Anda di halaman 1dari 7

e-J.

Agrotekbis 5 (4) : 476 - 482, Agustus 2017 ISSN : 2338 -3011

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CENGKEH


DI DESA TALAGA KECAMATAN DAMPELAS
KABUPATEN DONGGALA
Analysis of Revenue at Clove Farming in Talaga Village
Dampelas Sub District of Donggala Regency

Asrawati1), Made Antara2)


1)
Mahasiswa Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.
2)
Staf Dosen Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Tadulako. Palu.
E-mail : asrawati244@yahoo.com, E-mail : yasinta90287@gmail.com

ABSTRACT

This research aimed to determine the income of clove farming in Talaga Village; Dampelas
Sub District of Donggala Regency. The research was carried out from October to November 2016.
Sixty respondents were selected from a total population of 150 clove farmers. The analysis method
used was the analysis of income. The results of the analysis showed that the clove production was
228 kg/ha/year at a price of IDR 90,000/kg, the average total cost was IDR 6,100,118/ha/year or
IDR 5,258,772/ha/year, the average revenue generated was IDR 35,145,000/ha/year or IDR
30,297,413/ha/year with the average income of the clove farmers was IDR 29,047,881/ha or IDR
25,041,276/ha/year. These values indicate that the total revenue is greater than the cost incurred by
the clove farmers in The Village of Talaga.

Key Words: Cost, clove farming, income and revenue.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan usahatani cengkeh di Desa Talaga
Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala. Penelitian dilaksanakan di Desa Talaga Kecamatan
Dampelas Kabupaten Donggala pada Bulan Oktober sampai November 2016. Responden sebanyak
60 dengan jumlah populasi petani cengkeh sebanyak 150 orang. Metode analisis yang digunakan adalah
analisis pendapatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah produksi Rp. 228Kg/ha/tahun dengan
harga Rp. 90.000/kg, Rata-rata total biaya Rp. 6.100.118/ha/tahun atau Rp. 5.258.772/ha/tahun,
Rata-rata penerimaan Rp. 35.145.000/ha/tahun atau Rp. 30.297.413/ha/tahun dan Rata-rata pendapatan
petani cengkeh adalah Rp. 29.047.881/ha atau Rp. 25.041.276/ha/tahun. Nilai tersebut menunjukkan
total penerimaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan oleh petani cengkeh di Desa Talaga.

Kata Kunci : Biaya, pendapatan, penentuan dan usahatani cengkeh.

PENDAHULUAN maupun terhadap pemenuhan kebutuhan


pokok masyarakat, apalagi dengan semakin
Indonesia merupakan negara meningkatnya jumlah penduduk yang
agraris dengan lahan yang sangat luas dan berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga
keanekaragaman hayati yang sangat banyak. semakin meningkat, selain itu ada peran
Hal ini sangat memungkinkan menjadikan tambahan dari sektor pertanian yaitu
negara indonesia sebagai negara agraris peningkatan kesehjahteraan masyarakat
terbesar di dunia. Negara agraris seperti yang sebagian besar sekarang berada di
Indonesia, pertanian mempunyai kontribusi bawah garis kemiskinan. Sebagian besar
yang sangat penting baik terhadap perekonomian penduduknya hidup dari hasil bercocok
476
tanam atau bertani, sehinggah pertanian dikarenakan konsumsi yang tinggi,
merupakan sektor yang memegang peranan sedangkan kelompok pendapatan petani
penting dalam kesejahteraan kehidupan •50 juta, pengeluaran untuk kebutuhan
penduduk indonesia (Gustami, 2013). konsumsi menurun sedangkan invetasi dan
Komoditi cengkeh (Syzygium tabungan menjadi bertambah (Wandi dan
aromaticum L.) merupakan salah satu Juliana, 2015).
komoditi perkebunan yang memberikan Permasalahan yang dihadapi petani
kontribusi terhadap perekonomian negara, cengkeh di Desa Talaga Kecamatan
tidak kurang dari industri kecil sampai Dampelas yaitu usia tanaman cengkeh yang
besar yang meliputi industri pabrik rokok, membuat produksinya menurun, sehingga
kosmetika, parfum, maupun rempah-rempah luas lahan dan jumlah pohon cengkeh yang
sangat membutuhkan komoditas ini. begitu banyak tidak sebanding dengan hasil
7MLRQJHU¶V PHQJHPXNDNDQ EDKZD yang diperoleh dan juga disebabkan oleh
selain untuk memenuhi kebutuhan dalam musim kemarau sehingga petani banyak
negeri yang semakin meningkat, komoditas beralih pada usahatani komoditas lain. Perlu
cengkeh dari Indonesia juga ditujukkan untuk melakukan penelitian untuk mengetahui
memenuhi permintaan pasar luar negeri.
³$QDOLVLV 3HQGDSDWDQ 8VDKDWani Cengkeh di
Pengusahaan tanaman cengkeh, hal
Desa Talaga Kecamatan Dampelas
yang perlu mendapat perhatian khusus
.DEXSDWHQ 'RQJJDOD´
adalah masalah pendapatan, karena sangat
Tujuan dari penelitian ini untuk
penting bagi kelangsungan hidup suatu
mengetahui pendapatan usahatani cengkeh
usahatani dan juga bagi petani itu sendiri.
di Desa Talaga Kecamatan Dampelas
Tarigans (2011) menyatakan bahwa pendapatan
usahatani cengkeh yang ada saat ini masih Kabupaten Donggala.
kurang mampu mendukung kehidupan
METODE PENELITIAN
petani secara layak. Hal tersebut didukung
oleh semakin kecilnya luas areal kepemilikian Penelitian ini dilaksanakan di Desa
lahan usahatani cengkeh yang disebabkan Talaga Kecamatan Dampelas Kabupaten
oleh perpecahan lahan (fragmentasi) karena Donggala. Lokasi penelitian dilakukan secara
pewarisan, serta rendahnya produktifitas sengaja (purposive) dengan pertimbangan
dikarenakan nilai tukar cengkeh yang bahwa Desa Talaga memiliki luas lahan
seringkali berfluktuasi. tanaman cengkeh seluas 89 ha dan merupakan
Pendapatan dalam usahatani memiliki salah satu daerah penghasil Cengkeh.
kaitan erat terhadap tingkat produksi yang Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
dicapai, apabila tingkat produksi meningkat, Oktober sampai November 2016. Penentuan
maka pendapatan akan cenderung meningkat responden dalam penelitian ini menggunakan
pula pada tingkat pendapatan. Kegiatan metode acak sederhana (Simpel Random
usahatani bertujuan untuk mencapai produksi Sampling Method).
pada bidang pertanian, yang akhirnya akan
z
dinilai dengan uang setelah memperhitungkan n=
Ú+z‹Û
biaya yang telah dikeluarkan. Penerimaan
usahatani atau pendapatan akan mendorong Keterangan :
petani untuk mengalokasikan berbagai n = Ukuran Sampel
kegunaan atau biaya produksi pada periode N = Ukuran Populasi
berikutnya (Hernanto, 1998). E = Taraf Kesalahan (error) sebesar 0,1
Besarnya pendapatan petani (10%).
mempengaruhi alokasi pendapatan petani Dalam penelitian ini populasi N
untuk konsumsi, investasi dan tabungan. diambil sebanyak sebanyak 150 orang
Kelompok pendDSDWDQ SHWDQL ” MXWD petani dengan tingkatan kesalahan e sebesar
investasi dan tabungan petani relativ sedikit 10% maka besaran sampel adalah :
477
z Tabel 1 menunjukkan bahwa luas
n=
Ú+z‹Û lahan petani cengkeh di Desa Talaga
150 150 150
n= 1+150(0,1)2 = = 2,5 = 60 = 60 sampel. memiliki luas lahan 0,5-1,3 ha sebanyak 50
1+150 x 0,01
orang dengan persentasi 83,33%, petani
Berdasarkan rumus diatas jumlah cengkeh memiliki luas lahan 1,4-2,2 sebanyak
sampel (n) yang diambil dalam penelitian 8 orang dengan persentasi 13,33%, dan
mengenai analisis pendapatan usahatani Luas lahan petani cengkeh 2,3-3,1sebanyak
di Desa Talaga Kecamatan Dampelas 3 orang dengan rata-rata luas lahan 1,16 Ha.
Kabupaten Donggala yaitu sebanyak 60 Jumlah Tanaman Cengkeh. Tanaman cengkeh
responden dengan jumlah populasi petani yang sudah berproduksi merupakan salah
cengkeh sebanyak 150 orang, dengan taraf satu faktor produksi yang sangat penting
kesalahan (e) sebesar 0,1 (10%). dalam usahatani cengkeh. Semakin banyak
Data yang digunakan dalam penelitian cengkeh yang berproduksi maka semakin
ini adalah data primer dan data sekunder. besar pula pendapatan yang dimiliki oleh
Data primer diperoleh dengan cara observasi, petani. Jumlah tanaman cengkeh di Desa
dan wawancara langsung dengan responden Talaga Kecamatan Dampelas Kabupaten
petani cengkeh di Desa Talaga dengan Donggala dilihat pada Tabel 2.
menggunakan daftar pertanyaan (quisioner). Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah
Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat tanaman cengkeh yang telah berproduksi
Statistik Sulawesi Tengah dan Dinas paling banyak antara 60-173 pohon dengan
Perkebunan Daerah Sulawesi Tengah, dan jumlah petani sebanyak 50 orang dengan
literatur-literatur yang ada relevansinya persentasi 18,33%, jumlah tanaman cengkeh
dengan penelitian ini. yang berproduksi antara 174-287 pohon
Analisis data yang digunakan adalah dengan jumlah petani sebanyak 8 orang
analisis pendapatan dengan rumus: dengan persentasi 13,33%, dan jumlah
= TR ± TC tanaman cengkeh yang berproduksi antara
TR = P x Q 288-401 orang dengan presentasi 3,33%.
TC = FC + VC
Keterangan : Tabel 1. Luas Lahan Petani Cengkeh di Desa
= Pendapatan (Rp) Talaga Kecamatan Dampelas Kabupaten
Donggala, 2015
TR = Total Revenue (Total Penerimaan) (Rp)
TC = Total Cost (Total Biaya) (Rp)
P = Harga (Price) (Rp)
Q = Produksi yang diperoleh (kg)
FC = Biaya Tetap (Rp)
VC = Biaya Variabel (Rp).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 2. Jumlah Tanaman Cengkeh di Desa Talaga
Analisis Usahatani Cengkeh. Kecamatan Dampelas Kabupaten
Luas Lahan. Merupakan salah satu Donggala, 2015
faktor yang penting dalam meningkatkan
produksi, semakin luas lahan yang ditanami
semakin tinggi produksi yang akan
dihasilkan. Sebaliknya semakin sempit
lahan yang ditanami, maka semakin rendah
pula produksinya. Data luas lahan petani
cengkeh di Desa Talaga Kecamatan
Dampelas Kabupaten Donggala dilihat pada
Tabel 1.
478
Tabel 3. Penggunaan Pestisida Petani Usahatani Tabel 3 menunjukkan bahwa
Cengkeh di Desa Talaga Kecamatan penggunaan pestisida petani cengkeh antara
Dampelas Kabupaten Donggala, 2015 1-2,6 botol sebanyak 54 orang dengan
persentasi 90%, penggunaan pestisida
2,7-4,3 botol sebanyak 1 orang dengan
persentasi 1,67%, dan penggunaan pestisida
antara 4,4-6 sebanyak 5 dengan presentasi
8,33%.
Pestisida yang digunakan oleh
petani sangat bervariasi yaitu, Regen,
Matador dan Terniban. Total rata-rata
Penggunaan Pupuk. Salah satu faktor penggunaan pestisida sebanyak 64.750/ha
produksi yang dapat meningkatkan hasil atau 55.818/Ha. Penggunaan pestisida
tanaman apabila penggunaannya optimal disesuaikan dengan luas lahan dan hama
yakni dosis pupuk disesuaikan dengan penyakit yang menyerang tanaman cengkeh.
kebutuhan tanaman. Pemupukan merupakan Penggunaan Tenaga Kerja. Bagian
keharusan, karena tiap periode umur penting dari faktor produksi dalam upaya
tanaman banyak menguras ketersediaan memaksimalkan usahanya. Penggunaan
unsur hara dalam tanah. Penggunaan pupuk tenaga kerja yang efektif dan memiliki
yang tepat waktu serta pilihan berbagai keterampilan serta kemampuan yang
macam komposisi pupuk dengan zat yang memadai juga sangat penting dalam
dibutuhkan tanah tersebut. mencapai keberhasilannya. Secara umum
Jenis pupuk yang digunakan petani penggunaan tenaga kerja tergantung pada
cengkeh sangat bervariasi yaitu Phonska jenis pekerjaan usahatani dan luas lahan.
dan ZA. Rata-rata responden petani cengkeh Pengunaan tenaga kerja petani cengkeh
penggunaan pupuk Phonska sebanyak 54 di Desa Talaga Kecamatan Dampelas
Kg/Ha dan penggunaan pupuk ZA sebanyak Kabupaten Donggala dapat dilihat Tabel 4.
52.33 Kg/Ha, dengan rata-rata biaya Tabel 4 menunjukkan bahwa
dikeluarkan petani dalam penggunaan penggunaan tenaga kerja usahatani cengkeh
pupuk phonska sebesar Rp. 272.133/Ha dan antara 5-38 HOK sebanyak 48 orang
penggunaan ZA sebesar Rp. 129.600/Ha. dengan persentasi 80%, penggunaan
Penggunaan pupuk yang digunakan oleh tenaga kerja antara 39-72 HOK sebanyak 6
petani responden disesuaikan dengan luas dengan persentasi 10%, dan penggunaan
lahan yang mereka miliki. tenaga kerja antara 73-106. Upah tenaga
Penggunaan Pestisida. Disesuaikan dengan kerja harian sebesar Rp. 50.000,- dengan
kondisi tanaman dan harus sesuai dengan rata-rata total upah tenaga kerja sebesar
dosis yang dianjurkan, penyemprotan pestisida Rp. 5.141.666/ha atau Rp. 4.432.470/Ha.
dilakukan jika terdapat hama ataupun gulma.
Penggunaan pestisida tidak meningkatkan Tabel 4. Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani
produksi akan tetapi mempertahankan produksi Cengkeh di Desa Talaga Kecamatan
Cengkeh. Pestisida yang digunakan dalam Dampelas Kabupaten Donggala, 2015
memberantas berbagai pengganggu tanaman
pada tanaman cengkeh, yaitu herbisida.
sedangkan herbisida adalah bahan kimia
yang dapat menghambat pertumbuhan atau
mematikan tumbuhan. Penggunaan pupuk
petani cengkeh di Desa Talaga Kecamatan
Dampelas Kabupaten Donggala dapat
dilihat Tabel 3.
479
Tabel 5. Biaya Variabel usahatani Cengkeh di (HOK) Rp. 308.500.000/ha. Rata-rata biaya
Desa Talaga Kecamatan Dampelas variabel sebesar Rp. 5.610.650/ha atau
Kabupaten Donggala , 2015 Rp. 4.836.767/Ha.
Biaya Tetap. Biaya yang relative tetap jumlahnya
dan terus dikeluarkan, walaupun produksi
yang diperoleh banyak atau sedikit. Biaya
tetap meliputi pajak lahan dan penyusutan
alat. Biaya tetap usahatani Cengkeh di Desa
Talaga dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 menunjukkan bahwa
biaya tetap yang dikeluarkan petani yang
Tabel 6. Biaya Tetap Usahatani Cengkeh di
Desa Talaga Kecamatan Dampelas
terdiri dari biaya pajak lahan sebesar
Kabupaten Donggala, 2015 Rp. 1.144.000/ha, Biaya penyusutan alat
sebesar Rp. 28.224.104/ha. Rata-rata
biaya tetap sebesar Rp. 421.955/Ha atau
Rp. 489.468/Ha.

Tabel 7. Total Biaya Usahatani Cengkeh di


Desa Talaga Kecamatan Dampelas
Kabupaten Donggala, 2016

Biaya Usahatani Cengkeh. Sejumlah nilai


uang yang dikeluarkan oleh produsen (petani)
atau pengusaha untuk membiayai kegiatan
produksi. Biaya usahatani diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost)
dan biaya variabel (variabel cost). Biaya
tetap umumnya didefinisikan sebagai biaya Tabel 8. Rekapitulasi Pendapatan Usahatani
yang relative tetap jumlahnya dan terus Cengkeh di Desa Talaga Kecamatan
dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh Dampelas Kabupaten Donggala, 2015
banyak atau sedikit. Biaya tetap terdiri dari
sewa lahan, pajak, penyusutan alat dan
biaya tenaga kerja tetap, sedangkan biaya
variabel didefinisikan sebagai biaya yang
besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi,
contohnya biaya untuk sarana produksi.
Biaya VariabeL. Biaya yang besar kecilnya
dipengaruhi oleh produksi. Biaya variabel
dalam usahatani ini meliputi biaya pupuk,
pestisida dan tenaga kerja dan bibit. Biaya
variabel usahatani cengkeh di Desa Talaga
Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 menunjukkan bahwa biaya
variabel yang dikeluarkan petani cengkeh
Rp. 336.639.000/Ha. Biaya variabel yang
dikeluarkan oleh petani cengkeh biaya pupuk
sebesar Rp. 24.104.000/ha, biaya pestisida
Rp.4.035.000/ha, biaya upah tenaga kerja
480
Biaya Total Usahatani Cengkeh. Jumlah tanah berpasir, dan iklim seperti hujan terus
dari biaya tetap dan biaya variabel, dimana menerus akan mengakibatkan pada bunga
setiap kegiatan usahatani tidak pernah cengkeh. Hal ini dapat diartikan bahwa
terlepas dari biaya untuk mengelolah usahatani yang dilakukan oleh responden
uasahataninya agar memperoleh hasil yang petani sudah cukup baik. Usahatani tersebut
diharapkan (Soekartawi, 2002). Biaya tetap tentunya tidak lepas dari usaha serta kerja
adalah biaya yang tidak berpengaruh pada keras yang dilakukan oleh responden petani
volume produksi, misalnya pajak lahan, dalam hal budidaya dan aplikasi teknologi
dan penyusutan alat. Biaya variabel adalah guna mendapatkan keuntungan yang maksimal
biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh untuk mencapai kesejahteraan.
besarnya volume produksi, misalnya
tenaga kerja, benih, pupuk, pestisida. Total Pendapatan Usahatani Cengkeh. Pendapatan
biaya usahatani cengkeh samping di Desa petani dapat dilihat dari seberapa banyak
Talaga dilihat pada Tabel 7. produksi cengkeh yang dihasilkan oleh
Tabel 7 menunjukkan bahwa biaya petani, dimana semakin banyak produksi
total yang dikeluarkan petani cengkeh di yang dihasilkan, maka pendapatan yang
Desa Talaga yang terdiri dari biaya diperoleh semakin besar dengan biaya yang
variabel sebesar Rp. 336.639.000/ha dan dikeluarkan tidak lebih besar dibandingkan
biaya tetap sebesar Rp. 29.368.104/ha. dengan penerimaan. Pendapatan usahatani
Total rata-rata biaya usahatani cengkeh cengkeh di Desa Talaga dapat dilihat pada
sebesar Rp.6.100.118/ha atau Rp. 5.258.772/ha. Tabel 8.
Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata
Analisis Pendapatan Usahatan Cengkeh. penerimaan petani dalam usahatani cengkeh
Penerimaan Usahatani Cengkeh. Merupakan di Desa Talaga adalah Rp. 35.145.000/Ha
total nilai yang diperoleh dari hasil kali atau Rp. 30.297.413/Ha, rata-rata total biaya
antara jumlah produksi dengan harga jual usahatani sebesar Rp. 6.100.118/ha atau
yang berlaku ditingkat petani. Memperoleh Rp. 5.258.772/Ha dan rata-rata pendapatan
nilai besar kecilnya penerimaan ditentukan usahatani cengkeh adalah Rp. 29.047.881/Ha
oleh besar kecilnya produksi dan harga jual. atau Rp. 25.041.276/Ha/tahun.
Rata-rata produksi cengkeh yang dihasilkan Jumlah pendapatan sangat tergantung
petani responden usahatani cengkeh di Desa pada jumlah penerimaan dan besarnya biaya
Talaga selama satu tahun berdasarkan luas yang dikeluarkan dalam usahatani. Pendapatan
lahan yang diusahakan serta jumlah petani cengkeh di Desa Talaga diperoleh
tanaman Cengkeh yang telah berproduksi. sebesar Rp. 29.047.881/ha/tahun jauh lebih
Rata-rata jumlah produksi cengkeh rendah dibandingkan Hasil penelitian Gogen
di Desa Talaga sebanyak Rp. 228 Kg/ha (2015), tentang analisis kontribusi usahatani
atau 196 Kg/Ha, dan rata-rata penerimaan cengkeh terhadap pendapatan rumah tangga
yang diterima oleh petani responden cengkeh petani di Desa Ranaan Baru Dua diperoleh
di Desa Talaga sebesar Rp. 35.145.00/ha pendapatan sebesar Rp. 90.571.350/ha/tahun.
atau Rp. 30.297.413/Ha. Jika produksi
dalam usahatani tersebut meningkat maka KESIMPULAN DAN SARAN
meningkat pula penerimaan yang diterima
begitu sebaliknya apabila produksi dalam Kesimpulan
usahatani tersebut menurun maka menurun Hasil analisis pendapatan
pula penerimaan yang diterima. faktor-faktor menunjukkan bahwa jumlah produksi
yang mempengaruhi produksi antara Rp. 228 Kg/ha dengan harga Rp. 90.000/kg,
lain pupuk, tenaga kerja, dan pestisida. Rata-rata total biaya Rp.6.100.118/ha/tahun
Perkembangan tanaman budidaya cengkeh atau Rp. 5.528.772/ha/tahun, Rata-rata
yang mempengaruhi yaitu kondisi tanah penerimaan Rp. 35.145.000/ha/tahun atau
seperti tanah gembur, berlapisan tanah liat, Rp. 30.297.413/ha/tahun dan Rata-rata
481
pendapatan petani cengkeh adalah Hernanto, F, (1998). ³,OPX 8VDKDWDQL´ Penebar
Rp. 29.047.881/ha atau Rp. 25.041.276/ha/tahun. Swadaya. Jakarta.
Nilai tersebut menunjukkan total penerimaan Tarigans. (2011). Pengembangan Usahatani
lebih besar dari biaya yang dikeluarkan oleh Cengkeh Berbasis Pendapatan Melalui
petani cengkeh di Desa Talaga. Penerapan Teknologi yang Berwawasan
Pengurangan Kemiskinan Petani Kelapa di
Saran Indonesia. Pusat Penelitian dan
Teknologi dan perawatan dalam Pengembangan Perkebunan. J. Ilmiah Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
tanaman cengkeh sangat kurang, maka Indonesia. Vol. 11 (1) : 1 ± 3. Medan.
dari itu bagi masyarakat harus lebih
memperhatikan dan menjaga tanaman 7MLRQJHU¶V Mempercepat Panen Raya
cengkeh supaya dapat memperoleh hasil Cengkeh.
yang maksimal. http://parwawk.blogspot.com/2010/04/mem
percepat-panen-raya cengkeh.hmtl. Diakses
pada Tanggal 27 Februari 2013.
DAFTAR PUSTAKA
Wandi B. Lumintang, dan Juliana R. Mandei. 2015,
Gogen. (2015). Kontribusi Usahatani Cengkeh Pola Pengalokasian Pendapatan Petani
terhadap Pendapatan Rumah Tangga Cengkeh Di Desa Kiawa I Kecamatan
Petani Di Desa Raanan Baru 2, Kecamatan Kawangkoan Utara. J. Agri-Sosio Ekonomi
Motoling Barat. ASE ± Vol. 11 (3A). Unsrat. ISSN 1907± 4298. Vol. 12 (2A).
November 2015: 75 ± 88. Juli 2016 : 261 ± 272.
Gustami, (2013). Indonesia Negara Agraris Di Dunia.

482

Anda mungkin juga menyukai