuan kasus. Metode penarikan contoh yang digunakan adalah
metode sensus yaitu dengan mengambil seluruh populasi yang ada dari 25 petani cabai
atau 100% dari populasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer
dan sekunder.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden antara 29 sampai dengan 58


tahun dengan pendidikan formal rata-rata adalah tamat sekolah dasar. Sebaran luas lahan
yang dipergunakan untuk pertanaman cabai merah berkisar antara 0,15 sampai dengan 0,75
hektar. Biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan oleh petani responden dalam
berusahatani cabai merah adalah sebesar Rp 5.166.380,- per musim tanam per hektar. Dari
proses produksi usahatani cabai merah yang dilaksanakan oleh petani responden diperoleh
pendapatan yang secara terperinci dapat dilihat tabel berikut.

Tabel 1.
Pendapatan Rata-Rata Usahatani Cabai Merah

Usaha Tani Cabai Merah


No. Uraian
Jumlah RP/MT
1. Produksi 2.999,4 kg
2. Harga jual 5.546,17
3. Penerimaan 16.753.200
4. Biaya Produksi 5.166.380
5. Pendapatan 11.246.620

Penerimaan rata-rata yang diterima adalah Rp.16.753.200,- per hektar per musim
tanam dengan jumlah 19 kali panen per musim tanam, rata-rata pendapatan yang diperoleh
petani dalan usahatani cabai merah adalah Rp. 11.246.620,- per hektar per musim tanam
dengan luas lahan rata-rata 0,35 hektar.
45
Septianita, Hal ; 43 - 47
AgronobiS, Vol. 2, No. 4, September 2010 ISSN: 1979 – 8245X

Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) adalah standar kebutuhan hidup yang terhitung
menurut harga lokal, yang mencakup komponen makanan dan minuman, perumahan dan
fasilitas, sandang dan aneka kebutuhan. Setelah diadakan perhitungan standar kebutuhan
hidup minimum di lokasi penelitian secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel. 2.
Standar Kebutuhan Hidup Minimum di Desa Aromantai

No Uraian Fisik
1. Makanan dan Minuman 270.250
2. Perumahan dan Fasilitas 454.350
3. Sandang 74.750
4. Aneka Kebutuhan 108.000
Jumlah 907.350

Hasil perhitungan Standar Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) di Desa Aromantai


sebesar Rp. 907.350,- per orang per bulan. Jumlah tanggungan keluarga rata-rata 5 jiwa
untuk responden nilai rata-rata Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) Rp 1.257.880,- per
bulan. Pendapatan responden dengan luas rata-rata 0,35 hektar sebesar Rp 1.247.669,- per
bulan per musim tanam. Kebutuhan Hidup Minimum per jumlah tanggungan keluarga
belum memenuhi kategori hidup layak karena jumlah pendapatan per jumlah anggota
keluarga lebih kecil dari standar Kebutuhan Hidup Minimum (Pdt < KHM) hal ini
disebabkan jumlah rata-rata luas lahan yang dimiliki oleh petani 0,35 hektar.

PENUTUP

Berdasarkan pemabahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan du hal sebagai berikut:

1. Pendapatan yang diperoleh oleh petani contoh di Desa Aromantai pada saat penelitian
adalah rata-rata Rp. 11.246.620,- per musim tanam.

2. Untuk Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) per lajang responden sudah memenuhi
kategori Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) sedangkan untuk kebutuhan hidup
minimum per jumlah anggota keluarga tidak memenuhi Kebutuhan Hidup Layak
(KHL).

Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan terhadap hasil penelitian, maka dapat


dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Diharapkan agar antarpetani cabai merah agar dapat menjalin komunikasi untuk
mengatur jadwal tanam biar tidak terjadi over produksi pada saat panen. Sehingga
akan mendapatkan harga yang maksimal dan pendapatan usahatani cabai merah di
Desa Aromantai belum memenuhi standar Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) petani
per jumlah anggota keluarga.

2. Diharapkan petani melakukan usahatani yang lain atau diversifikasi usahatani lain agar
dapat meningkatkan kebutuhan hidup.

46
Septianita, Hal ; 43 - 47
AgronobiS, Vol. 2, No. 4, September 2010 ISSN: 1979 – 8245X

DAFTAR PUSTAKA

Prajnanta, F. 2001. Agribisnis Cabai Hibrida. Jakarta: Penebar Swadaya

Setiadi. 2007. Bertanam Cabe. Jakarta: Penebar Swadaya

Saragih .B. 2001. Kumpulan Pemikiran Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan


Ekonomi Berbasis Pertanian. Bogor: Pustaka Wirausaha Muda

Sjarkowi, F. dan M. Sufri. 2004. Manajemen Agribisnis. Palembang: CV. Baldal Grafiti
Press

Widodo. DW. 2006. Memperpanjang Umur Produktif Cabai. Jakarta: Penebar Swadaya

Widodo, J. 2004. “Analisis Usahatani dan Konstribusi Kacang Tanah Terhadap


Pendapatan Keluarga Petani”. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian Universitas
Sjakhyakirti Palembang

Dinas Kesosnakertrans Kabupaten OKU Selatan. 2009. “Laporan Tahunan”. Muaradua:


Dinkesosnakertrans

Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 2009. Laporan Tahunan. Muardua

Debertin, 1986. Defenisi dan Tujuan Metode Harga.http: //ttp://organisasi.org/ defenisi-


pengertianharga-tujuan-metode-pendekatan-penetapan-harga-manajemen-pemasaran.
Diakses tanggal 06/06/2010

Edukasi. Net. 2009. Perilaku Konsumen dan Produksi. Sumber http://www.e-


dukasi.net.com. Diakses 25/06/2010

Griffin. R. 2006. Faktor Produksi.http://id.wikipedia.org/wiki/faktorproduksi.com.


Diakses 25/06/2010

Hendrininja, 2009. Pengertian Proses Produksi.http://yprawira01.blogspot.com. Diakses


25/06/2010

Kadarsan, 1993. Defenisi Usahatani dan Ilmu Usahatani. http:// kamaluddin86.


blogsport.com. Diakses 25/06/2010

Organisasi. 2008. Komunitas dan Perpustakaan Online Indonesia 2008 Defenisi/Pengertian


Harga, Tujuan dan Metode Pendekatan Penetapan Harga- Manajemen Pemasaran.
Sumber:http//:ttp://organisasi.org/definisi-pengertian-pengertian-harga-tujuan-
metode-pendekatan-penetapan-harga-manajemen-pemasaran. Diakses 26/06/2010

47
Septianita, Hal ; 43 - 47

Anda mungkin juga menyukai