A. Keramik
Bahan keramik merupakan senyawa antara logam dan bukan logam. Senyawa ini
mempunyai ikatan ionik dan atau ikatan kovalen. Jadi sifat-sifatnya berbeda dengan logam.
Walaupun secara umum fasa keramik mempunyai stuktur kristalin, akan tetapi struktur keramik
tidak memiliki banyak elektron bebas. Elektron-elektronnya dipakai bersama pada atom-atom
yang berdekatan dalam ikatan kovalen atau berpindah dari atom yang satu ke atom yang lainnya
membentuk ikatan ionik, jadi atom terionisasi dan bermuatan. Ikatan ionik menyebabkan
keramik mempunyai stabilitas yang relatif tinggi. Sehingga keramik mempunyai titik cair yang
tinggi (1500 oC - 2500 oC), dibandingkan logam atau bahan organik (Van vlack,1983: 305).
kerajinan. Untuk ahli teknik, keramik mencakup berbagai jenis bahan seperti gelas, bata, batuan,
beton, amplas, enamel porselen, batu tahan api pada suhu tinggi dan seiring perkembangan
teknologi keramik digunakan juga sebagai isolator listrik dan rangkaian elektromagnetik karena
memiliki konstanta dilektrik tinggi, sifat piozoelektrik, sifat magnetik dan sifat semikonduktor.
Sifat dielektrik pada keramik terjadi, karena beberapa keramik tertentu dapat menjadi
isolator yang baik. Keramik bisa menjadi isolator yang baik diakibatkan oleh elektron valensi
dari logam pindah secara permanen ke atom oksigen, membentuk ion O 2-. Misalkan Al2O3, MgO
Sifat piezoelektrik terjadi pada keramik yang memiliki pusat muatan tidak identik,
akibatnya setiap sel satuan berperan sebagai dua kutub listrik kecil dengan ujung positif dan
negatif, misalkan BaTiO3. Kutub positif dan negatif terpisah dengan jarak d, jarak d ini bisa
bergeser pada suhu tertentu, atau apabila kita tarik dengan tegangan tertentu, maka jarak d
bergeser semakin panjang. Bila dua kutub ini diisolir maka terjadi bedapotensial dan apabila ada
hubungan listrik maka elektron akan mengalir dari kutub yang satu ke kutub yang lainnya.
Begitupun sebaliknya, apabila kita berikan tegangan pada kedua ujungnya, maka muatan positif
akan tertarik ke ujung yang satu dan muatan negatif tertarik keujung yang lainnya. Hal ini
menyebabkan terjadi pergeseran panjang d. Efek seperti ini terjadi pada keramik yang memiliki
sifat piezoelektrik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengubah energi mekanik menjadi energi
listrik atau sebaliknya. Sementara sifat magnet muincul pada keramik yang memiliki spin
elektron yang tidak berpasangan seperti halnya Fe 3O4 dan keramik yang bersifat semikonduktor
B. Semikonduktor Keramik
Meskipun bahan keramik pada umumnya merupakan isolator, keramik dapat berubah
menjadi semikonduktor bila mengandung elemen transisi valensi ganda (Van Vlack, 1983: 324).
Dimana kekosongan elektron dapat membawa muatan dengan berpindah dari atom yang satu ke
atom lainnya. Pada semikonduktor, elektron yang meninggalkan hole dan hole yang ditinggalkan
elektron dapat menjadi pembawa muatan, jadi pembawa muatan pada semikonduktor adalah hole
dan elektron. Hal ini berlaku pada semua jenis bahan semikonduktor, baik semikonduktor unsur
pembawa muatan ada tiga cara, yaitu Pertama, Eksitasi elektron (semikonduktor intrinsik).
Elektron dan hole yang dihasilkan oleh eksitasi elektron dari pita valensi teratas ke pita konduksi
terbawah melalui band gap (celah terlarang) dengan energi minimum tertentu yang disebut
dengan energi gap. Peristiwa eksitasi ini menyebabkan timbulnya elektron bebas pada pita
konduksi dan hole bebas pada pita valensi. Jumlah elektron bebas dan hole bebas di masing-
sangat dipengaruhi oleh keberadaan atom pengotor (impurity). Jika ke dalam semikonduktor
intrinsik ditambahkan atom golongan V, maka atom tersebut akan memberikan (donor) elektron
ditambahkan golongan III akan menghasilkan kekosongan pada elektron valensi yang disebut
dengan hole. Hole tersebut bertindak sebagai akseptor oleh karena itu semikonduktor ini bertipe-
p.
semikonduktor ekstrinsik, hanya munculnya cacat elektron sebagai hasil stoikiometri kristal.
Elektron dan hole semikonduktor nonstoikiometri tereksitasi dalam pita konduksi dan valensi
Ec
Tingkat donor
Eg Vo’’ Vo
Tingkat akseptor ’
Ev
(a (c)
(b)
) hole elektro
n
Gambar 2.1 Skema Tingkat Energi dari (a) Semikonduktor Intrinsik, (b) Semikonduktor
Ekstrinsik, (c) Semikonduktor Nonstoikiometri (Barsoum, 1997:221)
Senyawa semikonduktor keramik yang paling sederhana terdiri dari dua unsur, yaitu
logam dan non logam yang membentuk senyawa kristal keramik AX, misalkan MgO, ZnS, NiO
dan ZnO (Van Vlack, 1983: 307-311). NiO dan ZnO salah satu pergerakan muatannya mengikuti
pergerakan muatan nonstoikiometri yang diakibatkan cacat elektron. Misalkan NiO teroksidasi
membentuk ion Ni3+, suatu hal yang lazim pada ion transisi memiliki valensi ganda. Pada oksida
nikel, tiga Ni2+ digantikan oleh dua Ni3+ dan satu kekosongan □, seperti terlihat pada Gambar
2.2a. Dengan begitu keseimbangan muatan terpelihara, difusi elektron dan konduktivitas ion
lebih mudah. Hal yang penting, bahwa elektron dapat melompat dari ion Ni 2+ ke letak akseptor
dalam ion Ni3+. Sebaliknya, suatu lubang elektron (hole) bergerak dari ion nikel yang satu ke ion
nikel yang lainnya dalam pergerakannya ke elektroda positif. Oksida nikel yang mempunyai
Gambar 2.2 Semikonduktor cacat (a) Ni1-x. Ion Ni3+ menjadi akseptor elektron, sehinnga lubang
O terbentuk pada pita valensi. (b) Zn1+yO. Ion Zn+ merupakan donor elektron
pada pita konduksi untuk semikonduktor jenis-n (Van Vlack, 1983: 183).
Selain oksida jenis – p, terdapat pula oksida jenis – n. Oksida seng (ZnO) apabila berada
dalam atmosfer reduksi, menjadi Zn1+yO dengan hilangnya oksigen. Akan tetapi dalam hal ini
kekosongan oksigen tidak terbentuk. Ion seng memiliki letak interstisi (Gambar 2.2b). Ion Zn +
yang timbul untuk mengimbangi muatan, memiliki kelebihan satu elektron dibandingkan dengan
ion-ion Zn2+ lainnya. Ion-ion lainnya ini dapat memberikan elektron pada pita konduksi
Selain senyawa kristal AX yang sederhana, terdapat juga kristal keramik dengan senyawa
ganda (multiple compounds) jenis senyawa Am BnXp. Senyawa jenis ini adalah spinelfero dengan
komposisi MFe2O4, dimana M adalah kation dengan bervalensi dua (Van Vlack, 1983: 315).
spinelfero dengan tahanan jenis 10-2 ohm.cm yang setara dengan grafit dan timah putih. Asal
mula konduktivitasnya identik dengan NiO, namun jumlah kekosongan elektron untuk membawa
muatan jauh lebih besar karena fraksi ion Fe3+ lebih besar.
Tahanan dapat ditingkatkan dengan larutan padat, dimana ion besi bervalensi ganda dapat
digantikan dengan ion lainnya. Tahanan larutan padat MgCr 2O4 dan FeFe2O4 dapat dilihat pada
Tabel 2.1. Baik ion Mg2+ maupun ion Cr3+ tidak dapat bereaksi dengan elektron maupun
kekosongan elektron. Oleh karena itu tahanan dapat diatur sampai nilai level tertentu. Dari Tabel
2.1 ternyata perubahan tahanannyan sebesar 1% / oC dan untuk larutan tertentu dapat mencapai
4% / oC. Kepekaan ini dapat dimanfaatkan untuk pengukuran suhu dengan tepat dan dapat
digunakan sebagai bahan pembuatan termistor yang digunakan untuk pengukuran suhu. Karena
termistor NTC mempunyai tahanan suhu yang negatif (Van Vlack, 1983: 324-325).
Tabel 2.1 Tahanan Semikonduktor Keramik (Van Vlack, 1983: 325)
FeFe2O4 MgCr2O4 25 oC 60 oC % / oC
Jenis senyawa yang lain, selain AX dan Am BnXp adalah jenis Am Xp, karena tidak semua
senyawa linear mempunyai jumlah atom atau ion A dan X yang sama, misalnya Al 2O3, ZrO2,
SiO2 dan TiO2 . Tiga unsur terakhir memiliki struktur dasar VO2 (Van Vlack, 1983: 312-313).