Anda di halaman 1dari 19

Agritrop, Juni 2017 Volume 15 (1)

ISSN 1693-2877 http://jurnal.unmuhjember.ac.id/


EISSN 2502-0455 index.php/AGRITROP
EISSN

PENGAPLIKASIAN BERBAGAI MACAM PUPUK AZOLLA


(Azolla microphyla) DAN INTERVAL WAKTU APLIKASI TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L) Merill)

APPLICATION OF VARIOUS KINDS OF AZOLLA FERTILIZER


(Azolla microphylla) AND INTERVAL TIME APPLICATIONS TO GROWTH
AND SOYBEAN PRODUCTION (Glycine max (L) Merill)

Khairul Ikasan Mamang, Iskandar Umarie, dan Hudaini Hasbi


Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember
Email : khairuliksanmamang94@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui macam pupuk azolla yang terbaik
dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kedelai, (2) untuk mengetahui
interval waktu aplikasi yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman kedelai, (3) untuk mengetahui interaksi pemberian berbegai macam pupuk
azolla dan waktu aplikasi dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman
kedelai. Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Jember dari bulan Maret sampai Juni 2017 dengan ketinggian tempat
89 m diatas permukaan laut penelitian ini dilakuakn secara faktorial (3 x 3) dengan pola
dasar Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor yaitu pertama
dalah pemberian berbagai macam pupuk azolla dan faktor kedua yaitu interval waktu
pemupukan yang diulang sebanyak 3 kali. Faktor pertama terbagi menjadi 3 taraf yakni
A1= Kompos azolla 6 ton/ha (1200 g/plot), A2= azolla cair 120 ml/L/ha, A3= Azolla
segar 8 ton/ha (1600 g/plot). Faktor kedua terbagi dalam 3 taraf yakni W1= 7 hari
sebelum tanam, W2= 0 hari/saat tanam, W3= 7 hari setelah tanam. Hasil penelitian
menunjukan bahwa perlakuan pemberian berbagai macam pupuk azolla tidak
memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kedelai umur (14, 28, 42) hst,
jumlah daun umur (14, 28, 42) hst, umur berbunga, jumlah cabang produktif, berat
polong pertanaman, jumlah polong, berat basah berangkasan, berat kering berangkasan,
berat basah polong, berat kering polong, berat 100 biji. Pada perlakuan waktu aplikasih
memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada parameter jumlah cabang, berat polong
pertanaman, jumlah polong, berat basah berangkasan basah, berat berangkasan kering,
berat basah polong, berat kering polong, berat 100 biji dan tidak berpengaruh pada
parameter tinggi tanaman umur (14, 28, 42) hst, jumlah daun umur (14, 28, 42) hst, dan
umur berbunga. Sedangkan interaksi antara kedeua perlakuan tidak memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap seluruh variabel pengamatan. Waktu apikasih
saat tanam (W3) memberikan hasil terbaik pada veriabel pengamatan produksi tanaman
kedelai.

Kata kunci : Pupuk Organik Azolla, Waktu Aplikasi, Pertumbuhan, Produksi,


Tanaman Kedelai

ABSTRACT
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 26

This research aims (1) to know the kinds of fertilizer azolla best in improving
the growth and production of soybean plant, (2) to find out the best application time
intervals in improving the growth and production of tanamankedelai, (3) grant of
berbegai interactions to figure out the kinds of azolla and time of fertilizer application in
improving the growth and production of soybean plants. This research was carried out
the experiment dilahan Faculty of Agriculture University of Muhammadiyah Jember
from March until June 2017 with height 89 meters above sea level this research was
undertaken in factorial (3 x 3) with archetypal Random Complete Block Design
(RCBD) consisting of two factors: first is the granting of a wide variety of fertilizers
and the second factor azolla i.e. fertilizing time interval which is repeated as many as
three times. The first factor is divided into 3 levels i.e. A1 = Compost azolla 6 tons/ha
(1200 g/plot), A2 = azolla liquid 120 ml/L/ha, A3 = Azolla fresh 8 tons/ha (1600
g/plot). The second factor is divided in 3 levels i.e. W1 = 7 days before planting, W2 =
0 day/time of cropping, W3 = 7 days after planting. Results of the study showed that
treatment of granting various kinds of fertilizer not azolla influence of high soybean
plants against real age (14, 28, 42)hst, number of leaf age (14, 28, 42) hst, age of
flowering, the number of productive branch, weight, number of pods pertanaman pods,
heavy wet berangkasan dry weight, berangkasan, wet weight, dry weight, weight of 100
seeds. At the time of treatment of aplikasih influence of different parameters on the
amount of real branches, the weight of the peas pods, pertanaman, total weight wet wet
berangkasan, weight berangkasan weight of dry, wet, dry weight, weight of 100 seeds
and high parameters have no effect on the plant age (14, 28, 42) hst, number of leaf age
(14, 28, 42) hst, and the age of flowering. While the interaction between kedeua
treatment does not provide different real influence on the entire variable observation.
Time apikasih the time of planting (W3) submitted the best results on veriabel
observations of the soy crop production.

Keywords: Azolla fertilizer organic, Application Time, the growth, production,


Plant Soybeans

PENDAHULUAN Permintaan kedelai terus


meningkat, namun peningkatan
Kedelai (Glycine max L. Merrill) kebutuhan tersebut belum diikuti oleh
merupakan bahan pangan sumber ketersediaan pasokan yang mencukupi.
protein nabati yang berkualitas tinggi Pertumbuhan produksi yang lebih
serta harganya relatif murah dan lambat dibanding konsumsi sehingga
mudah didapat. Kedelai merupakan untuk memenuhi kebutuhan dalam
salah satu tanaman palawija yang negeri dilakukan impor. Kesenjangan
penting selain jagung, kacang hijau produksi dan konsumsi ini makin nyata
dan kacang tanah yang telah dikenal karena kedelai juga merupakan bahan
sejak lama oleh masyarakat Indonesia baku industri dan pakan (Supadi, 2008
sebagai bahan makanan yang dalam Sucianti, 2015). Salah satu
umumnya diolah sebagai lauk pauk penyebab belum tercukupinya
seperti tahu dan tempe, selain itu kebutuhan dalam negri adalah karena
kedelai juga dikenal sebagai bahan kerusakan tanah akibat pengunaan
dasar pembuatan kecap (Umarie, dan pupuk an-organik. Pengunaan pupuk
Holil. 2016). an-organik (N, P, K) secara terus
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 27

menerus dan berlebihan, dan tidak di 2009). Sedangkan menurut penelitian


imbangi dengan penggunaan pupuk Purba (2009), menunjukkan bahwa
organik menyebabkan tanah menjadi waktu aplikasi pupuk hijau mampu
keras dan produktifitasnya menurun meningkatkan berat 100 biji pada
(Umarie, dan Holil. 2016). tanaman jagung.
0Penggunaan pupuk kimia sintetis yang Menurut Hasbi (2012) Azolla
tidak terkendali menjadi salah satu sangat mudah dibudidayakan dan sangat
penyebap penurunan kualitas biologis, ideal sebagai pupuk hayati atau pupuk
fisik dan kimia tanah. Padahal harga hijau pada tanaman di sawah.
pupuk semakin mahal dari tahun Permasalahannya adalah bahan organik
ketahun sehingga ,mengurangi tanah dan nitrogen sering kali terbatas
keuntungan petani. Pengunaan pupuk jumlahnya, sehingga dibutuhkan sumber
yang berlebihan, selain akan N alternative sebagai suplemen pupuk
memperbesar biyaya produksi juga akan kimia (sintetis). Salah satu sumber N
merusak lingkungan akibat adanya alternative yang cocok bagi tanaman di
emisi gas N2O pada proses amonifikasi, sawah yaitu Azolla. Dalam hal ini
nitrifikasi, dan denitrifikasi. (Wahid, sangat sesuai dengan tanaman sejenis
dkk. 2003 dan Yuda, Umarie, dan polong-polongan (legume) karena
Widiarti, 2015). kemampuannya dalam mengikat N2-
Pemupukan yang baik dan benar udara dengan bantuan bakteri
harus memperhatikan waktu, jumlah, Rhyzobium, yang menyebabkan kadar
serta cara pemberian yang tepat dan N dalam tanaman relative tinggi. Azolla
seimbang. Pemberian pupuk anorganik merupakan sejenis paku air mini ukuran
yang berlebihan akan merusak kondisi 3-4 cm yang bersimbiosis dengan
fisik, kimia dan biologi tanah serta Cyanobacteria pemfiksasi N yakni
memacu datangnya pathogen dan Anabaena azollae. Simbiosis ini
menurunkan daya tahan tanaman dari menyebabkan azolla mempunyai
serangan OPT. Untuk itu diperlukan kualitas nutrisi yang baik. Azolla
paket teknologi pemupukan yang ramah termasuk tumbuhan berkualitas tinggi.
lingkungan (Saputra, 2010).Menurut Sebagai green manure memiliki
Mukri (2008), menyatakan bahwa kandungan N tinggi, kandungan lignin
berhasilnya pemupukan melibatkan dan polifenol rendah (Handayanto,
persyaratan kuantitatif meliputi 1999). Berdasar hal-hal di atas,
unsurnya, cara penempatan pupuk yang penelitian bertujuan; 1). Untuk
tepat, dan waktu aplikasi pupuk yang mengetahui macam pupuk azolla yang
tepat. Dengan demikian pemupukan terbaik dalam meningkatkan
tidak boleh dilakukan sembarang waktu, pertumbuhan dan produksi tanaman
harus memperhatikan waktu kedelai, 2). Untuk mengetahu inerval
dibutuhkannya (Sutedjo, 2002 dalam waktu aplikasih yang terbaik dalam
Pasaribu, 2009). Menurut hasil meningkatkan pertumbuhan dan
penelitian Pasaribu (2009), bahwa produksi tanaman kedelai, dan 3).
waktu aplikasi pupuk organik kompos Untuk mengetahu interaksi pemberian
azolla memberikan pengaruh nyata berbagai macam pupuk azolla dan
terhadap pertumbuhan dan produksi waktu aplikasi dalam meningkatkan
tanaman kailan. Waktu aplikasi pupuk pertumbuhan dan produksi tanaman
nitrogen yang tepat mampu kedelai
meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman kedelai (Suryati, dkk.
METODOLOGI PENELITIAN
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 28

Penelitian ini di laksanakan di berat berangkasan basah yaitu dengan


kebun percobaan Fakultas Pertanian menimbang bagian tanaman kecuali
Universitas Muhammadiyah Jember polong dan akar pada saat panen, berat
yang bertempat di Jln. Karimata, berangkasan kering yaitu dengan
Kecamatan Sumberari, Kabupaten menimbang bagian tanaman kecuali
Jember. Dengan ketinggian tempat + 89 polong dan akar dengan melakukan
meter diatas permukaan laut (dpl). pengeringan terlebih dahulu, berat
Bahan yang digunakan dalam penelitian basah polong yaitu dengan menimbang
ini berupa: benih kedelai, pupuk polong pada saat tanaman di panen,
kompos azolla, pupuk azolla segar, dan berat kering polong yaitu dengan
pupuk cair azolla. Alat yang digunakan menimbang polong pada saat panen
antara lain: traktor, cangkul, timba, dengan melakuakn penjemuran terlebih
gembor, pengaris, timbangan, botol dahulu, dan berat 100 biji yaitu dengan
semprot, sabit atau gunting pemotong menimbang bobot 100 biji kering.
rumput, dan lain-lain.
Penelitian dilakukan secara faktoril
(3 x 3) dengan pola dasar Rancangan HASIL DAN PEMBAHASAN
Acak Kelompok (RAK) Yang terdiri Adapun rangkuman hasil analisis
dari dua faktor, yaitu faktor pertama ragam pengaplikasian berbagai macam
adalah berbegai macam pupuk organik pupuk azolla (azolla micropylla) dan
azolla terdiri dari 3 taraf yakni A1 interval waktu aplikasih terhadap
(kompos azolla 6 ton/ha atau 1200 pertumbuhan dan produksi tanaman
g/plot) A2 (Pupuk cair azolla 120 kedelai (Glicine Max (L) Merill)
ml/L/ha) dan A3 (pupuk azolla 8 ton/ha terhadap masing-masing variabel
atau segar 1600 g/plot). faktor kedua pengamatan disajikan pada tabel 1.
yaitu waktu aplikasi yang terdiri dari 3
taraf yakni W1 (7 hst/hari sebelum Berdasarkan Tabel 1, di peroleh
tanam), W2 (0 hari/saat tanam), dan W3 hasil yang menunjukan bahwa
(7 hst/hari setelah tanam). yang masing perlakuan berbagai macam pupuk azolla
– masing perlakuan diulang sebanyak 3 tidak berbeda nyata pada varaibel
kali. Hasil pengamatan variabel pengamatan yakni tinggi tanaman
dianalisis mengunakan analisis ragam kedelai umur (14, 28, dan 42) hst,
dan jika berpengaruh nyata dilanjutkan jumlah daun umur (14, 28, dan 42) hst,
dengan mengunakan uji jarak berganda umur berbunga, jumlah cabang, jumlah
Duncan taraf 5 %. polong persempel, berat polong
Variabel pengamatan pada persempel, berat berangkasan basah,
penelitian ini meliputi : Tinggi tanaman berat berangkasan kering, berat basah
yang di ukur mulai dari pangkal sampai polong, berat kering polong, dan berat
dengan ujung batang pada saat naman 100 biji. Pada perlakuan waktu aplikasi
berumur 14, 28, 42 hst, jumlah daun pupuk azolla memberikan pengaruh
tanaman dihitung pada saat tanaman yang berbeda nyata pada variabel
berumur 14, 28, 42 hst, umur berbunga pengamatan jumlah cabang, jumlah
di amati setelah tanaman mengeluarkan polong persempel, berat polong
bunga, jumlah cabang yaitu diamatai persempel, berat berangkasan basah,
padasaat menjelang panen, berat polong berat berangkasan kering, berat basah
persempel yaitu menimbang polong tiap polong, berat kering polong, dan berat
tanaman sempel, jumlah polong yaitu di 100 biji. Namun tidak berbeda nyata
dihitung polong pertanaman/persempel, pada variabel pengamatan tinggi
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 29

tanaman kedelai umur (24, 28, dan 42) macam pupuk azolla dan inteval waktu
hst, jumlah daun umur (14, 28, dan 42) aplikasi tidak memberikan pengaruh
hst, dan umur berbunga. Sedangkan nyata pada semua variabel pengamatan.
interaksi antara pemberian berbagai

Tabel 1. Rangkuman hasil analisis ragam terhadap semua variabel pengamatan


F-hitung
Pupuk Waktu Interaksi
Variabel Pengamatan Azolla Aplikasi AW
Tinggi Tanaman 14 hst (A)ns
0,45 (W)
2,84 ns 1,11 ns
Tinggi Tanaman 28 hst 0,47 ns 2,09 ns 2,77 ns
Tinggi Tanaman 42 hst 1,19 ns 1,53 ns 0,53 ns
Jumlah Daun 14 hst 0,07 ns 1,20 ns 1,94 ns
Jumlah Daun 28 hst 0,46 ns 1,50 ns 2,64 ns
Jumlah Daun 42 hst 2,36 ns 2,99 ns 2,17 ns
Umur Berbunga 0,02 ns 0,95 ns 1,92 ns
Jumlah Cabang 0,86 ns 6,18 ** 1,36 ns
Jumlah Polong Total 1,91 ns 6,15 ** 0,79 ns
Berat Polong Prtanaman 2,19 ns 11,18 ** 0,79 ns
Berat Basah Brangkasan 0,24 ns 5,39 ** 2,43 ns
Berat Kering Brangkasan 0,01 ns 8,28 ** 2,79 ns
Berat Basah Polong 6,53 ns 19,64 ** 1,94 ns
Berat Kering Polong 2,09 ns 23,16 ** 2,78 ns
Berat 100 Biji 1,40 ns 4,23 ** 0,78 ns
Keterangan : ** berbeda sangat nyata, * berbeda nyata, ns tidak berbeda nyata.

Tinggi Tanaman hasil yang tidak berbedanyata pada


Berdasarkan rangkuman hasil variabel tinggi tanaman kedelai umur
analisis ragam tinggi tanaman kedelai (14, 28, dan 42) hst.
(Glicine Max (L) merill) pada Tabel 1, Adapun Rata-rata tinggi
menunjukan bahwa pemberian berbagai tanaman kedelai yang dipengaruhi oleh
macam pupuk azolla, perlakuan waktu perlakuan interva waktu aplikasi pupuk
aplikasih dan interaksi antara azolla pada berbagai umur daisajikan
pemberian berbagai macam pupuk pada Gambar 1.
azolla dan waktu aplikasih menunjukan

54.29 52.82 52.2


Tinggi tanaman

60
40 23.74 22.56 23.84
(cm)

20 12.23 12.5 11.61

0
14 28 42
Waktu Aplikasi Pemupukan

W1 W2 W3

Gambar 1, Rata-rata tinggi tanaman kedelai pada perlakuan waktu aplikasi pupuk
azolla.
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 30

Gambar 1, pada perlakuan keragaman hasil tanaman semusim,


ineterval waktu pemupukan tinggi terutama untuk kondisi Indonesia.
tanaman kedelai umur 14, 28, 42 Anwar,dkk. (2015), menyatakan terlebih
memberikan pengaruh yang tidak apabila ditambah dengan peningkatan
berbeda nyata pada variabel suhu, peningkatan suhu yang besar
pengamatan tinggi tanaman kedelai, dapat menurunkan hasil. Peningkatan
hal ini diduga bahwa waktu pemberian curah hujan di suatu daerah berpotensi
pupuk disebapkan dengan berbagai menimbulkan banjir, sebaliknya jika
faktor diantaranya ialah pergantian terjadi penurunan darikondisi
musim hujan dan musim kemarau normalnya akan berpotensi terjadinya
yang tidak menentu membuat pupuk kekeringan. Kedua hal tersebut tentu
yang dengan perlakuan waktu akan berdampak buruk terhadap
pemupukan tidak memberikan metabolisme tubuh tanaman dan
pengaruh pada variabel pengamatan berpotensi menurunkan produksi,
tinggi tanaman kedelai. hingga kegagalan panen. Menurut
Menurut Suciantini (2015), Indranada (1986) dalam Mukri (2008),
menyatakan bahwa Pertumbuhan dan berhasilnya pemupukan melibatkan
kualitas tanaman tergantung pada persyaratan kuantitatif meliputi waktu
interaksi antara faktor lingkungan, aplikasi pupuk yang tepat dan cara
faktor lingkungan berperan mengontrol penempatan pupuk yang tepat, Data
potensi tanaman salah satunya adalah cura hujan laboratorium fakultas
iklim/cuaca. Salah satu unsur iklim pertanian universitas muhmmadiyah
yang dapat digunakan sebagai indikator jember. Rata-rata curah hujan perbulan,
dalam kaitannya dengan tanaman Januari=12,96, Februari=7,71,
adalah curah hujan. Keragaman curah Maret=7,47, April=13,09, Mei=5,21,
hujan biasanya dikaitkan dengan Juni=5,24.

Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman kedelai yang dipengaruhi oleh pemberian pupuk
Azolla pada berbagai dosisi dan konsentrasi
Tinggi (cm)
Dosis/Konsentrasi Pupuk Azolla 14 hst (cm)Tanaman
28 hst 42hst
A1 (Kompos 6 ton/ha (1200 g/plot) 12,32 a 22,87 a 52,41 a
A2 ( Cair 120 Ml/Liter/ha) 11,98 a 23,21 a 52,71 a
A3 (Segar 8 ton/ha (1600 g/plot) 11,98 a 23,86 a 54,19 a
Keterangan : Angka - angka yang diikuti dengan huruf yang sama pada kolom yang
sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan
taraf 5%.

Parameter tinggi tanama kedelai sehingga mengakibatkan perlakuan


tidak berbeda nyata, hal ini diduga dengan pemberian berbagai macam
bahwa pupuk yang diberikan tidak pupuk azolla tidak berpengaruh
diserap dengan baik oleh tanaman terhadap parameter tinggi tanaman.
karena adanya pergantian cuaca yang Meskipun kandungan unsur hara yang
tidak menentu sehingga unsur hara yang dimiliki oleh pupuk organik azolla
diberikan tidak terserap dengan baik termasuk mencukupi, hal ini bisa dilihat
dikarenakan terurai oleh air hujan, dari hasil analisis laboratorium
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 31

Politeknin Negeri Jember pada hingga kegagalan panen. Menurut


kandungan unsur hara pupuk organik Supriadi (2013) dalam Pendra, (2013),
azolla yang diambil dari beberapa menyatakan bahwa, tanaman akan
penelitian terdahulu diantaranya, tumbuh baik jika unsur hara yang
kompos azolla N= 4,5, pupuk azolla cair dibutuhkan berada dalam keadaan
N= 4,59 dan pupuk azolla segar. cukup dan seimbang, dan tanaman akan
Menurut Suciantini (2015), menytakan tumbuh dengansubur bila semua unsur
bahwa Pertumbuhan dan kualitas hara yang diperlukan tanaman berada
tanaman tergantung pada interaksi dalam jumlah yang cukup serta berada
antara faktor lingkungan, faktor dalam bentuk yang siap diabsorbsi oleh
lingkungan berperan mengontrol tanaman.
potensi tanaman salah satunya adalah
iklim/cuaca. Salah satu unsur iklim Jumlah Daun
yang dapat digunakan sebagai indikator Berdasarkan rangkuman hasil
dalam kaitannya dengan tanaman adalah analisis ragam jumlah daun tanaman
curah hujan. Keragaman curah hujan kedelai (Glicine Max (L) merill) pada
biasanya dikaitkan dengan keragaman Tabel 1, menunjukan bahwa pemberian
hasil tanaman semusim, terutama untuk berbagai macam pupuk azolla ,
kondisi Indonesia. Anwar,dkk. (2015), perlakuan waktu aplikasih dan interaksi
menyatakan terlebih apabila ditambah antara pemberian berbagai macam
dengan peningkatan suhu, peningkatan pupuk azolla dan waktu aplikasih
suhu yang besar dapat menurunkan menunjukan hasil yang tidak
hasil. Peningkatan curah hujan di suatu berbedanyata pada variabel jumlah daun
daerah berpotensi menimbulkan banjir, tanaman kedelai umur (14, 28, dan 42)
sebaliknya jika terjadi penurunan dari hst.
kondisi normalnya akan berpotensi Adapun rata-rata jumlah daun
terjadinya kekeringan. Kedua hal tanamn kedelai yang dipengaruhi oleh
tersebut tentu akan berdampak buruk waktu aplikasi disajikan pada Gambar
terhadap metabolisme tubuh tanaman 2.
dan berpotensi menurunkan produksi,

60

50
14

28

10

W2
W1 W3
Perlakuan Waktu Aplikasi
Gambar 2. Rata-rata jumlah daun kedelai yang dipengaruhi oleh perlakuan interval
waktu aplikasi pupuk azolla

Berdasarkan Gambar 2. Pada kedelai umur 14, 28 dan 42 hst,


pengamatan jumlah daun tanaman perlakuan waktu aplikasi pupuk azolla,
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 32

menunjukan hasil yang tidak berbeda Faktor genetik berkaitan dengan


nyata pada semua parameter jumlah karakteristik yang biasanya bersifat
daun tanaman kedelai. Hal ini diduga khas pada tanaman, seperti kondisi
bahwa pada saat pemupukan batang, bentuk bunga, bentuk daun dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagainya. Anwar,dkk. (2015),
diantaranya ialah iklim, suhu, dan menyatakan terlebih apabila ditambah
kelembapan. Adanya pergantian dengan peningkatan suhu yang besar
musim yang tidak menentu dapat menurunkan hasil. Peningkatan
membuat waktu pemupukan pupuk curah hujan di suatu daerah berpotensi
azolla tidak memberikan pengaruh menimbulkan banjir, sebaliknya jika
pada pertumbuhan tanaman yaitu pada terjadi penurunan dari kondisi
parameter jumlah daun, sehinga tidak normalnya akan berpotensi terjadinya
berbeda nyata. kekeringan. Kedua hal tersebut tentu
Menurut Suciantini (2015), akan berdampak buruk terhadap
menyatakan bahwa salah satu metabolisme tubuh tanaman dan
komponen lingkungan yang merupakan berpotensi menurunkan produksi,
faktor penentu keberhasilan suatu usaha hingga kegagalan panen. Menurut
budidaya tanaman adalah iklim/cuaca. Indranada (1986) dalam Mukri (2008),
Interaksi antara iklim/cuaca sebagai berhasilnya pemupukan melibatkan
faktor lingkungan dengan faktor genetik persyaratan kuantitatif meliputi waktu
tanaman akan berpengaruh terhadap aplikasi pupuk yang tepat dan cara
pertumbuhan dan kualitas tanaman. penempatan pupuk yang tepat,

Tabe 3. Rata-rata jumlah daun kedelai yang dipengaruhi oleh perlakuan berbagai
macam pemupukan Azolla pada berbagai dosis/konsentrasi.
JumlahDaun
Dosis/Konsentrasi Pupuk Azolla
14 hst 28 hst 42 hst
A1 (Kompos 6 ton/ha (1200 g/plot) 2,85 a 6,87 a 17,78 a
A2 ( Cair 120 ml/Liter/ha) 2,89 a 7,02 a 17,60 a
A3 (Segar 8 ton/ha (1600 g/plot) 2,87 a 6,80 a 18,36 a
Keterangan: Rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukan tidak berbeda
nyata.

Berdasarkan Tabel 3, menunjukan dikarenakan pergantian musism hujan


bahwa perlakuan pemberian berbagai dan musism kemarau yangtidak
macam pupuk Azolla, diantaranya menentu mengakibatkan pupuk kurang
kompos Azolla 6 ton/ha setara dengan di serap baik oleh tanaman kedelai
1200 g/plot (A1), Azolla cair 120 karena mudah larut dan terurai oleh air
ml/L/ha (A2), dan Azolla segar 8 hujan. Menurut Quridho (2016), adnya
ton/ha setara dengan 1600 g/plot, tidak suhu yang rendah dan penyinaran yang
berbeda nyata pada semua perlakuan sedikit, akibat pergantian musim hujan
jumlah daun umur 14 hst, 28 hst dan dan musim kemarauyang tidak
42 hst. Hal ini diduga bahwa pupuk menentu dosis pupik tidak terlihat
yang di berikan tidak di serap baik pengaruhnya terhadap pertumbuhan
oleh tanaman kedelai karena tanaman dan munculnya bunga.
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, Meskipun tersedia unsu hara dan ruang
terutama kelembapan, suhu, dan iklim. yang cukup untuk tanaman, tetapi
Dimana saat munculnya daun lingkungan terutama suhu yang kurang
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 33

mendukung menyebapkan tidak bila semua unsur hara yang diperlukan


adanya perbedaan saat pertumbuhan tanaman berada dalam jumlah yang
dan pembungaan pada semua cukup serta berada dalam bentuk yang
perlakuan. Data cura hujan siap diabsorbsi oleh tanaman. sehingga
Laboratorium Fakultas Pertanian penyerapan unsur hara oleh tanaman
Universitas Muhmmadiyah Jember. tidak maksimal. Menurut Indranada
Januari=12,96, Februari=7,71, (1986) dalam Mukri (2008),
Maret=7,47, April=13,09, Mei=5,21, berhasilnya pemupukan melibatkan
Juni=5,24. persyaratan kantitatif meliputi
Menurut Suciantini (2015), unsurnya, waktu aplikasi pupuk yang
menyatakan bahwa Salah satu tepat dan cara penempatan pupuk yang
komponen lingkungan yang tepat. Tumbuhan memerlukan unsur N,
merupakan faktor penentu P dan K untuk merangsang sintesis
keberhasilan suatu usaha budidaya serta pembelahan dinding sel secara
tanaman adalah iklim/cuaca. Interaksi antiklinal sehingga dapat
antara iklim/cuaca sebagai faktor mempercepatpertumbuhan. Sedangkan
lingkungan dengan faktor genetik menurut Firmansyah (2012), nitrogen
tanaman akan berpengaruh terhadap merupakan unsur yang berpengaruh
pertumbuhan dan kualitas tanaman. cepat terhadap pertumbuhan vegetatif
Faktor genetik berkaitan dengan tanaman, dan bila kecukupan nitrogen
karakteristik yang biasanya bersifat maka tanaman akan tumbuh besar dan
khas pada tanaman, seperti kondisi memperluas permukaan daunnya.
batang, bentuk bunga, bentuk daun dan Menurut Gardner, dkk. (1991) dalam
sebagainya. Anwar,dkk. (2015), Suryati, dkk. (2014), Unsur N
menyatakan terlebih apabila ditambah merupakan bahan penting penyusun
dengan peningkatan suhu, peningkatan asam amino serta unsur esensial untuk
suhu yang besar dapat menurunkan pembelahan sel, pembesaran sel dan
hasil. Peningkatan curah hujan di suatu pertumbuhan tanaman. N dibutuhkan
daerah berpotensi menimbulkan banjir, dalam jumlah yang banyak pada setiap
sebaliknya jika terjadi penurunan dari pertumbuhan tanaman, khususnya
kondisi normalnya akan berpotensi pada tahap pertumbuhan vegetatif
terjadinya kekeringan. Kedua hal seperti peningkatan jumlah daun.
tersebut tentu akan berdampak buruk
terhadap metabolisme tubuh tanaman Umur Berbunga
dan berpotensi menurunkan produksi, Berdasarkan rangkuman hasil
hingga kegagalan panen. sehinga pada analisis ragam umur berbunga tanaman
parameter jumlah daun tidak berbeda kedelai (Glicine Max (L) merill) pada
nyata. Dan juga ketersediaan unsur Tabel 1, menunjukan bahwa pemberian
hara yang rendah yang ada pada lahan berbagai macam pupuk azolla, waktu
tersebut mengakibatkan pertumbuhan aplikasi dan interaksi antara pemberian
tanaman tidak maksimal terutama pada berbagai macam pupuk azolla dan
unsur N. waktu aplikasi menunjukan hasil yang
Menurut Supriadi (2013) dalam tidak berbeda nyata pada variabel umur
Pendra, (2013), menyatakan bahwa, berbunga tanaman kedelai.
tanaman akan tumbuh baik jika unsur Perlakuan antara interval waktu
hara yang dibutuhkan berada dalam pemupukan dan pemberian pupuk
keadaan cukup dan seimbang, dan organik Azolla tidak mempengaruhi
tanaman akan tumbuh dengansubur saat munculnya bunga. Hal ini diduga
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 34

pembungaan tanaman kedelai lebih karakteristik yang biasanya bersifat


banyak dipengaruhi oleh keadaan khas pada tanaman, seperti kondisi
lingkugan terutama kelembapan, suhu, batang, bentuk bunga, bentuk daun dan
dan iklim. Saat pembungaan lebih sebagainya.
dipengaruhi oleh suhu yang tinggi.
Menurut Quridho (2016), adanya suhu Jumlah Cabang Produktif
yang rendah dan penyinaran yang Berdasarkan rangkuman hasil
sedikit, akibat pergantian musim hujan analisis ragam jumlah cabang produktif
dan musim kemarau yang tidak tanaman kedelai (Glicine Max (L)
menentu, dosis pupik tidak terlihat merill) pada Tabel 1, menunjukan
pengaruhnya terhadap saat munculnya bahwa pemberian berbagai macam
bunga. Meskipun tersedia unsu hara dan pupuk azolla tidak berbedanyata pada
ruang yang cukup untuk tanaman, tetapi variabel jumlah cabang produktif.
lingkungan terutama suhu yang kurang sedangkan perlakuan waktu aplikasih
mendukung menyebabkan tidak adanya menunjukan hasil yang sangat berbeda
perbedaan saat pembungaan pada semua nyata pada varaiabel jumlah cabang
perlakuan. Menurut Suciantini (2015), produktif taman kedelai. dan interaksi
bahwa Salah satu komponen lingkungan antara pemberian berbagai macam
yang merupakan faktor penentu pupuk azolla dan waktu aplikasih
keberhasilan suatu usaha budidaya menunjukan hasil yang tidak berbeda
tanaman adalah iklim/cuaca. Interaksi nyata pada variabel jumlah cabang
antara iklim/cuaca sebagai faktor produktif tanaman kedelai.
lingkungan dengan faktor genetik Adapun rata-rata jumlah cabang
tanaman akan berpengaruh terhadap produktif tanaman kedelai yang
pertumbuhan dan kualitas tanaman. dipengaruhi oleh interval waktu
Faktor genetik berkaitan dengan aplikasih disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata jumlah cabang produktif kedelai yang dipengaruhi oleh pupuk
organik Azolla pada berbagai dosis/konsentrasi

Interval Waktu Pemupukan (W) Jumlah Cabang Produktif


W1 ( 7 hst/sebeum tanam ) 9,07 a
W3 ( 7 hst/setelah tanam) 10,56 ab
W2 ( 0 hari/Saat Tanam) 11,83 b
Keterangan: Rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukan bebeda tidak
nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.

BerdasarkanTabel 4, pada parameter penagamatan waktu aplikasi


parameter jumlah cabang produktif (W2) memberikan hasil yang terbaik,
tanaman kedelai menunjukan bahwa hal ini diduga karena waktu aplikasi
perlakuan waktu pemupukan (W), 7 (W2) merupakan waktu yang terbaik
hst/hari sebelum tanam (W1) tidak dalam meningkatkan pertumbuhan
berbeda nyata dengan 7 hst/hari tanaman kedelai terutama bagi
setelah tanam (W3), tapi berbeda parameter pengamatan jumlah cabang
nyata dengan 0 hari/saat tanam (W2), produktif tanamakedelai. Menurut
sedangkan perlakuan 7 hst/hari setelah Suryanti, dkk. (2009), menyatakan
tanam (W3) tidak berbeda nyata bahwa waktu pemberian pupuk ada
dengan 0 hari/saat tanam. Dan pada tiga kali ( pada saat tanam, 3 minggu
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 35

setelah tanam dan awal berbunga) Berat Polong Persempel


merupakan waktu pemberian N Berdasarkan rangkuman hasil
terbaik untuk pertumbuhan dan hasil analisis ragam jumlah berat polong
tanaman kedelai. Menurut Mu’amal persempel tanaman kedelai (Glicine
(2015), menyatakan bahwa waktu Max (L) merill) pada Tabel 1,
aplikasi kompos saat tanam mampu menunjukan bahwa pemberian berbagai
menyediakan unsur nitrogen yang macam pupuk azolla tidak berbedanyata
tepat pada awal pertumbuhan jagung. pada variabel berat polong persempel.
Menurut Syekhfani (2012) pada sedangkan perlakuan waktu aplikasih
budidaya jagung pemupukan nitrogen menunjukan hasil yang sangat berbeda
dilakukan sebanyak 2 kali yakni nyata pada varaiabel berat polong
pertama pada saat tanam (pupuk persempel taman kedelai. dan interaksi
dasar) dan pada umur 4 – 5 MST antara pemberian berbagai macam
sebagai pupuk lanjutan. Sehinga pupuk azolla dan waktu aplikasih
perlakuan W3 merupakan perlakuan menunjukan hasil yang tidak berbeda
yang terbaik pada parameter jumlah nyata pada variabel berat polong
cabang produktif. persempel tanaman kedelai.

Tabel 5. Rata-rata berat polong pertanaman kedelai yang dipengaruhi oleh interval
waktu pemupukan azolla
Interval Waktu Pemupukan Berat Polong Pertanaman
W1 ( 7 hst/sebeum tanam ) 69,2 a
W2 ( Saat Tanam) 76,33 b
W3 ( 7 hst/setelah tanam) 85,02 b
Keterangan: Rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukan bebeda tidak
nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.

Berdasarkan Tabel 5, menunjukan tanam (W3) merupakan waktu


bahwa perlakuan waktu pemupukan pemupukan yang tepat, sehingga
(W) menunjukan hasil yang sangat menghasilakan berat polong
berbeda nayata dan pada tabel rata- pertanaman kedelai yang tinggi.
rata berat polong pertanaman kedelai. Waktu aplikasi pupuk nitrogen
Pada uji jarak berganda duncan yang tepat mampu meningkatkan
terhadap berat polong pertanaman pertumbuhan dan produksi tanaman
kedelai menunjukan bahwa perlakuan kedelai (Suryati, dkk. 2009). Menurut
waktu aplikasi pupuk azolla (W), 7 Mu’amal (2015), menyatakan bahwa
hst/hari sebelum tanam (W1) berbeda waktu aplikasi pemupukan pada awal
nyata dengan perlakuan 0 hari/saat penanaman memberikan hasil terbaik
tanam (W2), dan 7 hst/hari setelah pada variabel pengamatan baik
tanam sedangkan pada perlakuan 0 pertumbuhan maupun produksi
hari/saat tanam (W2) tidak berbeda tanaman jagung.Tanaman yang
nyata dengan 7 hst/hari setelah mendapatkan asupan hara yang tepat
tanam(W3), dan pada perlakuan waktu akan mampu tumbuh dan berkembang
aplikasi (W3) menunjukan hasil yang dengan baik, sedangkan waktu
terbaik. Hal ini diduga karena waktu aplikasi pupuk organik saat tanam
pemupukan azolla 7 hst/hari setelah mampu menyediakan unsur nitrogen
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 36

yang tepat pada awal pertumbuhan


jagung. Menurut Hapsari (2013), Jumlah Polong Persempel
bahwa nitrogen merupakan hara utama Berdasarkan rangkuman hasil
bagi pertumbuhan tanaman, yang pada analisis ragam jumlah polong persempel
umumnya sangat diperlukan untuk tanaman kedelai (Glicine Max (L)
pembentukan atau pertumbuhan merill) pada Tabel 1, menunjukan
bagian- bagian vegetatif tanaman bahwa pemberian berbagai macam
seperti daun, batang dan akar. Karena pupuk azolla tidak berbedanyata pada
tanaman kedelai membutuhkan unsur variabel jumlah polong persempel.
nitrogen pada periode tumbuhnya sedangkan perlakuan waktu aplikasih
yakni pada umur 5-10 hari setelah menunjukan hasil yang sangat berbeda
tanaman. Karena tanaman yang nyata pada varaiabel jumlah polong
mendapatkan asupan hara yang tepat persempeltaman kedelai. dan interaksi
akan mampu tumbuh dan berkembang antara pemberian berbagai macam
dengan baik, sedangkan waktu pupuk azolla dan waktu aplikasi
aplikasi pupuk setelah tanam dapat menunjukan hasil yang tidak berbeda
menyedeiakan unsur hara yang cukup nyata pada variabel jumlah polong
untuk pertumbuhan kedelai terutama persempel tanaman kedelai.
pada parameter berat polong Adapun rata-rata jumlah polong
pertanaman kedelai. Maka waktu pertanaman kedelai yang dipengaruhi
pemupukan (W3) menghasilkan berat oleh pelakuan waktu pemupukan di
polong pertanaman kedelai sajikan pada Tabel 6.
yangtinggi.

Tabel 6. Rata-rata jumlah polong pertanaman kedelai yang dipengaruhi oleh interval
waktu pemupukan azolla
Interval Waktu Pemupukan Jumalah Polong Pertanama
W1 ( 7 hst/sebeum tanam ) 66,58 a
W2 ( Saat Tanam) 75,6 a
W3 ( 7 hst/setelah tanam) 92,36 b
Keterangan: Rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukan bebeda tidak
nyata pada Uji Jarak Berganda Duncan taraf 5%.

Berdasarkan Tabel 2, menunjukan jumlah polong waktu aplikasi (W3)


bahwa perlakuan waktu pemupukan memberikan hasil yang terbaik. Hal
(W) menunjukan hasil yang sangat ini diduga karenawaktu aplikasi pupuk
berbeda nayata dan pada tabel rata- (W3) sangat berpengaruh pada
rata jumlah polong pertanaman produksi tanaman kedeli yaitu pada
kedelai, pada perlakuan waktu aplikasi parameter jumlah polong pertanaman
pemupukan 7 hst/hari setelah atanam kedelai. Waktu aplikasi pupuk
(W1) tidak berbeda nyata dengan 0 nitrogen yang tepat mampu
hari/saat tanam (W2), sedangkan pada meningkatkan pertumbuhan dan
perlakuan 7 hst/hari setelah produksi tanaman kedelai (Suryati,
tanam(W3) berbeda nyata dengan 7 dkk. 2009). Menurut Mu’amal (2015),
hst/hari sebelum tanam (W1) dan 0 menyatakan bahwa waktu aplikasi
hari/saat tanam (W2), dan rata-rata pemupukan pada awal penanaman
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 37

memberikan hasil terbaik pada Berdasarkan rangkuman hasil


variabel pengamatan baik analisis ragam berat berangkasan basah
pertumbuhan maupun produksi tanaman kedelai (Glicine Max (L)
tanaman jagung.Tanaman yang merill) pada Tabel 1, menunjukan
mendapatkan asupan hara yang tepat bahwa pemberian berbagai macam
akan mampu tumbuh dan berkembang pupuk azolla tidak berbedanyata pada
dengan baik, sedangkan waktu variabel berat berangkasan basah.
aplikasi pupuk organik saat tanam sedangkan perlakuan waktu aplikasih
mampu menyediakan unsur nitrogen menunjukan hasil yang sangat berbeda
yang tepat pada awal pertumbuhan nyata pada varaiabel berat berangkasan
jagung. Menurut Hapsari (2013), basah taman kedelai. dan interaksi
bahwa nitrogen merupakan hara utama antara pemberian berbagai macam
bagi pertumbuhan tanaman, yang pada pupuk azolla dan waktu aplikasih
umumnya sangat diperlukan untuk menunjukan hasil yang tidak berbeda
pembentukan. nyata pada variabel berat berangkasan
basah tanaman kedelai.
Berat Berangkasan Basah

Tabel 7. Hasil analisis jarak berganda duncan waktu aplikasi pemupukan terhadap berat
berangkasan basah tanaman kedelai.

Waktu Pemupukan Berat Berangkasan Basah


W1 ( 7 hst/sebeum tanam ) 42,93 a
W2 (0 hari/Saat Tanam) 47,22 ab
W3 ( 7 hst/setelah tanam) 49,84 b
Keterangan : Angka-angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukan
berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda duncan taraf 5%.

Berdasarkan Tabel 7, menunjukan kedelai.


bahwa waktu aplikasi pemupukan (W), Waktu aplikasi pupuk nitrogen
berpengaruh nyata pada pengamatan yang tepat mampu meningkatkan
berata berangkasan basah. Pada uji pertumbuhandan produksi tanaman
jarak berganda duncan terhadap berat kedelai (Suryati, dkk. 2009). Menurut
brangkasan basah menunjukan bahwa Mu’amal (2015), menyatakan bahwa
perlakuaan waktu aplikasi pupuk waktu aplikasi pemupukan pada awal
azolla yitu 7 hst/hari setelah tanam penanaman memberikan hasil terbaik
(W3) tidak berbeda nyata dengan pada variabel pengamatan baik
perlakuan 0 hari/saat tanam (W2), tapi pertumbuhan maupun produksi
berbeda nyata dengan perlakuan 7 tanaman jagung.Tanaman yang
hst/hari sbelum tanam (W1). Dan mendapatkan asupan hara yang tepat
perlakuan waktu aplikasi pemupukan akan mampu tumbuh dan berkembang
(W3) memberikan hasil yang terbaik dengan baik, sedangkan waktu aplikasi
pada berat berangkasan basah pupuk organik saat tanam mampu
tanaman. Hal ini diduga bahwa waktu menyediakan unsur nitrogen yang
aplikasi pemupukan pada masa tepat pada awal pertumbuhan jagung.
fegetatif tanaman merupakan waktu
yang terbaik untuk produksi tanaman Berat Berangkasan Kering
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 38

Berdasarkan rangkuman hasil menunjukan hasil yang sangat berbeda


analisis ragam berat berangkasan kering nyata pada varaiabel berat berangkasan
tanaman kedelai (Glicine Max (L) kering taman kedelai. dan interaksi
merill) pada Tabel 1, menunjukan antara pemberian berbagai macam
bahwa pemberian berbagai macam pupuk azolla dan waktu aplikasi
pupuk azolla tidak berbedanyata pada menunjukan hasil yang tidak berbeda
variabel berat berangkasan kering. nyata pada variabel berat berangkasan
sedangkan perlakuan waktu aplikasih kering tanaman kedelai.

Tabel 8. Hasil analisis jarak berganda duncan waktu aplikasi pupuk azolla terhadap
berta berangkasan kering.

Interval Waktu Pemupukan Berat Berangkasan Kering

W1 ( 7 hst/sebeum tanam ) 24,98 a


W2 ( Saat Tanam) 26,42 a
W3 ( 7 hst/setelah tanam) 32,56 b
Keterangan : Angka-angka yang disertai dengan huruf yang sama menunjukan berbeda
tidak nyata menurut uji jarak berganda duncan taraf 5 %.

Berdasarkan Tabel 8, menunjukan waktu aplikasi pemupukan pada awal


bahwa waktu aplikasi pupuk azolla penanaman memberikan hasil terbaik
berpengaruh nyata terhadap berat pada variabel pengamatan baik
berangkasan kering. Pada uji jarak pertumbuhan maupun produksi
bergandan duncan terhadap berat tanaman jagung. Tanaman yang
berangkasan kering menunjukan mendapatkan asupan hara yang tepat
bahwa perlakuan waktu aplikasi akan mampu tumbuh dan berkembang
pemupukan (W), 7 hst/setelah tanam dengan baik, sedangkan waktu aplikasi
(W3), berbeda nyata dengan 0 hst/saat pupuk organik saat tanam mampu
tanam (W2), dan 7 hst/sebelum tanam menyediakan unsur nitrogen yang
(W1), sedangkan 0 hari/saat tanam tepat pada awal pertumbuhan jagung.
(W2) tidak berbedanyata dengan 7 Menurut Hapsari (2013), bahwa
hst/sebelum tanam. Dan pada nitrogen merupakan hara utama bagi
perlakuan waktu aplikasi pemupukan pertumbuhan tanaman, yang pada
(W), 7 hst/setelah tanam (W3) umumnya sangat diperlukan untuk
memberikan hasil yang terbaik, hal ini pembentukan atau pertumbuhan
diduga karena waktu pemupukan bagian- bagian vegetatif tanaman
azolla 7 hst/hari setelah tanam (W3) seperti daun, batang dan akar. Karena
merupakan waktu aplikasi yang tepat tanaman kedelai membutuhkan unsur
dalam meningkatkan produksi nitrogen pada periode tumbuhnya
tanaman kedelai sehingga yakni pada umur 5-10 hari setelah
menghasilakan berat berangkasan tanaman. Sehinga waktu aplikasih W3
kering tanaman kedelai yang terbaik. menunjukan hasil yang terbaik pada
Waktu aplikasi pupuk nitrogen berat berangkasan kering tanaman
yang tepat mampu meningkatkan kedelai.
pertumbuhan dan produksi tanaman
kedelai (Suryati, dkk. 2009). Menurut Berat Basah Polong
Mu’amal (2015), menyatakan bahwa Berdasarkan rangkuman hasil
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 39

analisis ragam berat basah polong hasil yang sangat berbeda nyata pada
tanaman kedelai (Glicine Max (L) varaiabel berat basah polong taman
merill) pada Tabel 1, menunjukan kedelai. dan interaksi antara pemberian
bahwa pemberian berbagai macam berbagai macam pupuk azolla dan
pupuk azolla tidak berbedanyata pada waktu aplikasih menunjukan hasil yang
variabel berat basah polong. sedangkan tidak berbeda nyata pada variabel berat
perlakuan waktu aplikasi menunjukan basah polong tanaman kedelai.

Tabel 9. Hasil analisis jarak berganda duncen perlakuan waktu aplikasi pemukan
terhadap berat basah polong

Interval Waktu Pemupukan Berat Basah polong


W1 ( 7 hst/sebeum tanam ) 16 a
W2 ( 0 hari/Saat Tanam) 19,8 b
W3 ( 7 hst/setelah tanam) 21,15 b
Keterangan : Angka-angka yang disertai dengan huruf yang sama menunjukan berbeda
tidak nyata menurut uji jarak berganda duncan taraf 5 %.

Bedasarkan Tabel 9, menunjukan bahwa waktu aplikasi pemupukan pada


bahwa waktu aplikasi pemupukan awal penanaman memberikan hasil
berpengaruh nyata pada parameter terbaik pada variabel pengamatan baik
pengamatan berat basah polong. pertumbuhan maupun produksi tanaman
Padaujijarak berganda duncan terhadap jagung. Tanaman yang mendapatkan
berat basah polong menunjukan bahwa asupan hara yang tepat akan mampu
perlakuan waktu aplikasi pupuk azolla tumbuh dan berkembang dengan baik,
(W), 7 hst/hari sebelum tanam (W1 sedangkan waktu aplikasi pupuk
)berbedanyata dengan perlakuan 0 organik saat tanam mampu
hari/saat tanam (W2), dan 7 hst/hari menyediakan unsur nitrogen yang tepat
setelah tanam sedangkan pada pada awal pertumbuhan jagung.
perlakuan 0hari/saattanam (W2) tidak
berbeda nyata dengan7hst/hari setelah Berat Kering Polong
tanam(W3), dan pada perlakuan waktu Berdasarkan rangkuman hasil
aplikasi (W3) menunjukan hasil yang analisis ragam berat kering polong
terbaik. Hal ini diduga karena waktu tanaman kedelai (Glicine Max (L)
pemupukan azolla 7hst/hari setelah merill) pada Tabel 1, menunjukan
tanam (W3) merupakan waktu yang bahwa pemberian berbagai macam
tepat dalam meningkatkan produksi pupuk azolla tidak berbedanyata pada
tanaman kedelai sehingga variabelberat kering polong. sedangkan
menghasilakan berat basah polong perlakuan waktu aplikasih menunjukan
tanaman kedelai yang terbaik. Menurut hasil yang sangat berbeda nyata pada
Suryanti, dkk. (2009), menyatakan varaiabel berat kering polong taman
bahwa waktu pemberian pupuk ada tiga kedelai. dan interaksi antara pemberian
kali (pada saat tanam, 3 minggu setelah berbagai macam pupuk azolla dan
tanam dan awal berbunga) merupakan waktu aplikasih menunjukan hasil yang
waktu pemberian N terbaik untuk tidak berbeda nyata pada variabel berat
pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. kering polong tanaman kedelai.
Menurut Mu’amal (2015), menyatakan
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 40

Tabel 10. Hasil analisis jarak berganda duncen perlakuan waktu aplikasi pemukan
terhadap berat kering polong

Interval Waktu Pemupukan Berat Kering polong

W1 ( 7 hst/sebeum tanam ) 7,86 a


W2 (0 hari/ Saat Tanam) 10,13 b
W3 ( 7 hst/setelah tanam) 11,04 b
Keterangan : Angka-angka yang disertai dengan huruf yang sama menunjukan berbeda
tidak nyata menurut uji jarak berganda duncan taraf 5 %.

Pada Tabel 10, menunjukan Bobot 100 Biji


bahwa waktu aplikasih pemupukan Berdasarkan rangkuman hasil
memberikan pengaruh yang berbeda analisis ragam bobot 100 biji tanaman
nyata pada parametar berat kering kedelai (Glicine Max (L) merill) pada
polong tanaman kedelai. Pada uji jarak Tabel 1, menunjukan bahwa pemberian
berganda duncan terhadap berat basah berbagai macam pupuk azolla tidak
polong menunjukan bahwa perlakuan berbedanyata pada variabel bobot 100
waktu aplikasi pupuk azolla (W), 7 biji. sedangkan perlakuan waktu
hst/hari sebelum tanam (W1) berbeda aplikasi menunjukan hasil yang sangat
nyata dengan perlakuan 0 hari/saat berbeda nyata pada varaiabel bobot 100
tanam (W2), dan 7 hst/hari setelah biji taman kedelai. dan interaksi antara
tanam sedangkan pada perlakuan 0 pemberian berbagai macam pupuk
hari/saat tanam (W2) tidak berbeda azolla dan waktu aplikasi menunjukan
nyata dengan 7 hst/hari setelah hasil yang tidak berbeda nyata pada
tanam(W3), dan pada perlakuan waktu variabel bobot 100 biji tanaman kedelai.
aplikasi (W3) menunjukan hasil yang Berdasarkan Tabel 11,
terbaik. Hal ini diduga karena waktu menunjukan bahwa hasil analisis
pemupukan azolla 7 hst/hari setelah ragam berat 100 biji tanama kedelai
tanam (W3) merupakan waktu yang dengan perlakaun waktu aplikasih
paling tepat dalam menyediakan unsur pemupukan (W) menunjukan hasil
nitrogen sehingga menghasilakan berat yang sangat berbeda nyata pada
kering polong tanaman kedelai variabel pengamatan 100 biji tanaman
yangtinggi. Menurut Suryanti, dkk. kedelai, pada perlakuan berbagai
(2009), menyatakan bahwa waktu macam pemupukan azolla (A)
pemberian pupuk ada tiga kali ( pada menunjukan tidak berbeda nyata pada
saat tanam, 3 minggu setelah tanam variabel pengamatan berat 100 biji
dan awal berbunga) merupakan waktu tanaman kedelai, sedangkan interaksi
pemberian N terbaik untuk antara waktu pemupukan dan
pertumbuhan dan hasil tanaman dosis/konsentrasi berbagai macam
kedelai. Waktu aplikasi pupuk pupuk azolla berbeda tidak nyata pada
nitrogen yang tepat mampu variabel pengamatan berat 100 biji
meningkatkan pertumbuhan dan tanaman kedelai. Adapun rata-rata
produksi tanaman kedelai (Suryati, berat 100 biji tanaman yang
dkk. 2009). dipengaruhi oleh perlakuan interval
waktu pemupukan di sajikan pada
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 41

Tabel11.
Tabel 11. Hasil analisis jarak berganda duncen perlakuan waktu aplikasi pemukan
terhadap berat 100 biji

Interval Waktu Pemupukan Bobot 100 Biji

W1 ( 7 hst/sebelum tanam ) 11,23 a


W2 ( 0 hari/saat tanam) 20,73 b
W3 ( 7 hst/setelah tanam) 22,02 b
Keterangan : Angka-angka yang disertai dengan huruf yang sama menunjukan berbeda
tidak nyata menurut uji jarak berganda duncan taraf 5 %.

Berdasarkan Tabel 11, pembentukan atau pertumbuhan


menunjukan bahwa perlakuan waktu bagian-bagian vegetatif tanaman
pemupukan (W) memberikan pengaruh seperti daun, batang dan akar. Fungsi
nyata pada pengamatan berat biji nitrogen bagi tanaman adalah untuk
pertanaman .Pada uji jarak berganda meningkatkan pertumbuhan tanaman,
duncan terhadap berat biji pertanaman menyehatkan pertumbuhan daun, daun
kedelai menunjukan bahwa perlakuan tanaman menjadi luas dengan warna
waktu pemupukan (W) 7 hst/hari yang hijau (Hapsari, 2013). Menurut
sebelum tanam (W1) berbeda nyata Suryanti, dkk. (2009), menyatakan
dengan perlakuan 0 hari/saat bahwa waktu pemberian pupuk ada
tanam(W2), dan 7 hst/hari setelah tiga kali ( pada saat tanam, 3 minggu
tanam, sedangkan perlakuan 0 hari/saat setelah tanam dan awal berbunga)
tanam (W2) tidak berbedanyata dengan merupakan waktu pemberian N terbaik
7 hst/hari setelah tanam (W3). untuk pertumbuhan dan hasil tanaman
Sedangkan pada perlakuan (W3) kedelai. Peningkatan tinggi tanaman
memberikan hasil yang lebih tinggi dan luas daun dapat menyebabkan
pada variabel pengamatan berat biji pembentukan biomassa tanaman
pertanaman kedelai, Hal ini diduga meningkat sehingga menghasilkan
karena waktu aplikasi pemupukan(W) berat kering tanaman yang tinggi
7 hst/hari setelah tanam (W3) (Handayunik, 2008 dalam
merupakan waktu yang tepat dalam Zakariah,2012). Menurut Mu’amal
meningkatkan produksi tanaman (2015), menyatakan bahwa waktu
kedelai sehingga menghasilakan berat aplikasi pemupukan pada awal
biji tanaman kedelai yang terbaik. penanaman memberikan hasil terbaik
Tanam kedelai membutuhkan unsur pada variabel pengamatan baik
nitrogen pada awal periode tumbuhnya pertumbuhan maupun produksi
yakni 6-10 hari setelahtanam. tanaman jagung. Mu’amal (2015),
Waktu aplikasi pupuk nitrogen menjelaskan bahwa tanaman
yang tepat mampu meningkatkan membutuhkan unsur nitrogen pada
pertumbuhan dan produksi tanaman awal periode tumbuhnya yakni pada
kedelai (Suryati, dkk. 2009).Menurut umur 6 – 10 hari setelah tanam.
Sutedjo (2008) dalam Hapsari (2013), Sehinga di W3 merupakan waktu
bahwa nitrogen merupakan hara utama aplikasi yang tepata dalam
bagi pertumbuhan tanaman, yang pada meningkatkan produksi tanaman
umumnya sangat diperlukan untuk kedelai yaitu pada fariabel
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 42

pengamatan bobot 100 biji. hst/hari setelah tanam (W3) adalah


yang terbaik dalam meningkatkan
KESIMPULAN DAN SARAN produksi tanaman kedelai.
3. Tidak terdapat interaksi antara
Kesimpulan perlakuan waktu aplikasi
pemupukan (W) dan
Berdasarkan analisis data dosis/konsentrasi berbagai macam
pemberian berbagai macam pupuk organik azolla dalam
dosis/konsentrasi pupuk organik azolla meningkatkan pertumbuhan dan
(Azolla micropylla) dan interval waktu produksi tanaman kedelai.
aplikasi terhadap pertumbuhan dan
produksi tanaman kedelai (Glycine Max
(L) Merill), dapat disimpulkan bahwa : Saran.
Dalam budidaya tanaman kedelai
1. Perlakuan dosis/konsentrasi dapat dipertimbangkan untuk
berbagai macam pupuk organik menggunakan waktu aplikasi
azolla tidak berpengaruh nyata pemupukan 7 hst/hari setelah (W3)
terhadap peningkatan pertumbuhan karena mampu meningkatkan produksi
dan produksi tanaman kedelai tanaman kedelai. Namun masih perlu
2. Perlakuan interval waktu aplikasi penelitian lebih lanjut karena masih
pemupukan (W) berbeda sangat memungkinkan adanya waktu aplikasih
nyata terhadap peningkatan pemupukan yang diduga memberikan
produksi tanaman kedelai namun hasil yang lebih optimal terhadap
tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
peningkatan pertumbuhan tanaman kedelai.
kedelai. Waktu aplikasi (W) 7

DAFTARA PUSTAKA Pertanian Berkelanjutan”. Edisi


Pertama.UMJ: Jember.
Anwar Bey, Faad Maonde, dkk.
2015.”The Discrepancy of Students’ Haspari, Oki N. 2013. Pengaruh
Mathematic Achievement through Pemberian Pupuk Organik Cair Azolla
Cooperative Learning Model, and the Sp Terhadap Serapann Nitrogen,
ability in mastering Languages and Phospor, Biomas Kering dan
Science”. Internasional Journal Of Percepatan Pembungaan Tanaman
Education and Research 3(1). D Mentimun : Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Firmansyah, Dwi P., Soenaryo, Alam IKIP PGRI Semarang.
dan Setyono Yudo. 2012. Pengaruh
Mukri, Dhaniel. 2008. Pemberian
Pemberian Berbagai Bentuk Azolla dan
limbah kelapa sawit (sludge) dan NPK
pupuk N Terhadap Pertumbuhan dan
organik terhadap pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Jagung Manis (Zea
produksi tanaman jagung manis (Zea
Mys var. Saccharata). Jurnal Produksi
mys saccharta). penelitian. Skripsi.
Tanaman Vol. 1 No. $. Jurusan
Riau : Fakultas Pertanian Universitas
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Riau.
Universitas Brawijaya.
Mu`amal, A., 2015. “Efektivitas
Hasbi, Hudaini., 2012.”Azolla:
potensi, mafaat, dan Peluang dalam Waktu Aplikasi dan Pemberian
Berbagai Dosisi Kompos Azoll (Azolla
Agritrop, Vol. 15 (1): 25 - 43 43

sp.) Dalam Meningkatkan (Curah Hujan) Terhadap Produksi


Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tanaman Pangan Di Kbaupaten
Jagung (Zea Mays L.)” Faperta UMJ, Pacitan. Balai Penelitian Agroklimat
Jember. dan Hidrologi, Balitambang Kementan.

Pasaribu, Andi E. 2009. Pengaruh Sukmawati. 2013. “Respon


Waktu Aplikasih Dan Pemberian Tanaman Kedelai Terhadap Pemberian
Berbagai Dosis Kompos Azolla Pupuk Organik Inokulasi FMA dan
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Varietas Kedelai ditanam Pasiran”.
Tanaman Kailan. Penelitian Skripsi. UNW:Mataram.
Fakultas Agronomi. Universitas
sumatera Utara. Suryati, Dotti, N. Susanti, dan
Hasanudin. 2009. Waktu Aplikasih
Pupuk Nitrogen Terbai Untuk
Pendra. 2013.” Pengaruh Pupuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil
Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai Varietas Kipas Putih
dan Hasil Beberapa Varietas kacang dan Galur 13 ED. Akta Agrosia Vol.
hijau (Phaseolus radiatus L.)’. Fakultas 12 No. 2. Jurusan Budidaya Tanaman
Pertanian Universitas Taman Siswa Fakultas Pertanian Universitas
Padang. Bengkulu.

Purba, Jonaha. 2009. Uji Syekhfani, 2012. Rekomendasi


Efektivitas Pengaruh Waktu Aplikasih Pemupukan Berimbang Untuk
Pupuk Hijau kirinyuh Budidaya Tanaman Jagung (Zea Mays
(Chromolaenadorata L.). Penelitian L.). Jurnal Produksi Tanaman. Malang :
Skripsi. Sumatra : Departemen Fakultas Pertanian Universitas
Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Brawijaya.
Universitas Sumatra Utara.
Umarie, Iskandar, daan Moh.
Quridho Taufik, 2016. Efektifitas Holil. 2016. Potensi Hasil Dan
Pemberian Dosis Pupuk Organik Kulit Kontribusi Sifat Agronomi Terhadap
Pisang dan Kompos Azolla Terhadap Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max
Pertumbuhan dan Produksi Tanaan L. MERRIL) Pada Sistem Tumpansari
Kedelai (Glicine max (L.) merill). Tebu-Kedelai. Agritrop. 14 (1) : 1 – 11.
Fakultas Pertanian Universitas
Wahid, A.S., 2003. Peningkatan
Muhammadiyah Jember.
Efisiensi Pupuk Nitrogen Pada Padi
Sawah Dengan Metode Bagan Warna
Saputra, Dodi., 2010.” Pengaruh
Daun. Jurnal Litbang Pertanian. P. 157.
Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Urea
Terhadap Komponen Hasil Berbagai
Yuda, Pramudya Arya, Iskandar
Kultivar Kedelai (Glycine max (L).
Umarie, dan Wiwit Widiarti. 2015.
Merril)”. Program Studi Agroteknologi
Pendugaan Parameter Genetik
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Tanaman Kedelai Pada Sistem
Pertanian Universitas Riau :
Pertanaman Tumpangsari Tebu-
Pekanbaru.
Kedelai (Bulai). Agritrop. 13 (2) : 137
– 145.
Suciantini, 20015. Interaksi Iklim

Anda mungkin juga menyukai