Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh :
Mengetahui,
B. Rumusan Masalah
1. Gulma Syngonium mengalami resisten terhadap bahan metil
metsufuron dan Surfaktan yang dipakai saat ini karena waktu
kematian gulma yang lebih lama
C. Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan dosis yang dapat mengendalikan Syngonium
lebih cepat dengan pencampuran herbisida dan mengetahui respons
Syngonium terhadap pencampuran herbisida fluroksipir
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi
untuk mengendalikan gulma Syngonium pada perkebunan kelapa sawit
Batang kelapa sawit berfungi sebagai penopang daun, bunga dan buah
dengan bentuk tabung yang tegak lurus.Menurut Sulardi (2022), Batang kelapa
sawit berfungsi sebagai struktur pendukung daun, bunga dan buah, sebagai sistem
pembuluh yang mengangkut air dan hara serta mengangkut hasil fotosintesis.
Batang kelapa sawit tidak memilik cabang , daun tumbuh melalui batang utama.
Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil sehingga batang tidak memiliki
kambium dan umumnya tidak bercabang( Zunaidi,2021).
Daun kelapa sawit merupakan dapur dari tanaman kelapa sawit karena dari
hasil pengolahan di daun sumber makanan yang diserap tanaman dapat digunakan.
Daun kelapa sawit memiliki ukuran yang beragam sesuai dengan umur dan
varietas kelepak sawit. Jumlah pelepah, panjang pelepah dan jumlah anak daun
bergantung pada umur tanaman, semakin tua umur tanaman maka jumlah anak
daun semakin banyak dan panjang daun juga akan bertambah (Zunaidi,
2021).Pelepah pada kelapa sawit akan mengalami pertumbuhan setiap 2 minggu,
memerlukan waktu 2 tahun untuk inisiasi menjadi pelepah dewasa dan 2 tahun
lagi untuk menjadikan pelepah mampu berfotosintesis (Sulardi, 2022).
B. Teknis Budidaya
1. Pembibitan
Pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan dengan satu tahap atau dua tahap.
Pembibitan satu tahap (single stage) yaitu penanaman kecambah langsung
dilakukan di pembibitan utama sedangkan pembibitan dua tahap (double stage)
yaitu pembibitan yang dimulai dari pre nursery (3 bulan di polybag kecil) dan
main nursery (9-12 bulan sampai bibit siap ditanam). Pembibitan dua tahap (PN
dan MN) dipandang lebih tepat karena memiliki beberapa keuntungan yang dapat
menjaga kualitas bibit kelapa sawit. Perusahaan perkebunan banyak menggunakan
sistem pembibitan dua tahap karena memiliki beberapa keuntungan dibandingkan
pembibitan satu tahap, keuntungan dari sistem pembibitan dua tahap yaitu
kemudahan dalam pengawasan dan pemeliharaan, tersedia waktu untuk
mempersiapkan pembibitan utama, bibit lebih terjamin karena dilakukan proses
seleksi serta seleksi yang ketat, dapat mengurangi penggunaan tanah dan polybag
(Astuti et al., 2014).
Pembibitan kelapa sawit merupakan faktor penting untuk mendukung
keberhasilan usaha perkebunan kelapa sawit sehingga pemilihan area untuk
menjadi area pembibitan harus memiliki kriteria tertentu agar dapat mendukung
kegiatan pembibitan. Pemilihan lokasi yang tepat untuk pembibitan kelapa sawit
harus memenuhi syarat yang meliputi, area pembibitan diusahakan datar, tidak
terkena banjir dan berdrainase baik; area lokasi pembibitan memiliki ketersediaan
air dengan mutu baik (pH tidak kurang dari 4); akses jalan yang baik; aman dari
gangguan hama, ternak, dan manusia (MCAR, 2020). Pada pembibitan kelapa
sawit bibit ditanam di dalam polybag yang diisi tanah. Penggunaan tanah sebagai
media tanam bibit kelapa sawit yaitu tanah bagian atas (top soil) dan gembur,
tanah yang kurang gembur dapat dicampur dengan pasir, bebas dari OPT, tanah
diayak tidak ada batu dan kotoran yang masuk ke dalam polybag karena dapat
menggangu pertumbuhan bibit kelapa sawit. Ukuran polybag untuk PN yaitu 20 x
15 cm, tebal 0,10 mm, hitam/putih, berlubang diameter 0,4 cm 18 buah. Untuk
polybag MN ukuran yaitu 60 x 40 cm, tebal 0,2 mm, hitam, berlubang dengan
diameter 0,5 cm 60 buah (MCAR, 2020).
3. Tanaman Menghasilkan
C. Pengendaliaan Gulma
Gulma merupakan tumbuhan yang memberi pengaruh terhadap kelapa sawit
secara ekonomis atau mengganggu pertumbuhan kelapa sawit. Kehadiran gulma
dapat menurunkan produksi kelapa sawit sehingga dibutuhkannya perlakuaan
pengendaliaan gulma untuk mengendalikan populasinya. Gulma pada kelapa sawit
dapat memberikan pengaruh secara langsung dan tidak langsung. Pengaruh
langsung yang diberikan gulma yaitu melalui kompetisi dan aleopati yang di
keluarkan oleh gulma Menurut Sormin dan Junaedi (2017), Kehadiran gulma
dapat menurunkan produksi tanaman karena gulma berkompetisi dengan tanaman
untuk mendapatkan air, tanah, matahari, unsur hara, udara dan ruang tumbuh.
Beberapa jenis gulma dapat memprduksi zat-zat racun (Aleopati) yang dapat
menghambat pertumbuhan tanaman utama (Irawan dalam Nazar, 2016). .
Pengaruh tidak langsung gulma pada perkebunan kelapa sawit dapat menggangu
kegiatan operasional panen dan pemeliharaan tanaman sehingga produktivitas
tenaga kerja menjadi menurun. Adanya gulma juga dapat menjadi tempat hama
dan penyakit terhadap tanaman utama. Gulma dapat menjadi sarang hama dan
penyakit yang menyerang tanaman kelapa sawit (Sastrosayono dalam Anggraini
dan Rizqan, 2017).
b. Daun Lebar
c. Pakis
d. Berkayu
Gulma ini mempunyai siklus hidup dalam waktu satu tahun atau
kurang dari satu. Contohnya Ageratum conyzoides, Euphorbia
hirta, Borreria lata
Gulma ini mempunyai siklus hidup lebih dari setahun namun tidak
lebih dari dua tahun, pada tahun pertama gulma ini membentuk Rose
dan pada tahun kedua gulma ini membentuk bunga, menghasilkan biji
dan kemudian mati (Umiyati dan Widayat, 2017). Contohnya Cirsum
vulgar
Gulma ini mempunyai siklus hidup yang lebih dari dua tahun dan
mungkin sepanjang tahun, dengan cara perbanyakan dengan biji dan
secara vegetatif (Umiyati dan Widayat, 2017). Contohnya Imperata
cylindrica, Paspalum conjugatum
D. Syngonium sp.
Syngonium sp. merupakan tumbuhan yang sering muncul pada perkebunan
kelapa sawit sehingga kehadirannya mengganggu aktivitas perkebunan. Gulma
dapat tumbuh dengan baik pada areal yang lembab.
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Arecidae
Ordo : Arales
Famili : Araceae
Genus : Syngonium
Metilmetsufuron (Erkafuron)
Kao Adjuvant
Gulma Epifit
Timbangan Analytic
Spuit suntik
APD Semprot
G. Metode Penelitiaan
Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL)
satu faktorial. Penelitian dilakukan dengan mencampur tiga jenis bahan aktif
herbisida yaitu fluroksipir, metilmetsufuron dan Kao Adjuvan. Perlakuan dibuat
dengan mencampur ketiga bahan tersebut dengan dosis yang berbeda menjadi 6
perlakuan dan setiap perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 10 kali sehingga
didapatkan sampel sebanyak 60 sampel. Dosis yang digunakan pada penelitian
sebagai berikut:
Tabel 1. Dosis Perlakuan
Percobaan yang dilakukan adalah dengan menurunkan dosis yang biasa dipakai
dan menambahkan dengan starane yang merupakan herbisida yang juga
digunakan untuk pengendaliaan gulma daun lebar. Penggunaan dosis starane yang
akan dicampurkan diambil berdasarkan dosis pencampuran starane dengan roll up
yang dipakai saat ini yaitu 0.25 l roll up dan 0.035 l starane per ha.
= 0.07ml/l air
2. Aplikasi Herbisida
3. Pengamatan Penelitian
Pengamatan dilakukan dengan memberikan nilai visual dari setiap sampel
percobaan. Pengamatan terhadap percobaan dilakukan setiap 4 hari dengan durasi
3 minggu setelah percobaan dilakukan.
Sumber data yang digunakan untuk penelitian adalah data sekunder dan
data primer. Data sekunder yang dipakai adalah data curah hujan, budget PHLE
tahun 2022, dan data divisi. Data primer yang digunakan adalah data hasil dari
hasil penelitian yang diamati selama 3 minggu.
Desain Penelitian???
Daftar Pustaka???
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2020. SOP dan Instruksi Kerja Sinarmas. Management Commitee
Agronomy and Research: Jakarta
Astuti, Murdwi et. al. 2014. Pedoman Budidaya Kelapa Sawit (Elais guineensis)
yang Baik. Direktorat Jendral Perkebunan
Direktorat Jendral Perkebunan. 2020. Statistika Perkebunan Unggulan Nasional
2019-2021
Girsang, Warlinson et. al. 2022. Efektivitas Herbisida Glifosat dengan
Penambahan Surfaktan untuk Mengendalikan Gulma di Lahan Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Jurnal Online. Fakultas Pertanian.
Universitas Simalungun
Hudori, M. 2018. Pengukuran Kinerja Kualitas Tandan Buah Segar (TBS)
Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Pabrik Kelapa Sawit (PKS).
Industrial Engineering Journal. Manajemen Industri: Bekasi
Kusuma, A., C. Abdul, M. Hangger, G., M. 2022. Pengaruh Berbagai Macam
Konsentrasi Herbisida Flukroksipir dengan Menambahkan
Polyoxyethelene Alky Ether untuk Mengendalikan Mikania micrantha.
Jurnal Online. Fakultas Pertanian. Institute Pertanian Stiper
Ma’ruf, Amar. 2018. Pemeliharaan Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas
Asahan: Asahan
Mawardati. 2017. Agribisnis Perkebunan Kelapa Sawit. Unimal Press: Aceh
Muhibuddin, Anton dan Andik Setyawan. 2014. Budidaya Kelapa Sawit dan
Teknik Pengendalian Hama Tikus. Universitas Brawijaya: Malang
Nazar, M. 2016. Identifikasi dan Pengendalian Gulma Pada Pertanaman Kelapa
Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Bersama Sejahtera Sakti. Tugas
Akhir. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep
Purba, J., H., V. 2019. Industri Sawit Indonesia dalam Perspektif Minyak Nabati
Global. Kesatuan Press: Bogor
Sawarni. 2008. Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Balai Penelitian dan
Pengembangan Pertanian: Bogor
Silalahi, T., A., S. 2016. Penyebaran Gulma Pada Perkebunan Kelapa Sawit
(Elaeis guineensis Jacq) di Afdeling III Kebun Sei Putih PTPN III
Kabupaten Deli Serdang. Skripsi. STIPAP: Medan
Sormin, Fernando. Ahmad, Junaedi. 2017. Manajemen Pengendalian Gulma
Kelapa Sawit Berdasarkan Kriteria ISPO dan RSPO di Kebun
Rambupatan Sumatera Utara. Jurnal Online. Institute Pertanian Bogor
Sulardi. 2022. Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. PT Dewangga Energi
Internasional: Bekasi
Syakir, M. Elna, Karmawati. David, Allorerung. 2012. Teknologi Budidaya &
Pascapanen Kelapa Sawit. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Perkebunan. IIARD Press: Jakarta
Umiyati, Uum dan Dedi Widayat. 2017. Gulma dan Pengendaliannya.
Deepublish. Yogyakarta
Winarsih, Sri. 2008. Mengenal Gulma. CV Pamularsih: Jakarta
Zunaidi. 2021. Identifikasi Gulma pada Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) Lahan Gambut di Desa Pangkalan Kasai Kecamatan
Seberida Kabupaten Indragiri Hulu. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Riau