Anda di halaman 1dari 5

NAMA : PETSY THESSALONICA DJOMIHA

NIM : 1804020120

DOSEN PA : Ir. MARTHEN R. PELLOKILA, MP, Ph.D.

UAS : PERDAGANGAN INTERNASIONAL

1. Kebijakan perdangangan internasional adalah rangkaian tindakan yang akan


diambil untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan
internasional guna melindungi kepentingan nasional.

Tujuan Kebijakan Perdagangan Internasional :


 Melindungi kepentingan ekonomi nasional
 Melindungi kepentingan industri di dalam negeri
 Melindungi lapangan kerja
 Menjaga stabilitas dan keseimbangan neraca pembayaran internasional
 Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi
 Menjaga stabilitas nilai tukar/kurs valas

Manfaat Kebijakan Perdagangan Internasional :


 Mempererat hubungan antar negara, baik secara bilateral maupun multilateral.
 Meningkatkan kesejahteraan untuk suatu negara melewati pendapatan nasional.
 Mempermudah kehidupan masyarakat dalam mendapat barang-barang yang tidak
dapat diproduksi oleh negeri sendiri.
 Dapat memperluas peluang kerja sebab membantu dibukanya sekian banyak
lapangan kerja.
 Mendapatkan deviden internal dan eksternal.

2. Perangkat-perangkat Kebijakan Perdagangan Internasional :


 Kuota
Kuota adalah pembatasan fisik secara kuantitatif yang dilakukan atas
pemasukan barang (kuota impor) dan pengeluaran barang (kuota ekspor)
dari/ ke suatu negara untuk melindungi kepentingan industri dan konsumen.
Macam-macam Kuota
 Impor Absolute/ unilateral kuota : sistem kuota yang ditetapkan secara
sepihak
 Negotiated/ bilateral kuota : sistem kuota yang ditetapkan atas kesepakatan
atau menurut perjanjian
 Tarif kuota pembatasan impor yang dilakukan dengan mengkombinasikan
sistem tarif dan kuota

 Subsidi
Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan perlindungan atau
bantuan kepada industri dalam negeri dalam bentuk keringanan pajak,
pengembalian pajak, fasilitas kredit, subsidi harga
Tujuan Subsidi :
1. Menambah produksi dalam negeri
2. Mempertahankan jumlah konsumsi dalam negeri
3.Menjual dengan harga yang lebih murah daripada produk impor.

 Tarif

Tarif adalah pembebanan pajak atau costum duties terhadap barang-barang yang


melewati batas suatu negara. Tarif digolongkan menjadi :

a) Bea eksport (Export duties)

Merupakan pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut


ke negara lain. Jadi pajak ini dikenakan untuk barang-barang yang keluar dari
costum area suatu negara yang memungut pajak.

b) Bea transito (transit duties)


Merupakan pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang
melalui wilayah suatu negara dengan ketentuan bahwa tujuan akhir dari barang
tersebut adalah negara lain.

c) Bea Impor (impor duties)


Merupakan pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang masuk dalam
costum area suatu negara dengan ketentuan bahwa negara tersebut sebagai
tujuan akhir.
Pembedaan tarif menurut jenisnya adalah :

 Ad Volarem Tariffs
Tarif yang dinyatakan berdasarkan prosentase tertentu dari nilai impor
 Specific Tariffs
Tarif yang dinyatakan berdasarkan bea dan beban tetap per unit barang
 Compound Tariffs
Tarif gabungan antara ad volarem & specific tariffs

Sistem Pengenaan Tarif:

a) Single Column Tariffs


Setiap barang terkena satu macam tarif. Biasanya sifatnya autonomous tariffs,
yaitu besarnya tarif ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa persetujuan
dengan negara lain), sedangkan kalau besarnya tarif ditentukan dengan
perjanjian dengan negara lain disebut conventional tariffs.

b) Double Column Tariffs


Setiap barang dikenai dua macam tarif.

c) Triple Column Tariffs


Setiap barang dikenai tiga macam tarif. Biasanya sistem tarif ini digunakan
oleh negara penjajah. Sebenarnya sistem ini hanya perluasan dari double
column tariffs, yakni dengan menambah satu macam tarif preference untuk
negara-negara bekas jajahan atau afiliasi politiknya (preferential system).

Efek Tarif :
Pembebanan tarif terhadap sesuatu barang dapat mempunyai efek terhadap
perekonomian suatu negara, khususnya terhadap pasar barang tersebut.
Beberapa macam efek tarif adalah :
a) Efek terhadap harga (price effect)
b) Efek terhadap konsumsi (consumption effect)
c) Efek terhadap produk (protective/import substitution effect)
d) Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution effect)

 Dumping
Dumping adalah suatu kebijkan diskriminasi harga secara internasional yang
dilakukan dengan menjual suatu komoditas di luar negeri dengan harga yang
relatif murah dibandingkan dengan konsumen di dalam negeri.

3. Kebijakan internasional KUOTA lebih merugikan eksportir dibandingkan


TARIF karena kuota impor hanya mempengaruhi kuantitas dan tidak
menaikkan harga produk impor, kuota menghasilkan kekurangan (shortage) di
pasar domestik, serta konsumsi terhadap barang tersebut menjadi bertambah.
4. Tarif menjadi hambatan perdagangan internasional karena semakin tinggi tarif
yang dikenakan, maka akan semakin besar kerugian yang timbul. Pengenaan
tarif yang terlalu tinggi akan mendorong perekonomian suatu negara menuju
kondisi autarki. Kondisi autarki adalah sistem perekonomian yang mewajibkan
setiap daerah memenuhi kebutuhannya sendiri.
5. Dampak penerapan tarif impor terhadap suatu produk di negara pengekspor
dengan asumsi negara besar menyebabkan pe-nurunan harga produk
sehingga volume ekspor berkurang, sementara di negara pengimpor terjadi
kenaikan harga produk, penurunan konsumsi, peningkatan produksi
domestik, penurunan volume impor.
6. Suatu negara melakukan kebijakan DUMPING atas produknya karena
kebijakan dumping dapat meningkatkan volume perdagangan dan
menguntungkan negara pengimpor, terutama menguntungkan konsumen
mereka. Selain itu alasannya karena untuk mengembangkan segementasi
pasar yaitu dengan cara memberikan insentif melalui pemberlakuan harga
yang lebih rendah untuk konsumen pada pasar yang dituju, munculnya
peluang yang memungkinkan  adanya penentuan harga secara lebih leluasa,
baik di dalam pasar ekspor maupun di dalam pasar domestic dan
mempersiapkan peluang bersaing bagi para produsen dalam segmentasi
pasarnya dengan cara memanfaatkan strategi penerapan harga yang
progresif.

Anda mungkin juga menyukai