Oleh:
YOSAFAT
NIM : 031057715
Email: yosafatrutan@gmail.com
S-1 Ekonomi Pembangunan
Abstrak
Sektor pertanian di Provinsi Kalimantan Tengah masih menjadi tulang punggung
perekonomian daerah, oleh karena itu sektor pertanian akan mendapat perhatian besar dan
merupakan kegiatan utama dalam pembangunan perekonomian di Provinsi Kalimantan
Tengah. Produktivitas padi sangat ditentukan oleh penggunaan faktor-faktor produksi seperti
pupuk, tenaga kerja, benih, dan pestisida. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
faktor-faktor produksi padi sawah di Desa Pararapak, Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten
Barito Selatan. Data dikumpulkan melalui survei terhadap 30 orang petani padi pada bulan
Oktober sampai dengan November 2020. Data dianalisis secara deskriptif. Untuk mengetahui
hubungan antara produksi dan 7 variabel faktor produksi yaitu luas lahan penggunaan pupuk
urea, SP-36, NPK Phonska, tenaga kerja, benih, dan pestisida digunakan analisis regresi linier
berganda. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor-faktor produksi secara bersama-
sama berpengaruh sangat nyata terhadap produksi padi sawah. secara individual variabel
jumlah pupuk SP-36 (X3) berpengaruh sangat nyata terhadap produktivitas padi sawah,
variabel jumlah pupuk Urea (X2) berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah,
sedangkan variabel luas lahan (X1), jumlah pupuk KCl (X4), jumlah tenaga keja (X5), jumlah
benih (X6) dan jumlah pestisida (X7) berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas padi
sawah.
PENDAHULUAN
Salah satu komoditas strategis sektor pertanian adalah padi, sebagai komoditas
terpenting di dalam pembangunan pertanian maka berbagai usaha dilakukan untuk
meningkatkan produksi padi. Tanaman padi mempunyai potensi dan peluang yang sangat
besar untuk dikembangkan di Kabupaten Barito Selatan. Kabupaten Barito Selatan
merupakan salah satu sentra produksi padi di Provinsi Kalimantan Tengah dengan luas panen
15% dari total provinsi.
Produktivitas padi di Provinsi Kalimantan Tengah masih tergolong rendah. Pada
tahun 2019 Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa luas panen padi di Provinsi Kalimantan
Tengah adalah 133.629 ha dengan produksi 516.869 ton, sehingga produktivitasnya hanya
3,87 t/ha. Produktivitas ini masih di bawah produktivitas nasional yang mencapai 4,999 t/ha
(BPS Kalimantan Tengah, 2020).
Besar kecilnya produksi padi sawah tergantung pada faktor-faktor produksi yang
digunakan, antara lain luas lahan, pupuk, tenaga kerja, benih dan pestisida. Oleh karena itu,
pengaruh faktor-faktor produksi terhadap produktivitas padi di Kalimantan Tengah menjadi
menarik untuk dikaji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor
produksi yang meliputi luas lahan, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, tenaga kerja, jenis
benih, dan pestisida terhadap produktivitas tanaman padi di Desa Pararapak, Kecamatan
Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan.
Pada Tabel 1 terlihat bahwa umumnya luas lahan sawah yang diusahakan
responden relatif luas yaitu antara 0,81 – 1 ha. Kepemilikan lahan sebagian besar
(93,33%) merupakan milik sendiri, sedangkan 6,67% adalah garapan dengan sistem bagi
hasil terhadap hasil bersih produksi gabah kering panen setelah dikurangi biaya
perontokan gabah. Terdapat 2 pola bagi hasil yang diterapkan di lokasi penelitian yaitu
bagi 2 atau bagi 3. Bagi 2 berarti bahwa pemilik lahan dan penggarap masing-masing
mendapatkan 50% hasil bersih produksi gabah kering panen. Dalam pola ini, pemilik
lahan menanggung biaya pengolahan lahan. Bagi 3 berarti bahwa pemilik lahan menerima
1/3 bagian hasil bersih produksi gabah kering panen, sedangkan penggarap mendapatkan
2/3 bagian. Seluruh biaya produksi pada pola ini ditanggung oleh penggarap.
2. Penggunaan pupuk
Pupuk yang digunakan oleh responden merupakan pupuk tunggal terdiri atas
Urea (46% N), SP-36 (36% P2O5) Kedua pupuk tersebut merupakan pupuk bersubsidi dan
pupuk KCL (60% K2O) merupakan pupuk non subsidi. Rata-rata penggunaan pupuk
petani per hektar adalah Urea 198,21 kg, SP-36 96,43 kg, KCl 32,14 kg. Penggunaan jenis
pupuk oleh petani responden disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Perbandingan penggunaan dosis pupuk petani dan pupuk rekomendasi.
Kandungan (kg)
No Dosis per N P2O5 K2O
ha
1. Petani
- Urea (198,21 kg) 91,18 34,71 19,28
- SP-36 (96,43 kg)
- KCL (32,14 kg)
2. Rekomendasi (Permentan NO.
40/2007) 115,00 27,00 30,00
- Urea (250 kg)
- SP-36 (75 kg)
- KCL (50 kg)
3. Selisih kandungan - 23,82 + 7,71 - 10,72
Sumber : Analisis data primer Tahun 2020.
Umumnya responden melakukan pemupukan hanya dua kali dalam satu musim
tanam. Sebaiknya pemupukan dasar dilakukan pada umur tanaman 7 - 14 HST,
pemupukan susulan I umur 21 - 30 HST dan pemupukan susulan II pada umur 35 - 45
HST.
Pupuk memegang peranan penting dalam keberhasilan usahatani padi sawah.
Pemupukkan yang tidak berimbangseperti yang dilakukan petani sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Menurut BPTP Kalimantan Tengah (2020),
pupuk N diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sepanjang musim, pupuk P diperlukan
pada stadia awal pertumbuhan yaitu meningkatkan perkembangan akar, pembentukan
anakan, dan mempercepat tanaman berbungan. Sedangkan pupuk K diperlukan untuk
memperkuat dinding sel tanaman, memperluas kanopi daun untuk proses fotosintesis, serta
meningkatkan jumlah gabah per malai dan persentase gabah bernas. Ketiga pupuk ini
merupakan jenis pupuk makro. Kekurangan dosis pupuk N yang sumber utamanya berasal
dari pupuk Urea dapat menurunkan produksi tanaman padi. Menurut Gani dan Sembiring
(2007), Nitrogen adalah unsur hara paling penting bagi tanaman dan respon tanaman padi
terhadap N biasanya lebih tinggi dibandingkan P dan K, karena kekurangan N dan P dapat
mengurangi jumlah anakan tanaman padi.
3. Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam usahatani
padi sawah, oleh karena tenaga kerja yang bekerja di sawah terdiri atas pria dan wanita.
Maka dibuat standar jumlah tenaga kerja menjadi Hari Kerja Setara Pria (HKSP) dimana 1
HKSP meliputi 8 jam kerja dengan upah kerja Rp. 50.000/HKSP. Tenaga kerja dalam
usahatani padi berasal dari dalam dan luar keluarga tani, di Desa Pararapak deskripsi
penggunaan tenaga kerja dalam usahatani padi sawah seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Deskripsi penggunaan tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin dalam usahatani
padi sawah per hektar.
Dari tabel 3 terlihat bahwa dalam usahatani padi curahan tenaga kerja untuk
kegiatan pemanenan yaitu 43,29 HKSP (32,23%) dan penanaman yaitu 31,54 HKSP
(23,48%) adalah dominan. Kedua kegiatan tersebut menyumbang 74,83 HKSP (55,71%)
dari total curahan tenaga kerja dalam usahatani padi.
4. Penggunaan benih
Benih padi yang digunakan petani di Desa Pararapak pada umumnya berlabel
mencapi 80% dan tidak berlabel 20%, sebagian besar sudah menggunakan varietas
Ciherang dan rata-rata penggunaan benih sebanyak 31,07 kg/ha. (Tabel 4).
Tabel 4. Penggunaan benih padi petani di Desa Pararapak Kecamatan Dusun Selatan
Kabupaten Barito Selatan.
5. Penggunaan pestisida
Petani padi di Desa Pararapakmenggunakan pestisida yang terdiri atas
insektisida, herbisida, fungisida dan moluskasida selama siklus pertanaman padi.
Penggunaan pestisida disesuaikan dengan kebutuhan dan intensitas serangan hama
penyakit pada pertanaman padi, seperti tergambar pada Tabel 6.
Tabel 6. Keragaan penggunaan pestisida petani padi sawah di Desa Pararapak Kecamatan
Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan.
Tabel 9. Hasil estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi sawah di Desa
Pararapak.
No. Variabel Koofisien Regresi t-hitung
1. Konstanta 162,687 0,308
2. Luas lahan 236,890 0,264 ns
3. Jumlah Pupuk Urea Kg 13,271 2,511 *
4. Jumlah Pupuk SP-36 Kg 11,391 2,801 **
5. Jumlah Pupuk KCl Kg 3,913 1,098
6. Jumlah Tenaga Kerja HKSP -5,823 -1,464 ns
7. Jumlah Benih Kg 5,802 0,543 ns
8. Jumlah Pestisida Ml 0,055 0,461 ns
9. R 0,922
10. R2 0,849
11. F-hitung 17,735
**
Keterangan : = berpengaruh sangat nyata pada taraf 99%
ns
= tidak berbeda nyata
t-tabel (0,01) = 2,75000
t-tabel (0,05) = 2,04227
F-tabel (0,01) = 3,71
F-tabel (0,05) = 2,52
Dari Tabel 8 diketahu bahwa koofisien korelasi (R) sebesar 0,849 menunjukkan
korelasi/hubungan antara produktivitas padi sawah dengan 7 variabel faktor-faktor produksi
adalah kuat. Menurut Santoso (2010), korelasi antara variabel terikat dengan variabel bebas
disebut kuat apabila nilai R di atas 0,5. Persamaan regresi dari hasil analisis data dapat
dituliskan sebagai berikut:
Y = 162,687+236,890 X1+13,271 X2+11,391 X3+3,913 X4-5,823 X5+5,802 X6+0,055
X7
Nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,849. Hal ini berarti bahwa 7 faktor
produksi mampu menjelaskan 84,9% keragaman dari produkstivitas usahatani padi sawah,
sedangkan sisanya 15,1% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam
model penelitian. Hasil uji F menunjukkan bahwa F-hitung 18,212 > F-tabel 3,71 pada tingkat
kepercayaan 99%, yang berati secara keseluruhan faktor-faktor produksi yaitu luas lahan, pupuk
Urea, pupuk SP-36, pupuk KCl, tenaga kerja, benih, dan pestisida berpengaruh terhadap
produktivitas padi sawah di Desa Bukit
Peninjauan II. Selanjutnya dilakukan uji t untuk mengetahui faktor-faktor produksi yang
berpengaruh terhadap produktivitas padi sawah, yang diuraikan di bawah ini.
1. Luas lahan (X1)
Dari hasil uji t ternyata penggunaan luas lahan berpengaruh tidak nyata terhadap
produktivitas padi sawah dengan t hitung (0,264) < t tabel (2,04227) pada selang
kepercayaan 95%. Koefisien regresi sebesar 236,890 menjelaskan bahwa kontribusi
penggunaan luas lahan menunjukkan arah positif.
2. Pupuk Urea (X2)
Pada variabel penggunaan pupuk Urea, hasil uji t berpengaruh nyata terhadap
produktivitas padi sawah, pada tingkat kepercayaan 95% dengan t hitung (2,511) > t tabel
(2,04227). Nilai koefisien regresinya 13,271, menunjukkan konstribusi ke arah positif.
Berarti bahwa penambahan satu satuan pupuk urea sampai batas tertentu akan
menaikan produktivitas padi sawah sebesar 13,271 satuan dengan asumsi bahwa faktor
produksi lain dianggap tetap.
3. Pupuk SP-36 (X3)
Variabel pupuk SP-36 berpengaruh sangat nyata terhadap produktivitas padi
sawah sampai pada taraf kepercayaan 99% dimana t hitung (2,801) > t tabel (2,75000).
Nilai koefisien regresinya 11,391, yang menunjukan kecenderungan bila pupuk SP-36
ditambah satu unit sampai batas tertentu maka dapat meningkatkan produktivitas padi
sawah sebesar 11,391 satuan dengan asumsi faktor lain dianggap tetap.
4. Pupuk KCl (X4)
Variabel pupuk KCL berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah
sampai pada taraf kepercayaan 95% dimana t hitung (1,098) < t tabel (2,04227). Nilai
koefisien regresinya 3,913, yang menunjukan kecenderungan bila pupuk KCL ditambah
satu unit sampai batas tertentu maka dapat meningkatkan produktivitas padi sawah sebesar
3,913 satuan dengan asumsi faktor lain dianggap tetap.
5. Tenaga kerja (X5)
Variabel tenaga kerja menunjukan pengaruh tidak nyata terhadap produktivitas
padi sawah pada tingkat kepercayaan 95% dengan t hitung (-1,464) < t tabel (2,04227),
dengan nilai koefisien regresinya 5,823, menunjukan bahwa konstribusi penggunaan
tenaga kerja menunjukan arah negatif. Penggunaan tenaga kerja banyak mengunakan
sistem kekeluargaan yang ikut membantu dalam usahatani.
6. Benih (X6)
Pada variabel penggunaan benih, hasil uji t berpengaruh tidak nyata terhadap
produktivitas padi sawah, pada tingkat kepercayaan 95% dengan t hitung (0,543) > t tabel
(2,04227). Nilai koefisien regresinya 5,802, menunjukkan konstribusi ke arah positif.
Berarti bahwa penambahan satu satuan pupuk urea sampai batas tertentu akan
menaikan produktivitas padi sawah sebesar 5,802 satuan dengan asumsi bahwa faktor
produksi lain dianggap tetap.
7. Pestisida (X7)
Pada variabel penggunaan pestisida, hasil uji t berpengaruh tidak nyata terhadap
produktivitas padi sawah pada tingkat kepercayaan 95% dengan t hitung (0,461) < t tabel
(2,04227). Dengan nilai koefisien regresinya 0,055 yang menunjukan bahwa kontribusi
penggunaan pestisida menunjukan arah positif. Penggunaan pestisida tidak berpengaruh
nyata terhadap produktivitas padi karena pestisida digunakan disesuaikan dengan serangan
hama dan penyakit.
KESIMPULAN
1. Secara bersama-sama luas lahan (X1), jumlah pupuk Urea (X2), jumlah
Pupuk SP-36 (X3), jumlah Pupuk KCL (X4), jumlah tenaga kerja (X5),
jumlah benih (X6) dan jumlah pestisida (X7) berpengaruh sangat nyata
terhadap produktivitas padi sawah;
1. Secara individual variabel jumlah Pupuk SP-36 (X3) berpengaruh sangat
nyata terhadap produktivitas padi sawah, variabel jumlah pupuk Urea (X2)
berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah, sedangkan variabel
luas lahan (X1), jumlah pupuk KCl (X4), jumlah tenaga keja (X5), jumlah
benih (X6) dan jumlah pestisida (X7) berpengaruh tidak nyata terhadap
produktivitas padi sawah.
DAFTAR PUSTAKA