Disusun Oleh:
Brian Andika Purba
NPM: 190802074
Kualitas POC Berbahan Dasar Air Limbah Ikan Lele Sangkuriang (Clarias gariepinus var),
Daun Gamal (Gliricidia sepium), Dan Kulit Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.)
Disusun Oleh:
Nama Mahasiswa : Brian Andika Purba
NPM : 190802074
Konsentrasi Studi : Teknobio-Lingkungan
Disetujui oleh:
(Drs. Wibowo Nugroho Jati, M. S.) (apt. Dr. Sendy Junedi, M.Sc)
A. Latar Belakang
pupuk organik cair pada umumnya kandungan unsur hara yang rendah dan
lambat tersedia bagi tanaman (Jusuf, 2006). Pupuk organik cair adalah larutan
dari hasil pembusukan bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, limbah
agroindustri dan kotoran hewan yang memiliki kandungan lebih dari satu
Salah satu jenis pupuk yang dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair
adalah bahan organik yang berasal dari sisa dedaunan, limbah buahan atau
limbah ikan yang dihancurkan. Bahan organik yang telah dihancurkan sampai
halus nantinya akan dikombinasikan dengan air limbah budidaya ikan lele
Microorganisms-4 dan molase pada campuran bahan organik dan air limbah
berperan pada proses fermentasi pupuk organik cair (Rasmito dkk. 2019).
Air limbah ikan lele merupakan salah satu masalah dalam berternak
ikan lele baik ikan lele yang di budidayakan kolam beton, terpal, dan drum,
hal ini disebabkan air limbah lele mengeluarkan bau tak sedap dan dibuang
begitu saja tanpa dimanfaatkan. Pembuangan air limbah dari budidaya lele
2
adalah salah satu limbah yang berasal dari pakan buatan yang memiliki
Hasil dari sisa pakan yang tidak termakan, kotoran di kolam ikan lele
mengandung unsur hara makro dan mikro yang berupa kotoran, urine dan
makan tambahan dari dedaunan hijau. Limbah cair budidaya lele merupakan
mengandung unsur hara makro dan mikro dapat dimanfaatkan sebagai sumber
nutrisi untuk pertumbuhan tanaman. Air limbah ikan lele mengandung unsur
(fosfor), 0,22-4,97 % untuk Kalsium, 0,07 mg/L untuk Magnesium, 0,03 mg/L
untuk Besi, 0,005 mg/L. Pemanfaatan kotoran ikan juga dapat memenuhi
pupuk organik padat dengan 4 kg limbah ikan adalah 2,26% N, 1,44% P dan
dan Umi (2019), kandungan daun gamal yaitu 3-6 % N, 0,31% P, 0,77%
3
nitrogen yang cukup tinggi dengan C/N rendah, membuat biomassa tanaman
Kulit pisang ialah sisa pembuangan dari kulit buah pisang yang tidak
magnesium, sodium, fosfor dan sulfur dan kandungan unsur hara yang
ada dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Kulit pisang kepok salah
satu limbah organik yang dapat digunakan sebagai pupuk organik cair karena
terdapat di pupuk cair kulit pisang kepok yaitu, N-total 0,18%; P2O5
0,043%; C-organik 0,55%; pH 4,5; C/N 3,06%; dan K2O 1,137% (Nasution
dkk. 2014).
kulit buah pisang, mangga, nanas dan ditambah EM4 dengan melakukan
hari ke-7, 14, 24 dan 34. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik
cair kualitas terbaik dengan kandungan C-Organik, N-total, P2O5 dan K2O
dengan masing-masing nilai sebesar 17,4%, 6,05%, 0,15%, dan 2,50% dengan
4
diketahui dari waktu fermentasi yang memberikan hasil terbaik yaitu selama 7-
14 hari, setelah itu tidak ada memberikan kenaikan unsur hara lagi.
Gustiar dkk., 2020 dengan analisis pupuk organik cair air limbah ikan lele
daun gamal dan kulit pisang kepok pada kondisi aerob. Kadungan kalium dan
fosfor tertinggi terdapat pada penambahan air limbah ikan, daun gamal dan
pupuk organik cair dari air limbah ikan lele, daun gamal, kulit pisang kepok
penelitian sebelumnya NPK yang didapat belum sesuai SNI dan belum ada
itu perlu dilakukan penelitian lanjutan agar kekurangan yang terdapat pada
Pembaharuan penelitian ini yaitu menggunakan air limbah ikan lele, daun
gamal, dan kulit pisang kepok dengan variasi 14 dan 30 hari. Penelitian ini
fermentasi dan analisis NPK yang diharpkan nantinya sesuai dengan SNI.
5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kandungan nitrogen, fosfor, kalium pada POC dari air limbah
lele, daun gamal, dan kulit pisang kepok?
2. Berapa lama waktu fermentasi yang optimal pada pembuatan pupuk
organik cair limbah air ikan lele, daun gamal, dan kulit pisang kepok?
3. Apa saja bakteri yang berperan pada proses pembuatan POC dari air limbah
lele, daun gamal, dan kulit pisang kepok?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kandungan nitrogen, phosfor, kalium pada POC dari air limbah
cair air limbah ikan lele, daun gamal, dan kulit pisang kepok.
3. Mengetahui bakteri yang berperan pada proses pembuatan POC dari air
D. Manfaat Penelitian
lele dengan memanfaatkan air limbah ikan lele sebagai pupuk organik cair,
penggunaan dan pembuatan pupuk organik cair dari air limbah ikan lele, daun
Pupuk organik cair merupakan pupuk yang berasal dari bahan ogranik
bentuk produk berupa cairan. Pupuk organik cair dinilai lebih efektif dalam
menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah, dapat mengurangi dampak sampah
Pembuatan pupuk organik cair dari limbah budidaya ikan lele menggunakan
dkk. 2019).
Tetes tebu atau molase adalah hasil samping industri gula yang
bagi ragi yang terdapat di dalam EM4. Proses fermentasi dilakukan dengan
cara anaerobik, yaitu dilakukan dengan kondisi tanpa adanya oksigen dan sinar
Standarisasi Nasional Indonesia pada kriteria mutu Pupuk Organik Cair (POC)
yang ditetapkan oleh Menteri Pertanian untuk menjaga kualitas pupuk organik
cair sehingga dengan adanya SNI maka pupuk organik cair telah dihasilkan
dapat digunakan pada tanaman dengan baik dan hasil yang maksimal.
Persyaratan teknis pupuk organik cair (POC) yang telah ditetapkan diatur oleh
sebagai berikut:
lainnya
B. Mikroorganisme
terbentuk dari satu atau beberapa sel berupa tumbuhan atau hewan yang
pembuatan pupuk organik dapat mengubah struktur fisik dan kimia suatu
suatu media biakan khusus yang mempunyai kandungan zat penting sebagai
pertanian, limbah rumah tangga dan limbah industri (Manullang dkk., 2018).
polymyxa dan Bacillus alvei. Genus Lactobacillus sp, genus Yeast cell dan
mikroskopis dan makroskopis yang dilakukan. dari beberapa isolat yang telah
2021).
Ikan lele adalah salah satu jenis ikan yang hidup di air tawar yang di
persatuan volum atau luas yang tinggi. Metode padat tebar akan mendorong
kebutuhan pakan lele. Budidaya ikan lele yang dilakukan akan menghasilkan
air limbah yang di dalamnya dapat terakumulasi residu organik yang berasal
dari pemberian pakan ikan, kotoran, partikel sisa pakan ikan, bakteri, serta
Air limbah budidaya ikan lele adalah salah satu limbah yang berasal
melangsungkan hidup atau pertumbuhan ikan. Hasil dari sisa pakan yang tidak
termakan, kotoran di kolam ikan lele mengandung unsur hara makro dan
mikro yang berupa kotoran, urine dan makan tambahan dari dedaunan hijau,
selain itu limbah cair budidaya lele merupakan limbah organik yang berfungsi
D. Daun Gamal
perdu yang sering digunakan oleh peternak sebagai pakan ternak dimana
pohon gamal dapat tumbuh pada daerah kering dan mampu beradaptasi pada
Qoniah dan Umi (2019), kandungan daun gamal yaitu 3-6 % N, 0,31% P,
0,77% K, 15-30% serat kasar, dan 10% abu K. Tanaman gamal memiliki
biomassa yang tinggi. Daun gamal memiliki kandungan nitrogen yang cukup
tinggi dengan C/N rendah, membuat biomassa tanaman ini mudah mengalami
Kulit pisang kepok adalah salah satu limbah dari hasil pertanian yang
menggunakan buah dari pisang kepok untuk dijadikan olahan makanan dan
kulit buah akan dibuang dan menjadi limbah. Berdasarkan potensinya, kulit
cair (Setiawati dkk. 2013). Kulit pisang mengandung unsur kimia seperti
magnesium, sodium, fosfor dan sulfur, Kandungan unsur hara yang ada
terdapat di pupuk cair kulit pisang kepok yaitu, N-total 0,18%; P2O5
0,043%; C-organik 0,55%; pH 4,5; C/N 3,06%; dan K2O 1,137% (Nasution
dkk. 2014).
F. Unsur Hara
kebutuhan fisiologisnya. Unsur hara dapat dibagi menjadi dua macam yaitu
unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara makro adalah zat yang
diperlukan tanaman dengan jumlah yang besar, sedangkan unsur hara mikro
adalah zat yang diperlukan tanaman dengan jumlah yang kecil. Unsur hara
(Mpapa, 2016). Unsur hara makro bebas memiliki kandungan yaitu karbon
12
atau zat arang, hidrogen dan oksigen yang berfungsi sebagai pembentukan
fotosintesis, kerja kimia dan kerja mekanis pada tumbuhan sehingga dapat
Unsur hara nitrogen adalah unsur hara yang mutlak dan sangat
zat hijau daun atau klorofil yang sangat penting dalam proses fotosintesis.
senyawa organik lainnya. Unsur hara makro nitrogen juga dapat merangsang
akar, batang dan daun. Tanaman dengan kandung nitrogen tinggi ditandai
dengan warna daun yang lebih hijau dan sukar rapuh, sedangkan tanaman
yang kekurangan nitrogen ditandai dengan warna daun yang menguning dan
biji dan buah. Tanaman dengan kandung phosfor tinggi ditandai perakaran
yang lebat yang membuat pertumbuhan tunas daun terhambat, dan buah yang
Unsur hara kalium merupakan unsur yang menjadi sumber daya tahan
kalium dapat memperkuat tanaman sehingga bunga, daun dan buah tidak
G. Hipotesis
1. Kandungan unsur hara nitrogen, fosfor, dan kalium paling tinggi terdapat
pada perlakuan B3 (air limbah budidaya ikan + daun gamal + kulit pisang)
2. Lama waktu fermentasi pembuatan pupuk organik cair air limbah ikan lele,
daun gamal, dan kulit pisang kepok dengan kandungan unsur hara paling
gram dan pengamatan bentuk sel bakteri yaitu Genus Bacillus sp,
selama 5 bulan yang akan dimulai pada bulan Desember 2023 – April 2024.
pisau, gelas ukur, timbangan, sarung tangan, pengaduk dan masker. Alat untuk
analisis pengujian NPK yaitu pipet ukur, propipet, pipet tetes, tabung reaksi,
rak tabung reaksi, spektrofotometer, alat destruksi, alat destilasi, alat titrasi, dan
labu leher. Alat untuk identifikasi bakteri yaitu cawan petri, jarum ose bulat ,
jarum ose lurus, mikropipet, labu erlenmeyer, gelas kimia, gelas ukur, spatula,
Flow (LAF),
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu air limbah ikan lele
sangkuriang, daun gamal, kulit pisang kepok, EM4, akuades, indikator PP,
larutan H2SO2, selenium, NaOH 40%, HNO3, HClO4, BHBI (Brain Heart
Macconkey, MRSA medium (de Mann Ragosa Sharpe Agar), MSA medium
15
(Mannitol Salt Agar), pepton, yest extract, dextrose, kristal violet, larutan lugol,
C. Rancangan Penelitian
Tabel 3. Rancangan Percobaan Pupuk Organik Cair Air Limbah Ikan Lele
Daun Gamal dan Kulit Pisang Kepok
No Fermentasi
D. Pengambilan Sampel
budidaya sendiri dimana drum diisi ikan lele kurang lebih 150 ekor per drum.
Kemudian air limbah lele diambil setelah 3 bulan pemeliharaan ikan lele dan
petani yang menanamnya di kebun atau dapat dicari disekitaran wilayah yang
tumbuh liar. Kulit pisang kepok bisa didapat dari pedagang goreng yang
menggunakan pisang kepok yang hanya tersisa limbah kulit pisang kepok saja.
Bahan bahan lainnya dapat diperoleh dari toko pertanian dan toko kimia
terdekat.
E. Cara Kerja
1. Pembuatan Pupuk Organik Cair Air Limbah Ikan Lele, Daun Gamal, dan
wadah ukuran 7 liter lalu dimasukkan air limbah lele 5 liter ditambah daun
gamal basah 250 gr yang sudah dihaluskan dengan blender ditambah kulit
pisang kepok 500 gr yang sudah dibersihkan dan dicacah sekecil mungkin
ukuran 7 liter lalu dimasukkan air limbah lele 5 liter ditambah daun gamal
17
basah 500 gr yang sudah dihaluskan dengan blender ditambah kulit pisang
kepok 750 gr yang sudah dibersihkan dan dicacah sekecil mungkin lalu
liter lalu dimasukkan air limbah lele 5 liter ditambah daun gamal basah
750 gr yang sudah dihaluskan dengan blender ditambah kulit pisang kepok
EM4 50 ml. Seluruh bahan yang sudah tercampur kemudian di tutup rapat
2. Tahap Pengamatan
pH pada pupuk organik setiap 1 minggu sekali pagi dan sore hari.
pembuatan air limbah ikan lele ditambah daun gamal ditambah kulit pisang
kepok yang sudah jadi POC. Hasil analisis kemudian dibandingkan dengan
bakteri apa yang ada dan berperan pada proses fermentasi POC.
sampel pupuk organik air limbah ikan lele daun gamal dan pisang kepok
sebanyak 2-3 tetes. Kadar nitrogen dapat dihitung dengan rumus di bawah
ini:
(Vsmpl−Vblnk )× N 14,007 × F P
= x100%
mL sampel ×1000
Kadar Posfor (P) dan Kalium (K) pada pupuk organik cair dianalisis
destruksi akan berakhir maka ditandai dengan adanya uap putih yang
muncul dan cairan sebanyak 0,5 mL. Hasil dari preparasi tersebut
contoh) + 142/62 x fk x fk
contoh) + 94/78 x fk x fk
penggunaan sitrat, NaCl 6,5%, uji medium MRSA dan MSA. Kemudian
Aditya, S., Suparmi., dan Edison. 2015. Study of manufacture solid organic
fertilizer from fisheries waste. Jomfaperika 2 (2): 1 – 11.
Akmal, Y., Muliari, H. R., Zulfahmi, I., dan Maulina. 2019. Pemanfaatan air
buangan budidaya ikan iele (Clarias sp.) sebagai media budidaya Daphnia
sp. Jurnal Biosains Dan Edukasi 1 (1), 22–27.
Fitrianti., Masdar. dan Astiani. 2018. Respon pertumbuhan dan produksi tanaman
terung (Solanum melongena) pada berbagai jenis tanah dan penambahan
pupuk NPK phonska. Jurnal Ilmu Pertanian Universitas Al Asyariah 3 (2):
1-5.
Gustiar, F., Munandar, M., Qasanah, U., dan Handayani, R. S. 2020. Analisis
pupuk organik cair air limbah budidaya ikan dengan penambahan bahan
organik menggunakan metode Mineralisasi Aerobic dan Anerobic.
Komoditas Sumber Pangan Untuk Meningkatkan Kualitas Kesehatan Di
Era Pandemi Covid -19 356–363.
Jusuf, L. 2006. Potensi daun gamal sebagai bahan pupuk organik cair melalui
perlakuan fermentasi. Jurnal Agrisistem 2 (1): 5-16.
Meriatna, M., Suryati, S., dan Fahri, A. 2019. Pengaruh waktu fermentasi dan
volume Bioaktivator EM4 (Effective Microorganisme) pada pembuatan
pupuk organik cair (POC) dari limbah buah-buahan. Jurnal Teknologi
Kimia Unimal 7 (1), 13–29.
Mpapa, B. L. 2016. Analisis kesuburan tanah tempat tumbuh pohon jati (Tectona
gradis L.) pada ketinggian yang berbeda. Jurnal Agrista 20 (3): 135-139.
Nasution, F. J., Mawarni, L., dan Meirani, M. 2014. Aplikasi pupuk organik padat
dan cair dari kulit pisang kepok untuk pertumbuhan dan produksi sawi
(Brassica juncea L.). Jurnal Online Agroekoteknologi 2 (3): 1029-1037.
21
Qoniah, dan Umi. 2019. Pengaruh pemberian pupuk cair daun gamal (Gliricidia
sepium) terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman selada (Lactuca
sativa L.) dengan media Hidroponik. Skripsi S1. Universitas Islam Negeri
Raden Intan. Lampung.
Rasmito, A., Aryanto, H., dan Anjang P, H. 2019. Pembuatan pupuk organik cair
dengan cara fermentasi limbah cair tahu, Starter Filtrat kulit pisang dan
kubis, dan Bioaktivator EM14. Jurnal IPTEK 23 (1): 55-62.
Sundari, I., Ruf, W., dan Dewi, E. 2014. Pengaruhpenggunaan Bioaktivator EM4
dan penambahan tepung ikan terhadap spesifikasi pupuk organik cair
rumput laut (Gracilaria Sp.). Jurnal Pengolahan Dan Bioteknologi Hasil
Perikanan 3 (3), 88–94.