Anda di halaman 1dari 6

JAKP (J. Agribisnis. Komun. Pertan.

) P-ISSN 2622-5050
Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018 O-ISSN 2622-6456
Halaman: 110-115 DOI: http://dx.doi.org/10.35941/akp.1.2.2018.1712.110-115

ANALISIS USAHATANI PADI LADANG BERPINDAH


DI DESA PEJALIN KECAMATAN TANJUNG PALAS
KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

(Analysis of Paddy Farming in Shifting Cultivation in Pejalin Village


Tanjung Palas Subdistrict Bulungan District North Kalimantan Province)

NILA RUSYANTI⌂, DIDI ADRIANSYAH, SITI ROSMINA


1
Fakultas Pertanian Universitas Kaltara Jl. Sengkawit RT. XVI Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan.
Telp. (0552) 23190. ⌂Email: nilarusyanti@gmail.com

Manuskrip diterima: 22 Mei 2018. Revisi diterima: 8 Agustus 2018.

ABSTRAK

Masyarakat di Desa Pejalin sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dengan sistem
ladang berpindah. Usahatani yang dilakukan oleh petani di Desa Pejalin adalah tanaman padi dengan
berbagai varietas seperti padi E’ho, padi Libang, dan padi Usunuan. Sebagian petani padi khususnya di
Desa Pejalin seringkali menggunakan faktor produksi secara berlebihan dengan harapan agar
mendapatkan hasil yang maksimal. Tetapi justru dengan menggunakan faktor produksi yang berlebihan
akan menghasilkan biaya produksi yang akhirnya akan mengurangi pendapatan usahatani. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis usahatani padi ladang varietas E’ho, Libang, dan Usunan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Penentuan sampel menggunakan
sampling jenuh sebanyak 35 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya tertinggi terdapat
pada usahatani varietas padi Libang dengan biaya sebesar Rp3.060.725,00 kemudian varietas padi E’ho
dengan biaya sebesar Rp2.900.687,00 dan varietas padi Usunuan dengan biaya sebesar Rp2.335.816,00.
Pendapatan tertinggi terdapat pada usahatani varietas padi E’ho sebesar Rp6.348.785,00 kemudian
varietas padi Libang sebesar Rp5.203.175,00 dan varietas padi Usunuan sebesar Rp4.514.530,00 dalam
satu musim tanam. Perhitungan R/C ratio sebesar 3 menunjukkan bahwa usahatani padi yang dilakukan
petani layak diusahakan dan menguntungkan.

Kata kunci: Ladang berpindah, varietas E’ho, varietas Libang, varietas Usunuan, return cost ratio.

ABSTRACT

Most community of Pejalin Village has profession as paddy farmers in shifting cultivation. Farmers
in Pejalin Village cultivate paddy with some varieties such as E’ho, Libang, and Usunuan. Some farmers
in Pejalin Village sometimes use a lot of inputs, they hope to get high yield. However, the use of a lot of
inputs will increase production cost then decrease profit of farming. This research aimed to analysis
paddy farming in shifting cultivation by using the varieties of E’ho, Libang, and Usunan. Method that
used in this research was method of descriptive qualitative. Determination of sampling uses cencus
sampling with 35 respondents. The result of this research showed high cost in farming of Libang variety
with cost as much as IDR3,060,725.00 then E’ho variety with cost as much as IDR2,900,687.00 and
Usunuan variety with cost as much as IDR2,335,816.00. The highest income in farming of E’ho variety
as much as IDR6,348,785.00 then Libang variety as much as IDR5,203,175.00 and Usunuan variety as
much as IDR4,514,530.00 in a planting season. R/C ratio was 3 showed paddy farming that done by
farmers is feasible and profitable.

Keywords: Shifting cultivation, E’ho variety, Libang variety, Usunuan variety, return cost ratio.
JAKP, 1(2): 110-115, Oktober 2018 111

PENDAHULUAN dilakukan secara turun menurun dari nenek


moyang.
Kegiatan ladang berpindah sampai saat Padi merupakan salah satu tanaman yang
ini masih dilakukan oleh masyarakat secara rutin diusahakan oleh petani di desa
pedesaan yang ada di daerah Kalimantan Pejalin sebagai usaha pendapatan yang
khususnya suku Dayak seperti yang ada di dilakukan dengan sistem ladang berpindah.
Desa Pejalin Kecamatan Tanjung Palas Dengan cara berusahatani sudah pasti petani
Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimatan ingin mendapatkan hasil yang baik dan
Utara. Hal ini disebabkan hutan sebagai pendapatan yang maksimal dengan
lingkungan terdekat dan mudah digunakan memperhatikan efisiensi penggunaan faktor-
untuk bercocok tanam. Di Indonesia, faktor produksi.
bercocok tanam dengan cara berladang Purnomo (1996) dalam Suardana (2013)
merupakan salah satu bentuk pemanfaatan penggunaan faktor produksi yang tidak
sumber daya hutan yang bersifat tradisional efisien dalam usahatani padi akan
(Asysyifa, 2009). mengakibatkan rendahnya produksi dan
Masyarakat di Desa Pejalin sebagian tingginya biaya yang dikeluarkan hingga
besar bermata pencaharian sebagai petani pendapatan petani akan menurun.
dengan sistem ladang berpindah. Sistem Pada usahatani padi sebagian petani
ladang berpindah yang mereka lakukan yaitu khususnya di Desa Pejalin seringkali
hanya tebas, tebang, bakar, dan tanam. menggunakan faktor produksi secara
Usaha tani yang dilakukan oleh petani di berlebihan dengan harapan agar
Desa Pejalin adalah tanaman padi dengan mendapatkan hasil yang maksimal. Tetapi
berbagai varietas seperti padi E’ho, Libang, justru dengan menggunakan faktor produksi
dan Usunuan. yang berlebihan akan menghasilkan biaya
Hairansyah (2009) menyatakan produksi yang akhirnya akan mengurangi
masyarakat adat mempunyai kearifan lokal pendapatan usahatani. Berdasarkan
dalam bertani yang tidak perlu diragukan permasalahan di atas maka tujuan dalam
lagi. Karena itu, masyarakat adat akan penelitian ini yaitu: (1) menganalisis biaya
senantiasa menjaga keseimbangan alam. usahatani padi ladang, (2) menganalisis
Dalam pola pertanian berladang, setelah penerimaan dan pendapatan dari usahatani
petani mengunakan lahan untuk usahatani padi ladang, dan (3) perhitungan R/C ratio.
padi maka petani menanam tanaman
musiman dan tahunan pada lahan itu METODE PENELITIAN
kembali untuk menjaga kelestarian
lingkungan. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan
Kondisi saat ini, bahwa kegiatan ladang secara sengaja (purposive) di Desa Pejalin
berpindah yang bersifat turun-temurun ini Kecamatan Tanjung Palas Kabupaten
masih banyak dilakukan hingga saat ini dan Bulungan Provinsi Kalimantan Utara dengan
masih dilakukan setiap tahun. Telah pertimbangan bahwa di daerah tersebut rata-
dikenalkan cara bertani dengan cara menetap rata petani membudidayakan padi ladang.
dan modern namun petani masih saja Pengambilan sampel pada petani dilakukan
menggunakan cara bertani seperti yang telah dengan metode sampling jenuh (sensus) yaitu
diterapkan oleh nenek moyang mereka. teknik penentuan sampel bila semua anggota
Dengan usahatani padi ladang berpindah populasi digunakan sebagai sampel.
ini para petani di Desa Pejalin bisa Biasanya dilakukan jika populasi dianggap
memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. kecil atau kurang dari 100. Analisis data
Usahatani ladang berpindah ini dilakukan adalah sebagai berikut :
dengan cara senguyun (gotong royong) 1. Analisis biaya total usahatani (Total Cost)
dengan keluarga, tetangga, dan petani TC = TFC + TVC
lainnya. Sistem ladang berpindah ini di mana:
dilakukan berdasarkan pengalaman petani TC : Biaya Total;
dalam mengelola lahan yang telah TFC : Total Biaya Tetap;
TVC : Total Biaya Variabel.
112 RUSYANTI dkk. - Analisis Usahatani Padi Ladang Berpindah

2. Analisis pendapatan total usahatani Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah


π = TR – TC biaya tetapnya adalah sebesar
di mana: Rp4.000.000,00 yaitu biaya sewa lahan.
π : Keuntungan (profit); Biaya variabel menunjukkan bahwa biaya
TR: Jumlah Penerimaan (Total Revenue); benih sebesar Rp144.400,00. Biaya tenaga
TC : Jumlah Biaya (Total Cost). kerja sebesar Rp3.349.853,00, pestisida
3. Analisis penerimaan usahatani sebesar Rp156.154,00 dan biaya panen
TR = P x Q sebesar Rp543.714,00 dari semua biaya ini
di mana: dijumlahkan menghasilkan total biaya
TR : Jumlah Penerimaan (Total usahatani padi adalah sebesar
Revenue); Rp8.194.121,00.
P : Harga (price);
Q : Jumlah Hasil Produksi (Quantity); Analisis Biaya Pervarietas
4. Analisis kelayakan usaha Biaya per varietas dapat dilihat pada
R/C Ratio = TR/TC Tabel 2 berikut. Biaya varietas padi E’ho
R/C rasio < 1, usahatani padi tidak adalah sebesar Rp2.867.942,00 varietas padi
menguntungkan. Libang sebesar Rp3.031.825,00 dan untuk
R/C rasio = 1, usahatani padi impas. varietas padi Usunuan sebesar
R/C rasio > 1, usahatani padi Rp2.294.354,00.
menguntungkan.
Tabel 2. Analisis biaya per varietas
HASIL DAN PEMBAHASAN Varietas
Luas Persen- Total
Nilai (Rp)
Lahan tase (%) Biaya
0,588 0,35
Analisis Biaya Padi E'ho 2.867.942
Biaya usahatani padi adalah semua biaya 0,621 0,37
8.194.121
Padi Libang 3.031.825
yang dikeluarkan selama berusahatani.
Padi 0,470 0,28
Biaya tersebut meliputi biaya variabel dan Usunuan
2.294.354
biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya Jumlah 1,68 1
yang jumlahnya senantiasa berubah seiring Sumber: Data diolah (2017).
dengan perkembangan usaha yaitu
pengadaan bibit, obat/pestisida, dan tenaga Data pada Tabel 2 di atas menunjukkan
kerja. Biaya tetap adalah biaya yang bahwa biaya varietas padi Libang lebih besar
jumlahnya tidak berubah-ubah yaitu biaya ini dikarenakan biaya perawatan yang
perawatan seperti biaya peralatan tani dan mahal. Karena varietas padi Libang
biaya lain-lain. Lebih jelasnya mengenai memiliki masa tanam 6 bulan lebih lama
rincian biaya ditampilkan melalui Tabel 1. dari varietas padi E’ho, sehingga
membutuhkan perawatan dalam waktu yang
Tabel 1. Analisis biaya petani padi ladang di lama dan juga lahan tanamnya lebih luas
Desa Pejalin dari lahan varietas padi E’ho dan Usunuan.
No Jenis Biaya Nilai (Rp) Sedangkan untuk varietas padi E’ho biaya
1 Biaya Tetap perawatannya lebih kecil dibandingkan dari
Sewa Lahan 4.000.000
Total Biaya Tetap 4.000.000
varietas padi Libang. Karena umur varietas
2 Biaya Tidak Tetap padi E’ho ini lebih cepat dari umur varietas
Benih 144.400 padi Libang dan luasan lahan lebih kecil dari
Pestisida 156.154 varietas padi Libang sehingga perawatan
Tenaga Kerja 3.349.853
untuk varietas padi E’ho tidak memerlukan
Panen 543.714
Total Biaya Tidak 4.194.121 waktu yang lama dan tidak membutuhkan
Tetap biaya yang mahal dalam perawatannya. Dari
Jumlah 8.194.121 ketiga varietas padi di atas biaya yang paling
Sumber: Data diolah (2017). kecil adalah varietas padi Usunuan. Dari
hasil penelitian yang dilakukan bahwa
varietas padi Usunuan tahan terhadap
JAKP, 1(2): 110-115, Oktober 2018 113

serangan hama oleh sebab itu varietas padi untuk varietas padi E’ho sebesar
Usunuan tidak memerlukan biaya yang besar Rp14.061,00 kg-1, varietas padi Libang
dalam perawatanya. Namun varietas padi sebesar Rp12.020 kg-1 dan varietas padi
Usunuan kurang diminati oleh petani untuk Usunuan sebesar Rp12.050 kg-1. Produksi
dibudidayakan disebabkan umur panen yang merupakan hasil yang diperoleh petani pada
lama dan rasa yang kurang disukai petani saat panen. Penanaman padi dilakukan
sehingga luasan lahan yang diperuntukkan setahun sekali dan dari hasil penelitian
menanam varietas padi Usunuan tidak luas. varietas padi E’ho memiliki hasil produksi
656 kg dan varietas padi Libang hasil
Analisis Penerimaan produksinya yaitu 675 kg sedangkan varietas
Penerimaan merupakan hasil kali jumlah padi Usunuan memiliki hasil produksi yang
produksi padi di mana rata-rata produksi sangat kurang yaitu 565 kg.
petani adalah 1.895 kg dengan harga jual Menurut Toussaint (1979) dalam Sundari
rata-rata padi sebesar Rp12.770,00 dalam (2012), produksi adalah suatu proses di
sekali produksi. Sehingga penerimaan mana beberapa barang dan jasa diubah
usahatani padi yaitu sebesar menjadi barang dan jasa yang mempunyai
Rp24.206.590,00. nilai kegunaan yang lebih tinggi. Hasil dari
proses tersebut dinamakan produk.
Tabel 3. Total penerimaan per varietas Penerimaan usahatani dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti produksi dan harga
No Varietas Nilai (Rp) komoditi usahatani. Tingkat harga usahatani
1 Padi E'ho (TR a) 9.216.727 mengalami fluktuasi, hal ini disebabkan oleh
2 Padi Libang (TR b) 8.235.000 karena di jual dengan harga yang berubah-
3 Padi Usunuan (TR c) 6.808.884 ubah.
Sumber: Data diolah (2017)
Analisis Pendapatan
Penerimaan usahatani adalah perkalian Besarnya pendapatan yang diterima
antara jumlah produksi yang diperoleh petani merupakan hasil dari jumlah produksi
dengan harga jual produk. Untuk melihat padi saat musim panen dikali dengan harga
penerimaan petani di Desa Pejalin bahwa jual padi saat musim panen. Pendapatan
yang dihasilkan dalam satu musim tanam adalah hasil bersih dari kegiatan usahatani
dapat dilihat pada Tabel 3 menunjukkan yang diperoleh dari hasil kotor dikurangi
penerimaan per varietas untuk varietas padi biaya yang digunakan dalam proses
E’ho sebesar Rp9.216.727,00 varietas padi produksi, untuk lebih jelas dapat dilihat di
Libang sebesar Rp8.235.000,00 dan varietas Tabel 4.
padi Usunuan sebesar Rp6.808.884,00. Dari
Tabel 3 di atas menunjukkan adanya Tabel 4. Analisis pendapatan usahatani padi
perbedaan penerimaan per varietas padi ladang
No Keterangan Jumlah Harga
yaitu penerimaan tertinggi varietas padi Produksi Produksi
Jumlah
E’ho dan terendah adalah varietas padi A Penerimaan
1.896 12.770 24.206.590
1 Produksi Total
Usunuan. Hasil penelitian di lapangan Total
24.206.590
menunjukkan bahwa faktor yang Penerimaan
B Biaya Usahatani
membedakan penerimaan ini adalah dari 1 Biaya Tetap
hasil produksi dan harga jualnya. a.Sewa Lahan 4.000.000
Total Biaya
Berdasarkan hasil penelitian di Desa Pejalin Tetap
4.000.000

bahwa petani sering memasarkan hasil 2 Biaya Tidak Tetap


a.Benih 144.400
produksi ke tiga pasar yang berbeda, yaitu b.Tenaga Kerja 3.349.714
Pasar Induk Tanjung Selor, Pasar Subuh c. Pestisida 156.154
d.Panen 543.714
Tanjung Selor, dan Pasar Agropolitan Total Biaya
4.194.121
Tanjung Palas. Tidak Tetap
Total Biaya 8.194.121
Hasil penelitian menunjukkan harga jual Pendapatan
16.012.469
Bersih
yang berlaku untuk di tingkat petani adalah
Sumber: Data diolah (2017).
114 RUSYANTI dkk. - Analisis Usahatani Padi Ladang Berpindah

Pendapatan merupakan selisih antara varietas padi yang lain, sehingga


penerimaan dengan semua biaya atau total menghasilkan pendapatan yang tinggi.
biaya produksi. Menurut Sukirno (2002) Sementara itu dari data yang diolah pada
dalam Jefier (2016) pendapatan total varietas padi Libang menunjukkan tingkat
usahatani (pendapatan bersih) adalah selisih produksi yang lebih tinggi dibandingkan
penerimaan total dengan biaya total yang dengan varietas lain, hal ini membuat petani
dikeluarkan dalam proses produksi, di mana di Desa Pejalin lebih banyak
semua input yang dimiliki keluarga dihitung membudidayakan varietas padi Libang
sebagai biaya produksi. Berdasarkan Tabel 4 tersebut. Namun jika dilihat dari nilai atau
menunjukkan bahwa total peneriman sebesar harga jual dipasar, varietas padi Libang
Rp24.206.590,00 total biaya sebesar memiliki harga jual yang lebih rendah
Rp8.194.121,00. Jadi jumlah total dibandingkan dengan padi E’ho hal ini
penerimaan dikurangi biaya adalah dikarenakan para konsumen (masyarakat)
Rp16.012.469,00. lebih memilih atau tertarik dengan padi atau
beras yang memiliki aroma yang wangi
Total Pendapatan Per varietas dengan butiran yang berwarna putih bersih
Tinggi rendahnya pendapatan suatu dan dengan ukuran yang lebih kecil seperti
usahatani dipengaruhi oleh berbagai faktor- varietas padi E’ho. Sedangkan varietas padi
faktor diantaranya faktor biaya dan Libang tidak berbau dengan warna putih
penerimaan produksi dan harga menurut keabu-abuan dan dengan butiran juga lebih
Rahim dan Hastuti (2007) dalam Amanda besar.
(2014). Dapat dilihat pada Tabel 5. Varietas padi Usunuan kurang diminati
menunjukkan bahwa pendapatan pada tiap atau disukai oleh para konsumen karena di
varietas yaitu untuk varietas padi E’ho lihat dari kualitas beras tersebut tidak berbau
penerimaan dikurangi biaya dan hasil dan bila dimakan nasinya berasa kasar hal
pendapatannya adalah Rp6.348.785,00 dan ini membuat para petani di Desa Pejalin
varietas padi Libang penerimaan dikurangi tidak terlalu banyak untuk membudidayakan
biaya sama dengan total pendapatan sebesar varietas padi Usunuan tersebut. Sehingga
Rp5.203.175,00 sedangkan varietas padi untuk varietas padi Usunuan ini
Usunuan memiliki total pendapatan sebesar pendapatannya jauh lebih kecil dari varietas
Rp4.514.530,00 hasil dari penerimaan padi padi E’ho dan Libang karena hasil
Usunuan dikurangi dengan biaya varietas produksinya sangat kurang dibandingkan
padi Usunuan. dengan varietas padi E’ho dan Libang. Hal
ini sesuai dengan pendapat Talumingan
Tabel 5. Total pendapatan per varietas (2011), tinggi rendahnya pendapatan petani
Penerimaan Biaya Total akan tergantung pada produksi, harga jual
No Varietas Varietas Varietas
dan kualitasnya yang dikeluarkan selama
2.867.942
1 Padi E'ho 9.216.727 6.348.785 proses produksi.
Padi
3.031.825
2 Libang 8.235.000 5.203.175
Padi
2.294.354
Analisis R/C Ratio
3 Usunuan 6.808.884 4.514.530 R/C ratio merupakan analisis kelayakan
Sumber: Data diolah (2017). sederhana. Analisis R/C ratio ini digunakan
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
Dari penjelasan di atas bahwa varietas keberhasilan petani dalam hal ini usahatani
padi E’ho memiliki pendapatan yang lebih padi dengan syarat R/C > 1 maka usahatani
tinggi dari kedua varietas yang lainnya, berhasil, R/C = 1 maka usahatani tidak
karena varietas padi E’ho memiliki kualitas untung atau tidak rugi, R/C < 1 maka
yang sangat baik dan sangat disukai oleh usahatani tersebut gagal.
masyarakat. Varietas padi E’ho ini memiliki Rumus: R/C ratio = TR/TC =
aroma yang harum, warnanya putih, dan Rp24.206.590/Rp8.194.121 = 2,9 = 3
memiliki rasa yang enak dan memiliki harga Berdasarkan penghitungan di atas
jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan menunjukkan bahwa R/C >1 berjumlah 3
JAKP, 1(2): 110-115, Oktober 2018 115

maka usahatani padi yang ada di Desa petani dalam satu musim tanam dengan
Pejalin layak untuk diusahakan dan dapat kualitas padi yang sangat baik.
memberi keuntungan bagi petani.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Amanda. 2014. Faktor-faktor yang
Kesimpulan mempengaruhi produksi dan pendapatan
Hasil dari pembahasan yang telah petani jagung. website:
diuraikan di atas menghasilkan beberapa http://media.neliti.com/media/publication
kesimpulan antara lain: s/15226-ID-faktor-faktor-yang-mempe-
1. Biaya tertinggi adalah pada varietas padi ngaruhi-produksi-dan-pendapatan-petani-
Libang dengan biaya sebesar jagung-studi-kasus.pdf.
Rp3.060.725,00 dan biaya tertinggi ke Asysyifa. 2009. Karakteristik sistem
dua adalah varietas padi E’ho sebesar perladangan suku Dayak Meratu.
Rp2.900.687,00 dan biaya terendah yaitu website:http://download.portalgaruda.org
varietas padi Usunuan sebesar /article.php?article=96176&val=5070.
Rp2.335.816,00 dalam satu musim tanam Hairansyah. 2009. Lahan gambut dan
dalam satu tahun. kearifan adat. website:http://www.
2. Berdasarkan hasil penelitian dan kompas.co.id/kompascetak/0306/29/Foku
pembahasan analisis usahatani padi di s/398468.htm.6h.
Desa Pejalin, maka diketahui pendapatan Jefier. 2016. Pendapatan usahatani pinang
tertinggi dari tiga varietas padi yaitu Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh
varietas padi E’ho yang memiliki Utara analisis faktor-faktor yang
pendapatan yang tinggi yaitu sebesar mempengaruhi pendapatan usahatani
Rp6.348.785,00 per satu kali musim pinang. website:http://media.neliti.com/
tanam dalam satu tahun dan untuk media/publications/13210-ID-analisis
pendapatan tertinggi ke dua adalah faktor-faktor-yang-mempengaruhi-penda-
varietas padi Libang sebesar patan usahatani-pinang-kecamatan-s.pdf.
Rp5.203.175,00 dan untuk pendapatan Suardana. 2013. Analisis produksi dan
terendah yaitu varietas padi Usunuan pendapatan usahatani padi sawah dengan
dengan pendapatan dalam satu musim pola jajar legowo di Desa Laantula Jaya
tanam dalam satu tahun adalah Kecamatan Witaponda Kabupaten
Rp4.514.530,00. Morowali. website: http://download.
3. Perhitungan R/C Ratio sebesar 3 portalgaruda.org/article.php?article=1473
menunjukkan bahwa usahatani padi yang 74&val=5153
dilakukan petani layak untuk diusahakan Sundari. 2012. Analisis biaya dan
dan dapat memberi keuntungan bagi pendapatan usahatani wortel di
petani. Kabupaten Karanganyar. website:http//
agribisnis.fp.uns.ac.id/wpcontent/uploads
Saran /2013/10/07-Mei-Tri-Sundari-Analisis
Berdasarkan kesimpulan yang telah Biaya-Dan-Pendapatan-usaha-Tani-
dikemukakan, sekiranya peneliti dapat Wortel-Di-Kabupaten-Karanganyar.pdf.
mengajukan saran kepada petani di Desa Talumingan. 2011. Analisis pendapatan
Pejalin untuk mengutamakan usahatani padi usahatani tomat di Desa Tonsewer
pada varietas padi E’ho. Karena varietas Kecamatan Tompaso Kabupaten
padi E’ho ini memiliki penerimaan yang Minahasa. website: http://download.
besar dan biaya yang kecil sehingga dapat portalgaruda.org/article.php?article=3058
memberikan pendapatan yang tinggi bagi 75&val=1042.

Anda mungkin juga menyukai