Anda di halaman 1dari 9

.

56
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN FINANSIAL SUNGKAI (Wahyudi)

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN FINANSIAL TANAMAN


SUNGKAI (Peronema canescens) DI KAPUAS,
KALIMANTAN TENGAH
Wahyudi

Fakultas Pertanian, Jurusan Kehutanan, Universitas Palangka Raya


Jl. Yos Sudarso, Kampus UPR, Palangka Raya 73111

ABSTRACT

Forestry concession conduct the plantation project at the logged over areas using TPTI silvicultural
system. The aim of this research was to analyze the growth and financial value of sungkai (Peronema
canescens) that be planted at the logged over areas of PT Gunung Meranti at the Kapuas, Central
Kalimantan Province, using TPTI silvicultural system. The research analyzed of 100 samples of sungkai
and it analysed of its growth until 13 years old and estimate of financial value until 40 years old at the
future with loan interest assumption 19,5% and 16%, expense increase 10%, price decrease 10% and the
form factor 0,6. The living percentage of sungkai at the 13 years old namely 89,7%. Mean Annual
Increment (MAI) namely 11,90 m3/ha/year, and the best financial cycle for the worker of wood company
class namely 13 to 25 years.
Keywords: Analyze, financial, growth, Peronema canescens

I. PENDAHULUAN sangat kurang, padahal informasi


pertumbuhan dan kelayakan finansial
terhadap kegiatan penanaman sangat
A. Latar Belakang diperlukan untuk menunjang kegiatan
reboisasi dan pembangunan tanaman
Kegiatan penanaman yang dilakukan secara umum, sejalan dengan semakin
disamping berguna untuk konservasi tanah besarnya laju kerusakan hutan di
dan air juga berpotensi mendatangkan Indonesia.
keuntungan finansial dan nilai tambah Salah satu penyebab kurangnya
bagi perusahaan. Pemilihan dan perhatian terhadap masalah ini adalah
penggunaan jenis cepat tumbuh (fast belum adanya petunjuk teknis dari
growing species) yang sesuai dengan Kementerian LH dan Kehutanan yang
tempat tumbuh dapat memberi mengatur pelaksanaan analisis kegiatan
keuntungan finansial yang besar dalam penanaman. Para pengelola IUPHHK-HA
waktu relatif singkat. Penggunaan jenis lebih banyak melaksanakan penanaman
lokal yang berkualitas tinggi memberi hanya untuk memenuhi kewajiban seperti
harapan yang baik karena harga kayunya yang tercantum dalam juknis TPTI.
yang lebih mahal. Setelah kegiatan penanaman dan
Perhatian dan upaya menganalisis perawatan dilakukan, tanaman tersebut
kegiatan penanaman masih dirasakan kurang mendapat perhatian lagi.
57
Jurnal Hutan Tropika (ISSN: 1693-7643)
Vol. XI No.2, Desember 2016. Hal. 56-64

Untuk mendapatkan informasi diolah bersamaan dengan data terakhir


pertumbuhan dan nilai finansial tanaman- umur 13 tahun.
tanaman tersebut dilakukan pengukuran 2. Jarak tanaman adalah 3 m x 3 m dan
terhadap variabel diameter, tinggi bebas pada tahun pertama dipupuk dengan
cabang dan tinggi pucuk tanaman. TSP dan NPK masing-masing 20
Variabel lainnya, seperti jumlah daun, gr/tanaman. Pemeliharaan tanaman
berat kering tanaman dan lain-lain tidak berupa pembersihan gulma dan
diukur dengan pertimbangan efisiensi. tumbuhan liar serta pemotongan
tanaman yang kerdil dan mati
B. Tujuan dilakukan setiap tahun.
3. Penentuan contoh tanaman
Tujuan dari penelitian ini adalah menggunakan simple random
mendapatkan data pertumbuhan dan hasil sampling dengan mengambil 100
(growth and Yield) tanaman sungkai dan contoh tanaman dari setiap
mengetahui nilai finansial tanaman populasinya.
sungkai pada daur ekonomisnya. 4. Pengambilan data tanaman meliputi:
a. Diameter pohon
b. Tinggi bebas cabang
II. METODOLOGI PENELITIAN c. Tinggi pucuk/total
5. Prosen hidup tanaman dalam populasi
dan analisa pertumbuhan tanaman
A. Tempat dan Waktu dilakukan setiap tahun sampai umur
13 tahun
Penelitian akan dilaksanakan di areal 6. Pembuatan persamaan regresi
IUPHHK-HA PT Gunung Meranti, di dilakukan pada tanaman berumur 5, 10
Kecamatan Mandau Talawang, Kabupaten dan 13 tahun serta pada kelas diameter
Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. masak tebang
Plot penelitian terletak pada blok Et+15, 7. Analisis finansial yang dilakukan pada
yang merupakan lokasi penanaman tanah kelas perusahaan kayu pertukangan
kosong. Areal tanaman sungkai sampai umur 13 tahun menggunakan
(Peronema canescens) yang diamati variabel aktual dan untuk analisis
seluas 5 ha. Penelitian dilakukan dari sampai 40 tahun menggunakan asumsi
bulan Juni sampai Oktober 2016 untuk dengan sensitifitas bunga pinjaman
mengambil data primer dan sekunder serta 19,5% dan 16%, harga turun 10%,
pengolahan dan analisis data. biaya naik 10% dan angka bentuk 0,6.

B. Prosedur Penelitian C. Analisis data

1. Penelitian dilakukan terhadap tanaman Pertumbuhan


sungkai (Peronema canescens) hasil Pola pertumbuhan tanaman meranti
kegiatan penanaman 13 tahun yang (Shorea leprosula) rata-rata dibentuk
lalu. Data sekunder berupa hasil berdasarkan fungsi riap dan waktu melalui
pengukuran tanaman umur 1 sampai persamaan polinomial (Brown, 1997;
12 tahun membentuk data series akan Burkhart, 2003) dengan persamaan:
.58
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN FINANSIAL SUNGKAI (Wahyudi)

y = c1 + c2x + c3x2 n : Umur ekonomi proyek (tahun)


dimana: i : Social opportunity cost of capital
y : diameter akhir rata-rata social discount rate
x : waktu dalam tahun Kriteria pengambilan keputusan:
c1,c2,c3 : konstanta - Bila NPV ≥ 0 , berarti proyek
Pertumbuhan tanaman akasia layak/diterima
mangium, jabon, meranti, sengon dan - Bila NPV < 0 , berarti proyek tidak
sungkai dinyatakan dalam riap tahunan layak/ditolak
berjalan (curren annual increment/CAI)
dan riap tahunan rata-rata (mean annual Internal Rate of Return (IRR) yaitu
increment/MAI). Volume pohon dihitung nilai discount rate suku bunga (i) yang
mempergunakan pendekatan rumus: V = membuat NPV proyek sama dengan nol.
0,25.п.D2.h.0,7 dimana п = 3,14; D= Persamaan matematisnya adalah:
diameter dbh dan h= tinggi pohon.
n Bt- Ct
__________
NPV =∑ = 0
t
Analisis Finansial t=0 (1+i)
Perhitungan nilai tegakan dilakukan
pada nilai sekarang (tahun ke-0) dengan IRR dihitung dengan cara tidak
menggunakan rumus sebagai berikut: langsung, yaitu dengan menghitung NPV
dari dua tingkat discount rate yang nilai
Vo = Vn / (1+i) n atau positif dan negatifnya paling mendekati
Vo = Vn (1+i) – n, nol. Kedua nilai tersebut diinterpolasi
dimana: dengan rumus:
Vo = Nilai sekarang . NPV1
__________________
Vn = Nilai pada tahun ke-n IRR = i1 + x (i2 –i1)
i = Suku bunga . │ NPV1 – NPV2│ .
n = Tahun (tahun ke-n)
Kriteria pengambilan keputusan:
Menurut FAO (1979), analisa finansial - Bila IRR ≥ Social discount rate, berarti
dilakukan dengan pendekatan NPV, IRR proyek layak/diterima
dan BCR. Net Present Value (NPV) yaitu - Bila IRR < Social discount rate, berarti
nilai bersih sekarang yang merupakan proyek layak/diterima, berarti proyek
selisih nilai sekarang arus manfaat dengan tidak layak/ditolak.
arus nilai sekarang biaya. Benefit Cost Ratio (BCR), yaitu
perbandingan antara jumlah nilai sekarang
n Bt n Cn n Bn - Cn positif (penerimaan) dengan jumlah nilai
NPV =∑ ______ -∑ ______ = ∑ ___________ sekarang negatif (pengeluaran).
t=0 (1+i)t t=0 (1+i)t t=0 (1+i)t . . n Bt
∑ __________
Dimana: t=0 (1+i)t
Bt : Manfaat sosial kotor suatu proyek BCR = ________________
pada tahun ke-n n Ct
Ct : Biaya sosial kotor suatu proyek pada ∑ __________
tahun ke-n t=0 (1+i)t
59
Jurnal Hutan Tropika (ISSN: 1693-7643)
Vol. XI No.2, Desember 2016. Hal. 56-64

dan ruang tumbuh serta faktor musim


Kriteria pengambilan keputusan: kemarau yang panjang tahun 1997, juga
- Bila BCR ≥ 1, berarti proyek disebabkan adanya kegiatan perawatan
layak/diterima yang menebang pohon tertekan, kerdil dan
- Bila BCR < 1, berarti proyek patah tajuk.
layak/diterima, berarti proyek tidak
layak/ditolak.
B. Pertumbuhan Tanaman Sungkai

Rata-rata riap (MAI) diameter, tinggi


III. HASIL DAN PEMBAHASAN bebas cabang dan tinggi pucuk tanaman
sungkai selama 13 tahun masing-masing
sebesar 1,52 cm/th; 0,71 m/th dan 0,96
A. Prosentase Hidup Tanaman m/th. Menurut Dephut (1980a) riap
(MAI) diameter dan tinggi (pucuk)
Prosentase hidup tanaman sungkai tanaman sungkai di Gadungan dengan
(Peronema canescens) semakin lama kondisi tanah yang subur sebesar 1,02
semakin kecil. Pada umur 5, 10 dan 13 cm/th dan 0,88 m/th dan menurut Sutisna
tahun prosentase hidup tanaman masing- dan Ruchaemi (1995) riap tinggi tanaman
masing sebesar 94%, 91,5% dan 89,71%. sungkai di PT ITCI (Kaltim) sebesar 1,87
Meskipun cenderung menurun, prosentase m/th. Data tersebut menunjukkan bahwa
hidup tanaman sungkai masih tanaman sungkai di areal penelitian
menunjukkan hasil yang sangat baik. mempunyai pertumbuhan normal.
Pada umur 13 tahun tanaman ini masih Pada umur 13 tahun tanaman ini
mempunyai prosen hidup sebesar 89,71% mampu mencapai rata-rata diameter
sehingga masih membentuk kerapatan sebesar 19,81 cm, tinggi bebas cabang
yang relatif tinggi, yaitu 997 pohon per 9,35 m dan tinggi pucuk 12,53 m dengan
hektar. Hal ini antara lain disebabkan selang kepercayaan pada tingkat 95%
tajuk tanaman sungkai yang relatif masing-masing 18,21 ≤µ< 22,20; 7,64
ramping sehingga persaingan untuk ≤µ< 11,63 dan 10,74 ≤µ< 14,72 dengan
mendapatkan cahaya menjadi berkurang. keragaman contoh maupun keragaman
Tanaman sungkai merupakan jenis populasi yang relatif kecil yang
lokal yang relatif sesuai dengan tempat menunjukkan bahwa pada umur 13 tahun
tumbuhnya Tanaman ini juga lebih tahan tanaman ini telah mempunyai ukuran yang
pada kondisi tanah marginal, sehingga relatif seragam karena pohon-pohon yang
tidak banyak ditemukan angka kematian kerdil dan tertekan sudah dimatikan pada
pohon tiap tahunnya. Beberapa tanaman tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan
ada yang terserang hama kumbang terkecil terjadi pada tahun 1997 yang
moncong (Alcides sp) yang menyebabkan merupakan respon dari musim kemarau
daun berlubang-lubang, namun tidak yang panjang, namun pada tahun
sampai membuat tanaman mati. Secara berikutnya pertumbuhan kembali pada
umum, penurunan prosentase hidup kisaran normal seiring kondisi curah hujan
tanaman ini disamping disebabkan faktor yang juga normal. Untuk mengetahui riap
alam berupa persaingan dalam diameter tahunan berjalan (CAI) dan riap
memperoleh unsur-unsur hara dalam tanah
.60
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN FINANSIAL SUNGKAI (Wahyudi)

diameter tahunan rata-rata dapat dilihat hampir semua tanaman belum mempunyai
pada Grafik 1. percabangan. Namun demikian ketika
tanaman telah mencapai kelas diameter
2 layak tebang, semua tanaman sudah
1,8
mempunyai percabangan sehingga dapat
menentukan volume batang yang baik.
1,6
Riap volume tahunan berjalan (CAI)
1,4
dan riap volume tahunan rata-rata (MAI)
1,2
dapat dinyatakan dalam volume per hektar
Cm

1 dan dapat dibuat grafik.


0,8
0,6 35,00
0,4
30,00
0,2
0 25,00
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

m3/ha/th
CAI (cm/th) 0 1,86 1,8 1,8 1,9 0,8 1,3 1,8 1,3 1,4 1,3 1,6 1,4 1,4 20,00

MAI (cm) 0 1,86 1,84 1,83 1,85 1,65 1,59 1,62 1,58 1,56 1,54 1,54 1,53 1,52 15,00
Tahun
10,00

Gambar 1. CAI dan MAI (diameter) 5,00


tanaman sungkai sampai
umur 13 tahun 0,00
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005

= CAI 0,00 0,00 1,60 1,92 3,60 2,11 4,77 7,44 7,88 10,96 21,90 30,02 29,43 33,11
Pada Grafik 1 terlihat bahwa riap
= MAI 0,00 0,00 0,80 1,18 1,78 1,85 2,33 3,06 3,67 4,48 6,22 8,38 10,14 11,90
diameter tahunan rata-rata tanaman
Tahun
sungkai pada empat tahun pertama sebesar
1,59 cm/th, namun kemudian terhenti
pada tahun ke-5 sebesar 0,85 cm/th yang Gambar 2. Grafik CAI dan MAI (volume)
disebabkan curah hujan yang menurun. tanaman sungkai sampai umur
Pada tahun-tahun berikutnya sampai tahun 13 tahun
ke-13 riap diameter tanaman sungkai
menunjukkan grafik yang cukup stabil Pada pertumbuhan volume per hektar
dengan kisaran angka (MAI) sebesar 1,4 disamping dipengaruhi oleh pertambahan
cm/th. Meskipun grafik CAI turun naik, riap diameter juga dipengaruhi oleh tinggi
namun secara keseluruhan pertumbuhan bebas cabang dan prosen hidup tanaman
tanaman sungkai sampai umur 13 tahun yang dinyatakan dalam jumlah pohon per
masih berada dalam tahap ke-1 yang hektar.
merupakan periode pertumbuhan optimal. Pada umur 13 tahun potensi tanaman
Tinggi bebas cabang tanaman sungkai sungkai di areal penelitian mencapai
baru nampak secara merata pada umur 7 154,74 m3/ha sementara itu menurut
tahun. Sebelum umur tersebut, masih Dephut (1980a) potensi tanaman sungkai
banyak tanaman yang belum membentuk umur 15 tahun sebesar 173 m3/ha.
cabang guna menandai letak bebas Perbedaan potensi sebesar 18,26 m3/ha
cabangnya. Bahkan pada umur satu tahun dalam waktu 2 tahun optimis dapat
61
Jurnal Hutan Tropika (ISSN: 1693-7643)
Vol. XI No.2, Desember 2016. Hal. 56-64

dicapai, karena potensi tanaman sungkai sekarang (present value) tahun 1992, yaitu
di areal penelitian satu tahun sebelumnya pada saat kegiatan penyiapan lahan dan
cuma 121,63 m3/ha, atau meningkat penanaman dilakukan. Perhitungan
sebanyak 33,11 m3/ha selama 1 tahun. menggunakan pendekatan nilai tunggak
Dengan demikian tanaman sungkai di dimana variabel pengeluaran (cost) dan
areal penelitian tumbuh secara normal. suku bunga didasarkan pada kondisi
Lokasi penelitian tanaman sungkai sebenarnya yang telah terjadi. Pada
mempunyai kondisi curah hujan dan hari analisis ke depan, setelah tahun 2016,
hujan rata-rata sebesar 2.690 mm/th dan variabel yang digunakan menggunakan
169 hari/th, tipe iklim A, suhu dan asumsi yang didasarkan pada
kelembaban rata-rata selama lima tahun perkembangan terakhir.
terakhir sebesar 24,97oC dengan Perhitungan nilai sekarang tanaman
kelembaban 86,1%, jenis tanah podsolik sungkai yang diasumsikan dalam luasan 1
merah kuning, kedalaman tanah lebih dari hektar selama 40 tahun dengan bunga
1 m, kelerengan yang datar serta berada pinjaman sebesar 19,5% sebelum dan
pada ketinggian 180 m dpl. Pengukuran setelah tanaman berumur 13 tahun
yang dilakukan tahun 2005 menunjukkan disajikan dalam Tabel 1.
pH tanah areal penelitian 3,46-3,54.
Menurut Deptan (1980a) tanaman sungkai Tabel 1. Nilai NPV, IRR dan BCR
dapat tumbuh pada tanah latosol dengan tanaman sungkai per tahun
ketinggian 0-600 m dpl, tipe iklim A, B
dan C. Sedangkan menurut Hatta (1999) Umur NPV IRR BCR
tanaman sungkai dapat tumbuh pada tanah (th)
podsolik merah kuning dan latosol dengan 5 -1.143.601,62 0% 0,0000
kisaran suhu 21-34oC, curah hujan 773- 10 1.197.754,85 27,01 % 1,8457
2.790 mm/th dan pH tanah 3-5,6. Dengan 13 5.973.003,20 36,95 % 4,6446
demikian tempat tumbuh areal penelitian 15 5.407.909,76 33,76 % 4,4789
20 2.213.146,80 25,61 % 2,5500
telah sesuai dengan pertumbuhan tanaman 25 616.373,98 21,15 % 1,4523
sungkai. 35 -722.665,24 16,74 % 0,2994
Gambar 2 menunjukkan bahwa sampai 40 -987.218,36 31,48 % 0,2374
umur 13 tahun tanaman sungkai masih
berada pada masa pertumbuhan tahap ke-
1. Grafik CAI maupun MAI masih Berdasarkan hasil analisis finansial
menunjukkan kenaikan dan belum tanaman sungkai yang dilakukan sampai
menunjukkan adanya tanda-tanda turun umur 40 tahun, diketahui bahwa daur
atau bertemu. Hal ini berarti sampai umur ekonomis tanaman sungkai dimulai umur
13 tahun dan sampai beberapa tahun ke 10 sampai 25 tahun dengan perolehan
depannya tanaman sungkai masih berada nilai finansial tanaman yang bervariasi.
dalam masa pertumbuhan yang baik. Daur ekonomis terbaik dicapai pada umur
13 dengan nilai NPV sebesar
5.973.003,20; nilai IRR sebesar 36,95%
C. Analisis Finansial dan nilai BCR sebesar 4,6446 yang
semuanya menunjukkan indikator
Analisis finansial tanaman sungkai kelayakan. Pada umur 14 dan 15 tahun
dilakukan dengan pendekatan nilai
.62
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN FINANSIAL SUNGKAI (Wahyudi)

tanaman ini masih mempunyai ini didasarkan pada tingkat suku bunga
keuntungan yang relatif tinggi. Pada umur yang lebih baik serta antisipasi terhadap
5 tahun ke bawah tanaman ini belum kondisi yang buruk. Nilai NPV, IRR dan
mendatangkan keuntungan finansial dan BCR dengan asumsi tersebut disajikan
pada umur 35 tahun ke atas tanaman ini dalam Tabel 2.
tidak lagi mendatangkan keuntungan, Pada Tabel 2 terlihat bahwa apabila
karena biaya operasional dan bunga yang bunga pinjaman turun menjadi 16%
terus membebani. setelah tahun 2016 atau pada saat umur

Tabel 2. Sensitifitas nilai tanaman sungkai per hektar dengan asumsi bunga pinjaman
turun menjadi 16%, harga turun 10%, biaya naik 10% dan angka bentuk
pohon 0,6

Umur NPV IRR BCR NPV IRR BCR


(th) Bunga 16% setelah tahun 2005 Harga turun 10%
5 -1.143.601,62 0% 0,0000 -1.143.601,62 0% 0,0000
10 1.197.754,85 27,01 % 1,8457 936.347,67 25,32 % 1,6611
13 5.973.003,20 36,95 % 4,6446 5.211.814,42 35,67 % 4,1801
15 9.141.316,33 33,76 % 6,2745 4.711.670,94 32,69 % 4,0310
20 5.020.405,10 25,61 % 4,1822 1.849.048,88 24,83 % 2,2950
25 2.675.183,79 21,15 % 2,8002 418.459,16 20,57 % 1,3071
35 264.588,30 29,94 % 1,1908 -781.010,72 29,27 % 0,4020
40 -351.033,71 31,48 % 0,7420 -1.017.952,70 30,77 % 0,2137
Biaya naik 10% setelah tahun 2005 Angka bentuk pohon: 0,6
5 -1.143.601,62 0% 0,0000 -1.143.601,62 0% 0,0000
10 1.197.754,85 27,01 % 1,8457 854.682,10 24,95 % 1,6167
13 5.973.003,20 36,95 % 4,6446 4.943.155,55 35,29 % 4,1260
15 5.406.544,68 33,76 % 4,4750 4.433.304,80 32,31 % 3,9363
20 2.209.901,19 25,59 % 2,5442 1,369.400,03 23,78 % 1,9858
25 612.356,69 21,14 % 1,4480 -50.430,86 18,93 % 0,9621
35 -727.129,14 29,75 % 0,4452 -1.021.129,70 25,41 % 0,2099
40 -991.735,59 30,88 % 0,2366 -1.163.625,41 25,96 % 0,0955

Mengingat grafik CAI dan MAI tanaman diatas 13 tahun, didapatkan daur
tanaman sungkai masih menunjukkan ekonomis terbaik tanaman sungkai pada
kecenderungan meningkat setelah umur umur 15 tahun dengan NPV sebesar
13 tahun dan pertumbuhan masih berada 9.141.316,33; nilai IRR sebesar 33,76%
dalam tahap ke-1, yang merupakan masa dan nilai BCR sebesar 6,2745. Keadaan
pertumbuhan terbaik seperti terlihat pada ini dapat tercapai apabila kondisi
Gambar 1 dan Gambar 2, maka analisa perekonomian secara umum berjalan
pertumbuhan dan finansial tanaman ini dengan normal dan adanya insentif bagi
perlu dilanjutkan dengan analisis pembangunan yang mengarah pada
sensitifitas menggunakan bunga pinjaman perbaikan lingkungan seperti kegiatan
16% setelah umur 13 tahun, harga jual reboisasi dan penghijauan.
turun 10%, biaya naik 10% setelah tahun Penggunaan berbagai tingkat
2016 dan angka bentuk pohon 0,6. Asumsi sensitifitas pada kondisi yang kurang baik
63
Jurnal Hutan Tropika (ISSN: 1693-7643)
Vol. XI No.2, Desember 2016. Hal. 56-64

sangat membantu untuk tindakan 2. Dengan asumsi bunga pinjaman


antisipasi kemungkinan terburuk yang setelah umur 13 tahun sebesar 19,5%
mungkin terjadi dikemudian hari. Apabila pada kelas perusahaan kayu
analisis sensitifitas tersebut masih pertukangan, daur ekonomis tanaman
mendatangkan keuntungan yang baik, sungkai adalah 10-25 tahun dan pada
maka kegiatan dapat dijalankan dengan daur umur 13 tahun menghasilkan
lebih aman. keuntungan Rp.5,97 juta/ha.

Gambar 3. Nilai tanaman sungkai per hektar dengan asumsi bunga pinjaman 19,5%
dan 16%, harga turun 10%, biaya naik 10% dan angka bentuk pohon 0,6

Penurunan NPV dapat disebabkan 3. Nilai finansial tanaman pada akhir


oleh turunnya harga jual kayu, naiknya daur dipengaruhi oleh kecepatan
biaya operasional dan munculnya angka pertumbuhan, kerapatan, harga jual
bentuk di bawah 0,7. Semua variabel kayu bulat, biaya operasional dan
tersebut dapat saja terjadi karena kita tidak bunga pinjaman. Pengaturan
dapat memprediksi secara sempurna kerapatan pohon yang tepat pada
segala sesuatu yang akan terjadi setiap kelas umur akan menghasilkan
dikemudian hari. pertumbuhan dan nilai finansial
maksimal.
IV. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
1. Pada umur 13 tahun persen hidup,
pertumbuhan tahunan rata-rata (MAI) Brown S. 1997. Estimating biomass
dan kerapatan tanaman sungkai change of tropical forest a primer.
masing-masing sebesar 89,7%; 11,90 FAO Forestry Paper No.134. FAO
m3/ha/th dan 997 pohon/ha. USA.
.64
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN FINANSIAL SUNGKAI (Wahyudi)

Burkhart HE. 2003. Suggestion for Mac Kinnon, K., Gt. M. Hatta, H. Halim
choosing an appropriate level for dan A. Mangalik, 2000. Ekologi
modelling forest stand. In Amaro A, Kalimantan. Prenhallindo, Jakarta.
Reed D, Soares P, editors. Manan, S. 1995. Riap dan Masa Bera di
Modelling Forest System. CABI Hutan Tanaman Industri. Direktorat
Publishing. Jenderal Pengusahaan Hutan,
Deptan, 1980a. Pedoman Pembuatan Dephut RI, Jakarta.
Tanaman. Direktorat Jenderal Newman, M.F., P.F. Burgess and T.C.
Kehutanan, Departemen Pertanian, Whitmore, 1996. Borneo Island
Jakarta. Light Hardwoods. CIFOR and
Dephut, 1995. Status Penelitian Riap dan Royal Botanic Garden, Edinburgh.
Pertumbuhan HTI. Badan Penelitian Pollet, A. dan Nasrullah, 1994.
dan Pengembangan Hutan, Dephut Penggunaan Metode Statistika untuk
RI, Jakarta. Ilmu Hayati. Gajah Mada
Dephut, 1998. Pedoman Singkat University Press, Yogyakarta.
Identifikasi Jenis Kayu. Balai Pracaya, 1991. Hama dan Penyakit
Informasi dan Sertifikasi Hasil Tanaman. Penebar Swadaya,
Hutan Wilayah VIII, Banjarbaru. Salatiga.
Dephut, 2007. Jenis Pohon yang Perlu PT Finantara Intiga, 2006. Gaung Acacia.
Dikembangkan dalam Pelaksanaan PT Finantara Intiga, Pontianak.
Enrichment Planting. Dirjen PT Gunung Meranti, 2014. Analisis
Pengusahaan Hutan Dephut RI, Mengenai Dampak Lingkungan
Jakarta. HPH PT Gunung Meranti. PT
Dephut dan Danida. 2001. Zona Benih Gunung Meranti, Banjarmasin.
Tanaman Hutan Kalimantan Sugiyono, 1999. Statistika untuk
Indonesia. Indonesia Forest Seed Penelitian. Penerbit Alfabeta,
Project. Danish International Deve Bandung.
lopment Assistance (Danida)
Denmark, Jakarta. .
FAO, 1979. Philippines Smallholder
Tree. Farming Project. FAO
Forestry Paper 17 Supplement,
Manila.
Hani’in, O. dan Na’iem, M. 2011.
Permasalahan Pembangunan dan
Riap HTI. Direktorat Jenderal
Pengusahaan Hutan, Dephut RI,
Jakarta.
Hatta, G.M. 1999. Sungkai (Peronema
canescens). A Promising Pioneer
Tree: An Experimental Provenance
Study in Indonesia. Wageningen
Universiteit, Netherland.

Anda mungkin juga menyukai