Anda di halaman 1dari 11

PROFIL METABOLIT SEKUNDER DAN KANDUNGAN LOGAM BERAT

TUMBUHAN JARAK PAGAR (JATROPHA) DAN KEMIRI SUNAN


(ALEURITES) PADA LAHAN TERKONTAMINASI TAILING TAMBANG
EMAS
(Profile Of Secondary Metabolits And Content Of Heavy Metals Jatropha And Sunan
Plants (Aleurites) In Gold Mining Tailings Contaminated Land)

Wa Ode Nur Siti Fatimah1, Deden Saprudin1, Hamim3

Abstrak
Pemulihan lingkungan yang terkontaminasi logam berat mengunakan tanaman
disebut fitoremediasi. Tanaman yang digunakan penelitian ini adalah jarak pagar dan
kemiri sunan. Penelitian ini bertujuan untuk, Mengamati kemampuan tanaman untuk
menyerap logam berat dari tanah tailing serta komponen unsur hara pada
daun, Mengakumulasi logam berat dari tanah tailing, dan Mengidentifikasi senyawa
metabolit ekstrak daun jarak pagar dan daun kemiri sunan mengunakan LC-MS/MS.
Tanaman diberi perlakuan tanah tailing 50%, 100% dan 0 (kontrol). Hasil penelitian
menunjukan bahwa tanah tailing mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman. Semakin
tinggi konsentrasi tanah tailing maka pertumbuhan tanaman semakin terganggu yang
dibuktikan dengan semakin berkurangnya pertambahan tinggi tanaman dan jumlah
daun. Kedua tanaman mampu mentoleransi sampai dengan konsentrasi 50% tanah
tailing sedangkan pada komponen unsur logam yang terkandung pada daun kedua
tanaman, dilihat dari spektrum XRF-Mikro perbandingan sampel K0-KS dan K100-KS
yaitu Ca K0 KS > Ca K100-KS, K K0-KS > K K100-KS dan Fe K0-KS > Fe K100-KS,
sedangkan spektrum perbandingan sampel K0-JP dan K100-JP yaitu Si K0-JP > Si
K100-JP, S K0-JP > S K100-JP dan K K0-JP > K K100-JP.
I. PENDAHULUAN

Jarak pagar merupakan tanaman yang mudah beradaptasi dengan


lingkungannya. Tanaman ini dapat melakukan reproduksi secara generatif atau secara
seksual dan secara vegetatif buatan yaitu secara aseksual dengan bantuan
manusia.Tanaman jarak pagar mempunyai banyak manfaat diantaranya sebagai obat
yaitu getahnya untuk obat sakit gigi, rebusan akar jarak pagar untuk  obat disentri,
rebusan daun sebagai obat cacing, luka, dan ambien. Selain itu, daunnya bisa untuk
makanan ulat sutra, antiseptik, antiradang, serta menghasilkan minyak siri. Menurut Oyi
(2017), jarak pagar (Jatropha curcas) memiliki aktivitas antimikroba yang baik untuk
bakteri gram-negatif maupun bakteri grampositif. Jarak pagar (Jatropha curcas)
mengandung beberapa kandungan kimia, yaitu tanins, flavonoid, dan saponins yang
terdapat di dalam getah tanaman jarak pagar (Jatropha curcas). Zat tanin dapat
menyebabkan kompleksasi terhadap enzim atau substrat yang terdapat pada dinding sel
bakteri sehingga menyebabkan koagulasi protein pada dinding sel bakteri dengan
konsentrasi tanin yang tinggi. Pada suatu penelitian, zat tanin efektif menghambat
pertumbuhan bakteri di saluran pencernaan, seperti Acteroides fragilis, Clostridium
perfringens, Escherichia coli and Enterobacter cloacae, dan bakteri lainnya (Akiyama,
20017).
Kemiri sunan (Aleurites sp.) adalah tanaman pohon besar yang yang termasuk
dalam tanaman rempah. Tanaman ini tidak diketahui secara jelas asal-usulnya namun
persebarannya dari dataran asia hingga polinesia. Tanaman kemiri mengandung
senyawa polifenol, flavonoid, dan saponi. Pada bagian biji kemiri banyak mengandung
minyak.Tanaman kemiri sunan mempunyai banyak manfaat diantaranya, tanaman
kemiri berguna untuk memperbaiki rambut yang rusak, digunakan untuk mengobati
penyakit sariawan. Tanaman kemiri bermanfaat untuk menyembuhkan sakit gigi.
Tanaman kemiri berkhasiat untuk mengobati penyakit diare. Minyak kemiri sunan
mengandung racun sehingga tidak dapat dikonsumsi
Penambangan emas merupakan salah satu aktivitas manusia yang beresiko besar
terhadap pencemaran logam berat melalui tailing yang dihasilkan. Tailing adalah residu
limbah aktivitas pertambangan yang didominasi oleh tekstur pasir, bersifat marjinal, dan
sering kali mengandung unsur logam berat. (Bayu et al. 2019) menyatakan bahwa Pb
merupakan salah satu logam berat yang ditemukan pada tailing.Tailing umumnya
adalah padatan yang mengandung pasir halus dan debu, dan pada akhirnya, bahan-
bahan ini akan disimpan di tanah terbuka dan dapat mencemari lingkungan karena
kandungan logam berat.
Fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan polutan dari
tanah atau perairan yang terkontaminasi. Fitoremediasi merupakan salah satu upaya
mengreduksi cemaran logam berat dari tanah dengan memanfaatkan tumbuhan. Metode
ini telah diakui sebagai metode yang efisien dan efektif untuk mengurangi kontaminan
dari banyak lokasi, termasuk area yang terkontaminasi logam berat (Edao 2017).
Fitoremediasi dapat didefinisikan sebagai: penggunaan tumbuhan untuk menghilangkan,
memindahkan, menstabilkan, atau menghancurkan bahan pencemar baik itu senyawa
organik maupun anorganik. Jarak pagar adalah tanaman yang potensial untuk
fitoremediasi tanah atau tanah tercemar dengan berbagai macam logam berat
(Edao 2017). Kemiri sunan memiliki kemampuan adaptasi yang baik untuk tumbuh di
lahan marginal seperti postin menambang tanah, tanah sangat kering, dan tanah masam
(Pranowo et al. 2015), dan mampu beradaptasi dengan limbah cair tambang emas
(Hamim et al. 2017).
Melihat akan hal ini dilakukan penelitian menggunakan pendekatan Analisis
fitokimia secara kualitatif. Pemprofilan metabolit sekunder dari tanaman jarak pagar
dan kemiri sunan, menggunakan teknik analisis LC-MS. Penelitian ini menggunkan
teknik Kromatografi cair (LC) untuk memisahkan senyawa yang nantinya akan
dianalisis menggunakan Spektroskopi Masa (MS). Alasan penggunaan LC-MS/MS
dalam penelitian ini adalah karena dapat digunakan untuk tanaman non target dan
target, mendeteksi profil metabolit sekunder dalam kisaran yang relatif luas, analisis
cepat, sensitifitas tinggi, dan dapat memisahkan senyawa yang tidak atsiri, dapat
memisahkan komponen dalam jumlah besar, memiliki daya pisah yang relatif tinggi,
serta kolom dapat digunakan kembali. Maka penelitian ini bertujuan untuk, Mengamati
kemampuan tanaman untuk menyerap logam berat dari tanah serta komponen unsur
hara terhadap daun, mengakumulasi logam berat dari tanah tailing dan Mengidentifikasi
senyawa metabolit ekstrak daun jarak pagar dan daun kemiri sunan mengunakan LC-
MS/MS.

II. METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan dari Agustus 2020 hingga Januari 2021 (Lampiran 2),
dilaksanakan di Lahan GH (Green House) IPB, Laboratorium analitik, dan
Laboratorium advance IPB.

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah : bibit Jarak pagar, dan kemiri
sunan, aquadest, alkohol, NH3, CHCl3, H2SO4, dietil eter, HCl pekat, serbuk Mg, amil
alkohol, FeCl3 10%, pereaksi uji fitokimia, ethanol PA, NHO3, asetonitril, asam format,
kertas saring, dan tanah tailing.

Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu gunting, pisau, evaporator, oven,
neraca digital, desikator, polibag, alat gelas, corong, ultrasonic, pipit tetes, sepatula,
hot plate, cawan porselen, ICP-EOS, LC-MS/MS.

Prosedur Kerja

1. Menanam tanaman di bawah perlakuan tailing (Hamim, 2017)


Media pertumbuhan disiapkan menggunakan campuran tanah dan tailing
dengan konsentrasi berbeda (berdasarkan perlakuan) menjadi 6 kg kapasitas polybag,
dan kemudian setiap polybag diisi menggunakan 500 gram kompos. Satu tanaman
ditanam di setiap polybag. Penelitian dilakukan dengan menggunakan rancangan acak
lengkap dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah 2 jenis tanaman,
yaitu Jarak pagar, dan kemiri sunan. Faktor kedua adalah 3 konsentrasi tailing dalam
media pertumbuhan, yaitu Lahan biasa tanpa penambahan tailing (kontrol) sebagai
pembanding antara yang diberi perlakuan (tailing lama dan tailing baru), Lahan bekas
tailing lama 50%, dan Lahan bekas tailing lama 100%. Pertumbuhan tanaman diamati
selama 3 bulan. Setelah diamati pertumbuhan tanaman jarak pagar dan kemiri sunan
siap dipanen pada umur 3 bulan untuk dilakukan pengujian pada profil metabolit pada
tanaman tersebut. Sampel tanah dan tailing dianalisis untuk menentukan kandungan
hara dan komponen logam berat menggunakan ICP-EOS.

2. Preparasi Sampel (Hamim, 2017)


Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jarak pagar, dan kemiri
sunan. Daun jarak pagar dan kemiri sunan dibersihkan kemudian dikeringkan dalam
suhu ruang dan diblender hingga diperoleh serbuk halus 40-60 mesh.

3. Penetapan kadar air (AOAC 2005)


Cawan porselin kosong dikeringkan menggunakan oven pada suhu 105 °C
selama 1 jam kemudian didinginkan dalam desikator selama 15 menit dan ditimbang
dengan neraca analitik. Daun jarak pagar dan kemiri sunan yang sudah dipotong-potong
Sebanyak 1 gram sampel dimasukkan ke dalam cawan dan dipanaskan pada suhu
105 °C selama 3 jam lalu didinginkan dalam desikator selama 15 menit kemudian
ditimbang. Cawan berisi sampel ditimbang dan dicatat massanya. Pengeringan cawan
berisi sampel tersebut diulangi sampai mencapai massa konstan.
Kadar air ditentukan dengan persamaan :
b−c
% Kadar Air = x 100
a
Keterangan : a : Bobot sample awal (g)
b : Bobot wadah + sampel awal (g)
c : Bobot wadah + sampel akhir (g)

4. Ekstraksi (BPOM, 2014)


Estraksi untuk uji fitokimia dilakukan dengan melarutkan 10 gram serbuk daun
jarak pagar dan kemiri sunan pada ethanol PA di dalam gelas beker dengan
perbandingan 1:5 dan suhu ekstraksi (30 °C dan 40 °C). Ultrasonikasi dilakukan selama
30 menit dengan menggunakan gelombang ultrasonic 42 Hz, setelah itu ekstrak disaring
Supernatan dikumpulkan, dan pelarut diuapkan dengan rotary evaporator dalam vakum
pada suhu 45 °C untuk mendapatkan ekstrak, kemudian dikumpulkan dalam botol kaca
amber dan disimpan pada suhu pendinginan.

5. Uji Fitokimia (Setyowat dan Bermawie 2016)


a. Uji Alkaloid
Uji ini dilakukan dengan mencampurkan 0.1 EKP ditambahkan 4 mL kloroform
dan 5 tetes NH3, lalu dihomogenkan. Fraksi kloroform disaring dan ditambahkan 3 tetes
H2SO4 2 M dan diaduk srhingga terbentuk lapisan. Lapisan asam yang terbentuk dibagi
menjadi 3 bagian dan di pisahkan kedalam plat tetes. Ketiga bagian secara berturut-turut
diuji menggunakan peraksi mayer, wagner dan dragendorf masing-masing sebanyak 2
tetes. Uji alkaloid menunjukan hasil yang positif dengan terjadinya endapan putih pada
penambahan peraksi mayer, endapan coklat pada penambahan peraksi wagner, dan
endapan warna jingga pada penambahan peraksi dragendorf.
b. Uji Flavonoid dan Fenol
Uji ini dilakukan dengan mencampurkan 0.1 EKP degan 15 mL aquades
kemudian dididihkan selama 2 menit dan disaring. Untuk uji fenol, 6 mL filtrat
ditambahkan 6 mL NaOH 10% beberapa tetes. Terbentuknya warna merah menunjukan
adanya senyawa fenolik. Uji flavonoid dilakukan dengan memasukan 6 mL filtrat
kedalam tabung reaksi, lalu mencampurkan 0,1 g serbuk Mg, 1 mL HCL pekat dan 5
mL amil alkohol. Hasil uji positif flavonoid ditunjukan oleh terbentuknya warna merah,
kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol.
c. Uji Triterpenoid dan Steroid
Uji ini dilakukan dengan mencampurkan 0.1 EKP dengan 5 mL etanol kemudian
dipanaskan pada 50 ℃ dan disaring. Filtrate diuapkan hingga kering kemudian
dilarutkan dengan eter. Lapisan eter diteteskan diatas pelat tetes, lalu ditambahkan
peraksi Lieberman-buchard. Uji positif triterpenoid jika terbentuk warna merah dan
positif steroid jika terbentuk warna hijau atau biru.

6. Identifikasi Komponen Kimia dengan LC-MS/MS


Uji identifikasi komponen kimia mengacu pada penelitiaan Jin et al, 2017
dengan perlakukan Sebanyak 5 mg ekstrak pekat sampel ditimbang, lalu di larutkan
dalam 1 ml ethanol LC-MS/MS grade. Proses pelarutan ekstrak mengunakan
ultrasonikator selama 30 menit. Hasil sonikasi di masukkan ke dalam labu ukur 5 ml,
kemudian tambahkan ethanol sampai tanda bata. Selanjutnya larutan disaring dengan
filter dan sebanyak 2,50 μl filtrate diinjeksikan ke dalam LC-ESI-QTOF. Analisis
LC-MS dilakukan dengan menggunakan UPLC-MS dilengkapi dengan pompa biner.
LC terhubung ke QTOF spektrometer massa digabungkan ke ESI. MS yang digunakan
adalah Xevo G2-S QTOF dengan mode ionisasi positif. Parameter ESI yang digunakan
suhu kapiler 120 °C, gas alat penyemprot 50 L/h, dan sumber tegangan +2.9 kV.
Memindai keseluruhan mode dari m/z 100-500 dilakukan dengan suhu 41 °C. Kolom
UPLC yang digunakan adalah Acquity UPLC HSS C181,8 μm, 2.1 x 150 mm. Pelarut
A adalah 0,1 % asam format dalam asetonitril sedangkan pelarut B adalah 0,1 % asam
format dalam air. Pelarut ditentukan pada laju aliran total 0.2 mL/mnt. Pengukur biner
berikut dengan interpolasi linier digunakan: 0,01 menit, 20% B; 10 menit, 35% B; 30
menit, 55% B; 40 menit, 95% B; 43 menit, 95% B; 43,1 menit, 20% B; 46 menit, 20%
B.

7. Analisis Tanah Tailing


Analisis karakteristik tailing dilakukan untuk mengetahui kandungan hara dan
Pb-nya. Pertama di ambil sampel tanah tailing, ditimbang sampel tanah tailing, Di
tambahkan pelarut asam nitrat (NHO3), Di encerkan dengan menambahkan aquabides
hingga 25 ml, Di analisis kandungan logam beratnya dengan menggunakan alat
ICP-OES.

8. Biokonsentrasi dan Traslokasi Logam berat yang ada dalam tanah tailing
Logam berat yang terkandung pada tanah tailing kemudian dijadikan sebagai
dasar untuk menghitung faktor biokonsentrasi (Zhuang et al. 2007) dan faktor
translokasi (Padmavathiamma dan Li 2007), sebelum di lakukan perhitungan, ditimbang
terlebih dulu berat dari tunas dan akar tanaman jarak pagar dan kemiri susan yang telah
dipisahkan selanjutnya dicatat berat awal dari tunas dan akar. Dengan menggunakan
rumus seperti yang ditunjukkan di bawah ini:
Konsentrasi logamberat (tunas dan akar )
Faktor Biokonsentrasi ¿
Konsentrasi logamberat di media

Konsentrasi logamberat dalam tunas


Faktor Translokasi ¿
konsentrasi logam berat dalam akar

9. Metode Analisis Data


Data dianalisis menggunakan Analyses of Variance (ANOVA) dan diuji lanjut
dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) menggunakan Statistical Packagefor
the Social Sciences (SPSS) 16.0 .

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Pengaruh konsentrasi tanah tailing terhadap tanaman


1.1. Pertambahan Tinggi Tanaman Jarak pagar dan kemiri sunan
Pengamatan pertambahan tinggi tanaman jarak pagar dan kemiri sunan yang diberikan
perlakuan konsentrasi tailing bekas tambang emas yang dilakukan selama penelitian dalam
waktu 3 bulan disajikan pada gambar 1 dan gambar 2 berikut:
Pertambahan Tinggi Tanaman

0% 50% 100%
45
(Δh)

40
35
30
25
20
15
10
5
0
M3 .KS M4 .KS M5 .KS M6 .KS M7 .KS

waktu (minggu)

Gambar 1. Perubahan Pertambahan tinggi tanaman kemiri sunan


Pertambahan Tinggi Tanaman

0% 50% 100%
80
(Δh)

60

40

20

0
M 3 . JP M 4 . JP M 5 . JP M 6 . JP M 7 . JP

waktu (minggu)

Gambar 2. Perubahan Pertambahan tinggi tanaman jarak pagar


Berdasarkan data pengamatan pertambahan tinggi tanaman kemiri sunan dan jarak
pagar menunjukkan bahwa tanaman kemiri sunan dan jarak pagar dapat tumbuh normal
sampai pada konsentrasi 50% tanah tailing dapat dilihat pada grafik pertambahan tinggi
(Gambar 1 dan 2). Rata-rata pertambahan tinggi tanaman kemiri sunan sampai pada
konsentrasi 50% tailing, menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara
tanaman kontrol (tanpa penambahan tanah tailing).
Adanya penambahan tailing pada media tanah mempengaruhi pertambahan
tinggi tanaman kemiri sunan dan jarak pagar. Gambar menunjukan bahwa semakin
besar konsentrasi tailing pada media tanah, maka rata-rata pertambahan tinggi tananam
semakin berkurang. Penambahan tailing pada media tanah konsentrasi 100%, mulai
menunjukkan gangguan pertumbuhan pada tanaman kemiri sunan dan jarak pagar, baik
tinggi tanaman maupun pertambahan jumlah helai daun. Gangguan pertumbuhan
terhadap tinggi tanaman ditunjukkan dengan berkurangnya tinggi tanaman.Tinggi
tanaman dianggap berkurang jika bagian tanaman yang diukur menjadi layu dan
menyebabkan bagian tanaman tersebut menjadi lebih rendah dari sebelumnya.

1.2 Jumlah Daun Tanaman Jarak pagar dan kemiri sunan


Pengamatan jumlah daun tanaman kemiri sunan dan jarak pagar yang diberi
perlakuan konsentrasi tailing bekas tambang emas yang dilakukan selama penelitian
dalam waktu 3 bulan disajikan pada (gambar 3 dan 4) berikut :

0% 50% 100%
Jumlah Daun

16

12

0
M3.KS M4.KS M5.KS M6.KS M7.KS

Minggu (waktu)

Gambar 3. Jumlah daun tanaman kemiri sunan terhadap


waktu dengan konsentrasi tailing.
Jumlah Daun

0% 50% 100%
60

40

20

0
M3.J P M4.JP M5.J P M6.JP M7.J P

Minggu (waktu)

Gambar 4. Jumlah daun tanaman jarak pagar terhadap


waktu dengan konsentrasi tailing.
Berdasarkan (Gambar 3 dan 4) yang diperoleh, secara umum tanaman kemiri sunan dan
jarak pagar dapat bertahan hidup pada tanah dengan konsentrasi tailing yang tinggi,
hal ini dapat dilihat dengan adanya tanaman yang masih sanggup bertahan hidup
sampai dengan konsentrasi tailing 50% . Sedangkan pada konsentrasi tailing 100%
hanya mampu bertahan sampai pengukuran minggu 5 ini artinya tanaman kemiri sunan
dan jarak pagar sudah tidak mampu bertahan hidup (gugur). Adanya tailing didalam
tanah mempengaruhi laju pertambahan jumlah daun tanaman kemiri sunan dan jarak
pagar. Semakin tinggi konsentrasi tailing di dalam tanah, maka pertambahan jumlah
daun tanaman makin terganggu yang dibuktikan dengan semakin berkurangnya
pertambahan jumlah daun seiring bertambahnya konsentrasi tailing dalam tanah.

2. Komponen unsur Logam pada daun Jarak pagar dan kemiri sunan
Pengamatan komponen unsur hara daun kemiri sunan dan jarak pagar
mengunakan alat instrumen mikro XRF dengan data spektrum dapat di lihat pada
(gambar 5) berikut :

(a) (b)

(c) (d)
Gambar 5. Hasil spectrum XRF-mikro (a) Hasil spektrum K0-KS (b) Hasil spektrum K100-KS
(c) Hasil spektrum K0-JP dan (d) Hasil spektrum K100-JP
Berdasarkan (Gambar 5) data hasil spektrum yang diperoleh pada keterangan (a) K0-
KS, bahwa kemiri sunan pada perlakuan kontrol dengan unsur logam yang di dapatkan
yaitu Ca, K, Mg, P, Fe, Ti, Mn dan Si, dengan nilai kadar unsur logam dapat di sajikan
pada tabel 1. Pada keterangan (b) K100-KS, bahwa kemiri sunan pada perlakuan 100
unsur logam yang di dapatkan yaitu Ca, K, Mg, P, Fe, Ti, Mn dan Si, dengan nilai kadar
unsur logam dapat di sajikan pada tabel 2.
Tabel 1. Kadar unsur K0-KS Tabel 2. Kadar unsur K0-100
Mineral Kadar Mineral Kadar
(mg/100 g (mg/100 g)
) Ca 45.82
Ca 34.65 K 32.60
K 52.73 P 1.88
P 2.27 Mn 0.49
Mn 0.75 Fe 0.32
Fe 0.73 Mg 15.77
Mg 5.70 Si 2.10
Si 1.67 Ti 1.03
Ti 1.68
Ada perbedaan perbandingan antara K0-KS dan K100-KS
dilihat dari kadar unsur logam yang ada, dimana Ca pada (K100-KS) lebih besar dari Ca
(K0-KS), K pada (K0-KS) lebih besar dari K (K100-KS), dan Fe pada (K0-KS) lebih
besar dari Fe (K100-KS). Maka dari itu semakin tinggi konsentrasi tailing di dalam
tanah mempengaruhi unsur logam yang ada pada tanaman.
Selanjutnya pada data spektrum (c) K0-JP, bahwa jarak pagar pada perlakuan
kontrol dengan unsur logam yang didapatkan yaitu Ca, Mg, Si, P, S, K, Fe, Mn dan Ti,
dengan nilai kadar unsur logam dapat di sajikan pada tabel 3. Hasil spektrum terakhir
pada keterangan (d) K100-JP, bahwa jarak pagar pada perlakuan 100 unsur logam yang
di dapatkan yaitu Ca, Mg, Si, P, S, K, Fe, Mn dan Ti, dengan nilai kadar unsur logam
dapat di sajikan pada tabel 4.
Tabel 3. Kadar Unsur K0-JP Tabel 4. Kadar Unsur K100-JP
Mineral Kadar Mineral Kadar
(mg/100 g (mg/100 g)
) Ca 26.80
Ca 20.96 K 55.37
K 57.56 P 1.88
P 1.65 Mn 0.42
Mn 0.25 Fe 0.28
Fe 0.38 Mg 8.30
Mg 9.39 Si 4.87
Si 7.73 Ti 1.05
Ti 0.73 S 1.22
S 1.63
Ada perbedaan perbandingan antara K0-JP dan K100-JP
dilihat dari data kadar unsur logam yang ada, dimana Si pada (K0-JP) lebih besar dari Si
(K100-JP), S pada (K0-JP) lebih besar dari S (K100-JP) dan K pada (K0-JP) lebih besar
dari K (K100-JP). Maka dari itu semakin tinggi konsentrasi tailing di dalam tanah
mempengaruhi unsur logam yang ada pada tanaman. Dari kedua tanaman ini memiliki
perbedaan yang sangat menonjol dimana pada kemiri sunan tidak ada unsur logam
sulfur (S) pada daun di karenakan unsur sulfur (S) sangat kecil dan hampir tidak ada
hingga tertutup sama unsur logam lain hingga tidak dapat muncul pada data spektrum
XRF, sedangkan pada jarak pagar ada unsur logam sulfur (S) hingga dapat muncul pada
data spektrum XRF, dikarena tidak terlalu tinggi unsur logam yang tersebar pada daun.
Dilihat pada distribusi elemen tunggal pada daun jarak pagar dan kemiri sunan
saat di injeksi menggunakan instrumen XRF-mikro dapat di lihat dimana saja pesebaran
unsur logam pada daun jarak pagar dan kemiri sunan dapat di lihat pada lingkaran yang
ditunjukan pada setiap unsur yang ada pesebaran unsur logam pada daun yang terdapat
pada gambar 6 sebagai berikut.

(a)

(b)
Gambar 6. Distribusi elemen tunggal daun mengunakan XRF (a) daun kemiri sunan
dan (b) daun jarak pagar

3. Analisis fitokimia secara kualitatif


Data hasil pengamatan uji kualitatif fitokimia daun kemiri sunan dan jarak pagar
dengan mengunakan ekstrak mengunakan etanol, parameter kandungan senyawa aktif
fitokimia meliputi flavanoid, steroid, triterpenoid dan alkaloid terlihat dalam tabel 5
berikut ini :

Tabel 5. Hasil pengamatan Uji Kualitatif fitokimia kemiri sunan dan kemiri sunan

No Daun Senyawa Pereaksi Pengamatan Ket

1. Alkaloid Mayer, Wagner 1. Endapan putih +


dan Dragendorf 2. Warna coklat
3. Jingga

Kemiri Flavonoid/Fenol NaOH (Fenol) 1. Fenol : warna +


sunan Mg + HCl+ amil merah
alkohol 2.Flavonoid: tidak  -
kuning

Triterpenoid/Steroid Etanol + Eter + 1. Warna jingga +


Lieberman-buchard 2.Tidak terbentuk -
warna hijau

2. Alkaloid Mayer, Wagner 1.


dan Dragendorf 2.
3.

Jarak Flavonoid/Fenol NaOH (Fenol) 1.


pagar Mg + HCl+ amil 2.
alkohol

Triterpenoid/Steroid Etanol + Eter + 1.


2.

Berdasarkan hasil pengamatan data pada tabel 5 diatas menunjukan daun kemiri sunan
hanya mengandung senyawa kimia alkaloid, triterpenoid saja namun kemiri sunan
mengandung senyawa fenolik. Kemiri sunan tidak mengandung flavonoid dan steroid.
Benar adanya jika kemiri sunan tidak mengandung flavonoid dan steroid didukung
dengan beberapa peneliti seperti pada penelitian rabiatul, 2017 mengatakan bahwa
kemiri
Kemiri sunan hanya mengandung alkaloid, triterpenoid, saponin, tannin dan tidak
mengandung flavonoid dan steroid dalam daun.

Anda mungkin juga menyukai