Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI SAYUR DI DESA

TERUS MAJU

LAPORAN PRAKTIKUM

METODE KUANTITATIF

Disusun Oleh:

Yolla Wahyu Muliawati 20180220241

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2021
2

A. Pengantar
Sayuran merupakan salah satu yang cukup sering dibeli atau dikonsumsi
oleh masyarakat. Sayur merupakan salah satu bahan pokok yang banyak dijual di
pasar tradisional maupun di pasar modern, sehingga membuat komoditas ini
mudah sekali untuk di dapatkan. Selain itu sayur mengandung banyak vitamin
seperti A, B1, dan C, serta mengandung mineral dan kalium yang cukup tinggi
membuat masyarakat sadar untuk mengonsumsi sayur sebagai salah satu
kebutuhan serat yang dibutuhkan oleh tubuh. Mendapatkan sayur berkualitas baik
dan bermutu bagus memerlukan penanganan dan budidaya yang baik dimulai dari
penyiapan bibit sampai pasca panen, sehingga petani memperoleh keuntungan
yang lebih banyak dari usahatani sayur.
Desa Terus Maju adalah salah satu pusat penghasil tanaman sayuran dengan
lokasi tepat di bawah kaki gunung merapi dan mempunyai suhu yang sesuai
untuk membudidayakan tanaman hortikultura dan keadaan ph tanah yang
memenuhi untuk budidaya tanaman sayur. Petani Desa Terus Maju ini
membudidayakan empat macam sayuran dalam satu lahan yaitu sayur pachoi,
kembang kol, tomat, dan cabai.

B. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pendapatan pada usahatani sayuran di Desa Maju Mundur
2. Menganalisis kelayakan pada usahatani sayur di Desa Maju Mundur
3. Menganalisis Faktor factor yang berpengaruh terhadap produksi tanaman
sayuran
3

Usahatani sayur

Pakchoy Cabai Tomat Kembang kol

Input
Lahan Proses Produksi Produksi Harga
Benih
Tenaga kerja
Pupuk Harga
Pestisida
Penerimaan

Biaya Implisit Biaya Eksplisit


TKDK TKLK
Sewa lahan sendiri Sewa lahan Pendapatan
Bunga modal sendiri Sarana produksi
pertanian

Keuntungan
R/C
Produktivitas Modal
Produktivitas TK
4

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode dasar yaitu analisis deskriptif dengan


menggunakan metode survei dengan melakukan pengamatan secara langsung ke
lokasi penelitian untuk memperoleh informasi dan data yang jelas pada usahatani
sayuran.
1. Penentuan Lokasi

Penelitian ini dilakuakan di desa Maju Mundur. Pemilihan lokasi penelitian


dilakukan secara sengaja atau purposive sampling yang dipilih dengan alasan
Desa Terus Maju merupakan yang mempunyai poduksi sayuran yang tinggi.
Petani Desa Maju mundur menanam empat jenis tanaman sayuran yaitu Pakcoy,
cabai, tomat, dan Kembang kol. Petani menanam empat jenis tanaman tersebut di
satu areal lahan yang sama.
2. Pengambilan Sampel

Populasi pada daerah penelitian sebanyak 250 petani. Metode pengambilan


sampel pada penelitian ini dipilih secara sistimatik random dari petani yang
menanam empat komoditas sayuran yaitu Pakcoy, cabai, tomat, dan kembang kol.
Dari hasil lapangan diperoleh responden sebanyak 22 petani pakcoy, 73 petani
cabai, 19 petani tomat dan 40 petani kembangkol.
3. Teknik Analisis Data
a. Kelayakan R/C
TR
R/C ratio = TC

Keterangan :
5

R/C = Revenue Cost Ratio

TR = Total Revenue (Total Penerimaan)

TC = Total Cost (Total Biaya)

Dengan ketentuan :

a) Usahatani sayuran dapat dikatakan layak untuk diusahakan jika R/C >1.
b) Usahatani sayuran dapat dikatakan tidak layak untuk diusahakan jika R/C < 1.
c) Usahatani sayuran dapat dikatakan impas jika R/C = 1.

b. Produktivitas Modal
Produktivitas Modal =

NR −NSLS−Biaya TKDK
X 100 %
TEC
Keterangan :
NR = Pendapatan
NSLS = Nilai Sewa Lahan Sendiri
Biaya TKDK = Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga
TEC = Total Explicit Cost

Jika produktivitas modal lebih besar dari tingkat bunga pinjaman maka
usaha tersebut layak untuk diusahakan dan apabila produktivitas modal lebih
rendah dari tingkat bunga pinjaman, maka usaha tersebut tidak layak diusahakan.
c. Produktivitas Tenaga Kerja
NR−NSLS−Bunga Modal
Produktivitas Tenaga Kerja =
Total TKDK ( HKO)
Keterangan :
NR = Pendapatan
6

NSLS = Nilai Sewa Lahan Sendiri


Toatal TKDK = Total Tenaga Kerja Dalam Keluarga

Jika produktivitas tenaga kerja lebih besar dari upah hari/kerja orang (HKO)
setempat maka usaha tersebut layak diusahakan dan jika produktivitas tenaga
kerja lebih rendah dari upah harian kerja orang (HKO) setempat maka usaha
tersebut tidak layak diusahakan.
7

I. HASIL PEMBAHASAN

A. Identitas Petani
Identitas petani digunakan untuk mengetahui gambaran secara umum
tentang keadaan atau kondisi petani yang berpengaruh dalam keberhasilan
usahatani petani tersebut. Dalam penelitian kali ini variabel yang digunakan
untuk mengidentifikasi identitas para petani meliputi umur, pendidikan,
pengalaman usahatani, dan jumlah anggota keluarga.
1. Umur petani

Tabel 1. Umur Petani Sayuran di Desa Maju Mundur

Umur (th) Cabai Pakcoy Kembangkol Tomat


Jumla % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
h
19-36 27 36,99 10 43,48 14 35,00 8 42,11
37-54 26 35,61 6 26,09 14 35,00 8 42,11
55-72 14 19,18 4 17,39 9 22,50 3 15,78
73-90 6 8,22 3 13,04 3 7,50 0 0,00
Jumlah 73 100 23 100 40 100 19 100

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa umur responden petani cabai, pakcoy,


kembangkol, dan tomat paling banyak berada pada kisaran umur 19-36, berturut-
turut sebesar 36,99%, 43,48%, 35,00%, dan 42,11%. Hal tersebut menandakan
bahwa kebanyakan petani masih dalam usia yang produktif. Faktor usia
berpengaruh terhadap suatu usahatani maka petani responden mempunyai potensi
besar untuk mempertimbangkan keputusan dalam melakukan usahatani. Secara
fisik usia produktif berpengaruh terhadap kinerjanya. Usia produktif cenderung
memiliki kinerja yang baik dalam melakukan pengembangan usahatani.

2. Tingkat Pendidikan

Tabel 2. Tingkat Pendidikan Petani Sayuran di Desa Maju Mundur

Pendidikan Cabai Pakcoy Kembangkol Tomat


Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Tidak sekolah 9 12,33 6 26,08 8 20,00 0 0,00
SD 45 61,64 9 39,13 20 50,00 16 84,21
SMP 9 12,33 5 21,74 4 10,00 3 15,79
SMA 7 9,59 2 8,70 5 12,50 0 0,00
PT 3 4,11 1 4,35 3 7,50 0 0,00
8

Jumlah 73 100 23 100 40 100 19 100

Tabel 2 menjelaskan bahwa petani cabai, pakcoy, kembangkol, dan tomat di


desa Maju Mundur paling banyak berpendidikan SD yang berturut-turut sebanyak
61,64%, 39,13%, 50,00% dan 84,21% . Artinya tingkat pendidikan petani di desa
Maju Mundur masih tergolong rendah. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan
petani disebabkan ketidakmampuan ekonomi petani untuk bersekolah hingga ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Rendahnya tingkat pendidikan berpengaruh
terhadap penggunaan faktor produksi yang dimiliki petani.

3. Pengalaman Usahatani

Tabel 3. Pengalaman Berusahatani di Desa Desa Maju Mundur

Pengalaman Cabai Pakcoy Kembangkol Tomat


Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
2-18 30 41,10 10 43,48 16 40,00 8 42,10
19-35 28 38,36 9 39,13 15 37,50 9 47,37
36-52 11 15,07 3 13,04 7 17,50 2 10,53
53-69 4 5,48 1 4,35 2 5,00 0 0,00
Jumlah 73 100 23 100 40 100 19 100

Tabel 3 menjelaskan tentang pengalaman usahatani petani cabai, pakcoy,


dan kembangkol paling lama berkisar antara 2-18 tahun yang berturut-turut
sebesar 41,10%, 43,48%, dan 40,00%. Sedangkan dan pengalaman usahatani
petani tomat paling lama berkisar antara 19-35 tahun yaitu sebesar 47,37%. Petani
dapat dikatakan sudah berpengalaman menjalankan usaha jika > 10 th, sehingga
petani sudah bisa menentukan perlakuan secara lebih tepat karena faktor
kebiasaan dan pengalaman dalam berusaha tani. Petani semakin lama
menjalankan usahatani diharapkan akan lebih meningkatkan produksi.

4. Jumlah Anggota Keluarga

Tabel 4. Jumlah Anggota Keluarga Petani di Desa Maju Mundur

Jumlah Cabai Pakcoy Kembangkol Tomat


anggota
Keluarga Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
0-1 2 2,74 0 0,00 2 5,00 1 5,26
2-3 41 56,16 14 60,87 24 60,00 9 47,37
4-5 29 39,73 9 39,13 14 35,00 9 47,37
9

6-7 1 1,37 0 0,00 0 0,00 0 0,00


Jumlah 73 100 23 100 40 100 19 100

Tabel 4 menunjukkan tentang banyaknya anggota keluarga petani cabai,


pakcoy, kembangkol, dan tomat di Desa Maju Mundur yang paling banyak
berkisar antara 2-3 anggota keluarga yang berturut-turut sebesar 56,16%, 60,87%,
60,00%, dan 47,37%. Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang siap bekerja
tentunya akan lebih meringankan pengeluaran biaya tenaga kerja dari luar dalam
pengelolaan usahatani.

5. Luas Lahan
Tabel 5. Rata-rata Luas Lahan Petani Sayur di Desa Maju Mundur
K Luas
o Lahan
m (m2)
o
d
it
a
s
P 2.291,99
a
k
c
o
y
C 1.945,65
a
b
ai
T 2.242,88
o
m
at
K 1.692,11
e
m
b
a
n
g
k
ol
J 8.172,63
u
m
la
h
10

Tabel 5 menjelaskan tentang rata-rata luas lahan responden usahatani sayur


di desa Maju Mundur mempunyai luas lahan sempit yaitu < 0,5. Petani makin luas
lahan garapannya maka akan semakin besar kemungkinan produksi rata-rata yang
dihasilkan akan tinggi. Luas lahan garapan secara tidak langsung mempengaruhi
besarnya biaya yang akan dikeluarkan oleh petani sehingga turut memeengaruhi
besarnya pendapatan yang akan diperoleh petani.

B. Analisis Usahatani Sayuran

a. Penggunaan Biaya Sarana Produksi

a) Bibit

Bibit merupakan salah satu input produksi yang menentukankeberhasilan


dalam kegiatan usahatani. Bibit yang berkualitas unggul, bermutu, serta tahan
terhadap organisme pengganggu tanaman (OPT) seperti serangan hama dan
penyakit merupakan sarat mutlak yang harus dipenuhi dalam penentuan
penggunaan benih tanaman yang akan ditanam.

Tabel 6. Biaya Penggunaan Bibit Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur per
2.000m2
Pe Jumla H Bia
ng
gu (buah)
na
an
Bi
bit

Pa 12.193 30, 365.8


kc 00 14,75
oy
Ca 4.362, 12 523.5
bai 0,0 28,74
0
To 4.911, 10 523.0
ma 8,3 03,02
t 8
11

Ke 7.720, 11 802.4
mb 6,9 08,05
an 3
g
kol
Ju 291.18 37 2.214
ml 5,3 .754,
ah 1

b) Pupuk.

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman

untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu

berproduksi dengan baik. Material pupuk merupakan bahan organik maupun non

organik (material) pupuk yang mengandung bahan baku yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta membantu kelancaran

metabolism tanaman.

Tabel 7. Biaya Penggunaan Pupuk Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur per
2.000m2
Jumlah (Kg) Biaya (Rp)

Pupuk Kandang
(ayam
Pupuk Kandang
(sapi)
Pupuk NPK
Pupuk T
Pupuk Urea
Pupuk ZA
Pupuk HNO
Pupuk KCL
Pupuk Kal
Bioko
Pupuk GF
Pupuk GDM
Supermes
Pupuk Super
Grow
Ghandasil
Supermax
Agroen
Jumlah

c) Pestisida
12

Pestisida merupakan bahan yang banyak memberikan manfaat sehingga

banyak dibutuhkan masyarakat pada bidang pertanian. Bagi beberapa petani

penggunaan pestisida dirasa menguntungkan, yaitu dapat mengendalikan OPT

dengan cepat dan pengaplikasiannya juga mudah. Selain itu, pestisida juga dapat

menekan kehilangan hasil yang disebabkan oleh OPT.

Jumlah
Biaya (Rp)
(Kg)
Kembang kol
Wendry
Manteb
Bion
Agroni
Dithane 13.112.700,92
Bazoka
13.120.567,88 1.046.026,90
Tabel 8. Biaya Penggunaan Pestisida Bubuk Usahatani Sayur di Desa Maju
Mundur per 2.000m2.

Tabel 9. Biaya Penggunaan Pestisida Cair Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur
per 2.000m2
Jumlah Biaya (Rp)
(ml)

Abacel
Curacron
Du
Rizotin
Iguana
Ap
Stick pol
Superup

d. Tenaga Kerja

Tenaga adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat bekerja dan

sanggup bekerja jika ada permintaan kerja.Tenaga kerja usaha tani dapat

dibedakan atas tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Tenaga kerja usaha tani

dapat diperoleh dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga.

Tenaga kerja luar keluarga diperoleh dengan mengeluarkan upah. Tenaga kerja
13

upah ini umumnya terdapat pada usahatani dalam skala luas. Kebutuhan akan

tenaga kerja meliputi seluruh proses produksi dalam usahatani. Penentuan

penggunaan tenaga kerja meliputi keterampilan dan keahlian yang dimiliki tenaga

kerja. Semakin banyak penggunaan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas

diharapkan semakin tinggi produksi usaha tani yang dicapai.

Tabel 10. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Kelurga Usahatani Sayur di
Desa Maju Mundur per 2000 m2.
Jumlah
Biaya (Rp)
Jenis kegiatan HKO
Kembang k
Pembibitan
Pengolahan
lahan
Penanaman
Pemupukan
Pember
lahan
Penyemprotan
pe
Pemanenan

Tabel 11. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Usahatani Sayur di
Desa Maju Mundur per 2000 m2
Jumlah HKO Biaya (Rp)
Jenis kegiatan
Kembang k
Pembibitan
Pengolahan
Lahan
Penanaman
Pemupukan
Pember
Lahan
Penyemprotan
pe
Pemanenan

e. Biaya Penyusutan Alat

Tabel 12. Biaya Penyusutan Alat pada Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur
14

Nama Biaya Penyusutan (Rp)

PakcoyCabai

Cangkul 86.961,7 132.150,10 118.176,69 103.648,81

Sabit 46.746,3 110.372,48 278.315,79

Ember 16.347,8 27.459,46

Hand 93.550,7 119.281,53 151.403,51 117.220,83


Sprayer
Garu 5.289,86
Lenthuk 1.739,13
Sepatu 57.721,7 40.312,16

Angkon 1.739,13
g
Gembor 5.347,83 11.420,05
Jumlah 315.444, 451.191,09 680.283,71 383.320,48

Berdasarkan Tabel 12 dapat diketahui bahwa biaya penyusutan terbesar


dalam usahatani sayur adalah biaya penyusutan usahatani tomat yaitu sebesar Rp.
680.283,71, sedangkan penyusutan biaya penyusutan terendah adalah biaya
penyusutan usahatani pakcoy yaitu hanya sebesar Rp. 315.444,31.

f. Biaya Eksplisit

Biaya eksplisit adalah semua biaya yang secara nyata dikeluarkan oleh

petani (out of pocket expenditure) dalam penyelenggaraan usahatani. Biaya

eksplisit merupakan biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang atau

barang yang dikeluarkan secara langsung dalam kegiatan usahatani seperti biaya

tenaga kerja luar keluarga (TKLK), pembelian saprodi, penyusutan alat, bunga

modal pinjaman, dan biaya sewa tanah.

Tabel 13. Biaya Eksplisit Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur per 2000m2

Biaya (Rp)
Uraian
Pakcoy Cabai Tomat Kembang kol
Sarana Produksi
- Bibit 365.814,75 523.528,74 523.003,02 802.408,05
- Pupuk 1.121.746,50 1.313.346,01 889.524,93 681.639,63
- Pestisida 13.215.958,10 282.265,70 319.705,64 1.166.096,77
TKLK 727.550,27 806.900,09 263.574,57 668.491,68
15

Penyusutan alat 315.444,31 451.928,86 680.283,71 383.320,48


Biaya lain-lain 664.489,39 416.174,76 542.987,27 426.706,19
Jumlah 16.411.003,32 3.794.144,17 3.219.079,14 4.128.662,80

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa biaya eksplisit terbesar dalam


usahatani sayur pakcoy, cabai, tomat, dan kembangkol adalah biaya saprodi yang
meliputi biaya bibit, pupuk, dan pestisida. Sedangkan biaya eksplisit lainnya tidak
terlalu besar karena hanya mencakup beberapa jenis biaya.

g. Bunga Modal Sendiri

Tabel 14. Biaya Bunga Modal Sendiri Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur per
2000m2.
U
r
ai
a
n
B 16.411.003,3 3.794.144,17 3.219.079,1 4.128.662,80
ia
y
a
E
k
s
pl
is
it
(
R
p)
B
u
n
g
a
pi
nj
a
m
a
n
(
%
)
J 16.095,40
u
m
la
h
16

Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa bunga modal sendiri terbesar


dalam usahatani sayur adalah usahatani pakcoy dikarenakan besarnya biaya
eksplisit yang dikeluarkan. Semakin tinggi biaya eksplisit maka semakin besar
pula bunga modal sendiri yang akan dikeluarkan.

h. Biaya Implisit.

Biaya implisit adalah biaya yang sifatnya hanya diperhitungkan (imputed)


saja sebagai biaya, tidak benar-benar merupakan pengeluaran yang dibayarkan
secara nyata oleh petani. Biaya ini tidak benar-benar dikeluarkan, namun perlu
dimasukkan ke dalam perhitungan, seperti tenaga kerja dalam keluarga (TKDK),
biaya lahan sendiri dan bunga modal sendiri.

Tabel 15. Biaya Implisit Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur per 2000m2
Biaya (Rp)
Uraian
Pakcoy Cabai Tomat Kembang kol
TKDK 1.368.220,86 1.888.382,37 1.934.930,24 1.395.263,62
Bunga Modal Sendiri 82.055,02 18.970,72 16.095,40 20.643,31
Sewa Lahan Sendiri 576.081,83 424.869,20 452.597,97 484.322,13
Jumlah 2.026.357,71 2.336.918,97 2.403.623,60 1.900.229,07

Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa biaya implisit terbesar dalam


usahatani sayur adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga (TKDK) yaitu sebesar
dari total biaya implisit. Besarnya biaya TKDK dikarenakan dalam setiap proses
produksi usahataninya para petani lebih memilih untuk melakukannya sendiri
dengan anggota keluarganya dibandingkan menggunakan tenga kerja luar.
Sedangkan biaya implisit terendah adalah biaya bunga modal sendiri dari total
biaya implisit. Rendahnya biaya lain-lain dikarenakan rendahnya tingkat suku
bunga bank yang berlaku di daerah tersebut.

i. Total Biaya Usahatani

Tabel 16. Total Biaya Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur per 2000m2
U Biaya (Rp)
r
a
i
a
n
B
i
17

a
y
a
E
k
s
p
li
s
it
B 365.814,75 523.528,74 523.003,02 802.408,05
i
b
it
P 1.121.746,50 1.313.346,01 889.524,93 681.639,63
u
p
u
k
P 13.215.958,1 282.265,70 319.705,64 1.166.096,77
e
s
ti
s
i
d
a
T 727.550,27 806.900,09 263.574,57 668.491,68
K
L
K
P 315.444,31 451.928,86 680.283,71 383.320,48
e
n
y
u
s
u
t
a
n
B 664.489,39 416.174,76 542.987,27 426.706,19
i
a
y
a
l
a
i
n
-
l
a
i
n
T 16.411.003,3 3.794.144,17 3.219.079,14 4.128.662,80
o
t
18

a
l
B
i
a
y
a
E
k
s
p
li
s
it
B
i
a
y
a
I
m
p
li
s
it
T 1.368.220,86 1.888.382,37 1.934.930,24 1.395.263,62
K
D
K
S
e
w
a
L
a
h
a
n
S
e
n
d
ir
i
B 576.081,83 424.869,20 452.597,97 484.322,13
u
n
g
a
M
o
d
a
l
S
e
n
d
19

ir
i
T 2.026.357,71 2.336.918,97 2.403.623,60 1.900.229,07
o
t
a
l
B
i
a
y
a
i
m
p
li
s
it
T 18.437.361,0 6.131.063,14 5.622.702,74 6.028.891,86
o
t
a
l
B
i
a
y
a

j. Penerimaan

Penerimaan adalah perkiraan antara produksi yang diperoleh petani dengan

harga jual produk tersebut. Penerimaan didapat dari total produksi (Q) dikali

dengan harga jual (P). Harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan atas

suatu produk atau jasa, atau nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat

karena memiliki atau mengunakan produk jasa tersebut.

Tabel 17. Penerimaan Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur per 2000m2

Ur Kembang kol
ai
an

Ju 2.693,89
ml
ah
Pr
od
uk
si
(K
20

g)

Ha
rg
a
ju
al
(R
p)

Pe 11.280.599,2 138.412.546, 21.551.135 44.030.550,47


ne
ri
m
aa
n
(R
p)

Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa produksi yang dihasilkan oleh


usahatani sayur pakcoy, cabai, tomat, dan kembangkol berturut sebanyak 1.880,10
kg dengan harga jual Rp. 6.000 per kg, 2.306,88 kg dengan harga jual Rp. 60.000
per kg, 2.693,89 kg dengan harga jual Rp. 8.000 per kg, dan 4.403,06 kg dengan
harga jual Rp. 10.000 per kg. Maka dengan itu, diperoleh penerimaan sebesar Rp.
11.280.599,23 untuk usahatani pakcoy, Rp. 138.412.546,61 untuk usahatani cabai,
Rp. 21.551.135,99 untuk usahatani tomat, dan Rp. 44.030.550,47 untuk usahatani
kembangkol. Penerimaan usahatani ini dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan
serta harga jual yang berlaku pada saat petani menjual hasil produksinya.

k. Pendapatan

Pendapatan usahatani dapat dijadikan ukuran suatu usahatani


menguntungkan atau merugikan dan dapat menjadi data pengukuran untuk
meningkatkan keuntungan usahatani. Pendapatan usahatani merupakan selisih
antara penerimaan dan total biaya eksplisit. Rumus pendapatan adalah NR = TR
(Total Revenue) – TEC (Total Ecplicit Cost).
Tabel 18. Pendapatan Usatani Sayur di Desa Maju Mundur per 2000m2
Uraia Kembang

Peneri 11.280.599, 138.412.54 21.551.135, 44.030.550,


maan
(Rp)
Total 16.411.003, 3.794.144,1 3.219.079,1 4.128.662,8
Biaya
21

Ekplis
it
Penda 134.618.40 18.332.056, 39.901.887,
patan 5.130.404,0
(Rp)

Berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa pendapatan yang diperoleh


petani sayur pakcoy, cabai, tomat, dan kembangkol berturut sebanyak Rp.
-5.130.404,09, Rp. 134.618.402,44, Rp. 18.332.056,85, dan Rp. 39.901.887,67.
Usahatani pakcoy memiliki pendapatan yang negatif karena total biaya eksplisit
yang dikeluarkan oleh petani lebih tinggi dibandingkan penerimaan yang diterima
oleh petani.

l. Keuntungan

Keuntungan merupakan pendapatan yang diterima oleh seseorang dari

penjualan produk atau jasa yang dikurangi dengan seluruh biaya yang dikeluarkan

membiayai produk barang maupun jasa. Keuntungan usahatani merupakan selisih

antara penerimaan total dan biaya biaya (Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit).

Rumus keuntungan adalah Profit = TR (Total Revenue) – TC (Total Cost).

Tabel 19. Keuntungan Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur per 2000m2.
Urai Kembang
an
Pene 11.280.599,23 138.412.54 21.551.135 44.030.550
rima
an
(Rp)
Total 18.437.361,03 6.131.063, 5.622.702, 6.028.891,
Biay
a
(Rp)
Keu -7.156.761,80 132.281.48 15.928.433 38.001.658
ntun
gan
(Rp)

Berdasarkan Tabel 19 dapat diketahui bahwa keuntungan yang diperoleh


petani sayur pakcoy, cabai, tomat, dan kembangkol berturut sebanyak Rp.
-7.156.761,80, Rp. 132.281.483,47, Rp. 15.928.433,25, dan Rp. 38.001.658,61.
Usahatani pakcoy mengalami kerugian karena total biaya usahatani pakcoy yang
22

dikeluarkan oleh petani lebih tinggi dibandingkan penerimaan yang diterima oleh
petani.

C. Analisis Kelayakan Usatani Sayuran

a. Revenue Cost (R/C)

R/C adalah pengukuran terhadap penggunaan biaya dalam proses


produksi yang merupakan perbandingan antara penerimaan total dengan biaya
total (biaya eksplisit dan biaya implisit). Rumus mencari R/C Rasio sebagai
berikut :
TR
R/C Rasio =
TC

Kriteria layak tidaknya dapat diketahui apabila nilai R/C lebih dari 1, maka
usahatani tersebut layak diusahakan. Sedangkan, jika nilai R/C kurang dari 1,
maka usahatani tersebut tidak layak untuk diusahakan. Semakin tinggi nilai R/C
maka semakin tinggi pula keuntungan yang akan didapat.
Tabel 20. Nilai R/C Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur per 2000m2
Uraia Kembang

Peneri 11.280.599,2 138.412.546, 21.551.135,99 44.030.55


maan
(Rp)

Total 18.437.361,0 6.131.063,14 5.622.702,74 6.028.891,


Biaya
(Rp)

Nilai
R/C

Berdasarkan Tabel 20 dapat diketahui bahwa nilai R/C Rasio pada usahatani
cabai, tomat, dan kembang kol >1. Artinya, nilai R/C Rasio menunjukkan bahwa
setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan sebesar
nilai R/C Rasio. Sehingga dilihat dari analisis R/C Ratio bahwa tiga usahatani
tersebut layak untuk diusahakan, karena nilai R/C Rasio lebih dari 1 (satu).
Sedangkan usahatani pakcoy memiliki nilai R/C rasio <1 yang berarti usahatani
tidak layak untuk diusahakan.
23

b. Produktivitas Lahan

Produktivitas lahan merupakan perbandingan antara total pendapatan yang


telah dikurangi dengan nilai tenaga kerja dalam keluarga dan bunga modal sendiri
dengan luas lahan. Rumus mencari produktivitas lahan sebagai berikut:
NR −Nilai TKDK−BMS
Produktivitas Lahan =
Luas Lahan
Kriteria layak tidaknya dapat diketahui apabila hasil produktivitas tenaga

lahan lebih besar dari sewa lahan, maka usahatani tersebut layak diusahakan.

Sedangkan, jika produktivitas lahan lebih kecil dari sewa lahan, maka usahatani

tersebut tidak layak diusahakan.

Tabel 21. Produktivitas Lahan Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur per
2000m2
Uraian Pakcoy Cabai Tomat Kembang kol
Pendapatan (Rp) - 5.130.404,09 134.618.402,44 18.332.056,85 39.901.887,67
Biaya TKDK 1.368.220,86 1.888.382,37 1.934.930,24 1.395.263,62
Bunga Modal Sendiri (Rp) 576.081,83 424.869,20 452.597,97 484.322,13
Luas Lahan (m2) 0,97 1,15 0,85 1,12
Produktivitas lahan (Rp) -7.320.311,35 600.131.601,36 42.381.952,40 190.934.133,89

Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa nilai produktivitas lahan pada


usahatani pakcoy, cabai, tomat, dan kembang kol berturut-turut sebesar Rp.
-7.320.311,35, Rp. 600.131.601,36, Rp. 42.381.952,40, Rp. 190.934.133,89 per
2000m2. Artinya, dalam lahan tersebut dapat ditaksir bahwa nilai dari kegiatan
produksi sebesar nilai produktivitas lahan. Produktivitas lahan ini lebih besar dari
sewa lahan yang berlaku di tempat tersebut dimana sewa lahan sebesar Rp
200.000 per m2. Sehingga usahatani cabai, tomat, dan kembang kol ini layak
untuk diusahakan, sedangkan usahatani pakcoy tidak layak.

c. Produktivitas Modal

Modal merupakan salah satu unsur pokok yang penting bagu pengusaha
kecil sehingga produktivitas modal yang digunakan oleh pengusaha harus benar-
benar diperhitungkan. Produktivitas modal merupakan hasil dari perbandingan
24

antara total pendapatan yang dimana pendapatan ini telah dikurangi dengan nilai
lahan milik sendiri dan nilai tenaga kerja dalam keluarga dengan total biaya
eksplisit. Rumus mencari produktivitas modal sebagai berikut

NR −NSLS−Nilai TKDK
Produktivitas Tenaga Kerja = x 100 %
Total Biaya Eksplisit

Kriteria layak tidaknya dapat diketahui apabila hasil produktivitas modal


lebih besar dari tingkat suku bunga tabungan atau bunga pinjaman yang berlaku,
maka usaha tersebut dapat dikatakan layak untuk diusahakan. Sedangkan, jika
produktivitas modal lebih kecil tingkat bunga tabungan atau bunga pinjaman yang
berlaku, maka usahatani tersebut tidak layak diusahakan.

Tabel 2. Produktivitas Modal Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur per 2000m2

Uraian Pakcoy Cabai Tomat Kembang kol


Pendapatan (Rp) - 5.130.404,09 134.618.402,44 18.332.056,85 39.901.887,67
Nilai Sewa Lahan (Rp) 82.055,02 18.970,72 16.095,40 20.643,31
Biaya TKDK 1.368.220,86 1.888.382,37 1.934.930,24 1.395.263,62
Total Biaya Eksplisit (Rp) 16.411.003,32 3.794.144,17 3.219.079,14 4.128.662,80
Produktivitas Modal (%) -226,46 3.110,69 569,25 1.290,28

Berdasarkan Tabel 22 dapat diketahui bahwa nilai produktivitas modal pada


usahatani pakcoy, cabai, tomat, dan kembang kol berturut-turut sebesar -226,46%,
3.110,69%, 569,25% dan 1.290,28%. Produktivitas modal ini lebih besar dari
tingkat suku bunga tabungan atau bunga pinjaman yang berlaku, dimana tingkat
suku bunga tabungan atau bunga pinjaman yang berlaku adalah 0,5% per musim
tanam. Sehingga usahatani cabai, tomat, dan kembang kol ini layak untuk
diusahakan, sedangkan usahatani pakcoy tidak layak.

d. Produktivitas Tenaga Kerja

Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan
perlu diperhatikan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan
hanya dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga jualitas dan macam tenaga
kerja yang perlu diperhatikan. Produktivitas tenaga kerja merupakan
perbandingan antara total pendapatan yang dimana pendapatan ini dikurangi
25

dengan nilai sewa lahan milik sendiri dan modal sendiri dengan penggunaan
tenaga kerja dalam keluarga (Rp/HKSP). Rumus mencari produktivitas tenaga
sebagai berikut

NR−NSLS−BMS
Produktivitas Tenaga Kerja =
T . HKSP . DK

Kriteria layak tidaknya dapat diketahui apabila hasil produktivitas tenaga


kerja lebih besar dari upah buruh daerah setempat (dalam HKSP), maka usaha
ini layak diusahakan. Sedangkan, jika produktivitas tenaga kerja lebih kecil dari
upah buruh setempat (dalam HKSP), maka usahatani tersebut tidak layak
diusahakan.
Tabel 23. Produktivitas Tenaga Kerja Usahatani Sayur di Desa Maju Mundur per
2000m2
Uraian Pakcoy Cabai Tomat Kembang kol
Pendapatan (Rp) - 5.130.404,09 134.618.402,44 18.332.056,85 39.901.887,67
Nilai Sewa Lahan (Rp) 82.055,02 18.970,72 16.095,40 20.643,31
Bunga Modal Sendiri (Rp) 576.081,83 424.869,20 452.597,97 484.322,13
Jumlah TKDK (HKO) 27,24 38,61 38,60 26,35
Produktivitas Tenaga Kerja 1.111.548,59 9.777.007,96 1.541.827,61 4.923.108,19
(Rp/HKO)

Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa nilai produktivitas tenaga


kerja pada usahatani pakcoy, cabai, tomat, dan kembang kol berturut-turut sebesar
Rp. 1.111.548,59, Rp. 9.777,007,96, Rp. 1.541.827,61, dan Rp. 4.923.108,19 per
HKO. Artinya, dalam satu HKO tersebut dapat ditaksir bahwa nilai dari kegiatan
produksi sebesar nilai Produktivitas tenaga kerjanya.
26

1. Pengujian Hipotesis

Hipotesis

H0 = Tidak ada perbedaan rata-rata pendapatan petani Pakcoy dengan petani


Kembangkol.

Ha = Ada perbedaan rata-rata pendapatan petani Pakcoy dengan petani


Kembangkol.

Hasil Analisis

Group Statistics

Petani N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pendapatan Rata-rata Petani Pakcoy 23 -6.6244 233.07699 48.59991

Petani Kembangkol 40 30.4029 94.07507 14.87457

Independent Samples Test

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence
Interval of the
Sig.
Difference
(2- Mean Std. Error
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper

Pendapatan Equal
-.89 -
Rata-rata variances 2.162 .147 61 .377 -37.02734 41.58286 46.12273
0 120.17742
assumed

Equal
variances -.72 -
26.185 .473 -37.02734 50.82523 67.40950
not 9 141.46418
assumed

Jika Signifikansi ≤ α (5%) maka H0 ditolak, bila Signifikansi > α maka H0


diterima
Sig (2-tailed) > α (0,377 > 0,05) maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
ada perbedaan rata-rata pendapatan petani Pakcoy dengan petani Kembangkol.
27

2. Analisis pengaruh luas lahan (x1), Bibit (x2), Pupuk Kandang (ayam)(x3), Tenaga
Luar Keluarga (x4), berpengaruh terhadap produksi cabai.
Interpetasi Hasil
Ln b0 = 2,443
b0 = 11,507
𝑌𝑒𝑠𝑡= 11,507 𝑋10,116𝑋2-0,500X3-0,067 𝑋4-0,002

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 lnX4, lnX2, lnX3,


. Enter
lnX1a

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: lnY

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .356a .127 .076 1.13285

a. Predictors: (Constant), lnX4, lnX2, lnX3, lnX1

Koefisien determinasi
R2 = 0,127 artinya variable luas lahan (x1), bibit (x2), pupuk kandang (ayam)(x3),
tenaga luar keluarga (x4) dapat menjelaskan variable produksi cabai sebesar
12,7%, sedangkan 87,3% dapat dijelaskan oleh variable lain yang tidak digunakan
dalam model.
28

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 12.693 4 3.173 2.473 .053a

Residual 87.268 68 1.283

Total 99.961 72

a. Predictors: (Constant), lnX4, lnX2, lnX3, lnX1

b. Dependent Variable: lnY

Uji F
H0 : b0 = b1 = b2 = b3 = 0
Ha : b0 ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0
p(sig) ≤ α (0,05) ----- Ho ditolak dan Ha diterima atau Signifikan
p (sig) = 0,053 > 0,05 artinya variabel luas lahan (x1), bibit (x2), pupuk kandang
(ayam)(x3), tenaga luar keluarga (x4) secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variable produksi cabai

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 2.443 .285 8.580 .000

lnX1 .116 .122 .119 .954 .343

lnX2 -.500 .166 -.347 -3.011 .004

lnX3 -.067 .110 -.075 -.612 .543

lnX4 -.002 .157 -.002 -.016 .988

a. Dependent Variable: lnY

Ln b0 = 2,443
b0 = 11,507
𝑌𝑒𝑠𝑡= 11,507 𝑋10,116𝑋2-0,500X3-0,067 𝑋4-0,002
29

Uji t
p(sig) < α ----- Ho ditolak atau Signifikan
p(sig) > α ----- Ho diterima atau Tidak Signifikan
H0 : b0 = 0
Ha : b0 ≠ 0
b0 = 2,443 tidak signifikan (2,443>0,05) artinya apabila semua variable
independent yang berpengaruh sama dengan 0 maka variable dependent sebesar
nilai b0 (2,443)
H0 : b1 = 0
Ha : b1 ≠ 0
b1 = koefisien regresi variable luas lahan = 0,116 tidak signifikan pada tingkat
kesalahan 5% (0,343>0,05) artinya benih tidak berpengaruh terhadap produksi
cabai.
H0 : b2 = 0
Ha : b2 ≠ 0
b2 = koefisien regresi variable bibit = -0,500 signifikan pada tingkat kesalahan
5% (0,004 ≤ 0,05) artinya bibit berpengaruh secara signifikan terhadap produksi
cabai, apabila bibit ditambah sebesar satu satuan dan faktor produksi lain
dianggap tetap maka produksi cabai akan turun sebesar 0,500.
H0 : b3 = 0
Ha : b3 ≠ 0
b3 = koefisien regresi variable pupuk Kandang (ayam) = -0,067 tidak signifikan
(p= 0,543 > α=0,05) artinya secara statistik penggunaan pupuk kandang (ayam) tidak
berpengaruh terhadap produksi cabai.
H0 : b4 = 0
Ha : b4 ≠ 0
b4 = koefisien regresi variable TKLK = -0,002 tidak signifikan (p= 0,988 > α=0,05)
artinya secara statistik penggunaan tenaga kerja luar tidak berpengaruh terhadap
produksi cabai.

Anda mungkin juga menyukai