Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan EM4 dan Mikroorganisme
Lokal (LM) aktivator dari punuk pisang (pisang Kepok, pisang Raja, dan pisang Ambon)
pada pembuatan pupuk cair organik yang berasal dari limbah rebusan bakso air.
Latar Belakang
“ Limbah dari pengolahan bakso setiap hari semakin banyak dikarenakan bakso adalah
salah satu makanan favorit di antara orang-orang dan dapat diakses pada proses
pembuatannya . Dan juga Ini didukung oleh peningkatan perkembangan bisnis bakso di
Kecamatan Rogojampi. Limbah dari bakso rebus yang tidak dimanfaatkan akan dibuang
langsung ke saluran pembuangan. Limbah dari rebusan bakso masih tersisa mengandung
bahan organik yang cukup tinggi seperti protein, lemak, natrium karbohidrat,dan kalium.
”
Aktivator yang dimaksud dan juga digunakan dalam penelitian ini adalah EM4 dan
mikroorganisme lokal punuk pisang. Punuk pisang berpotensi untuk digunakan sebagai
sumber Mikroorganisme Lokal karena kandungan nutrisi pada punuk pisang bisa berfungsi
sebagai sumber makanan bagi mikroba berkembang.
Alat & Bahan
Berdasarkan tabel terlihat punuk pisang ambon memiliki Nitrogen rata-rata yang tertinggi, yaitu
0,1043
Bedasarkan Tabel, punuk pisang raja memiliki nilai rata-rata fosfor tertinggi jika dibandingkan
dengan yang lain , yaitu sebesar 0,0273.
Bedasarkan Tabel,punuk pisang ambon memiliki nilai rata-rata kalium tertinggi yaitu dengan
0,06330.
Nitrogen merupakan salah satu unsur penyusunnya klorofil. Klorofil adalah pigmen yang
dibutuhkan sebagai penyerap sinar matahari yang digunakan dalam fotosintesis.Jika N
meningkat, klorofil juga meningkat, sehingga fotosintat diproduksi dan terakumulasi untuk
pertumbuhan tanaman itu tumbuh.
Fosfor (P) memiliki manfaat dalam merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih
dan tanaman muda. Fosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan
sejumlah protein tertentu, membantu asimilasi dan pernapasan. Selain itu, fosfor juga
berfungsi untuk mempercepat pembungaan, pemasalan biji, dan buah.
Ross (1995) menyatakan bahwa elemen K memainkan sebuah peran penting dalam
membuka dan menutup stomata dan bertindak sebagai penggerak berbagai enzim yang
terlibat dalam protein dan sintesis karbohidrat . Jika K meningkat, karbohidrat juga
meningkat sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Terlihat pada gambar , pemanfaatan pisang kepok memiliki nilai C
organik tertinggi yaitu sebesar 0.123
Agustina. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Reneka Cipta. Jakarta. 54 hal. Jurnal
Sain Peternakan Indonesia 14 (4) 2019 Edisi Oktober-Desember | 350
Cesaria, R.Y., Wirosoedarmo, R., dan Suharto, B. 2010. Pengaruh penggunaan
starter terhadap kualitas fermentasi limbah cair tapioka sebagai alternatif pupuk
cair. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 12 (2): 8-14
Christie. 2006. Decomposition of Silicate Minerals by Bacillus mucilaginous In
Liquid Cultures. Environ Geochem and Health Journal. 28: 133-140
Hidayati, A. Yuli, Tb. Benito A. Kurniani, E. T. Marlina dan E. Harlina. 2011.
Kualitas Pupuk Cair Hasil Feses Sapi Potong Menggunakan Saccaromyces
cereviceae. Jurnal Ilmu Ternak. 11(2): 104-107