Oleh :
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB V PENUTUP................................................................................................13
5.1Kesimpulan ......................................................................................................13
5.2Saran .................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
BAB 1
PENDAHULUAN
1
pengairan seperti ini menjadi salah satu penyebab gagal panen, pangkal batang
tanaman cabai membusuk dan mati akibat terlalu basah. (Swastika et al, 2017).
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ilmu usahatani adalah sebuah ilmu yang berisi mengenai tata cara
petani memanfaatkan sumber daya seefektif dan seefisien dengan tujuan
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Efektif berarti produsen
atau petani dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan
sebaik-baiknya, sedangkan efesien mempunyai arti bahwa pemanfaatan
sumber daya nantinya dapat menghasilkan output (keluaran) yang lebih
kecil dari input (masukan) (Luntungan, 2012).
Faktor yang sangat mempengaruhi kegiatan usahatani
adalah faktor alam. Faktor alam dibagi menjadi dua, yaitu: (1) faktor
tanah. Tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan
usahatani karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman. Tanah
merupakan faktor produksi yang istimewa karena tanah tidak dapat
diperbanyak dan tidak dapat berubah tempat, (2) faktor iklim. Iklim sangat
menentukan komoditas yang akan diusahakan, baik ternak maupun
tanaman. Iklim dengan jenis komoditas yang akan diusahakan harus sesuai
agar dapat memperoleh produktivitas yang tinggi dan manfaat yang baik.
Faktor iklim juga dapat mempengaruhi penggunaan teknologi 7 dalam
usahatani. Iklim di Indonesia, pada musim hujan khususnya memiliki
pengaruh pada jenis tanaman yang akan ditanam, teknik bercocok tanam,
pola pergiliran tanaman, jenis hama dan jenis penyakit (Suratiyah, 2015).
3
Analisis usahatani berasal dari kata analisis/analisa yaitu menelaah,
mengurai dan kata usahatani yaitu suatu tempat dimana seseorang atau
sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti alam,
tenaga kerja, modal, dan keterampilan dengan tujuan berproduksi untuk
menghasilkan suatu dilapangan pertanian (Latief, 2018).
4
c. Total Cost (TC)
Total pengeluaran total dan pengeluaran variabel (Saeri, 2011)
2. Penerimaan, yaitu jumlah hasil produksi dikalikan dengan harga satuan
produksi total yang dinilai dalam satuan rupiah per satu kali proses
produksi.
3. Pendapatan, yaitu selisih antara penerimaan dengan biaya produksi,
dan dinyatakan dalam satuan rupiah per satu kali proses produksi
(Septiawan et.al. 2017)
4. BEP (break even point) merupakan tingkatt penjualan yang dibutuhkan
yang digunakan untuk menutupi seluruh biaya operasional. Dimana
BRP tersebut labaa sebelum bunga dan pajak sama dengan nol. BEP
dibagi menjadi 2 yaitu :
a. BEP Harga
BEP harga merupakan BEP yang menunjukkan total penerimaan
produk dengan kuantitas produk ketika dalam kondisi BEP.
FC
BEP harga = VC
1−
TR
b. BEP Unit
BEP unit merupakan BEP yang menunjukan produksi minimal yang
harusdicapai dalam kegiatan usahatani agar tidak mengalami kerugian.
FC
BEP unit =
P−VC
5. R/C adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya (Saeri, 2011).
5
2.3 Klasifikasi Cabai Merah
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dicotyledoneae
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Cabai merupakan tanaman yang berasal dari bagian tropis dan subtropis
Benua Amerika, khususnya Kolombia, Amerika Selatan. Tanaman cabai
termasuk famili Solanaceae, genus Capsicum. Capsicum annuum L.
Merupakan salah satu spesies dari 20-30 spesies dalam genus yang sama.
Spesies ini
6
paling banyak dibudidayakan dan penting secara ekonomi. Berdasarkan karakter
buahnya spesies Capsicum Annuum.L digolongkan dalam empat tipe, yaitu cabai
besar, cabai kriting, cabai rawit (hijau), dan paprika. Klasifikasi cabai merah
adalah sebagai berikut: Famili ini terdiri lebih kurang 75 marga (genus) dan 2000
jenis (spesies), ada yang berbentuk tanaman pendek, tanaman semak perdu atau
pohon kecil. daun lombok termasuk daun tunggal sederhana, tetapi ada juga yang
berlekuk dangkal sampai dalam, dan ada juga yang berlekuk majemuk. Letak
daun bergantian dan tidak mempunyai daun penumpu. Tanaman ini banyak
terdapat di daerah tropis sampai di daerah subtropik (Syukur, 2013).
7
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
8
modal. Sedangkan biaya eksplisit adalah biaya yang nyata
dibayarkan selama proses produksi oleh petani yang berasal dari
luar yang terdiri dari biaya tenaga kerja luar keluarga, biaya
pembelian benih/bibt, biaya pembelian pupuk, dan biaya
pembelian pestisida.
c) Pendapatan
Pendapatan merupakan selisih penerimaan dan biaya
usaha tani.
d) Keuntungan Usaha Tani
Keuntungan merupakan selisih dari penerimaan dengan
biaya total usaha tani. Biaya total merupakan penjumlahan
antara biaya eksplisit dan implisit.
e) Analisis R/C
Analisis R/C rasio dilakukan untuk mengetahui efisiensi
usahatani yang diperoleh dari perbandingan antara penerimaan
usahatani dengan biaya usahatani.
f) BEP
Titik di mana pendapatan sama dengan modal yang
dikeluarkan, tidak terjadi kerugian dan keuntungan. BEP terdiri
dari 2 yaitu BEP unit dan BEP harga.
9
BAB IV
10
Berdasarkan perhitungan tersebut maka petani mengalami Break Even
Point yaitu kondisi tidak untung dan juga tidak rugi jika produksinya 95,2
kg dengan harga jual Rp. 3.093/kg
Dengan analisis BEP ini maka dapat dihitung berapa harga jual (Rp/kg)
agar memperoleh untung Rp X di atas total biaya produksi yang telah
dikeluarkan.
Contoh perhitungan:
Jika Petani menginginkan laba 20% dari total biaya produksi per musin
tanam, maka hitungannya adalah sebagai berikut:
20% x Rp. 1.237.000 = Rp. 247.400
Rp . 1.197 .000+ Rp. 247.400
Harga (Rp/Kg) =
400 kg
=Rp. 3.611/kg
Hal ini berarti jika petani menginginkan laba 20% dari total biaya produksi
maka petani tersebut harus menjualn produksinya dengan harga
Rp.3.611/kg
Jika petani menginginkan laba Rp. 500.000 di atas biaya produksi per
musim tanam maka:
1.237.000+ Rp 500.000
Harga (Rp/kg) =
400 kg
=Rp. 4.343/kg
Hal ini berarti jika petani menginginkan laba Rp. 500.000 dari total biaya
produksi maka petani tersebut harus menjual produksinya dengan harga
Rp.4.343/kg
7. Nilai R/C
TR penerimaan 5.200.000
= = = = 4,20
TR biaya total 1.237.000
karena nilai R/C >1 maka usaha tersebut layak
11
4.2 Pembahasan
Pada lahan persawahan cabai merah dengan luas 1000m2 di Desa Salam,
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Masa periode produksinya 6 bulan
dengan jumlah produksi dalam satu masa panen mencapai 400 kg dan panen
biasanya dilakukan empat hari sekali. Harga jual petani sebesar Rp 13.000
dan dijual langsung ke pedangang. Biaya produksi yang dikeluarkan yaitu
pupuk kimia Rp 575.000, Pestisida Rp 300.000, tenaga kerja luar keluarga
40.000 per orang dengan jumlah tenaga kerja 3 orang (2x kerja) sehinga biaya
tenaga kerja Rp 240.000. Pajak Rp 22.000 dan penyusutan alat Rp 100.000.
Untuk benih petani membeli langsung ke penjual bibit.
Dari hasil perhitungan diatas biaya tetap dari Rp 122.000, biaya variabel
Rp 1.115.000. Total biaya merupakan penjumlahan biaya tetap dengan biaya
variabel Rp. 1.237.000. Penerimaan dari 400 kg cabai merah dengan harga
jual Rp 13.000 adalah Rp 5.200.000. hasil penerimaan pengurangan dari
penerimaan dengan total biaya output adalah Rp 3.963.000. BEP produksi
usaha tani cabai merahnya adalah 400 kg, sementara BEP harganya adalah Rp
3.093 /kg. R/C ratio usahatani cabai merahnya adalah 4,20 artinya usahatani
kacang panjang tersebut untung/layak karena R/C ratio-nya > 1.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Luntungan, A.Y. 2012. Analisis tingkat pendapatan usahatani tomat dan apel di
Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa. Jurnal Pembangunan
Ekonomi dan Keuangan Daerah (PEKD)..7 (3) : 1-25
Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatan edisi revisi. Jakarta : Penebar Swadaya. 156
Hal.
Swastika, Sri, Dian Pratama, Taufik Hidayat & Kuntoro Boga Andri. (2017).
Buku Petunjuk Teknis :Teknologi Budidaya Cabai Merah. Cetakan
Pertama. Riau: Universitas Riau (UR) Press
14
LAMPIRAN
15