Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TANI CABAI MERAH(Capsicum


annum L) DI DESA SALAM KECAMATAN GRABAG KABUPATEN
MAGELANG

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Usaha Tani


Dosen Pengampu : Endah Subekti, S.Pt., MP.

Oleh :

1. Rosidatul Aeni (20104011063)


2. Laili Ramadani (20104011064)
3. Arif Hidayat (20104011065)
4. Fichris Aina Nafida (20104011066)
5. Alfi Afifah (20104011067)
6. Adhaeni Muazizah (20104011069)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2020/2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar belakang ...................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah ..............................................................................................2

1.3 Tujuan ……. .....................................................................................................2

1.4 Manfaat .............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUATAKA...........................................................................3

2.1 Ilmu usaha tani...................................................................................................3

2.2 Analisis usaha tani .............................................................................................3

2.3 Klasifikasi cabai merah......................................................................................6

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM............................................................8

3.1 Waktu dan tempat .............................................................................................8

3.2 Metode penelian ................................................................................................8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................10

4.1 Hasil pengamatan ............................................................................................10

4.2 Pembahasan .....................................................................................................12

BAB V PENUTUP................................................................................................13

5.1Kesimpulan ......................................................................................................13

5.2Saran .................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis cabai yang
mempunyai daya adaptasi tinggi. Tanaman ini dapat tumbuh dan berkembang
baik di dataran rendah maupun dataran tinggi, di lahan sawah maupun lahan
tegalan. Cabai merupakan salah satu komoditas yang sangat komersil pada
pertanian hortikultura. Cabai merah dibudidayakan oleh banyak petani karena
memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat kesehatan dan
menjadi salah satu bumbu masak yang wajib ada. Harga cabai merahdi
pasaran juga cukup stabil jika di bandingkan dengan cabai rawit yang sangat
fluktiatif.
Kebutuhan akan cabai merah terus meningkat setiap tahun sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk, selain itu perkembangan industri pangan
yang membutuhkan bahan baku cabai merah semakin banyak yang akan
menyebabkan permintaan terhadap cabai merahmengalami peningkatan.
Peningkatan permintaan terhadap cabai merah yang semakin tinggi di pasaran
tidak di imbangi dengan peningkatan produksi yang signifikan. Peningkatan
produksi cabai merahdapat di lakukan dengan memaksimalkan input atau
masukan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi cabai merah anatara lain
luas lahan, tenaga kerja, jumlah bibit, pupuk kimia dan pupuk kandang.
Budidaya cabai merah menjanjikan keuntungan yang besar, tetapi tidak
jarang petani justru mengalami kerugian akibat gagal panen dan harga yang
tidak stabil pada saat musim panen. Salah satu penyebab cabai merah
mengalami gagal panen adalah sistem perawatan yang kurang tepat, misalnya
pada saat pemupukan, penyemprotan hama dan pengairan. Sistem pengairan
yang dilakukan petani saat ini masih manual, yaitu melakukan pengairan
dengan melihat kondisi permukaan tanah. Apabila permukaan tanah terlihat
kering, petani melakukan pengairan begitupun sebaliknya. Pola

1
pengairan seperti ini menjadi salah satu penyebab gagal panen, pangkal batang
tanaman cabai membusuk dan mati akibat terlalu basah. (Swastika et al, 2017).

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapa total biaya dari usaha tani cabai merah ?


2. Berapa pendapatan dari usaha tani cabai merah ?
3. Berapa penerimaan dari usaha tani cabai merah ?
4. Berapa BEP unit dari usaha tani cabai merah ?
5. Berapa BEP harga dari usaha tani cabai merah ?
6. Berapa nilai R/C dari usaha tani cabai merah ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui total biaya dari usaha tani cabai merah ?


2. Supaya mengetahui pendapatan dari usaha tani cabai merah ?
3. Agar mengetahui penerimaan dari usaha tani cabai merah ?
4. Untuk mengetahui BEP unit dari usaha tani cabai merah ?
5. Supaya mengetahui BEP harga dari usaha tani cabai merah ?
6. Agar mengetahui nilai R/C dari usaha tani cabai merah ?

1.4 Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah menambah informasi tentang


usaha tani cabai merah serta mengetahui besarnya biaya penerimaan dan
pendapatan serta kelayakan dari usaha tani cabai merah.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ilmu Usaha Tani

Ilmu usahatani adalah sebuah ilmu yang berisi mengenai tata cara
petani memanfaatkan sumber daya seefektif dan seefisien dengan tujuan
untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal. Efektif berarti produsen
atau petani dapat memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan
sebaik-baiknya, sedangkan efesien mempunyai arti bahwa pemanfaatan
sumber daya nantinya dapat menghasilkan output (keluaran) yang lebih
kecil dari input (masukan) (Luntungan, 2012).
Faktor yang sangat mempengaruhi kegiatan usahatani
adalah faktor alam. Faktor alam dibagi menjadi dua, yaitu: (1) faktor
tanah. Tanah merupakan faktor yang sangat penting dalam kegiatan
usahatani karena tanah merupakan tempat tumbuhnya tanaman. Tanah
merupakan faktor produksi yang istimewa karena tanah tidak dapat
diperbanyak dan tidak dapat berubah tempat, (2) faktor iklim. Iklim sangat
menentukan komoditas yang akan diusahakan, baik ternak maupun
tanaman. Iklim dengan jenis komoditas yang akan diusahakan harus sesuai
agar dapat memperoleh produktivitas yang tinggi dan manfaat yang baik.
Faktor iklim juga dapat mempengaruhi penggunaan teknologi 7 dalam
usahatani. Iklim di Indonesia, pada musim hujan khususnya memiliki
pengaruh pada jenis tanaman yang akan ditanam, teknik bercocok tanam,
pola pergiliran tanaman, jenis hama dan jenis penyakit (Suratiyah, 2015).

2.2 Analisis Usaha Tani

Peran analisis usahatani, yaitu menghitung semua komponen biaya,


pendapatan serta keuntungan yang diperoleh.

3
Analisis usahatani berasal dari kata analisis/analisa yaitu menelaah,
mengurai dan kata usahatani yaitu suatu tempat dimana seseorang atau
sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti alam,
tenaga kerja, modal, dan keterampilan dengan tujuan berproduksi untuk
menghasilkan suatu dilapangan pertanian (Latief, 2018).

Analisa usaha tani adalah ilmu terapan yang membahas atau


memperlajari bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan
efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil yang maksimal.
Sumber daya itu adalah lahan, tenaga kerja, modal dan manajemen.
Produktivitas usahatani semakin tinggi bila petani atau produsen
mengalokasikan faktor produksi berdasarkan prinsip efiseinsi teknis dan
efisiensi harga. Faktor produksi dalam usahatani memiliki kemampuan
terbatas untuk berproduksi secara berkelanjutan, tetapi dapat ditingkatkan
nilai produktivitasnya (Shinta, 2011).

Usahatani tidak terlepas dari biaya produksi , pendapatan, dan


penerimaan, serta BEP dan R/C.

1. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh


perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi guna
memproduksi output Macam-macam biaya produksi sebagai berikut :
a. Total Fixed Coast (TFC)
Biaya yang dikeluarkan perusahaan atau petani yang tidak
mempengaruhi hasil output atau produksi. Berapapun jumlah output
yang dikasilkan itu sama saja. Contoh : sewa tanah, pajak, alat
pertanian, dan iuran irigasi.
b. Total variable cost (TVC)
Biaya yang besarnya searah dengan berubahnya jumlah output yang
dihasilkan. Semakin besar jumlah output yang dihasilkan VC pun juga
akan semakin besar.

4
c. Total Cost (TC)
Total pengeluaran total dan pengeluaran variabel (Saeri, 2011)
2. Penerimaan, yaitu jumlah hasil produksi dikalikan dengan harga satuan
produksi total yang dinilai dalam satuan rupiah per satu kali proses
produksi.
3. Pendapatan, yaitu selisih antara penerimaan dengan biaya produksi,
dan dinyatakan dalam satuan rupiah per satu kali proses produksi
(Septiawan et.al. 2017)
4. BEP (break even point) merupakan tingkatt penjualan yang dibutuhkan
yang digunakan untuk menutupi seluruh biaya operasional. Dimana
BRP tersebut labaa sebelum bunga dan pajak sama dengan nol. BEP
dibagi menjadi 2 yaitu :
a. BEP Harga
BEP harga merupakan BEP yang menunjukkan total penerimaan
produk dengan kuantitas produk ketika dalam kondisi BEP.

FC
BEP harga = VC
1−
TR

b. BEP Unit
BEP unit merupakan BEP yang menunjukan produksi minimal yang
harusdicapai dalam kegiatan usahatani agar tidak mengalami kerugian.

FC
BEP unit =
P−VC
5. R/C adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya (Saeri, 2011).

5
2.3 Klasifikasi Cabai Merah

Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) tergolong dalam famili


terung-terungan (Solanaceae) yang tumbuh sebagai perdu atau semak. Cabai
termasuk tanaman semusim atau berumur pendek.
Menurut Haryanto, (2018), dalam sistematika tumbuh-tumbuhan cabai
diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Classis : Dicotyledoneae

Ordo : Tubiflorae (Solanales)

Famili : Solanaceae

Genus : Capsicum

Spesies : Capsicum annuum L.

Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki


nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah
Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk
negara Indonesia (Baharuddin, 2016).

Tanaman cabai banyak ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya.


Diperkirakan terdapat 20 spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya.
Masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis jenis saja, yakni
cabai besar, cabai keriting, cabai rawit dan paprika (Pratama, Swastika,
Hidayat, dan Boga, 2017).

Cabai merupakan tanaman yang berasal dari bagian tropis dan subtropis
Benua Amerika, khususnya Kolombia, Amerika Selatan. Tanaman cabai
termasuk famili Solanaceae, genus Capsicum. Capsicum annuum L.
Merupakan salah satu spesies dari 20-30 spesies dalam genus yang sama.
Spesies ini

6
paling banyak dibudidayakan dan penting secara ekonomi. Berdasarkan karakter
buahnya spesies Capsicum Annuum.L digolongkan dalam empat tipe, yaitu cabai
besar, cabai kriting, cabai rawit (hijau), dan paprika. Klasifikasi cabai merah
adalah sebagai berikut: Famili ini terdiri lebih kurang 75 marga (genus) dan 2000
jenis (spesies), ada yang berbentuk tanaman pendek, tanaman semak perdu atau
pohon kecil. daun lombok termasuk daun tunggal sederhana, tetapi ada juga yang
berlekuk dangkal sampai dalam, dan ada juga yang berlekuk majemuk. Letak
daun bergantian dan tidak mempunyai daun penumpu. Tanaman ini banyak
terdapat di daerah tropis sampai di daerah subtropik (Syukur, 2013).

Pada umumnya cabai merah dapat ditanam di dataran rendah sampai


pegunungan (dataran tinggi) + 2.000 meter dpl yang membutuhkan iklim tidak
terlalu dingin dan tidak terlalu lembab. Temperatur yang baik untuk tanaman
cabai keriting adalah 24 – 27oC, dan untuk pembentukan buah pada kisaran 16 –
30oC. Hampir semua jenis tanah yang cocok untuk budidaya tanaman pertanian,
cocok pula bagi tanaman cabai keriting. Untuk mendapatkan kuantitas dan
kualitas hasil yang tinggi, cabai keriting menghendaki tanah yang subur, gembur,
kaya akan organik , tidak mudah becek (menggenang), bebas cacing (nematoda)
dan penyakit tular tanah. Kisaran pH tanah yang ideal adalah antara 5.5 – 6.8
(Humaerah, 2015).

7
BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum‘at, 10 Desember


2021yang bertempat di Desa Salam, Kecamatan Grabag, Kabupaten
Magelang.

3.2 Alat dan Bahan

 Alat Tulis (buku tulis, bolpoint)


 Handphone

3.3 Metode Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang memusatkan diri pada masa
sekarang dan masalah-masalah yang aktual dengan cara yang dikumpulkan
mula-mula disusun, dijelaskan, kemudian dianalisis. Taknik sample dari
satu populasi yang menggunakan kuisioner sebagai alat pengambilan data
yang pokok. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja yaitu di Desa
Salam, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang.

3.3.1 Metode Analisis


Metode analisa data yang digunakan adalah metode analisis
kualitatif yaitu perhitungan yang meliputi :
a) Penerimaan
Penerimaan merupakan hasil kali antara jumlah produksi
dengan harga jual produk yang bersangkutan.
b) Biaya
Biaya meliputi seluruh biaya yang dikeluarakan untuk
produksi yakni biaya implisit dan eksplisit. Biaya implisit adalah
biaya yang tidak benar-benar dikeluarkan oleh petani selama
proses produksi yang terdiri dari upah tenaga kerja keluarga,
biaya penyusutan alat, biaya sewa lahan, dan biaya bunga

8
modal. Sedangkan biaya eksplisit adalah biaya yang nyata
dibayarkan selama proses produksi oleh petani yang berasal dari
luar yang terdiri dari biaya tenaga kerja luar keluarga, biaya
pembelian benih/bibt, biaya pembelian pupuk, dan biaya
pembelian pestisida.
c) Pendapatan
Pendapatan merupakan selisih penerimaan dan biaya
usaha tani.
d) Keuntungan Usaha Tani
Keuntungan merupakan selisih dari penerimaan dengan
biaya total usaha tani. Biaya total merupakan penjumlahan
antara biaya eksplisit dan implisit.
e) Analisis R/C
Analisis R/C rasio dilakukan untuk mengetahui efisiensi
usahatani yang diperoleh dari perbandingan antara penerimaan
usahatani dengan biaya usahatani.
f) BEP
Titik di mana pendapatan sama dengan modal yang
dikeluarkan, tidak terjadi kerugian dan keuntungan. BEP terdiri
dari 2 yaitu BEP unit dan BEP harga.

9
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
=pajak+penyusutan alat
= Rp. 22.000+ Rp. 100.000
= Rp. 122.000
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
=pupuk kimia+pestisida+tenaga kerja luar keluarga
= Rp. 575.000+ Rp. 300.000+ Rp. 240.000
= Rp. 1.115.000
3. Total Biaya (Total Cost)
=TFC+TVC
= Rp. 122.000+ Rp. 1.115.000
= Rp. 1.237.000
4. Penerimaan
=PxQ
= Rp. 13.000/kg x 400 kg
= Rp. 5.200.000
5. Pendapatan
=TR-TC
= Rp. 5.200.000– Rp. 1.237.000
= Rp. 3.963.000
6. BEP produksi dan BEP harga
TC 1.237.000
BEP Produksi (kg) = = = 95,2 kg
Py 13.000
BEP Harga
TC 1.237.000
= = = Rp. 3.093/kg
Q 400 kg

10
Berdasarkan perhitungan tersebut maka petani mengalami Break Even
Point yaitu kondisi tidak untung dan juga tidak rugi jika produksinya 95,2
kg dengan harga jual Rp. 3.093/kg
Dengan analisis BEP ini maka dapat dihitung berapa harga jual (Rp/kg)
agar memperoleh untung Rp X di atas total biaya produksi yang telah
dikeluarkan.

Contoh perhitungan:
Jika Petani menginginkan laba 20% dari total biaya produksi per musin
tanam, maka hitungannya adalah sebagai berikut:
20% x Rp. 1.237.000 = Rp. 247.400
Rp . 1.197 .000+ Rp. 247.400
Harga (Rp/Kg) =
400 kg
=Rp. 3.611/kg
Hal ini berarti jika petani menginginkan laba 20% dari total biaya produksi
maka petani tersebut harus menjualn produksinya dengan harga
Rp.3.611/kg

Jika petani menginginkan laba Rp. 500.000 di atas biaya produksi per
musim tanam maka:
1.237.000+ Rp 500.000
Harga (Rp/kg) =
400 kg
=Rp. 4.343/kg
Hal ini berarti jika petani menginginkan laba Rp. 500.000 dari total biaya
produksi maka petani tersebut harus menjual produksinya dengan harga
Rp.4.343/kg
7. Nilai R/C
TR penerimaan 5.200.000
= = = = 4,20
TR biaya total 1.237.000
karena nilai R/C >1 maka usaha tersebut layak

11
4.2 Pembahasan

Pada lahan persawahan cabai merah dengan luas 1000m2 di Desa Salam,
Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Masa periode produksinya 6 bulan
dengan jumlah produksi dalam satu masa panen mencapai 400 kg dan panen
biasanya dilakukan empat hari sekali. Harga jual petani sebesar Rp 13.000
dan dijual langsung ke pedangang. Biaya produksi yang dikeluarkan yaitu
pupuk kimia Rp 575.000, Pestisida Rp 300.000, tenaga kerja luar keluarga
40.000 per orang dengan jumlah tenaga kerja 3 orang (2x kerja) sehinga biaya
tenaga kerja Rp 240.000. Pajak Rp 22.000 dan penyusutan alat Rp 100.000.
Untuk benih petani membeli langsung ke penjual bibit.

Dari hasil perhitungan diatas biaya tetap dari Rp 122.000, biaya variabel
Rp 1.115.000. Total biaya merupakan penjumlahan biaya tetap dengan biaya
variabel Rp. 1.237.000. Penerimaan dari 400 kg cabai merah dengan harga
jual Rp 13.000 adalah Rp 5.200.000. hasil penerimaan pengurangan dari
penerimaan dengan total biaya output adalah Rp 3.963.000. BEP produksi
usaha tani cabai merahnya adalah 400 kg, sementara BEP harganya adalah Rp
3.093 /kg. R/C ratio usahatani cabai merahnya adalah 4,20 artinya usahatani
kacang panjang tersebut untung/layak karena R/C ratio-nya > 1.

11
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil perhitungan diatas biaya tetap dari Rp


122.000, biaya variabel Rp 1.115.000. Total biaya merupakan
penjumlahan biaya tetap dengan biaya variabel Rp. 1.237.000. Penerimaan
dari 400 kg cabai merah dengan harga jual Rp 13.000 adalah Rp
5.200.000. hasil penerimaan pengurangan dari penerimaan dengan total
biaya output adalah Rp 3.963.000. BEP produksi usahatani cabai
merahnya adalah 400 kg, sementara BEP harganya adalah Rp 3.093. R/C
ratio usahatani cabai merahnya adalah 4,20 artinya usahatani cabai merah
tersebut untung karena R/C ratio-nya > 1.

5.2 Saran

Saran dari praktikum analisis kelayakan usahatani cabai merah


lebih memperhatikan pengeluaran biaya output produksi seperti pupuk dan
pestisida agar pendapatan bersih yang diterima lebih besar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Swastika, S. et al. (2017) „Buku Petunjuk Teknis Teknologi Budidaya Cabai


Merah‟, in Rustam and Ekalinda, O. (eds) Buku Petunjuk Teknis
Teknologi Budidaya Cabai Merah. pertama. Riau: Badan Penerbit
Universitas Riau UR PRESS, pp. 1–66.

Luntungan, A.Y. 2012. Analisis tingkat pendapatan usahatani tomat dan apel di
Kecamatan Tompaso Kabupaten Minahasa. Jurnal Pembangunan
Ekonomi dan Keuangan Daerah (PEKD)..7 (3) : 1-25

Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatan edisi revisi. Jakarta : Penebar Swadaya. 156
Hal.

Swastika, Sri, Dian Pratama, Taufik Hidayat & Kuntoro Boga Andri. (2017).
Buku Petunjuk Teknis :Teknologi Budidaya Cabai Merah. Cetakan
Pertama. Riau: Universitas Riau (UR) Press

Humaerah, A D. 2015. Budidaya tanaman cabai keriting (Capsicum annuum L.)


pada berbagai wadah tanam dengan pupuk anorganik dan organik. Jurnal
Ilmiah Biologi. 1: 69-75. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh,
Jakarta

14
LAMPIRAN

Pembagian Pembuatan Laporan Praktikm

No Nama/NIM Program Kelas Uraian Tugas


Studi
1 Rosidatul Aeni/20104011063 Agribisnis A2 Wawancara, bab 4
2 Laili Agribisnis A2 Wawancara, bab 2
Ramadani/20104011064
3 Arif Hidayat/20104011065 Agribisnis A2 Moderator, bab 1
4 Fichris Aina Agribisnis A2 PPT, cari referensi
Nafida/20104011066
5 Alfi Afifah/20104011067 Agribisnis A2 Bab 3
6 Adhaeni Agribisnis A2 Bab 5, daftar isi
Muazizah/20104011069

15

Anda mungkin juga menyukai