Anda di halaman 1dari 6

Agriprimatech

Vol. 1 No. 2, April 2018 e-ISSN : 2621-

e-ISSN : 2621-6566

ANALISIS SALURAN DAN MARGIN PEMASARAN KELAPA SAWIT DI DESA


TENGGULUN KABUPATEN ACEH TAMIANG

LAURA JUITA PINEM1, SAFRIDA2, MYRNA PRATIWI NASUTION2


1,2
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Agro Teknologi, Universitas Prima Indonesia
Email : laurajuita.pinem@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian “Analisa Tataniaga Kelapa Sawit Di Desa Tenggulun Kecamatan


Tenggulun Kabupaten Aceh Tamiang” Bertujuan untuk menganalisa saluran tataniaga dan
efesiensi system tataniaga serta untuk mengetahui penerapan fungsi-fungsi tataniaga kelapa
sawit di desa tenggulun. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif untuk
menganalisis lembaga, saluran dan fungsi pemasaran serta metode analisis kuantitatif
digunakan untuk menganalisis marjin pemasaran dan Farmer’s share. Berdasarkan analisis
sistem pemasaran disimpulkan bahwa saluran I pemasaran yaitu petani ke pabrik lebih
efisien, sehingga Farmer’share yang tinggi dan marjin pemasaran rendah. Saluran pemasaran
ini sebaiknya digunakan oleh petani di Desa Tenggulun.

Kata Kunci : kelapa sawit, sistem pemasaran, efisiensi saluran pemasaran

PENDAHULUAN (Ditjen Perkebunan, 2014-2016)


menunjukkan bahwa produksi kelapa sawit
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Indonesia di tahun 2015 tercatat sebesar
Jacq.) merupakan komoditas perkebunan
31,28 juta ton, produksi ini berasal dari
unggulan dan utama Indonesia. Tanaman
11,3 juta Ha luas areal perkebunan kelapa
yang produk utamanya terdiri dari minyak
sawit dimana 50,77% diantaranya
sawit (CPO) dan minyak inti sawit (KPO)
diusahakan oleh perusahaan swasta (PBS),
ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi
37,45% diusahakan oleh rakyat (PR) dan
dan menjadi salah satu penyumbang
sisanya diusahakan oleh perkebunan besar
Devisa Negara yang terbesar dibandingkan
milik negara (PBN).
dengan komoditas perkebunan lainnya.
Kelapa sawit yang dianggap masih
Data yang tercatat di PPKS menunjukkan
menduduki porsi yang paling baik
bahwa Indonesia dapat menghasilkan 5,5-
dibandingkan tanaman lain sebagai
7,3 ton CPO/ha/tahun (PPKS, 2013). Data
komoditas non-migas andalan pemberi
dari Buku Statistik Perkebunan Indonesia
kotribusi devisa Negara untuk kelancaran

1
Agriprimatech
Vol. 1 No. 2, April e-ISSN : 2621-

pengelolaannya , membutuhkan tiga aspek responden Lembaga pemasaran ditentukan


agribisnis yang saling terkait satu ama dengan menggunakan metode snowball
lainnya, yakni aspek produksi, pemasaran, sampling dari 100 petani yang telah
dan keuangan. Bila ketiga aspek tersebut ditentukan sebagai responden.
ditangani dengan manajemen yang benar-
benar tepat, bukan tidak mungkin hasil yang Penelitian ini menggunakan
diperoleh bias lebih dari sekedar metode analisis kualitatif dan kuantitatif.
mendapatkan keuntungan (Pahan, 2010) Analisis kualitatif digunakan untuk
Besarnya jumlah produksi dan menganalisis lembaga dan saluran
konsumsi produk turunan kelapa sawit tidak pemasaran serta fungsi pemasaran.
selalu mencerminkan sistem pemasaran yang Analisis kuantitatif digunakan untuk
efisien, terutama bila dilihat dari segi menganalisis marjin pemasaran dan
keuntungan yang diterima petani. Hal inilah farmer,s share
yang mendorong peneliti untuk menganalisis
tataniaga kelapa sawit yang terdapat di Desa Uji validitas merupakan alat ukur
Tenggulun. yang digunakan untuk menggambarkan
Penelitian ini bertujuan untuk tingkat kesahihan kuisioner. Validitas
menganalisa saluran pemasaran, menunjukkan sejauh mana alat dapat
mengetahui serta mengamati penerapan mengukur apa yang ingin diukur (Umar,
fungsi-fungsi pemasaran kelapa sawit di 2005). Uji validitas dapat diketahui dengan
Desa Tenggulun, dan menganalisa cara menghitung nilai korelasi (r) antara
efisiensi sistem pemasaran yang diterapkan data pada masing-masing pernyataan
oleh para petani di Desa Tenggulun. dengan skor tota. Rumus yang digunakan
adalah rumus tekhnik korelasi Product
METODE PENELITIAN Moment Pearson sebagai berikut :

Data yang diperoleh dalam


penelitian ini merupakan data primer yang
Keterangan :
didapat mengamati objek penelitian
(observasi dan dibantu dengan r = Koefisien validitas yang dicari
menggunakan kuisioner dan wawancara n = jumlah responden
terhadap responden. Penelitian ini tidak X = Skor masing-masing pertanyaan X
hanya melibatkan petani sebagai sumber Y = Skor masing-masing pertanyaan Y
data primer penelitian tetapi juga
melibatkan lembaga pemasaran yang Uji realibilitas merupakan uji yang
terlibat dalam pemasaran kelapa sawit di digunakan untuk menunjukkan
Desa Tenggulun. Lembaga pemasaran konsistensi suatu alat ukur dalam
dalam hal ini adalah agen kecil, agen mengukur gejala yang sama (Umar, 2005).
besar,dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Uji realibilitas yang dipakai terhadap
Sedangkan data sekunder dari penelitian kuisioner yang dipakai pada penelitian ini
ini didapat dari Badan Pusat Statistik, menggunakan metode Cronbach’s Alpha
buku, internet, dan instasi lain yang terkait. dengan rumus :
Jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 97 responden
petani. Jumlah sampel ini ditentukan Keterangan:
dengan menggunakan metode purposive r11 = reliabilitas instrumen
sampling yang ditarik dari jumlah populasi k = banyak butir pertanyaan
petani sebesar 1.714 jiwa. Sedangkan

1
Agriprimatech
Vol. 1 No. 2, April e-ISSN : 2621-

= jumlah ragam butir


= varians total
Rumus untuk mencari nilai ragam adalah:

Keterangan:
σ2= ragam 11 orang dari 95 responden
n = jumlah sampel menggunakan saluran pemasaran I untuk
X = nilai skor akhir memasarkan TBSnya atau sebesar
11,58%. Pada saluran I ini petani langsung
menjual tandan buah segar (TBS) ke
HASIL DAN PEMBAHASAN pabrik kelapa sawit. Jumlah rata-rata yang
dijual selama satu bulan adalah 23.795
Gambaran Umum Responden kg/bulan dengan rata-rata harga Rp.1.500
Terdapat 3 bagian sampel yang per kg. Pada umumnya pada saluran I
digunakan dalam penelitian ini, yaitu harga jual bagi petani adalah yang paling
petani kelapa sawit sebanyak 95 orang, tinggi dan Farmer’s share yang paling
agen petani 4 orang (Agen kelapa sawit ini tinggi. Petani kelapa sawit lain juga
terdiri dari dua yaitu agen besar 2 orang berkeinginan melakukan penjualan tandan
dan agen kecil 2 orang) dan 1 pabrik. buah segar (TBS) langsung ke pabrik
Hasil penelitian menunjukkan seperti saluran pemasaran I ini, tetapi
bahwa Responden berusia rata-rata 47 karena volumenya (penjualan) tanda buah
tahun dengan standar deviasinya 10,5 segar (TBS) cukup kecil maka tidak semua
tahun. Usia paling muda atau paling petani dapat menggunakan saluran ini.
rendah adalah 28 tahun dan paling tua 73 Saluran pemasaran II digunakan
tahun. Tingkat pendidikan responden rata- oleh 35 orang dari 95 responden atau
rata adalah 10 tahun. Lama pendidikan sebesar 36,84% . Rata-rata jumlah kelapa
terendah dari responden adalah 6 tahun sawit yang dipasar kan selama sebulan
(tamatan Sekolah Dasar), dan pendidikan yaitu sebesar 10.290 kg/bulan, dengan
paling tinggi adalah 16 tahun (tamat rata-rata yang diterima petani sebesar
Sarjana (S1). Sementara untuk agen yang Rp.1.300 per kg. Kelapa sawit pada
diteliti, karakteristik Agen Besar terdapat 2 saluran ini dipasarkan oleh 2 agen besar.
orang yang berumur 50 & 56 dengan Sedangkan pada saluran III petani menjual
pendidikan SMA & S1, sedangkan Agen tanda buah segar (TBS) ke agen kecil rata-
Kecil terdapat 2 orang yang berumur 40 & rata sebanyak 4389 kg/bulan, dengan harga
48 dengan tingkat pendidikan SMA. sebesar Rp 1200 per kg. Sedangkan agen
kecil menjual TBS kepada agen besar
Saluran Pemasaran dengan harga Rp. 1300 per kg. Harga yang
diterima Agen Besar setelah menjual TBS
Hasil penelitian menunjukkan ke pabrik adalah Rp. 1500 per kg Pada
bahwa terdapat 3 saluran pemasaran yang saluran III ini, jumlah petani sampel yang
digunakan oleh responden di Desa menggunakan saluran ini sebanyak 49
Tenggulun. Gambaran saluran pemasaran orang dari 95 petani atau sebesar 51,58%.
dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Petani

Saluran 2 20
Agen Kecil

Agen Besar Saluran 1


Saluran 3 Age
Agriprimatech
Vol. 1 No. 2, April e-ISSN : 2621-

Fungsi Pemasaran buah segar (TBS) siap olah dari petani


Di tingkat petani fungsi pemasaran yang berada di wilayah di Desa
penjualan. Penjualan TBS kelapa sawit di Tenggulun. Dalam aktivitas jual beli ini
Desa Tenggulun dijalankan oleh petani biasanya dari pihak petani menghubungi
dengan satu tujuan pabrik pengolahan, pihak agen besar untuk memberikan
agen besar dan agen kecil. Total penjualan informasi mengenai kesiapan panen.
dari petani kelapa sawit tersebut mencapai Selanjutnya penentuan harga yang
angka 830.950 ton TBS per bulan, dari 95 akan dibayar diinformasikan oleh agen
petani, dengan luasan tanaman kelapa besar dari masing-masing pabrik. Pada
sawit 557 ha aktivitas ini pihak agen besar menjadi
Agen Kecil kelapa sawit di Desa perantara dalam kegiatan transaksi yang
Tenggulun menjalankan ketiga fungsi dilakukan antara petani dengan pihak
pemasaran yaitu fungsi pertukaran, fungsi pabrik. Setelah melakukan kegiatan
fisik dan fungsi fasilitas. Fungsi pembelian dari petani, agen besar
pertukaran yang dilakukan oleh agen kecil selanjutnya langsung mengirim kelapa
adalah pembelian kelapa sawit berupa sawit bempa tandan buah segar (TBS)
tandan buah segar (TBS) dari petani tersebut menuju pabrik. Penetapan kualitas
kemudian dijual ke agen besar dan menjual kelapa sawit yang diterima dari permintaan
kepada pihak pabrik yang berada di pihak pabrik.
wilayah Desa Tenggulun. Penetapan harga Fungsi pengangkutan yang
baik harga jual maupun beli ditingkat agen dilakukan oleh pihak agen besar adalah
kecil biasanya disesuaikan terlebih dahulu mengangkut hasil panen kelapa sawit
dengan informasi harga yang diperoleh berupa tandan buah segar (TBS) siap olah
dari pihak pabrik dan agen besar. Fungsi dari lokasi budidaya petani ke pihak pabrik
fisik yang dilaksanakan berupa kegiatan, yang berada diwilayah Desa Tenggulun
pemanenan, pengangkutan, keamanan, dan yaitu Pabrik PT. Pati Sari. Dalam
distribusi. Fungsi pemanenan tentunya menjalankan kegiatan pengangkutan ini,
adalah untuk mengambil hasil tandan buah agen besar menggunakan truk dengan
segar (TBS) petani yang siap untuk dijual muatan per truk sebesar 6-16 ton. Agen
dan diolah oleh pabrik PKS. Fungsi besar tidak melakukan fungsi
pengangkutan dilakukan oleh agen kecil penyimpanan, karena hasil kelapa sawit
untuk mengangkut hasil kelapa sawit berupa tandan buah segar (TBS) langsung
berupa tandan buah segar (TBS) siap olah dikirim langsung kepada pihak pabrik
milik petani. Kegiatan pengangkutan dengan tujuan ke berbagai daerah.
dilakukan dengan menggunakan alat Efisiensi Pemasaran
pengangkutan berupa mobil truk yang
mampu menampung kelapa sawit berupa Penentuan tingkat efisiensi suatu
tandan buah segar (TBS) sekitar 6-16 ton. sistem pemasaran dapat dilakukan melalui
Penggunaan sarana pengangkutan dengan pendekatan analisis marjin pemasaran.
kapasitas tersebut mengharuskan agen Pemasaran yang dilakukan pada saluran
kecil berulang kali melakukan pemasaran I sudah dikelola dengan baik
pengangkutan. Hal ini tentunya akan karena penjualan dilakukan petani
mempengaruhi tingkat biaya pemasaran langsung ke pabrik pengelolaan tanpa
yang dikeluarkan untuk pengangkutan. perantara apapun, harga yang diterima
Agen besar melakukan fungsi petani adalah Rp 1.500,- per kg TBS.
pertukaran dan fungsi fisik. Pada fungsi Saluran pemasaran I merupakan saluran
pertukaran, agen besar melakukan yang paling yang paling efesien di tandai
pembelian kelapa sawit berupa tandan dengan nilai marjinnya yaitu 0. Sedangkan

2
Agriprimatech
Vol. 1 No. 2, April e-ISSN : 2621-

pada saluran pemasaran II pengelolaan b) Saluran pemasaran II yaitu


penjualan dilakukan petani melalui agen : Petani- Agen
besar, harga yang diterima petani adalah Besar- Pabrik
Rp 1.300,- per kg. Saluran ini belum
efesien ditandai dengan marjin yang tinggi c) Saluran pemasaran III
yaitu Rp 200. Sementara pada saluran yaitu: Petani- Agen Kecil-
pemasaran III petani kelapa sawit menjual Agen Besa- Pabrik
melalui agen kecil, pada tingkat ini petani
menerima hasil penjualan TBS langsung Saluran pemasaran yang paling banyak
dari agen kecil. Harga rata-rata yang digunakan dalam pemasaran TBS kelapa
diterima petani melalui saluran ini terlihat sawit adalah: 1. Saluran pemasaran III
lebih rendah yaitu Rp 1.200.- dan total sebesar 51,58%.
marjin pemasaran saluran III sebesar Rp
2. Saluran pemasaran II sebesar 36,
300.
84%
Farmer’s Share
3. Saluran pemasaran I sebesar
Farmer’s share adalah 11,58%
perbandingan tingkat harga yang diterima
1. Fungsi-fungsi tataniaga yang
oleh petani dengan harga yang dibayarkan
diterapkan di Desa tenggulun
oleh konsumen akhir. Farmer’s share
Kecamatan Tenggulun Kabupaten
merupakan konsep balas jasa atas kegiatan
Aceh Tamiang adalah sebagai
usahatani. Farmer’s share tertinggi
berikut:
terdapat pada saluran pemasaran I (petani–
pabrik) yaitu sebesar 100 persen dengan 1. Fungsi pertukaran :
harga jual ditingkat petani dan pabrik sama Pembelian dan Penjualan
yaitu Rp. 1.500,- sedangkan farmer’s
share terendah terdapat pada saluran III 2. Fungsi fisik :
(petani–Agen kecil-agen besar-pabrik) Penyimpanan, Pengangkutan
yaitu sebesar 80 persen. Perbedaan dan Pemrosesan
farmer’s share yang terjadi pada setiap
saluran pemasaran dikarenakan adanya 3. Fungsi fasilitas :
perbedaan harga yang diterima setiap Standarisasi dan Grading
lembaga pemasaran, jumlah lembaga 2. Saluran pemasaran 1 adalah saluran
pemasaran yang terlibat serta fungsi-fungsi yang paling efesien dilihat dari
yang dilakukan sehinggah meningkatkan Marjin pemasaran sebesar 0% dan
harga di tingkat konsumen Rahmawati, Farme’r Share sebesar 100%
(2013).
Saran
KESIMPULAN
1. Petani di Desa Tenggulun harus
1. Terdapat 3 Saluran pemasaran meningkatkan kerjsama untuk
Kelapa Sawit di Desa tenggulun mengaktifkan kembali koperasi
Kecamatan Tenggulun Kabupaten pertanian serta kelompok tani
Aceh tamiang : kelapa sawit dan memiliki
a) Saluran pemasaran I yaitu transportasi milik bersama,
: Petani – Pabrik sehingga petani bisa dimudahkan
dalam proses pemasaran TBS
kelapa sawit secara langsung ke
pabrik kelapa sawit.

2
Agriprimatech
Vol. 1 No. 2, April e-ISSN : 2621-

2. Diperlukan adanya intervensi


pemerintah untuk mengaktifkan
kembali koperasi pertanian dengan
sistem manajemen dan kinerja yang
lebih baik dari sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2015. Dinas


Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Aceh Tamiang. Jumlah Produksi Kelapa
Sawit di Kabupaten Aceh Tamiang
Menurut Kecamatan.

Badan Pusat Statistik.2015. Dinas


Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Aceh Tamiang

Effendi Rustam & Widararho Agus. 2011.


Buku Pintar Kelapa Sawit. Agromedia
Pustaka. Jakarta.

Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen:


Teori Dan Penerapannya Dalam
Pemasaran. Ghalia Indonesia.
Bogor.

Sumarwan, U. 2010. Perilaku Konsumen.


PT Ghalia Indonesia, Anggota IKAPI,
Bogor.

Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi


Pertanian. CV Andi Offset. Yogyakarta.

Pahan, I. 2010. Panduan lengkap Kelapa


sawit. Managemen Agribisnis dari hulu
hingga hilir.Penebar Swadaya. Jakarta.

Sinaga et al. 2014. Fluktuasi Harga pada


Produk Pertanian. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai