Anda di halaman 1dari 6

JIIA, VOLUME 1 No.

2, APRIL 2013

ANALISIS KOMPONEN UTAMA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN


PETANI MENGGUNAKAN BENIH PADI INHIBRIDADI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

(Principal Component Analysis of Factors Influencing the Decision of Farmers in Using Inhibrida Rice
Seeds Varieties in Central Lampung Regency)

Evi Nurjannah, Irwan Effendi, dan Helvi Yanfika

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro
No. 1 Bandar Lampung 35145 Telp. 085284429409, e-mail: evie_n20@yahoo.com

ABSTRACT

This study aims to determine the factors and index comparison of components that form the bases in farmers’
decision of using inhibrida rice seeds in Central Lampung Regency. The method of analysis used in this
study is factor analysis using Principal Component Analysis (PCA). The results showed the obtained 13
factors affecting farmer's decision to use Inhibrida rice seeds. These factors were obtained after 3 times
analysis processes by eliminating the variables that have MSA value of less than 0.5. The thirteen factors
were reduced to four components. Of the four components that had formed on the changes in the form of a
reference component (component transformation matrix) shows that there were only two components with
comparison index of > 0.5, namely the physical of paddy and external components with the value of 0.623
and 0.628respectively. The physical components of paddy consisted of plant age, plant height, rice flavor,
grain weight, and potential yield. The external component comprised of plant endurance and product prices.
These components were the bases for choosing Inhibrida rice seeds.

Keywords: factor analysis, paddy, perception, Principal Component Analysis, seeds

PENDAHULUAN tentunya akan mempengaruhi produksi padi yang


diusahakan petani yang dikombinasikan dengan
Pertaniandi Provinsi Lampung semakin penggunaan faktor-faktor produksi lain secara
berkembang yang ditandai dengan terus efisien serta didukung oleh pengolahan lahan
meningkatnya produksi padi. Menurut Badan usahatani dengan teknologi yang telah dianjurkan
Pusat Statistik Provinsi Lampung (2011), dari (Mubyarto, 1986).
tahun ke tahun produksi padi terus meningkat
meskipun peningkatan yang terjadi tidak cukup Peran benih bukan hanya semata-mata sebagai
signifikan. Perkembangan pertanian tersebut bahan tanam, namun juga sebagai sarana penyalur
disebabkan oleh petani yang telah mulai teknologi kepada petani. Benih yang dapat
menerapkan injeksi teknologi untuk meningkatkan berperan sebagai penyalur teknologi hanyalah
hasil produksi. Salah satu teknologi yang benih bermutu. Mutu benih terdiri dari banyak
digunakan adalah penggunaan benih varietas atributatau sifat benih. Berbagai macam merek
unggul. Penggunaan benih varietas unggul akan benih padi varietas unggul banyak dijumpai di
terus meningkat sejalan dengan semakin kios-kios pertanian, namun permasalahan yang
bertambahnya perusahaan benih (Dinas Pertanian dihadapi petani adalah ketika mereka menentukan
Tanaman Pangan Provinsi Lampung, 2011). sikap untuk memilih varietas benih yang sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya.
Menurut Aksi Agraris Kanisius (1990), padi
varietas unggul memiliki sifat seperti umur pendek Banyak jenis benih padi varietas unggul yang
antara 110-145 hari, banyak anakan produktif, digunakan para petani di Provinsi Lampung, salah
potensi hasil tinggi, lebih responsif terhadap satunya adalah petani padi di Kabupaten lampung
pemupukan yang artinya dengan dosis pupuk yang Tengah. Selain sebagai pengguna benih terbesar,
sama padi varietas unggul dapat memberikan hasil Kabupaten Lampung Tengah juga merupakan
yang lebih tinggi dibanding varietas lain, serta sentra produksi padi di Provinsi Lampung.
tahan rebah. Benih merupakan salah satu faktor Pertimbangan inilah yang mendorong
produksi yang menunjang keberhasilan petani dilakukannya penelitian mengenai analisis
dalam mencapai hasil maksimal. Penggunaan komponen utama faktor yang mempengaruhi
benih unggul sebagai salah satu faktor produksi keputusan petani menggunakan benih padi

156
JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013

Inhibrida di Kabupaten Lampung Tengah. Tujuan menjawab tujuan penelitian adalah analisis faktor
dari analisis ini adalah untuk mengetahui faktor dengan menggunakan metode Analisis Komponen
apa saja yang menjadi dasar dari penentuan Utama (AKU). Menurut Pudjowidodo (2010),
keputusan petani untuk menggunakan benih padi model analisis komponen utama dapat dirumuskan
Inhibrida di Kabupaten Lampung Tengah. sebagi berikut:

METODE PENELITIAN Fm = ℓm1 X1 + ℓm2 X2+ ..ℓmpXp ……..………..(2)

Penelitian ini dilakukan di Desa Tempuran Jika ditulis dalam bentuk matrik menjadi:
Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah
yang dilakukan pada bulan Juni sampai dengan F = ℓ’X …………………..…………………...(3)
bulan Agustus 2012. Jenis data yang digunakan
adalah data primer yang diperoleh dari petani Keterangan
melalui wawancara langsung dengan menggunakan F = Faktor Principal Components n
daftar pertanyaan sebagai alat bantu pengumpulan X1 = Umur tanaman
data dan data sekunder yang diperoleh dari X2 = Tinggi tanaman
lembaga atau instansi yang terkait dengan X3 = Jumlah anakan produktif
penelitian seperti kantor kelurahan/desa setempat, X4 = Jumlah buah tiap malai
Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statistik Provinsi X5 = Ketahanan terhadap rontok danrebah
Lampung. X6 = Tekstur nasi
X7 = Bobot 1000 butir
Petani responden dipilih secara acak sederhana X8 = Potensi hasil
(Simple Random Sampling). Oleh karena jumlah X9 = Tingkat ketahanan terhadap hama penyakit
populasi petani yang cukup besar, maka jumlah X10 = Respon terhadap pemupukan
petani responden yang diambil dalam penelitian ini X11 = Harga produk
ditentukan dengan menggunakan rumus yang X12 = Desain kemasan
merujuk pada teori Sugiarto dkk (2003). X13 = Merek benih
X14 = Pengaruh orang lain
NZ2S2 X15 = Promosi
n= Nd2 + Z2S2 ……………….. (1) P = Banyaknya variabel yang diteliti
ℓ = Bobot dari kombinasi linier (Loading)
Keterangan :
N = jumlah sampel Dalam model Principal Components Analisis yang
Z = tingkat kepercayaan (95%=1,96) dapat dinyatakan bahwa faktor m terbentuk oleh
N = jumlah populasi variabel X1 dengan bobot kontribusi sebesar ℓm1
D =derajat penyimpangan (5%=0,05) dan variabel X2 dengan bobot kontribusi sebesar
S2 = varietas sampel (5%=0,05) ℓm2, demikian seterusnya. Semakin besar bobot
suatu variabel terhadap faktor, maka semakin erat
Berdasarkan perhitungan jumlah sampel dengan pengaruh variabel tersebut terhadap faktor yang
menggunakan rumus di atas tersebut diperoleh terbentuk, demikian juga sebaliknya.
petani sampel sebanyak 64 petani. Ketentuan
dalam analisis faktor jumlah sampel minimal HASIL DAN PEMBAHASAN
disyaratkan sebesar lima kali dari jumlah variabel,
maka tidak perlu dilakukan penambahan sampel Hasil analisis yang telah dilakukan dengan
untuk memenuhi ketentuan dalam analisis faktor menggunakan Analisis Faktor dengan metode
(Pudjowidodo, 2010). Analisis Komponen Utama hanya terdapat tiga
belas dari lima belas faktor atau variabel yang
Metode analisis data yang digunakan dalam mempengaruhi keputusan petani menggunakan
penelitian adalah analisis kuantitatif dan kualitatif. benih padi Inhibrida. Variabel-variabel yang
Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis mempengaruhi keputusan petani berdasarkan
faktor yang menyebabkan petani sebagai pengguna persepsi petani terdapat 15 variabel yang merujuk
benih tertarik dan lebih memilih untuk pendapat Aksi Agraris Kanisius (1990), Purwono
menggunakan benih padi Inhibrida. Analisis dan Purnamawati (2007) dan Mowen dan Minor
kualitatif digunakan untuk mendukung penjelasan (2002). Variabel-variabel tersebut yaitu: (1) umur
data-data dari hasil analisis kuantitatif yang tanaman, (2) tinggi tanaman,(3) banyaknya anakan
dilakukan. Metode analisis yang digunakan untuk produktif, (4) banyaknya buah padi tiap-tiap malai,

157
JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013

(5) tingkat kerontokan dan kerebahan, (6) tekstur Tabel 1. Perbandingan nilai Measure of Sampling
nasi, (7) bobot 1.000 butir, (8) potensi hasil, (9) Adequacy (MSA) Awal dan Measure of
ketahanan terhadap hama dan penyakit, (10) Sampling Adequacy (MSA) lanjut (kedua
respon terhadap pemupukan, (11) harga benih, (12) dan ketiga), 2012
desain kemasan, (13) merek benih, (14) pengaruh
orang lain, dan (15) promosi. Faktor-faktor MSA MSA MSA
(variabel) awal lanjut-1 lanjut-2
KMO dan Bartlett’s Test untuk Mengukur 1. Umur tanaman 0,747a 0,766a 0,754
Kecukupan Sampel 2. Tinggi tanaman 0,690a 0,696a 0,666
3. Jumlah anakan 0,727a 0,738a 0,726
Nilai Kaiser Meyer Olkin (KMO) Measure of produktif
Sampling Adequacy (Ukuran Kecukupan Sampel) 4. Jumlah buah padi 0,560a 0,575a 0,566
berdasarkan hasil analisis faktor yang telah per malai
dilakukan adalah sebesar 0,610 dengan signifikansi 5. Tingkat kerontokan 0,430a 0,51a 0,508
sebesar 0,000. Nilai 0,610 berada di atas 0,5 dan dan kerebahan
6. Rasa nasi 0,570a 0,57a 0,603
signifikansi 0,000jauh dibawah 0,05 (0,000 <
0,05), maka hal itu berarti variabel dan data yang 7. Bobot 1.000 butir 0,733a 0,73a 0,749
ada dapat dianalisis dengan menggunakan analisis 8. Potensi hasil 0,603a 0,59a 0,580
faktor dan diproses lebih lanjut. Jika nilai Kaiser 9. Ketahanan Serangan 0,642a 0,66a 0,725
Meyer Olkin (KMO) Measure of Sampling HPT
Adequacy adalah 0,610 yaitu sudah > 0,5, maka 10. Respon pemupukan 0,408 - -
ukuran ketepatan variabel dinyatakan cukup. 11. Harga benih 0,534a 0,55a 0,546
12. Desain kemasan 0,687a 0,66a 0,652
Identifikasi Acuan (Anti Image Matrices) 13. Merek benih 0,463 0,46 -
14. Pengaruh orang lain 0,518a 0,56a 0,634
Berdasarkan hasil analisis faktor yang mempunyai 15. Promosi 0,573a 0,56a 0,615
nilai Measures of Sampling Adequacy (MSA) di Keterangan : a = Nilai Measure of Sampling iAdequacy (MSA),
atas 0,5 adalah variabel umur tanaman, tinggi Ukuran ikecukupan sampel

tanaman, banyaknya anakan produktif, banyaknya


buah padi tiap-tiap malai, tingkat kerontokan dan Skor yang didapat pada kedua variabel tersebut
kerebahan, tekstur nasi, bobot 1.000 butir, potensi tidak menyebar secara normal karena hanya
hasil, ketahanan terhadap hama dan penyakit, bertumpu pada nilai skor yang menyatakan bahwa
harga benih, desain kemasan, pengaruh orang lain, petani setuju bahwa kedua variabel tersebut
dan promosi. Ketiga belas faktor tersebut diperoleh mempengaruhi keputusan petani dalam memilih
setelah dilakukan tiga kali proses analisis dengan benih padi Inhibrida. Hal tersebut karena pada
menghilangkan variabel-variabel yang memiliki variabel pupuk dan variabel merek terdapat
nilai MSA kurang dari 0,5 (Pudjowidodo, 2010). kemudahan lebih yang diperoleh petani.

Secara statistik berdasarkan hasil analisis faktor Merek benih yang digunakan oleh seluruh petani
variabel respon terhadap pemupukan dan merek responden adalah sama sehingga dosis pemakaian
benih tidak signifikan karena memiliki nilai MSA pupuk yang dianjurkan oleh PPL setempat juga
di bawah 0,5 yang berarti kedua variabel tersebut sama. Merek benih yang digunakan adalah merek
tidak diikutsertakan dalam proses analisis lebih benih Varietas Ciherang dimana dosis pemupukan
lanjut. Akan tetapi bukan berarti kedua variabel pada varietas ini adalah yang paling kecil atau
tersebut tidak mempengaruhi keputusan petani dengan kata lain varietas Ciherang lebih responsif
dalam memilih benih padi Inhibrida. Berdasarkan terhadap pemupukan dibandingkan dengan varietas
data yang diperoleh setelah dilakukannya turun lain. Berdasarkan hasil lapangan diperoleh data
lapang, hampir seluruh petani menyatakan bahwa dosis pupuk yang dianjurkan oleh Balai Penyuluh
kedua variabel tersebut sangat mempengaruhi Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) untuk
keputusan mereka dalam memilih benih padi benih padi Inhibrida adalah Urea 200-250 Kg, SP-
Inhibrida sehingga data yang diperoleh telah secara 36200 Kg, dan KCL 100 Kg untuk 1 hektar lahan
jelas menyatakan nilai yang sangat berpengaruh sawah. Selain itu ada pula subsidi dari pemerintah
terhadap keputusan mereka dalam memilih benih untuk pupuk. Menurut data dari BP3K Kecamatan
padi Inhibrida. Trimurjo untuk sementara pada tahun 2012 subsidi
pupuk dari pemerintah yaitu Urea 53%/hektar, SP-
36 23%/hektar, dan Phonska 30%/hektar.

158
JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013

Varietas Ciherang merupakan merek benih yang 23,033 persen, komponen kedua adalah 18,560
telah digunakan oleh petani dalam kurun waktu persen, komponen ketiga sebesar 11,269 persen,
yang telah lama. Meskipun petani sangat bersifat dan komponen keempat adalah 9,991 persen.
terbuka dengan adanya benih padi varietas baru Dengan demikian jumlah varian seluruh faktor
dan juga banyak benih bantuan baik dari tersebut adalah 62,852 persen yang menjelaskan
pemerintah maupun dari perusahaan swasta, bahwa sebanyak 62,852 persen dari seluruh
namun apabila hasil yang didapat tidak variabel yang ada dapat dijelaskan oleh empat
memuaskan maka petani akan kembali komponen yang terbentuk (Santoso, 2010).
menggunakan benih padi varietas Ciherang
tersebut. Benih padi varietas Ciherang lebih Komponen Acuan (Component Matrix)
responsif terhadap pemupukan, adanya subsidi dari
pemerintah, serta bantuan dari pemerintah maupun Setelah diketahui bahwa empat faktor adalah
perusahaan swata membuat petani merasa sangat jumlah yang paling optimal.Pada Tabel 2, dapat
setuju dengan keputusan mereka dalam memilih dilihat bahwa variabel yang memiliki korelasi kuat
benih padi Inhibrida. Sehingga meskipun tidak dengan komponen 1 adalah umur tanaman, jumlah
mengikutsertakan kedua variabel tersebut dalam anakan produktif, bobot bulir, tahan terhadap HPT,
analisis lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa pengaruh orang lain; komponen 2 adalah tinggi,
kedua variabel tersebut mempengaruhi keputusan tekstur nasi, potensi hasil, desain kemasan;
petani dalam memilih benih padi Inhibrida komponen 3 adalah harga; komponen 4 adalah
berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan jumlah padi per malai dan tahan terhadap
diatas dan juga hasil turun lapang yang telah kerontokan dan kerebahan. Namun untuk variabel
diperoleh. 13 sulit untuk diketahui karena tingkat
keeratannya, lebih erat dengan komponen 1 atau
Perkumpulan Nilai Eigenvalue (Communalities) komponen 2 tidak terlihat jelas karena variabel 13
memiliki nilai yang sama pada komponen 1 dan
Communalities pada dasarnya adalah jumlah komponen 2 yaitu sebesar 0,535. Oleh karena itu,
varians dari suatu variabel mula-mula yang bisa beberapa faktor memiliki tingkat keeratan atau
dijelaskan oleh faktor yang ada.Nilai initial korelasi yang sama dengan beberapa variabel yang
merupakan varian faktor sebelum dilakukan terbentuk, sehingga akan dilakukan rotasi
ekstrak. Pada kolom initial, semua nilai initial (Santoso, 2010).
bernilai 1. Hal tersebut berarti bahwa sebelum
dilakukan ektraksi faktor tersebut 100 persen Tabel 2. Component Matrix tingkat keeratan suatu
membentuk faktor tersebut, sedangkan nilai variabel
extraction menggambarkan besarnya persentase
varian suatu faktor yang dapat dijelaskan oleh Component
Nama Variabel
faktor yang akan terbentuk. Untuk variabel umur 1 2 3 4
nilai extraction adalah sebesar 0,679. Hal ini  Umur tanaman -.679 .349 .266 .161
berarti sekitar 67,9 persen varians dari variabel  Tinggi tanaman -.509 .644 -.004 .096
umur bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.  Jumlah anakan .613 .450 .234 -.008
Demikian seterusnya untuk variabel lainnya, produktif
dengan ketentuan bahwa semakin besar  Jumlah padi per .250 .354 .455 .468
communalities sebuah variabel, berarti semakin malai
erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk.  Tahan terhadap .041 .276 -.337 .531
kerontokan dan
kerebahan
Gambaran Perbedaan Total (Total Variance
 Rasa padi .341 -.521 -.179 .024
Explained)
 Bobot bulir .642 -.259 .117 .326
 Potensi hasil .353 -.566 -.229 .406
Tabel Total Variance Explained digunakan untuk .634 .081 .477 -.134
 Tahan terhadap
mengetahui banyaknya faktor yang terbentuk. HPT
Setelah dilakukan analisis, maka terlihat bahwa  Harga produk -.003 .420 -.678 .166
hanya empat komponen yang terbentuk, karena  Desain kemasan .506 .514 -.145 .327
hanya empat faktor yang memiliki nilai  Pengaruh orang -.486 -.281 .462 .442
(eigenvalues) ≥ 1. Jumlah total dari semua lain
eigenvalues adalah sama dengan penjumlahan dari  Promosi .535 .535 -.011 -.379
total varian yaitu nilai eigenvalues per jumlah Extraction Method: Principal Component Analysis.
variabel. Nilai varian komponen satu adalah a. 4 components extracted.

159
JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013

Rotasi Komponen Acuan Tabel 3. Rotated Component Matrix

Setelah dilakukan rotasi, beberapa variabel Component


Nama Variabel
mengalami perubahan nilai faktor loadings. 1 2 3 4
Component Matrix hasil dari proses rotasi (Rotated  Umur tanaman -.710 -.031 -.415 .042
Component Matrix) memperlihatkan distribusi  Tinggi tanaman -.766 -.006 -.066 .302
faktor yang lebih jelas dan nyata (Santoso, 2010).  Jumlah anakan .000 .668 .431 .029
Berdasarkan Tabel Rotated Component Matrix produktif
(Tabel 3), terlihat bahwa faktor loadings yang  Jumlah padi -.125 .738 -.189 .133
dahulu kecil menjadi semakin diperkecil, dan per malai
 Tahan terhadap -.003 .131 -.093 .670
faktor loadings yang besar menjadi semakin
kerontokan dan
diperbesar. Dengan demikian tiga belas faktor kerebahan
yang menentukan keputusan petani menggunakan  Rasa padi .637 -.107 .015 -.060
benih padi Inhibrida telah direduksi hanya terdiri  Bobot bulir .618 .464 -.021 .041
atas empat komponen, yaitu:  Potensi hasil .756 -.002 -.230 .196
(1) Komponen 1 terdiri atas faktor umur tanaman,  Tahan terhadap .202 .635 .288 -.357
tinggi tanaman, rasa padi, bobot bulir, potensi HPT
hasil (disebut komponen fisik padi).  Harga produk -.119 -.185 .302 .724
(2) Komponen 2 terdiri atas faktor jumlah anakan  Desain .034 .530 .316 .516
produktif, jumlah padi per malai, tahan kemasan
terhadap HPT, Desain kemasan (disebut  Pengaruh orang -.129 .060 -.824 -.155
komponen ketahanan). lain
(3) Komponen 3 terdiri atas faktor pengaruh  Promosi -.119 .366 .753 -.009
Extraction Method: Principal Component Analysis.
orang lain dan promosi (disebut komponen Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
social ekonomi). a. Rotation converged in 7 iterations.
(4) Komponen 4 terdiri atas tahan terhadap
kerontokan dan kerebahan dan harga produk Dari keempat komponen yang telah terbentuk pada
(disebut komponen eksternal). perubahan komponen bentuk acuan (component
transformation matrix) terlihat bahwa hanya
Perubahan Komponen Bentuk Acuan terdapat dua komponen yang memiliki korelasi >
0,5, yaitu komponen fisik padi dan komponen
Berdasarkan Rotated Component Matrix (Tabel 3), eksternal dengan nilai korelasi berturut-turut 0,623
terlihat angka-angka yang terdapat pada diagonal, dan 0,628. Hal tersebut berarti komponen yang
antara Componet 1 dengan Component 1, terbentuk pada komponen fisik padi dan komponen
Component 2 dengan Component 2 dan seterusnya. eksternal sudah tepat, karena mempunyai korelasi
Terlihat bahwa yang memiliki korelasi kuat di atas yang tinggi. Kedua komponen tersebut adalah (1)
0,5 adalah komponen 1dan komponen 4. Hal komponen fisik padi yang terdiri atas faktor umur
tersebut membuktikan bahwa komponen yang tanaman, tinggi tanaman, rasa padi, bobot bulir,
terbentuk pada kedua komponen tersebut sudah potensi hasil, dan (2) komponen eksternal yang
tepat, karena mempunyai korelasi yang tinggi terdiri atas faktor tingkat ketahanan terhadap
(Santoso, 2010). Korelasi yang kuat antar kerontokan dan kerebahan dan harga produk, yang
komponen pada Tabel Component Transformation paling berpengaruh atau merupakan pengaruh
Matrik, yaitu korelasi yang kuat antara komponen utama yang membuat petani memilih benih padi
1 dan komponen 4. Komponen 2 dan 3 hanya Inhibrida di Kabupaten Lampung Tengah.
memiliki indeks perbandingan atau korelasi lebih
kecil dari 0,5. Komponen 2 memiliki korelasi Komponen yang terbentuk pada komponen
sebesar 0,392 dan komponen 3 memiliki korelasi ketahanan dan komponen sosial ekonomi belum
sebesar 0,353. Hal ini membuktikan bahwa tepat. Komponen yang terbentuk pada komponen
komponen yang terbentuk antara komponen 2 dan ketahanan yang terdiri atas faktor jumlah anakan
3 tersebut adalah belum tepat, sehingga dapat produktif, jumlah padi per malai, tahan terhadap
disimpulkan bahwa kedua faktor tersebut tidak HPT, desain kemasan belum tepat. Hal itu karena
kuat pengaruhnya terhadap keputusan petani. petani yang mulai terbuka untuk memilih jenis
padi yang bisa menghasilkan produksi yang tinggi.
Hal ini bukan berarti mengabaikan komponen
ketahanan. Namun, pada masalah komponen
ketahanan masih bisa diatasi petani seperti

160
JIIA, VOLUME 1 No. 2, APRIL 2013

misalnya pada faktor tahan terhadap HPT. Hal itu dasar dari penentuan keputusan petani untuk
dapat dikendalikan dengan pengelolaan hama menggunakan benih padi Inhibrida di Desa
terpadu dengan pengelolaan tanaman terpadu serta Tempuran Kecamatan Trimurjo Kabupaten
tanam serempak, begitu juga dengan komponen Lampung Tengah.
sosial ekonomi yang terdiri dari faktor pengaruh
orang lain dan promosi. DAFTAR PUSTAKA

KESIMPULAN Aksi Agraris Kanisius. 1990. Budidaya Tanaman


Padi. Kanisius. Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2011.
telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai Lampung dalam Angka Tahun 2011. Badan
berikut: Pusat Statistik Provinsi Lampung. Bandar
1. Berdasarkan 15 variabel yang diteliti hanya 13 Lampung.
variabel yang diikutsertakan dalam analisis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi
lebih lanjut, yaitu variabel umur tanaman, Lampung. 2011. Data Inventarisasi
tinggi tanaman, banyaknya anakan produktif, Penyebaran Varietas Padi di Provinsi
banyaknya buah padi tiap-tiap malai, Lampung MT. 2010. Dinas Pertanian. Bandar
kerontokan dan kerebahan, tekstur nasi, bobot Lampung.
1000 butir, potensi hasil, ketahanan terhadap Mubyarto. 1986. Pengantar Ekonomi Pertanian.
hama dan penyakit, harga benih, desain LP3ES. Jakarta.
kemasan, pengaruh orang lain, dan promosi. Pudjowidodo P. 2010. Analisis Faktor. http://
2. Tiga belas faktor yang dianalisis terbentuk ke statistikakomputasi.wordpress.com. Diakses
dalam empat komponen. tanggal 3 Desember 2011.
3. Berdasarkan keempat komponen yang telah Purwono dan Purnamawati. 2007. Budidaya
terbentuk terlihat bahwa hanya terdapat dua Delapan Jenis Tanaman Pangan Unggul.
komponen yang memiliki korelasi > 0,5, yaitu Penebar Swadaya. Bogor.
komponen fisik padi dan komponen eksternal Mowen dan Minor. 2002. Perilaku Konsumen.
dengan nilai korelasi berturut-turut 0,623 dan Erlangga. Jakarta.
0,628. Dengan demikian komponen fisik padi Santoso S. 2010. Statistik Multivariat : Konsep dan
yang terdiri atas variabel umur tanaman, tinggi Aplikasi dengan SPSS. Elex Media
tanaman, rasa padi, bobot bulir, dan potensi Komputindo. Jakarta.
hasil serta komponen eksternal yang terdiri atas Sugiarto. 2003. Teknik Sampling. Gramedia.
variabel tingkat kerontokan dan kerebahan dan Jakarta.
harga produk adalah komponen yang menjadi

161

Anda mungkin juga menyukai