ABSTRAK
Biofertilizer (pupuk hayati) adalah pupuk yang berasal dari biomassa berbagai mikroorganisme
tanah yang berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga mudah diserap oleh tanaman. Bakteri
sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bakteri dapat diperoleh dengan melakukan isolasi dari
berbagai tempat, salah satunya adalah tanah TPA dan Tanah Residu. Praktikum ini bertujuan untuk
mempelajari mikroorganisme yang berperan sebagai biofertilizer atau pupuk hayati dan mengamati hasil
metabolisme. Praktikum ini dilakukan di Laboraturium Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Malang.
Pertumbuhan bakteri bisa dilihat melalui data nilai absorbansi yang didapatkan melalui alat spektrofotometer.
Isolat bakteri yang telah diinokulasi tersebut memiliki perbedaan kecepatan pertumbuhan dan faktor utama
perbedaan tersebut yaitu perbedaan jenis bakteri. Pada pengamatan pertumbuhan bakteri pada media IAA
Tanah Residu Pestisida, nilai OD total tertinggi didapatkan dari tanah residu pada tebu. Penyebab rendahnya
nilai OD pada isolat bakteri tanah residu pada tanaman mangga, tomat dan jagung adalah adanya hubungan
interaksi negatif. Interaksi negatif menyebabkan turunnya tingkat pertumbuhan dengan meningkatnya
kepadatan populasi bakteri itu sendiri. Media Fiksasi Nitrogen pada Tanah TPA didapatkan hasil yang
berbeda beda dengan nilai OD total tertinggi didapat dari kelompok 4, hal ini dapat disimpulkan tanah TPA
milik kelompok 4 mempunyai kecenderungan potensi fiksasi N yang relatif tinggi dibanding isolat yang lain.
pada pengamatan pertumbuhan bakteri Pada media Fiksasi Nitrogen Tanah TPA, semua kelompok
mengalami penurunan nilai OD yang berarti bakteri sulit tumbuh tanpa N. Pada prinsipnya terdapat 3 faktor
yang mempengaruhi fiksasi Nitrogen secara biologis yaitu tanah, tanaman, dan rhizobium. Ketiga faktor ini
saling berkaitan satu sama lain sehingga saling berhubungan.
Kata kunci: biofertilizer, tanah, nitrogen
PENDAHULUAN
Biofertilizer (pupuk hayati) adalah pupuk yang berasal dari biomassa berbagai
mikroorganisme tanah yang berfungsi sebagai penyedia hara dalam tanah, sehingga mudah diserap
oleh tanaman (Nugraha, 2014) Bahan yang mengandung mikroba hidup dan dapat membantu
dalam meningkatkan kesuburan tanah baik melalui fiksasi nitrogen, pelarutan fosfor atau
pengomposan limbah organik atau dengan menghasilkan zat pengatur tumbuh melalui aktivitas
biologisnya untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman (Narula, 2013).
Bakteri sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Misalnya, dalam bidang pangan,
bidang kesehatan, bidang industri, bidang lingkungan, bidang pertanian serta bidang-bidang
lainnya. Bakteri yang berperan didalam bidang pertanian, yaitu sebagai pupuk hayati dan
biokontrol. Bakteri dapat diperoleh dengan melakukan isolasi dari berbagai tempat, salah satunya
adalah tanah TPA dan Tanah Residu. Bakteri yang terdapat di TPA yang telah beradaptasi dengan
lingkunngan TPA kemungkinan adalah bakteri yang dapat mengurai berbagai bahan organik yang
salah satunya adalah bahan organik untuk pembuatan pupuk organik (Pratama, 2018). Bakteri dari
TPA dan Tanah residu yang berbeda pun juga mampunyai kemungkinan dapat mengurai bahan
organik, akan tetapi dengan kemampuan yang berbeda.
Tanah merupakan suatu ekosistem yang mengandung berbagai jenis biota (organisme) dengan
morfologi dan sifat fisiologi yang berbeda-beda. Ada yang hanya terdiri atas beberapa individu, ada
pula yang jumlahnya mencapai jutaan per gram tanah. Banyaknya biota berpengaruh terhadap sifat
kimia dan fisik tanah serta pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah yang terganggu akibat
penggunaan pestisida mempengaruhi kualitas gizi tanah dan memberikan gangguan ekologis yang
serius. Rendahnya mikroba tanah juga dapat mengurangi kontribusi mikroba terhadap
kesuburan tanah. Pada praktikum ini digunakan tanah residu pestisida karena digunakan sebagai uji
mikroorganisme dalam tanah residu pestisida. Menurut Benu (2020) Penggunaan pestisida secara
intensif diduga akan mempengaruhi pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme tanah tersebut.
Populasi mikroorganisme dalam tanah yang berkurang akan sangat berpengaruh terhadap tingkat
kesuburan tanah.
Pupuk hayati (biofertilizer) adalah bahan penyubur tanah yang mengandung mikroba hidup
atau sel hidup yang berfungsi untuk meningkatkan kemampuan akar tanaman menyerap unsur-
unsur hara dari dalam tanah guna mendukung pertumbuhan tanaman (Mohammadi dan Sohrabi,
2012) Mikroba membantu menguraikan unsur-unsur yang ada pada tanah menjadi senyawa yang
dapat diserap oleh akar tanaman. pupuk hayati pada prinsipnya merupakan mikroba yang mampu
meningkatkan atau memperbaiki ketersediaan unsur hara bagi tanaman (Sukmadi, 2016). dapat
disimpulkan bahwa biofertilizer adalah produk atau formulasi yang manfaatnya sama seperti pupuk
kimia yaitu menyediakan unsur hara N, P, K atau unsur hara dan substansi lainnya (hormon
pertumbuhan) untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Oleh karena mampu
mengurangi konsumsi pupuk kimia, maka teknologi pupuk hayati ini diyakini sebagai bagian
penting dalam sistem pertanian berkelanjutan. Penggunaan pupuk hayati tidak akan meninggalkan
residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari mikroorganisme yang berperan sebagai
biofertilizer atau pupuk hayati dan mengamati hasil metabolisme
KESIMPULAN
Pada pengamatan pertumbuhan bakteri pada media IAA Tanah Residu Pestisida, nilai
OD total tertinggi didapatkan dari tanah residu pada tebu. Penyebab rendahnya nilai OD pada isolat
bakteri tanah residu pada tanaman mangga, tomat dan jagung adalah adanya hubungan interaksi
negatif. Interaksi negatif menyebabkan turunnya tingkat pertumbuhan dengan meningkatnya
kepadatan populasi bakteri itu sendiri. Kemudian, pada pengamatan pertumbuhan bakteri Pada
media Fiksasi Nitrogen Tanah TPA didapatkan hasil yang berbeda beda dengan nilai OD total
tertinggi didapat dari kelompok 4, hal ini dapat disimpulkan tanah TPA milik kelompok 4
mempunyai kecenderungan potensi fiksasi N yang relatif tinggi dibanding isolat yang lain. pada
pengamatan pertumbuhan bakteri Pada media Fiksasi Nitrogen Tanah TPA, semua kelompok
mengalami penurunan nilai OD yang berarti bakteri sulit tumbuh tanpa N. Bakteri dari TPA dan
Tanah residu diambil dari tempat yang berbeda beda, namun sama-sama mampunyai kemungkinan
dapat mengurai bahan organik, akan tetapi dengan kemampuan yang berbeda. Pada prinsipnya
terdapat 3 faktor yang mempengaruhi fiksasi Nitrogen secara biologis yaitu tanah, tanaman, dan
rhizobium. Ketiga faktor ini saling berkaitan satu sama lain
DAFTAR PUSTAKA
Adianto, Redi Rusmana. 2017. Uji Potensi Isolat Rhizobakteri Tanaman Teh (Camellia Sinensis)
Dan Kakao (Theobroma Cacao) Sebagai Pupuk Hayati. Universitas Muhammadiyah
Malang
Benu, Anthonius Dan Lince. 2020. Dampak Residu Pestisida Pada Keanegaragaman Jamur Pada
Lahan Sayuran. Jurnal Iltan Lingkungan 22(2) 80-88
Hadisuwito, Sukamto. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Agromedia
Mohammadi K, Sohrabi Y (2012) Bacterial Biofertilizers For Sustainable Crop Production: A
Review. Arpn J Agr Biol Sci 7:307-316
Nugraha, Restu, Tri Ardyati Dan Suharjono. 2014. Eksplorasi Bakteri Selulolitik Yang Berpotensi
Sebagai Agen Biofertilizer Dari Tanah Perkebunan Apel Kota Batu, Jawa Timur.
Biotropika 2(4) 159-163
Pranata, Ivan Tjahja, Adminarwati Hulu, Dan Yoga Aji Handoko. 2018. Prospek Introduksi
Regulon Nif Dari Bakteri Klebsiella Pneumoniae Ke Dalam Genom Mitokondria
Tanaman. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 18 (3):215-225
Pratama, Ekky Alfi. 2018. Isolasi Dan Uji Potensi Bakteri Dari Tempat Pembuangan Akhir
Sampah Sebagai Biodekomposer Dan Biofertilizer. Universitas Muhammadiyah Malang
Sapalina, Fadilla, Eko Noviandi Ginting, Dan Fandi Hidayat. 2022. Bakteri Penambat Niktrogen
Sebagai Agen Biofertilizer. Warta Ppks, 27(1): 41-50
Sukmadi, R.B. 2016. Kajian Proses Produksi Pupuk Hayati Bio-Srf Dan Pengujian Efektivitasnya
Pada Tanaman Bawang Merah. Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia 3(1) 20-27
Utami, Ms. 2018. Fiksasi Nitrogen Secara Otomatis Suatu Alternatif Penyediaan Unsur Hara
Nitrogen Pada Tanaman Kedelai. Universitas Udayana
Widawati, S Dan Muharam, A. 2012. Uji Laboratorim Azospirillum Sp. Yang Diisolasi Dari
Beberapa Ekosistem. J. Hortikultura 22(3):258-267