Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS USAHATANI BAYAM

(STUDI KASUS DI KELURAHAN SASA KECAMATAN TERNATE


SELATAN KOTA TERNATE)

Haryati La Kamisi
Staf Pengajar FAPERTA UMMU-Ternate, e-mail:
ilman_haq23@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian dilakukan di Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate Selatan Kota


Ternate yang bertujuan untuk menganalisis biaya, penerimaan,
pendapatan, R/C ratio, dan BEP dari usahatani tanaman bayam. Data
dianalisis untuk menganalisis biaya, penerimaan, pendapatan, R/C ratio,
dan BEP. Hasil analisis menunjukkan biaya total sekali produksi
usahatani tanaman bayam yaitu sebesar Rp. 16.405.000,- yang terdiri dari
biaya variabel sebesar Rp. 6.040.000,- dan biaya tetap sebesar Rp.
10.365.000,-. Penerimaan dari masing-masing jenis bayam dalam sekali
produksi, antara lain : Bayam merah sebesar Rp. 18.000.000,- dan bayam
hijau sebesar Rp. 22.500.000,-. Jadi penerimaan total dari produksi bayam
secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 40.500.000,-. Pendapatan total dari
usahatani tanaman bayam dalam sekali produksi yaitu sebesar Rp.
24.095.000,-. Nilai R/C rasio usahatani tanaman bayam sebesar
2,4687. Ini menunjukkan usahatani tersebut efisien dan menguntungkan
sehingga layak dikembangkan. Nilai Break Even Poin (BEP) penerimaan,
produksi, dan harga lebih kecil dari total penerimaan, produksi, dan
harga. Dengan demikian usahatani tanaman bayam dapat menguntungkan
dan layak dikembangkan.

Kata Kunci: Biaya, Penerimaan, Pendapatan, R/C Ratio, BEP

I. PENDAHULUAN hortikultura yang semakin sering dan mudah


1.1. Latar Belakang ditentukan (Anonim, 1994).
Dewasa ini pemerintah Pengembangan usahatani tanaman
menumpahkan harapan pada sektor hortikultura terutama jenis sayur-sayuran
pertanian umumnya dan khususnya pada jenis terlihat telah dirasakan urgensinya. Petani
tanaman hortikultura, yang merupakan salah lebih banyak mengusahakan jenis sayur-
satu sumber pertumbuhan baru pada sektor sayuran bila dibandingkan dengan jenis
pertanian. Komoditi hortikuktura selain hortikultura lainnya. Hal ini karena mudah
sebagai sumber nutrisi juga mempunyai dikelola dan cepat mendapatkan hasilnya.
nilai tukar yang relatif tinggi, sehingga Oleh karena itu pembinaan untuk
mampu meningkatkan perekonomian pengembangan sayur-sayuran ini harus
masyarakat. Kemampuan komoditi dilakukan dengan pola pembinaan yang
hortikultura dalam memberikan peluang terpadu, baik dibidang produksi, pemasaran
kesempatan kerja dan peluang peningkatan dan sarana/prasarana (Saastratmadja,1991).
pendapatan secara nyata dapat dilihat, paling Tanaman bayam merupakan salah
tidak dari adanya perubahan pola penggunaan satu jenis tanaman hortikultura yang dewasa
lahan yang lebih difungsikan untuk ini digemari oleh masyarakat luas, karena
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 6 Edisi 1 (Mei 2013)

mempunyai nilai gizi yang tinggi. Tanaman terdahulu, internet dan lembaga pemeritah
bayam sangat mudah dikenali, yaitu berupa terkait.
perdu yang tumbuh tegak, batangnya tebal
berserat dan pada beberapa jenis 1.2. Metode Penelitian
mempunyai duri. Daunnya bisa tebal atau Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
tipis, besar atau kecil, berwarna hijau atau Januari 2012, bertempat di Kelurahan Sasa
ungu kemerahan (pada jenis bayam merah). Kecamatan Ternate Selatan yang merupakan
Bunganya berbentuk pecut, muncul di salah satu sentra budidaya tanaman bayam.
pucuk tanaman atau pada ketiak daunnya. Penelitian ini menggunakan metode
Bijinya berukuran sangat kecil berwarna kuantitatif, yakni mendiskripsikan hasil
hitam atau cokelat dan mengkilap dengan menggunakan analisis biaya dan
(Rukmana, 2005). analisis BEP.

1.2. Tujuan Penelitian 2.3. METODE ANALISIS DATA


Penelitian ini bertujuan untuk : 2.3.1. Analisis Biaya
1. Menganalisis besar pendapatan yang Untuk mengetahui berapa besar biaya
diterima petani dalam berusahatani produksi yang dikeluarkan dalam usahatani
tanaman bayam. tanaman bayam dengan melakukan
2. M e n g a n a l i s i s tingkat kelayakan perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk
usahatani tanaman bayam. masing-masing input. Untuk mengetahui total
biaya yang dikeluarkan tersebut secara
1.3. 3 . Manfaat penelitian matematis dapat dihitung dengan memakai
1. Sebagai bahan informasi bagi petani rumus sebagai berikut (Firdaus Muhammad,
tanaman bayam dalam mengembangkan 2007) :
usahataninya.
2. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dan TC = FC + VC
dapat digunakan sebagai pengembangan
ilmu. Dimana :
3. Sebagai bahan referensi dan bahan studi TC = Total Cost (biaya total,
bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan. dinyatakan dalam Rp)
FC = Fixed Cost (biaya tetap misal
I. METODE PENELITIAN
penyusutan peralatan, sewa
1.1. Jenis dan Sumber Data
lahan, dan bangunan dalam Rp)
Jenis data yang dikumpulkan meliputi
VC = Variabel Cost (biaya
data primer dan data sekunder. Data primer
variabel/biaya tidak tetap misal
dikumpulkan dengan menggunakan dua cara
bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga
yaitu Observasi dan Wawancara. Observasi
kerja listrik dan bahan bakar,
(Pengamatan), yaitu dengan cara melakukan
dinyatakan dalam Rp)
pencatatan secara cermat dan sistematis,
2.3.2. Analisis Penerimaan
langsung di lokasi objek penelitian yang
Analisis penerimaan digunakan
berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan
dalam usahatani tersebut. Wawancara yaitu untuk mengetahui besarnya penerimaan
mengadakan tanya jawab secara langsung yang diterima oleh produsen usahatani
dengan responden, menggunakan kuisioner tanaman bayam di Kelurahan Sasa
untuk mengetahui tentang objek yang sedang Kecamatan Kota Ternate Selatan. Untuk
diteliti. mengetahui total penerimaan tersebut,
Data sekunder dikumpulkan secara matematik dapat dihitung dengan
berdasarkan laporan-laporan tertulis yang memakai rumus :
dilakukan pada usahatani bayam dan juga
dilakukan dengan membaca atau mempelajari
buku-buku teks, laporan-laporan penelitian TR = P x Q
Dimana : TR = Total

59
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 6 Edisi 1 (Mei 2013)

Reve Untuk mengukur tingkat efisiensi usaha


Menurut
nue dalam proses produksi usahatani tanaman
Suratiyah
(pen bayam ie
(2006), bahwa
erim digunakan ns
formula atau
aan analisis i
rumus untuk
total, R/C ratio da
menghitung
diny dengan n
nilai dari
atak rumus : m
beberapa BEP
an en
adalah
dala RC ratio g
sebagai
m = TR/TC u
berikut :
Rp) nt
P = Price Dimana u
2.3.5.1. BEP Penerimaan n
(harga, FC :
dinyata BEP Penerimaan (Rp) VC
g
= TR =
kan ka
1 Total S
dalam − n
Reven u
Rp)
Q = 3.4.5.2. BEP Produksi ue nt
Quantity FC u
BEP Produksi (Ikat) = (pener
(jumlah k
P−AVC imaan di
produksi
total) us
) 3.4.5.3. BEP Harga
2.3.3. Analisis TC = ah
Pendapat ak
BEP Harga (Rp/Ikat) Total
an an
= TC/Y Cost R/C ratio = 1,
Untuk (biaya maka usaha
menganalisis tersebut tidak
total)
pendapatan rugi
yang diperoleh da
Apabila hasil
pengusaha n tidak untung
analisis :
alam R/C ratio > 1, (impas)
memproduksi R/C ratio < 1,
m
bayam, maka maka usaha
a
dapat tersebut tidak
k
digunakan e
a
analisis yang f
u
dikemukakan i
s
oleh Mosher s
a
(1998) sebagai i
h
berikut : e
a
t n
 = TR – s
e
TC i
r
s
Dimana : a
e
 = keuntungan/pendapatan t
b
TR = Total Revenue (penerimaan total, a
u
dinyatakan dalam Rp) u
t
TC = Total Cost (biaya total, dinyatakan
e
dalam Rp) t
fi
2.3.4. Analisis Efisiensi Usaha i
s
60
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 6 Edisi 1 (Mei 2013)

d BEP Produksi, Kriteria yang akan dicapai : at


a dan BEP Harga. BEP < prod
k prod usen,
uksi maka
m diti usah
e ngk a
n at terse
g prod but
u usen dikat
n , akan
t mak rugi
u a atau
n usah tidak
g a efisie
k terse n
a but untu
n men k
gunt diusa
u ung haka
n kan n.
t atau
u efisi III. HASIL DAN
k en PEMBAHASAN
untu 3.1. Analisis Biaya
d k Analisis
i dius biaya
u aha merupakan
s kan pengukuran
a BEP = semua nilai
h prod yang
a uksi dikorbankan
k diti dari berbagai
a ngk input selama
n at berlangsungny
. prod a proses
usen produksi
2.3.5. Analisis
, untuk
Break Even
mak menghasilkan
Point (BEP)
a output.
Untuk usah Biaya
mengetahui a variabel yang
kondisi Break terse digunakan
Even Point but dalam
(BEP) pada dika produksi
usaha tani taka bayam terdiri
tanaman n dari bibit,
bayam imp pupuk,
dikenal as pestisida, dan
beberapa BEP > biaya tenaga
konsep BEP, prod kerja.Besarnya
diantaranya uksi total biaya
BEP diti variabel yang
Penerimaan, ngk dikeluarkan
61
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 6 Edisi 1 (Mei 2013)

rata-rata Rp. oleh setiap 22.500.000.


3.4. R/C Ratio
151.333,33.To petani
Analisis
tal biaya responden per 3.3. Pendapatan/ RC ratio
penyusutan bulan (per Keuntungan digunakan
alat adalah musim tanam)
Pendapat untuk
sebesar Rp. rata-rata
an atau mengetahui
280.500. Total sebesar Rp.
keuntungan tingkat
biaya tetap 65.000. Jenis
akan didapat efisiensi
iuran biaya terbesar
setelah usahatani
anggota dan adalah iuran
mengetahui tanaman
listrik yang anggota yaitu
nilai biaya dan bayam secara
dikeluarkan
nilai finansial.
rata-rata bayam di penerimaan. Efisiensi
Rp.40.000 dan Kelurahan Besarnya usahatani
terkecil adalah Total pendapatan tanaman
rata-rata Rp. atau bayam bisa
25.000. Biaya penerimaan keuntungan ditentukan
total yang sebesar Rp. dapat dilihat dengan
dikeluarkan 40.500.000, yaitu pada Tabel 2. menghitung
oleh petani sebagai per cost ratio
responden berikut yaitu
dalam sekali ; pembagian
proses bayam antara
produksi merah penerimaan
usahatani sebanyak 60 suatu usaha
tanaman petak dan dengan total
bayam adalah menghasilkan biaya
sebesar Rp. 3000 ikat produksi.
16.405.000, dengan nilai Setelah
dengan rata- jual per ikat mengetahui
rata biaya total sebesar Rp. niai
Rp. 546.833,33. 6000, sehingga penerimaan
bayam merah dan nilai
3.2. Penerimaa mendapatkan biaya, maka
n penerimaan dapat dihitung
Penerim sebesar Rp. nilai R/C ratio.
aan 18.000.000. R/C Ratio
merupakan Sedangkan pada
jumlah bayam hijau usahatani
produk yang sebanyak bayam di
dihasilkan petak dan Kelurahan
dalam menghasilkan Sasa Kecamatan
produksi 4500 ikat TernateSaSsealatan
dikalikan dengan nilai sebeKsaercaRmpa.tanTernate
dengan jual per ikat Sela 2,4687, yang artinya R/C
harga sebesar Rp. ratio > 1. Maka usaha
jual 5000, sehingga tersebut efisien
bayam hijau dan
produk. mendapatkan menguntungka
Tiap- n. Nilai R/C
tiap produsen penerimaan ratio 2,4687
usahatani sebesar Rp. berarti dengan

62
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 6 Edisi 1 (Mei 2013)

mengeluarka digunakan
n biaya untuk p
sebesar 1 menghitung r
satuan maka besarnya o
akan penerimaan d
u
menghasilka dan produksi
k
n penerimaan yang harus
s
sebesar 2,4687 dicapai agar i
satuan. petani u
Contoh jika memperoleh s
mengeluarka keuntungan, a
n biaya serta harga h
sebesar jual yang a
Rp.100.000, menentukan t
a
maka akan apakah petani
n
menghasilka mendapat
i
n penerimaan keuntungan t
sebesar Rp. dari total a
246.870. biaya n
produksi yang a
3.5. Analisis Break Even telah m
Point (BEP) dikeluarkan. a
Analisis BEP n
b
a
Tabel 1. Penerimaan
y
produksi
a
usahatani m
tanaman
bayam di
d
Kelurahan
i
Sasa K
Kecamatan e
Ternate l
Selatan u
Produksi r
No. Jenis Bayam
(ikat) a
1 Merah 3000 h
2 Hijau 4500 a
n
Jumlah 7500
S
Rata-rata 250
a
Sumber data : Data primer yang diolah, 2012
s
a
Tabel 2. K
e
P c
e a
n m
d a
a t
p a
a n
t T
a e
n r

63
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Volume 6 Edisi 1 (Mei 2013)

n
a
t
e

S
e
l
a
t
a
n
No. Penerimaan (Rp) Total Biaya
1 40.500.000 16.405.000
Jumlah
Rata-rata
Sumber : Data primer yang diolah, 2012

64
Tabel 3. Total penerimaan dan total biaya usahatani bayam dalam sekali produksi
No. Uraian Nilai (Rp)
1 Total Penerimaan 40.500.000
2 Total Biaya 16.405.000
Sumber data : Data primer diolah tahun 2011

Tabel 4. Break Even Point (BEP) Penerimaan Usahatani Tanaman Bayam


FC = Biaya VC = Biaya S = Penerimaan
No. Jenis Bayam
Tetap (Rp) Variabel (Rp) (Rp)
1 Merah 18.000.000
10.365.000 6.040.000
2 Hijau 22.500.000
Jumlah 40.500.000
Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Tabel 5. Break Even Point (BEP) Produksi Tanaman Bayam


Jenis FC = Biaya P= Harga Produk AVC= Rat-rata Biaya
No.
Bayam Tetap (Rp) (Rp/Ikat) Variabel/Produksi (Rp/Ikat)
1 Merah 10.365.000 6000 2013
2 Hijau 10.365.000 5000 1342
Sumber : Data primer yang diolah, 2012

Hasil analisis tiga BEP tampak bahwa Rp. 10.365.000 (penyusutan alat, iuran
usahatani tanaman bayam mengalami anggota, dan biaya listrik). Jadi biaya total
keuntungan dan layak untuk dikembangkan, sekali produksi usahatani tanaman bayam
jika penerimaan (Rp. 40.500.000) > dari BEP yaitu sebesar Rp. 16.405.000,-.
penerimaan yang diperoleh petani sebesar 2. Penerimaan dari masing-masing jenis bayam
Rp. 12.181.219 per musim tanam, produksi total dalam sekali produksi, antara lain : Bayam
tanaman bayam (7500 ikat) > BEP produksi 5432 merah sebesar Rp. 18.000.000 dan bayam
ikat, dan begitu juga dengan harga jual (bayam hijau sebesar Rp. 22.500.000. Jadi
merah Rp. 6000/ikat, bayam hijau Rp. 5000/ikat penerimaan total dari produksi bayam
) > BEP harga Rp. 5468/ikat (bayam merah), Rp. secara keseluruhan adalah sebesar Rp.
3645/ikat bayam hijau. 40.500.000,-.
3. Pendapatan total dari usahatani tanaman
IV. PENUTUP bayam dalam sekali produksi yaitu sebesar
Berdasarkan hasil penelitian yang Rp. 24.095.000,-.
dilakukan, analisis usahatani tanaman bayam 4. Nilai R/C rasio usahatani tanaman
di Kelurahan Sasa Kecamatan Ternate bayam sebesar 2,4687. Ini menandakan
Selatan Kota Ternate dapat disimpulkan usahatani tersebut efisien dan
bahwa : menguntungkan sehingga layak
1. Besaran total biaya dari masing-masing dikembangkan.
biaya variabel dan biaya tetap dalam 5. Nilai Break Even Poin (BEP) penerimaan,
sekali produksi usahatani tanaman bayam produksi, dan harga lebih kecil dari total
sebagai berikut : Biaya variabel penerimaan, produksi, dan harga. Dengan
Rp. 6.040.000 (benih bayam, pupuk, demikian usahatani tanaman bayam dapat
pestisida, dan biaya tenaga kerja). menguntungkan dan layak dikembangkan.
Sedangkan biaya tetap sebesar
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1994. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Cipta Andi Pustaka. Jakarta.


AT. Mosher, 1998. Penerimaan-Wikipedia Bahasan Indonesia. Ensiklopedia bebas.
Muhammad F., 2007. Manajemen Agribisnis. Bumi Aksara. Jakarta.
Mosher, A.,1966. Getting Agriculture Moving. A/D/C.
Rukmana, 2005. Bertanam Sayuran di Pekarangan. Kanisius. Yogyakarta.
Saastratmadja, Entang 1991. Ekonomi Pertanian Indonesia. Penerbit Angkasa. Bandung.
Suratiyah, 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai