PERENCANAAN PRODUKSI
Pengasuh:
Dr. Drs. D. Iwan Riswandi, SE., M.Si.
Dr Ir Anita Ristianingrum, M.Si
Andri Latief STP, MM.
Ir Lenni Lidya, MM.
Uding Sastrawaan, SP., M.Si
Safira Fathin, SE., M.Sc
Faedah
Bentuk
Faedah
Waktu
Faedah
Tempat
Faedah
Milik
SIFAT PROSES PRODUKSI
Proses
Ekstraktif
Proses
Fabrikasi
Proses
Analitik
SIFAT PROSES PRODUKSI
Proses Sintetik
Proses
Perakitan
Proses
Penciptaan
Jasa-Jasa
Administratif
PRODUCTİON PLANNİNG ACTİVİTİES
Capacity Planning
1. Facility Size Long-term
2. Equipment Procurement (years)
Aggregate Planning
1. Facility Utilization Intermediate-term
2. Personnel needs (6 to 18 months)
3. Subcontracting
Short-term Scheduling
1. Work center loading Very Short-term
(hours – days)
2. Job sequencing
PERENCANAAN AGREGAT
Process
Demand Planning & Capacity
Forecasts, Decisions Work Force
Raw Materials
Available
Aggregate Inventory
Production On Hand
Plan
External
Capacity
Subcontractors
Master
Production
Schedule and MRP
Detailed Work
Schedules
KEGIATAN PERENCANAAN PRODUKSI
• REKAYASA MANUFAKTUR:
kegiatan perancangan,
operasi, dan pengendalian
proses manufaktur.
Menurut VOLUME
PRODUKSI PRODUKSI MASSA
• Produksi massa • Laju serta tingkat produksi pada
produksi massa umumnya tinggi,
• Produksi batch • Permintaan terhadap produk
yang dihasilkan tinggi,
• Produksi job shop
• Peralatan umumnya mempunyai
fungsi khusus,
• Keahlian tenaga kerja tidak terlalu
tinggi sebagai akibat dari fungsi
peralatan yang khusus.
PRODUKSI BATCH
• Ukuran lot produksi adalah medium,
• Tujuan: untuk memenuhi kebutuhan
konsumen terhadap produk-produk
yang diperlukan secara kontinu,
• Peralatan umumnya mempunyai
fungsi umum tetapi dirancang untuk
tingkat produksi yang tinggi.
PRODUKSI JOB SHOP
Mendapatkan
tenaga kerja yang
cukup
PERENCANAAN TATA RUANG
PERENCANAAN METODE
Perencanaan secara rinci prosedur tahap-tahap
produksi dan metode spesifik untuk melaksana-
kan proses produksi sehingga dapat mengurangi
pemborosan, inefisiensi, dan kinerja yang buruk
SELESAI
Kuliah: 9
Marketing Plan
4
Pendekatan Penghantaran Nilai
Pendekatan 3V terhadap pemasaran :
Frederick Webster:
5
Proses Penghantaran Nilai
Memilih nilai
Menyediakan nilai
Mengkomunikasikan nilai
6
PERENCANAAN PEMASARAN
(yang baik)
Rencana Pemasaran yang baik merinci apa yang ingin Anda
capai dan membantu Anda memenuhi tujuan.
7
10 Elemen Perencanaan
Pemasaran
8
Orientasi Perencanaan
PEMASARAN
Keunggulan Produk
Kepuasan Konsumen
Memenangkan Persaingan
Keunggulan Kempetitif Kerkesinambungan
Nilai Ekonomis
PRODUK
Orientasi DITERIMA
- Unik
PEMASARAN - Harga
- Mutu
- Kemasan
Produk Unggulan - Skala
KEUNGGULAN PRODUK
- Awereness
KEPUASAN - Knowledge
KONSUMEN - Liking
- Preference
- Intent to-buy
- Purchase
KONSUMEN
Orientasi
PEMASARAN
respect
/fanatik
Konsumen
medan persaingan
Orientasi
PEMASARAN KOMPETITOR
- Kekuatan
- Market Share - - Kelemahan
MEMENANGKAN PERSAINGAN
SCA
Ekosistem
Customer Values
Programs and Markets Orientation
STP
Marketing Mix (Past, Present, Future)
CUSTOMER VALUE
Implementation Consequence-based
Through legislation satisfaction
• Produk
Sasaran Pemasaran
• Harga
Subsasaran • Distribusi • Rentang produk
Strategi • Promosi • Pasar/segmen
Program • saluran distribusi
Anggaran
Targeting
– Pilih grup yang akan menjadi fokus kampanye Anda.
Positioning
– Pesan apa yang ingin Anda sampaikan?
– Bagaimana Anda ingin audiens melihat Anda?
FAKTOR-FAKTOR YANG DIRUMUSKAN
DALAM PENENTUAN DIMENSI SEGMENTASI KONSUMEN
•Financial
•Competitive * Local, regional, national, and
International locations
•Product/service performance * Competitor location vs. customer
service
Beliefs Constraints
•Brand perceptions
Perceptions Geographies
Age, sex, occupation,
Marital status
•When
•Where
Occasions Demographics
•How
Combination
•Loyally
Customer History •Life stage
Key Needs •Vote
factors
Customers Attitudes/
Benefits Intentions
Activities/
Behaviors •General voting attitudes
•Psychographics
•Work activities
•Vote decision processes
MARKET TARGETING
Strategi
Undifferentiated
Marketing
Marketing 1 Strategi Tunggal
Strategy
Differentiated MS I
Marketing 3 Strategi MS II
Strategy
MS III
Concentrated
Marketing 1 Strategi MS TUNGGAL
Strategy
MARKET POSITIONING
Adalah bagaimana produk didefinisikan oleh konsumen atas
dasar atribut-atribut pentingnya
(tampak dimana produk yang bersangkutan diposisikan di
benak konsumen, relatif terhadap produk-produk pesaing)
POSISI PRODUK, adalah suatu persepsi, impresi dan perasaan
yang kompleks, yang timbul di dalam pikiran konsumen, dengan
atau tanpa bantuan pengusaha (marketer)
-Philip Kotler-
Tahap
Perhatian Kesadaran Penerimaan
kognitif
Pengetahuan
Respon kognitif
Kesukaan
Minat Sikap
Minat
Tahap
Pengaruh/ Preferensi
Sikap
Keinginan
Evaluasi Maksud
Keyakinan
Percobaan
Tahap Perilaku
Pembelian
perilaku Tindakan Pelanggan
Adopsi
Strategi Kompetitif
“Bertahan – Menyerang”
Pertahanan rusuk
Pertahanan
(contoh Alfamart)
Rusuk
a. Pertahanan Pertahanan
Pertahanan
mendahului Yang
Yang
Mundur
Mundur (contoh
Penyerang
Penyerang bertahan Malboro)
b. Pertahanan bertahan
serangan balik
Pertahanan
bergerak
Strategi Kompetitif
“Perang – Menyerang”
Serangan menghindar
Serangan rusuk
Serangan Yang
Penyerang frontal bertahan
Serangan pengepungan
Serangan gerilya
MARKET SHARE SUCCESS FORMULA
FOCUSED CUSTOMERS VALUE
MINDSHARE HEARTSHARE
MARKET SHARE
ROI
Hipotetis
MARKET SHARE
- Market Leader (55-60%)
PASAR
IDENTIFIKASI
VARIABEL PERENCANAN
Cost
Level of
Demand
Agregation
Price
Competition
Personal
MARKET Selling
Target Publicity
Market
Product Target
Promotion
Audience Advertising
Influence
spheres Sales
Promotion
Level of
Development Structural
Logistic
“ADONAN” MARKETING
Pertemuan 10
PERENCANAAN
SUMBERDAYA
MANUSIA
Perencanaan SDM
Perencanaan Stratejik
Perencanaan
Sumber Daya Manusia
Bottom-Up Approach:
Model Simulasi:
Penetuan Kebutuhan SDM di Masa
yang Akan Datang
12
Gambar . Diagram Perencanaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Manusia
Menentukan Struktur 8
Perencanaan Jenis dan
SDM Kriteria kriteria SDM yang Organisasi
Pekerjaan dibutuhkan
1
Mekanisme dan
koordinasi
pekerjaan
Penggunaan Basis Data SDM
Penggunaan Basis Data SDM
Employee Data Base Job / Position Data Base
Software
• Transfer
Membuka Lokasi Pabrik • Rekruitment
Baru • Seleksi
• Pelatihan
Terimakasih
Pertemuan 11
PERENCANAAN ORGANISASI
DAN MANAJEMEN
Operasional
Bisnis
Tujuan
SDM dan
Kebijakan Sinergi Bisnis
Sumberdaya
dan Aturan
lain (6 M)
Pembagian
Tugas/
Struktur Sasaran
organisasi ▪ Tahunan
▪ Jk Menengah
▪ Jk.Panjang
Merancang Manajemen
Berbasis Kinerja
❑ Manajemen berbasis kinerja adalah aktivitas untuk meran-
cang dan memastikan bahwa sasaran perusahaan telah
dicapai secara konsisten dalam cara-cara yang produktif,
efektif, dan efisien.
❑ Menunjukkan rangkaian kegiatan berkelanjutan yg dimulai dari
perencanaan program, pemantauan, penilaian kinerja dan
tindak lanjut berupa peningkatan kinerja terus-menerus.
❑ Perancangan manajemen ditujukan juga untuk menghu-
bungkan tujuan perusahaan dengan tujuan individu, sehingga
pegawai dituntut ikut berperan aktif dalam pencapaian tujuan
perusahaan bukan hanya mementingkan pencapaian tujuan
individunya.
Tahapan Perancangan
Manajemen Kinerja
1. Directing/planning, yaitu identifikasi perilaku kerja dan dasar/basis
pengukuran kinerja. Penentuan target/goal sebaiknya SMART
(Spesific: jelas apa yang akan dicapai dan bagaimana mencapainya,
Measureable: terukur keberhasilannya , Achievable: memungkinkan
untuk dicapai, tidak terlalu rendah atau berlebihan, Realistic :
masuk akal dan sesuai kondisi/realita, dan Timebound: jelas sasaran
waktunya ).
2. Managing/supporting, memfokuskan pada mengelola, pelayanan,
dan pengendalian terhadap jalannya proses agar tetap berada pada
jalur. Kriteria maupun proses kerja yang sesuai dengan prosedur
berlaku dalam perusahaan.
3. Review/appraising. Evaluasi dilakukan dengan flashback/review
kinerja yang telah dilaksanakan, kemudian kinerja dinilai/diukur
(appraising) berdasar dokumentasi/record data. Evaluator harus
bersifat obyektif dan netral agar didapat hasil evaluasi yang valid.
Sasaran Perencanaan Organisasi
dan Manajemen
❑ Kepemimpinan/manajemen yang
visioner, melayani dan memberi
teladan, berintegritas, komunikatif,
inovatif, dan berorientasi pencapaian
hasil (outcome)
❑ Struktur organisasi yang tepat dan
personil yang kompeten
❑ Budaya kerja yang kondusif
❑ Sarana dan prasarana memadai
Perencanaan Organisasi
Perencanaan organisasi adalah proses penyu-
sunan struktur organisasi yg sesuai dengan tujuan
organisasi, sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki
dan lingkungan yang melingkupinya.
Aspek utama proses proses penyusunan struktur
organisasi ada 2 (dua) yaitu:
▪ Departementalisasi - pengelompokkankerja
▪ Pembagian kerja/pemerincian tugas pekerjaan
❑ Bentuk Piramid
❑ Bentuk Vertikal
❑ Bentuk Horizontal
❑ Bentuk Lingkaran
❑ Bentuk Matriks
STUKTUR
PIRAMIDA
STUKTUR VERTIKAL
STUKTUR LINGKARAN
STUKTUR MATRIKS
PERANCANGAN
DEPARTEMEN/DIVISI
Perancangan departementalisasi/divisi dapat di-
bedakan dari aspek berikut:
▪ Fungsi : pemasaran, keuangan, produksi
▪ Produk : otomotif, bahan kimia, pertanian
▪ Wilayah : Jabar, DIY, DKI, Jateng, Jatim
▪ Langganan : pedagang eceran, pemerintah
▪ Proses atau peralatan: transportasi, pencetakan,
pengepakan, dll.
▪ Waktu : shift malam, shift siang
▪ Pelayanan : kelas bisnis, eksekutif
▪ Proyek dan matriks : perusahaan konstruksi,
▪ Dll.
RANCANGAN KOORDINASI DAN
RENTANG MANAJEMEN
Perencanaan
KOLABORASI BISNIS
Pengertian Kolaborasi
Definition of commercial “1. Relating to, engaged in or used for commerce. 2. Profitable;
having profit as the main goal”
(Collins Concise Dictionary)
Definition of relationship “1. The state of being related....3. The friendship, contact,
communications etc which exist between people”
(Collins Concise Dictionary)
Key points:
❑ Peduli dengan orang, kontak dan komunikasi
❑ Hubungan pembelian dan pasokan melibatkan suatu tingkat kedekatan
❑ Dilakukan dengan tujuan untuk saling menguntungkan
❑ Penting untuk membangun hubungan yang efektif dengan pemasok.
❑ Sifat dari hubungan yang efektif akan berbeda dengan keadaan dan
kepentingan organisasi pembelian produk atau layanan pemasok
Pemilihan Basis Pasokan
Tahapan Basis Pasokan
Innocence Perusahaan menggunakan pemasok dalam jumlah besar dan
memilih mereka secara acak. Ada ruang lingkup yang jelas
untuk perbaikan.
Awareness Perusahaan masih menggunakan pemasok dalam jumlah
besar, tetapi sebagian besar pengeluaran hanya untuk
beberapa pemasok.
Understanding Perusahaan telah mengurangi jumlah pemasoknya lebih jauh
lagi, dan menghargai manfaat dari hubungan kerja yang baik
dengan pemasok.
Competence Ada kemitraan dengan pemasok untuk item pengadaan
utama. Ada banyak sumber barang lain (non-kunci).
Excellence Ada program yang terus ditinjau ulang untuk mengoptimal-kan
basis pasokan guna mencapai tujuan strategis.
Hubungan Kompetitif
• Pembeli berusaha untuk mendapatkan harga terbaik dari
pemasok
• Pembeli mencoba menekan margin keuntungan pemasok
• Bisa dilihat sebagai situasi menang-kalah
• Harus profesional dan etis
• Pembeli dapat berdebat secara teratur dengan perwakilan
pemasok & mengeluh secara teratur tentang produk atau
layanan yang disediakan.
• Terkait dengan pembelian transaksional.
Pembelian Transaksional
▪ Penawaran kompetitif untuk kontrak
▪ Banyak pemasok yang bersaing
▪ Biasanya produk standar
▪ Pasar pasokan yang luas
▪ Tidak mendapatkan keuntungan dari
kepercayaan yang tinggi
▪ Tidak ada kekuatan pemasok
Hubungan Kolaboratif
❑ Manfaat berbisnis bersama muncul dari ide-ide berbagi serta bertukar
❑ Organisasi pembelian berusaha mengembangkan hubungan jangka
panjang dengan pemasok
❑ Kedua organisasi memiliki kepentingan yang sama, keduanya
mendapat manfaat dari nilai tambah dalam rantai pasokan
❑ Pemasok berpartisipasi dengan pembeli mencari perbaikan dan
inovasi
❑ Kedua belah pihak secara bersama-sama menetapkan target untuk
perbaikan biaya dan kualitas
❑ Bertemu secara teratur untuk membahas kemajuan
❑ Hubungan proaktif mencari perbaikan
❑ BUKAN hubungan pelanggan-pemasok COZY jangka panjang
Hubungan pelanggan-pemasok
berkembang dari waktu ke waktu,
melalui:
❑ Kepercayaan yang tumbuh dan hubungan yang telah
lama memberikan kepastian
❑ Pelanggan mengurangi jumlah pemasok untuk
pasokan pada perusahaannya.
❑ Pemasok menetapkan jaminan aset tertentu untuk
dijadikan pertimbangan eksklusif dalam mengerjakan
pesanan bagi pelanggannya.
Manfaat Hubungan Kolaboratif dengan
Pemasok dan Pembeli
Manfaat Hubungan Kolaboratif Dengan Manfaat Hubungan Kolaboratif Dengan
Pemasok Pembeli
Pembeli akan menunjuk manajer vendor untuk Pembeli memusatkan perhatian pada
mengembangkan hubungan. Pemasok akan selalu peningkatan hubungan dengan pemasok utama.
tahu dengan siapa harus berurusan dengan
organisasi pembeli.
Manajer vendor akan memperkenalkan pemasok Kesadaran pemasok akan persyaratan pembeli
kepada manajer dalam organisasi yang bertang- berarti bahwa pemasok lebih mungkin berhasil
gung jawab untuk keputusan pembelian. memenuhinya.
Pemasok akan terus diberi informasi tentang Pemasok akan secara aktif terlibat dengan
rencana kedepan pembeli. pembeli dalam proses peningkatan kualitas.
Pemasok akan mendapatkan pemahaman yang Pemasok harus mengembangkan tingkat
lebih baik tentang organisasi pembeli dan kebu- kepercayaan dan keyakinan yang tinggi pada
tuhannya. pembeli.
Pembeli dan pemasok akan membentuk tim
peningkatan kualitas bersama, yang akan
diuntungkan oleh kedua belah pihak.
Pemasok cenderung mendapatkan lebih banyak
bisnis dari pembeli, sebagai pemasok pilihan.
Hubungan Kolaborasi Vs Kompetitif
• Pendekatan kompetitif menekan margin keuntungan
pemasok, dan dengan melakukan itu perusahaan
memperoleh keuntungan, dan sebaliknya pemasok juga
akan menarik keuntungan yang tinggi.
• Mengembangkan hubungan kolaboratif membutuhkan waktu
dan upaya – dinilai tidak realistis, pembeli cenderung
mememilih yang dapat dikelola secara efektif pada waktu
tertentu.
• Jika pasokan gagal dinilai pengobanan untuk menciptakan
hubungan kolaboratif tidak sebanding dengan waktu dan
upaya yang dilakukan.
Cosy Relationship v Supply Partnership
Kemitraan pemasok bukanlah "Cosy Relationship" antara
pelanggan dan pemasok. Sementara kemitraan membawa
perbaikan pada rantai pasokan.
Fitur kemitraan pemasok:
▪ Kebersamaan untuk efisiensi dan dayasaing yang lebih besar
▪ Perencanaan bersama untuk masa depan oleh pelanggan dan pemasok
▪ Tujuan yang disepakati dan dibagikan
▪ Berusaha untuk menghilangkan pemborosan dari rantai pasokan untuk mencapai
keunggulan kompetitif
▪ Transparansi dan keterbukaan
▪ Berusaha untuk memenuhi dan melampaui harapan bersama
▪ Hubungan sebagai mitra yang setara
▪ Disiapkan dan disepakati strategi keluar jika hubungan harus berakhir
The Relationship Spectrum
Tipe dan Karakteristik Hubungan Bisnis
Tipe Hubungan Karakteritik Hubungan
Transactional Mirip dengan hubungan yang wajar, dengan persyaratan yang mungkin
relationship lebih sering di pihak pembeli, tetapi tetap mengacu pada persediaan
bernilai rendah dan berisiko rendah.
Closer tactical Mengacu pada situasi di mana masalah hubungan kolaboratif yang erat
relationship tidak cukup dibenarkan, tetapi di mana pembeli berkepentingan untuk
memastikan bahwa dia berurusan dengan pemasok yang sangat
kompeten, yang mungkin juga mengoordinasikan aktivitas pemasok lain.
Tipe dan Karakteristik Hubungan Bisnis (2)
Tipe Hubungan Karakteritik Hubungan
Single-sourced relationship Sehubungan dengan item tertentu, atau rangkaian item
tertentu, pembeli memberikan eksklusivitas kepada pemasok
tunggal, yaitu dia berjanji untuk tidak membeli item tersebut
dari orang lain. Ini menyiratkan tingkat kepercayaan yang
tinggi antara pembeli dan pemasok.
Outsourcing relationship Fokus pada kompetensi inti organisasinya, pembeli memilih
pemasok eksternal untuk menyediakan barang/jasa yang
sebelumnya bersumber di dalam perusahaan.
Strategic alliance Dua (atau lebih) perusahaan terpisah mengidentifikasi area
tempat mereka dapat berkolaborasi untuk menyampaikan
penawaran bersama. Misalnya, pengembang sofware aliansi
dengan perusahaan pelatihan untuk kursus menggunakan
sofware.
Tipe dan Karakteristik Hubungan Bisnis (3)
PERENCANAAN
KEUANGAN
Internal Eksternal
Modal
Saham;
Sendiri
Utang;
Lainnya
Sources of Equity Financing
State-
sponsored Forms of Private
venture
capital
Equity investors
funds Financing
Venture
Partners
capitalists
UTANG
▪ Apabila rencana pembiayaan perusahaan dana
tidk mencukupi (modal sendiri dan saham
partner), pembiayaan bisnis dapat melakukan
utang kepada pihak yang kelebihan dana.
▪ Utang merupakan pinjaman dana dari pihak
lain dan akan memberikan imbalan berupa
bunga.
▪ Utang dapat diperoleh dari utang bank, utang
kepada perusahaan lain, maupun penerbitan
obligasi.
Sources of Debt Financing
Small
Sources of Minority
business enterprise
investment Debt
development
companies Financing programs
Commercial finance
SBA loans companies
SUMBER PEMBIAYAAN MANA
YANG LEBIH BAIK?
Perencanaan Pembiayaan
Bisnis Perencanaan Bisnis
FUNGSI PEMBIAYAAN
❑ Merupakan hasil akhir proses penyusunan
perencanaan bisnis.
❑ Merupakan cetak biru akivitas yang akan
dilaksanakan di masa mendatang.
❑ Sebagai alat komunikasi intern yang
menghubungkan berbagai unit kerja dan
mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.
❑ Sebagai alat pengendalian unit kerja.
❑ Sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan
efektif dan efisien dalam pencapaian visi, misi,
dan tujuan perusahaan.
KARAKTERISTIK PEMBIAYAAN
❑ Dinyatakan dalam satuan keuangan dan
satuan selain keuangan.
❑ Umumnya mencakup jangka waktu tertentu,
satu atau beberapa tahun.
❑ Berisi komitmen atau kesanggupan peru-
sahaan untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan.
❑ Usulan pembiayaan ditelaah dan disetujui
oleh pemilik, manajemen, dan pihak inves-
tor dan hanya dapat diubah dalam kondisi
tertentu
Syarat Penyusunan
PEMBIAYAAN (1)
❑ Realistis, pembiayaan diharapkan dapat dicapai
sesuai dengan keadaan saat ini, dan diarahkan pada
kondisi optimal di masa depan.
❑ Luwes, tidak kaku dan berpeluang untuk disesuaikan
dengan keadaan yang berubah.
❑ Berkesinambungan, membutuhkan perhatian yang
terus menerus.
❑ Partisipatif, membutuhkan partisipasi dari keseluruh-
an perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan
yang telah tercermin dalam anggaran.
❑ Edukatif, dapat mendidik karyawan dan manajemen
untuk berkerja sesuai dengan komitmennya.
Syarat Penyusunan
PEMBIAYAAN (2)
Inventory
Recivable for
production
PENGUKURAN
Dan EVALUASI • Informasi hasil perencanaan
-output measure • Analisis nilai tambah bisnis
/evaluation
Proses Untuk Mengevaluasi Kinerja
Keuangan Bisnis
Business Environment
& Strategy Analysis
Accounting Analysis
Financial Analysis
Perencanaan
Rencana Operasi Rencana
Investasi Pendanaan
27
Rencana Kinerja Keuangan Bisnis
Planning
Investing Financing
Current: Operating Current:
• Cash • Inventory • Notes Payable
• Accounts Receivable • Sales and collecting • Accounts Payable
• Inventories • Selling Revenue • Salaries Payable
• Marketable Securities • Cost of Goods Sold • Income Tax Payable
Noncurrent: • Administrative Expense Noncurrent:
• Interest Expense • Bonds Payable
• Land, Buildings, &
• Income Tax Expense • Common Stock
Equipment
• Patents • Retained Earnings
Net Income
• Investments
Liabilities & Equity
Assets Income statement
IRR,Net B/C, NPV, dll R/L, VA, R/C, dll
Balance Sheet
Analysis of Analysis for
CF Performance Anual Performance
28
Terimakasih
Pertemuan 14
Perencanaan
PENGENDALIAN RISIKO
BISNIS
Dapat diramal
Disebabkan oleh faktor-
Risiko
faktor tertentu
Ketidak-
Tidak dapat diramal pastian
Definisi Risiko
Risiko produktivitas
Risiko teknologi
Risiko Risiko
Bisnis Operasional Risiko inovasi
Risiko sistem
Risiko bisnis
Risiko proses
Risiko Risiko leverage operasi
Strategis
Risiko transaksi strategis
Risiko lingkungan
Risiko
Risiko reputasi
Eksternalitas
Risiko hukum
Pengendalian Risiko
Proses merancang pengendalian risiko yang mencakup identifikasi,
evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam
kelangsungan usaha atau aktivitas bisnis.
Mengapa Diperlukan
Pengendalian?
Menstabilkan ekspektasi arus kas
Konsentrasi pada risiko bisnis utama
Menyeimbangkan kepentingan pemegang
saham dan obligasi
Risiko Pasar
C1
B1 Risk seeker
A2
A1
1 2 Risiko
Fungsi
Pengendalian Risiko (1)
Merumuskan kebijakan dan strategi pengen-
dalian risiko.
Primary champion of risk management pada
tingkat strategis dan operasional.
Merancang budaya sadar risiko di dalam
organisasi melalui pendidikan yang memadai.
Merumuskan kebijakan risiko internal dan
struktur pada unit usaha.
Fungsi
Pengendalian Risiko (2)
1. Mengidentifikasi Risiko
2. Menganalisis Risiko Kualitatif
3. Menganalisis Risiko Kuantitatif
4. Merumuskan Respon Risiko
5. Merancang Pengendalian dan Monitoring Risiko
Identifikasi Risiko
Identifikasi Risiko. Tahap ini berkenaan dengan pene-
muan berbagai risiko yang mungkin terjadi pada suatu
bisnis. Identifikasi dari aspek sumber, gejala-gejala yang
terjadi (kendala, ancaman, kegagalan, biaya naik, dll) dan
dampak yang ditimbulkan terhadap berkurangnya pen-
dapatan.