Gergonius Fallo S.Si., M. Si,1*) Lukas Pardosi S.Pd., M.Si2) Agustina Yovita Boluk3)
Program Studi Biologi, Fakultas Pertanian, Universitas Timur Kefamenanu, Indonesia
123
Email: *1gergofallo@yahoo.com
ABSTRAK
Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU) merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT) yang memiliki luas wilayahnya ± 2,669,70 km². Kabupaten TTU memiliki
lahan pertanian yang luas dan berpotensi untuk budidaya tanaman cabai merah (Capsicum annuum
L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengkarakterisasi dan menyeleksi potensi bakteri
pelarut fosfat (BPF) yang berada disekitar perakaran tanaman cabai merah. Isolasi BPF menggunakan
metode gores dan metode sebar. Hasil isolasi diperoleh 20 isolat. Hasil karakterisasi ke 20 isolat
memiliki bentuk koloni bulat, rhizoid, panjang, ukuran kecil, sedang, besar, elevase rata, warnah
putih, bening. Hasil seleksi BPF diketahui 5 isolat berpotensi sebagai pelarut fosfat dan yang
memiliki indeks pelarutan fosfat tertinggi yaitu isolat CMB04 sebesar 2,10 mm.
Kata Kunci : Baktersi Pelarut Fosfat; Cabai Merah; Isolasi dan Seleksi
1. PENDAHULUAN
Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU) merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi
Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki luas wilayahnya ± 2,669,70 km². Suhu di
Kabupaten TTU pada umumnya sama dengan Wilayah Provinsi NTT yaitu rata-rata 30-36ºC.
Kabupaten TTU memiliki lahan pertanian yang luas dan berpotensi untuk budidaya tanaman Cabai
merah (Capsicum annuum L.) (BPS, 2020).
Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultur, sebagai
jenis sayuran atau buah untuk dibudidayakan. Cabai merah juga merupakan bahan masakan
sehingga cabai merah sangat diperlukan oleh ibu-ibu sebagai pelengkap bumbu dapur. Dengan
beragamnya kebutuhan manusia maka penggunaan cabai merah pun akan menigkat setiap
tahunnya (Kementerian Pertanian, 2017)
Produksi cabai merah di Kabupaten TTU sering mengalami penurunan. Produksi tahun
2019 yaitu 23 ton/ha. Tahun 2020 yaitu 8,5 ton/ha (BPS, 2021). Penurunan hasil produksi
cabai merah di Kabupaten TTU di sebabkan karena menurunnya kadar bahan organik tanah,
kelebihan menggunakan pupuk kimia sehingga merusak struktur tanah, dan kurangnya
perawatan. Untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tanah diperlukan kombinasi
pupuk organik yang tepat (Isnaini, 2006). Meskipun pada tingkat petani cabai merah
pemberian pupuk fosfat granul sudah di lakukan akan tetapi fosfat yang diberikan kurang
optimal karena fosfat dalam tanah masih berbentuk senyawa tertikat. Menurut Isgitani (2005)
tanaman hanya dapat memanfaatkan fosfat dalam bentuk granula sebesar 5-20% dari pada
pupuk fosfat yang diberikan, maka dari itu diperlukan suatu cara untuk meningkatkan pupuk
fosfat granula, yaitu memanfaatkan bakteri yang berpotensi sebagai pelarut fosfat sehingga
menjadi fosfat dalam bentuk terlarut agar di manfatkan oleh tanaman.
Bakteri pelarut fosfat di kenal sebagai salah satu alternatif untuk pemupukan P (fosfor)
karena kemampuannya dalam melepaskan P dari sumber P sukar larut menjadi mudah larut
[Isolasi Dan Seleksi Bakteri Pelarut Fosfat Dari Rhizosfer Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
Di Kabupaten Timor Tengah Utara] |1
Biosene Vol ___,No. ___, Februari 2022 ISSN: 2622 - 6286
melalui kemampuannya mensintesis dan mensekresikan asam organik seperti asam malat,
oksalat, dan glukonat, (Vassilev et. al., 2001; Khan et al., 2007). Menurut (Yanti et al., 2009)
pemberian mikroba pelarut fosfat pada tanah yang ditanam cabai merah menunjukkan adanya
peningkatan berat basah cabai merah sebesar 58,40 gr dibandingkan dengan kontrol 31,40 gr,
sedangkan berat kering cabai merah sebesar 13,55 gr daripada kontrol 7,30 gr. Pada tanah
yang diinokulasikan bakteri pelarut fosfat, hasil pertanian akan meningkat baik kualitas
maupun bobot kering dari tanaman tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Pal (1998)
menggunakan bakteri pelarut fosfat (Bacillus sp.) pada tanah yang diberi pupuk fosfat akan
meningkatkan jumlah dan bobot kering pada tanaman cabai merah.
Melihat besarnya potensi dari mikroba di dalam tanah, seperti bakteri pelarut fosfat
yang dapat membantu penyediaan unsur hara fosfor bagi pertumbuhan tanaman, maka perlu
usaha untuk mengembangkan dan mengetahui lebih banyak karakteristik dari bakteri pelarut
fosfat agar dapat lebih optimal dalam pemanfaatannya di bidang pertanian.
2. METODOLOGIPENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan April-November 2021 di Laboratorium Fakultas
Pertanian Universitas Timor.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan penelitian ini yaitu: inkubator, petridis, tabung reaksi, rak tabung
reaksi, jarum ose, spatula, bunsen, batang pengaduk, labu erlenmyer, gelas ukur, gelas beker,
autoclave, oven, timbangan analitik, hotplate, kaca objek, pipet tetes, kamera, alat tulis dan
linggis
Bahan yang digunakan yaitu : Sampel tanah, NaCl fisiologis 85%, media Nutrien Agar
(NA), Media Pikovskaya, aquades, alkohol 70%, bahan pewarnaan gram, spiritus, tisu, kapas,
plastik sampel, karet, alumanium foil, cling wrap, kertas label, dan kertas.
Pengambilan Sampel Tanah
Sampel tanah diambil dari 10 titik di 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Miomaffo
Barat, Kecamatan Insana Barat, Kecamatan Noemuti, dan Kecamatan Miomaffo Timur. Tiap
Kecamatan di pilih 1 (satu) desa untuk pengampilan sampel tanah. Sampel diambil sekitar
perakaran tanaman Cabai Merah. Sampel tanah diambil dengan kedalaman ± 5-10 cm (Fallo
et al, 2015), kemudian dimasukkan kurang lebih 500gr sampel tanah ke dalam plastik sampel
steril untuk isolasi bakteri di laboratorium Fakultas Pertanian Univerrsitas Timor.
Isolasi Bakteri Pelarut Fosfat
Isolasi bakteri pelarut fosfat dengan metode pengenceran berseri menggunakan media
Nutrient Agar (NA), (Widawati et al., 2011). Sebanyak satu gram tanah dimasukkan ke
dalam tabung berisi 10 ml larutan garam fisiologis 0.85% ditambahkan 100 mL aquades steril
dan dihomogenkan dengan batang pengaduk. Kemudian dilakukan pengenceran secara serial.
Hasil Pengenceran 10-3,10-4 dan 10-5 disebar sebanyak 0.1 ml pada media NA padat steril dan
diinkubasi pada suhu ruang selama 1 x 24 jam. Pemurnian bakteri dilakukan dengan cara
koloni bakteri yang tumbuh diambil menggunakan jarum ose secara aseptis dan digoreskan
pada media NA padat steril. Media tersebut diinkubasi selama 72 jam sehingga didapatkan
isolatmurni (Purwaningsih, 2003). Karakter morfologi diidentifikasi dengan mengacu pada
Holt et al., (1994), meliputi bentuk koloni, warna koloni, elevasi, tepian. Kemudian
melakukan media agar miring menggunakan media NA untuk mendapatkan stok kultur untuk
uji seleksi bakteri bakteri pelarut fosfat.
[Isolasi Dan Seleksi Bakteri Pelarut Fosfat Dari Rhizosfer Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
Di Kabupaten Timor Tengah Utara] |2
Biosene Vol ___,No. ___, Februari 2022 ISSN: 2622 - 6286
Hasil isolasi bakteri pelarut fosfat (BPF) pada perakaran tanaman cabai merah
(Capsicum annum L.) diperoleh 20 isolat. Ke 20 isolat tersebut diperoleh dari 3 lokasi di
Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yaitu Kecamatan Miomafo Barat di peroleh 6 isolat,
Kecamatan Noemuti di peroleh 6 isolat, dan Kecamatan Insana Barat Di peroleh 8 isolat.
Hasil karakterisasi morfologi koloni ke 20 isolat bakteri dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Karakterisasi Morfologi Koloni Bakteri Pelarut Fosfat pada perakaran Cabai Merah
(Capsicum annum L.)
No Lokasih Kode Karakterisasi
Pengambilan Isolat Bentuk Ukuran Elevase Warna
Sampel
CMB 01 Bulat Besar Rata Putih
CMB 02 Bulat Kecil Rata Putih
Kecamatan CMB 03 Rhizoid Kecil Rata Putih
1.
Miomafo Barat CMB 04 Panjang Kecil Rata Putih
CMB 05 Panjang Besar Rata Putih
CMB 06 Bulat Sedang Rata Putih
CN 01 Bulat Kecil Rata Putih
CN 02 Panjang Kecil Rata Putih
Kecamatan CN 03 Bulat Besar Rata Putih
2.
Noemuti CN 04 Bulat Besar Rata Bening
CN 05 Rhizoid Sedang Rata Bening
CN 06 Rhizoid Kecil Rata Putih
RTCR 01 Bulat Kecil Rata Putih
RTCR 02 Bulat Kecil Rata Putih
3. RTCR 03 Bulat Kecil Rata Putih
Kecamatan RTCR 04 Bulat Besar Rata Putih
Insana Barat RTCR 05 Panjang Sedang Rata Putih
RTCR 06 Panjang Besar Rata Putih
RTCR 07 Bulat Besar Rata Putih
RTCR 08 Bulat Kecil Rata Putih
Isolasi bakteri pelarut fosfat menggunakan sampel tanah dari tanah disekitar perakaran
tanaman. Hasil isolasi diperoleh 20 isolat. Ditemukannya bakteri di sekitar perakaran
tanaman menunjukkan bahwa bakteri sering berasosiasi dengan tanaman. Senyawa metabolit
berupa eksudat yang di keluarkan oleh tanaman melalui akar dimanfaatkan oleh bakteri
sebagai nutrisi, sebaliknya bakteri akan mendukung pertumbuhan tanaman melalui produksi
hormon pertumbuhan dan melarutkan unsur-unsur yang masih terjerat di dalam tanah seperti
unsur P, K, Fe, Al, Ca, dan Mg sehingga unsur-unsur tersebut dapat dilarutkan oleh bakteri
selanjutnya menjadi unsur yang tersedia bagi tanaman. (Purwaningsih, 2003).
Hasil isolasi diketahui jumlah isolat tiap Kecamatan bervariasi. Hal ini dikarenakan
adanya faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap jumlah bakteri. Salah satu faktor
lingkungan yang berpengaruh yaitu pH tanah. Menurut Achmad (2011) tanah dapat
menentukan kelimpahan bakteri dimana semakin rendah pH suatu tanah maka kelimpahan
[Isolasi Dan Seleksi Bakteri Pelarut Fosfat Dari Rhizosfer Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
Di Kabupaten Timor Tengah Utara] |4
Biosene Vol ___,No. ___, Februari 2022 ISSN: 2622 - 6286
suatu bakteri juga semakin rendah (Zheng et al., 2019). Faktor lain yang mempengaruhi
perbedaan jumlah isolat bakteri yaitu eksudat dari tanaman, kadar C organik dan kadar P
yang tersedia di dalam tanah (Niswati et al., 2008). Menurut Suparnorampius et al., (2020)
kadar C organik dan P tersedia di dalam tanah memiliki pengaruh dengan jumlah populasi
bakteri.
Hasil Karakterisasi morfologi Koloni 20 isolat dari perakaran tanaman cabai merah
(Capsicum annum L.) di tiga Kecamatan pada umumnya berbentuk (bulat), ukuran (kecil),
elevase (rata), warna (putih). Menurut Irfan, M. (2014), karakter bakteri pada perakaran
tanaman pada umumnya memiliki bentuk koloni bulat. Sari et al., (2008) juga
menambahkan, berdasarkan pengamatan morfologi koloni pada hasil isolat dari tanaman
yang di teliti menunjukkan hasil yang sama, dan ketika ditumbuhkan pada cawan petri ukuran
koloni besar, berwarna putih, berbentuk bulat. Tepian koloni adalah kenampakan pada
pinggir koloni, pada bagian tepi koloni hasil pengamatan didapatkan tepian rata.
2. Seleksi Bakteri Pelarut Fosfat
Hasil seleksi bakteri pelarut fosfat dari 20 isolat diketahui 5 isolat memiliki
kemampuan dalam melarutkan fosfat. Indeks pelarutan fosfat (IPF) berkisar antara 0,25–2,10
mm. IPF tertinggi adalah isolat bakteri CMB04 dengan nilai IPF yaitu 2,10 mm, sedangkan
IPF terendah adalah CN04 dengan nilai IPF yaitu 0,25mm (tabel 2).
Zona bening
Hasil seleksi bakteri pelarut fosfat diketahui nilai indeks pelarut fosfat (IP) dari setiap
isolat memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam melarutkan fosfat. Menurut Widawati
(2006) setiap spesies bakteri mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menghasilkan
asam-asam organik, baik dalam jumlah maupun jenisnya selama pertumbuhan, sehingga
berpengaruh dalam pelarutan fosfat. Kemampuan dalam melarutkan fosfat ditandai dengan
adanya zona bening di sekitar koloni bakteri. Zona bening yang terbentuk disekeliling koloni
[Isolasi Dan Seleksi Bakteri Pelarut Fosfat Dari Rhizosfer Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
Di Kabupaten Timor Tengah Utara] |5
Biosene Vol ___,No. ___, Februari 2022 ISSN: 2622 - 6286
merupakan indikasi bahwa isolat mampu melarutkan fosfat kompleks. Zona bening pada agar
dapat terbentuk akibat pelarutan suspensi trikalsium fosfat Ca3(PO4)2. Pembentukan zona
bening pada medium Pikovskaya mengindikasikan bahwa mikroorganisme tersebut dapat
melarutkan fosfat (Mehta et al., 2001). Hal ini terjadi karena adanya asam organik yang
disekresikan oleh bakteri dan kemudian berikatan dengan ion Ca dari Ca3 (PO4)2 pada media
Pikovskaya dan membebaskan H2PO4. Sehingga membentuk area yang berwarna jernih.
Menurut Rodriguez dan Fraga (1999), senyawa metabolit tersebut dapat berupa senyawa-
senyawa gula, asam amino, asam organik, glikosida, senyawa-senyawa nukleotida, vitamin,
dan enzim. Aktivitas metabolism dan senyawa metabolit yang dilepaskan oleh tanaman ke
dalam tanah melalui akar merupakan faktor yang sangat menentukan keadaan morfologi
tanah pada daerah perakaran tanaman.
A B C D
Gambar 2. A Hasil pewarnaan Gram, B uji sitrat, C uji TSIA, dan D uji katalase isolat CMB04
Pewarnaan gram adalah salah satu teknik pewarnaan yang penting, yang digunakan
untuk mengidentifikasih bakteri. Tujuan dari pewarnaan gram ini untuk mempermudah
melihat bakteri secara mikroskopis, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, melihat struktur
bakteri seperti bentuk sel dari bakteri dengan zat warna (Waluyo L. 2008). Hasil pewarnaan
gram isolate bakteri CMB04 (Gambar 2 A) teridentifikasi gram negatif dengan bentuk sel
basil. Bakteri yang teridentifikasi bila gram positif berwarna unggu dan gram negatif
berwarnah merah (Waluyo L. 2008).
Hasil uji biokimia berupa Uji sitrat diketahui isolat CMB04 positif (+) memfermentasi
sitrat Gambar 2 B). Sitrat merupakan uji yang dilakukan untuk mendeteksi kemampuan
bakteri dalam memfermentasikan sitrat sebagai sumber karbaon yang terkandung pada media,
dengan bantuan enzim citratpermease sehingga menyebabkan sitrat ke dalam sel yang di
tandai dengan terbentuknya perubahan warna pada media (Kismiyati dkk., 2009). Uji positif
ditandai dengan perubahan warna media menjadi. Hasil penelitian Wahyuni et al., (2014)
menyatakan bahwa jika terjadi perubahan warna berarti hal ini menunjukkan bahwa
mikroorganisme menggunakan sitrat sebagai satu- satunya sumber karbon dan energi.
Hasil uji biokimia berupa Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA) di ketahui isolat CMB 04
positif (+) (Gambar 2 C). Uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA) merupakan rangkaian uji
[Isolasi Dan Seleksi Bakteri Pelarut Fosfat Dari Rhizosfer Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
Di Kabupaten Timor Tengah Utara] |6
Biosene Vol ___,No. ___, Februari 2022 ISSN: 2622 - 6286
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat di sarankan untuk dilakukan penelitian lanjut isolat
CMB04 yaitu pertumbuhan isolat bakteri CMB04, identifikasih molekuler, dan uji isolat pada
tanaman cabai merah.
5 UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada lembaga Universitas Timor melalui LPPM yang telah memberikan
dana penelitian dan juga Laboratorium Fakultas Pertanian yang telah mengijinkan peneliti
untuk menggunakan Laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad A, 2011 Rahasia Ekosistem Hutan Bukit Kapur, Surabaya: Brilian Internasional.
(BPS) Badan Pusat Statistik Kab. TTU. 2021. Kabupaten Timur Tengah Utara dalam Angka 2021.
Kefamenanu; Badan Pusat Statistik Kabupaten TTU.
Chen YP, Rekha PD, Arun AB, Shen FT, Lai WA, Young CC. 2006. Phosphate solubilizing bacteria
from subtropical soil and their tricalcium phosphate solubilizing abilities. Appl Soil Ecol. 34:33-
41
Don NT, Diep CN. 2014. Isolation, characterization and identification of phosphate and potassium
solubilizing bacteria from weathered materials of granite rock mountain, That Son, an Giang
[Isolasi Dan Seleksi Bakteri Pelarut Fosfat Dari Rhizosfer Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
Di Kabupaten Timor Tengah Utara] |7
Biosene Vol ___,No. ___, Februari 2022 ISSN: 2622 - 6286
[Isolasi Dan Seleksi Bakteri Pelarut Fosfat Dari Rhizosfer Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
Di Kabupaten Timor Tengah Utara] |8
Biosene Vol ___,No. ___, Februari 2022 ISSN: 2622 - 6286
Wahyuni S, Lianto, Dan Andi K. 2014. Isolasi Dan Karakterisasi Bakteri Monotikasal Bonggol Pohon
Sagu. Universitas Halu Oleo, Kendari Jurnal Agroteknos. 4 (3): 147-149
Widawati S. 2011. Diversity and phosphate solubilization by bacteria isolated from Laki Island
coastal ecosystem. Biodiversitas. 12(1):17-21.
Widawati S. 2006. The popul;ation of phosphate solublizing bacteria (PSB) from Cikaniki, Botol
Mountain, and Ciptarasa Area and the abylity of PSB to solublize insoluble P in solid pikovskaya
medium. Bodiversitas, J bio divers. 7(2) : 109-113 doi : 10, 13057/biodiv/d070203.
Yafizham. 2003. Aplikasi mikroba pelarut fosfat dan pupuk P terhadap produksi kacang tanah pada
tanah podsolik merah kuning. J Agrotrop. 8(1):18-22.
Yanti, Y., Gustian., H. Rahma. 2009. Aplikasih Agen Hayati Pseudomonas Fluorescaens Sebagai
Penginduksi Ketahanan Untuk Meingkatkan Produksi Tanaman Cabai Terhadap Penyakit Virus
Kuning Di Kecamatan Kuranji Kotamadya Padang.Warta Pengabdian Andalas XV (22):48-54.
Yoni Suryani, Astuti, Bernadeta Oktavia dan Siti Umniyati. (2010). Isolasi dan Karakterisasi Asam
Laktat dari Limbah Kotrab Ayam sebagai agen Probiotik dan Enzim Kolestrol Reduktase.
Prosiding Seminar Biologi 3 Juli 2010. Biologi FMIPA UNY. Hlm 138-147.
Zheng BX, Zhang DP, Wang Y, Hao XL, Wadaan MAM, Hozzein WN, Penuelas J, Zhu, Yang XR,
2019 Responese to Soil Ph Gradients of Inorganic Phosphate Solubilizing Bacteria Community.
J Scienttific Reports, 9 (1) : 1-8
[Isolasi Dan Seleksi Bakteri Pelarut Fosfat Dari Rhizosfer Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)
Di Kabupaten Timor Tengah Utara] |9