Anda di halaman 1dari 15

Alternatif Pupuk Cair

Organik dari Rebusan Air


Bakso dengan punuk
Pisang sebagai Aktivator
Tujuan

 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan EM4 dan Mikroorganisme
Lokal (LM) aktivator dari punuk pisang (pisang Kepok, pisang Raja, dan pisang Ambon)
pada pembuatan pupuk cair organik yang berasal dari limbah rebusan bakso air.
Latar Belakang

“ Limbah dari pengolahan bakso setiap hari semakin banyak dikarenakan bakso adalah
salah satu makanan favorit di antara orang-orang dan dapat diakses pada proses
pembuatannya . Dan juga Ini didukung oleh peningkatan perkembangan bisnis bakso di
Kecamatan Rogojampi. Limbah dari bakso rebus yang tidak dimanfaatkan akan dibuang
langsung ke saluran pembuangan. Limbah dari rebusan bakso masih tersisa mengandung
bahan organik yang cukup tinggi seperti protein, lemak, natrium karbohidrat,dan kalium.


Aktivator yang dimaksud dan juga digunakan dalam penelitian ini adalah EM4 dan
mikroorganisme lokal punuk pisang. Punuk pisang berpotensi untuk digunakan sebagai
sumber Mikroorganisme Lokal karena kandungan nutrisi pada punuk pisang bisa berfungsi
sebagai sumber makanan bagi mikroba berkembang.
Alat & Bahan

 alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:


1. Gelas ukuran 1L
2. gelas ukur 50 ml
3. pengukur pH
4. Plastik drum
5. Timbangan
6. Ember
7. labu kjedahl
8. Instrumen Atom
9. Spektrofotometer Serapan (SSA)
10. Indikator Conway,
 bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain:
1. Bakso kuah
11. Ferroin
2. umbi pisang 12. FeSO4
3. punuk pisang 13. NaOH
4. air beras
14. asam borat
5. Gula coklat
15. HCl
6. EM4
7. Molase 16. larutan Ammonium Molybdate
8. K2CrO7 17. NH4OAc
9. H2SO4 18. Larutan buffer
10. Akuades
Metode

 Proses Pertama Pembuatan Lokal Mikroorganisme (LM): Tahapan dalam


pembuatan Mikroorganisme Lokal dari Tunggul Pisang. Siapkan Lokal
Mikroorganisme berupa masing-masing 1 kg seikat pisang ditumbuk halus lalu
dimasukkan di dalam ember. Campur 100 ml molase dan 1 liter air cucian beras
lalu aduk hingga rata lalu ditutup. Tunggu proses fermentasi 7 hari.
 Kemudian proses pembuatan cairan organik Pupuk: Dalam penelitian ini jerigen
plastik digunakan sebagai wadah untuk membuat organik pupuk cair dari limbah
sambal bakso, bahan yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari air bakso
rebus yang merupakan limbah membuat bakso. Untuk setiap plastik, jerigen isi
dengan 5 liter sambal bakso. Kemudian aktivator cair EM4 (Efektif
Mikroorganisme 4) dan Mikroorganisme Lokal disiapkan punuk pisang (kepok,
raja, dan ambon) yang berfungsi untuk membantu mempercepat proses
dekomposisi.
 Dilakukan Variasi, penambahan 20 ml Volume EM4 dan dari Mikroorganisme
Lokal tandan pisang masing-masing sebanyak 20 ml tiap Sampel. Kemudian aduk
rata didalam toples plastik dan tutup rapat lalu fermentasi selama 20 hari. Sampel
yang diperoleh akan dianalisis kandungan N, P, K, C, dan pH. Dianalisis dengan
metode mikro Kjeldahl (untuk N), spektrofotometer (untuk P), Instrumen Atomic
Absorption Spectrophotometer (SSA) (untuk K), dan metode “walkley-black”
untuk analisis (C)
 Untuk metode mikro kjeldahl diperlukan larutan H2SO4 untuk digesti dan asam
borik serta NaOH untuk distilasi
 Untuk metode spektrofotometer diperlukan HCl sebgai preparasi sampel dan
ammonium Molybdate sebagai pereaksi molibdat vanadat yang digunakan dalam
analisis.
 Untuk metode Instrumen Atomic Absorption Spectrophotometer (SSA) diperlukan
HCl dan aquades untuk pembuatan larutan standarnya
 Untuk metode walkley-black diperlukan K2CrO7 dan H2SO4 pekat yang diperlukan
dalam preparasi sampel serta ferroin digunakan sebagai indikator dan dilakukan tirasi
dengan larutan FeSO4.
 Larutan Buffer digunakan untuk mengkalibrasi PH meter yang akan digunakan untuk
mengukur PH
Pembahasan

 Berdasarkan tabel terlihat punuk pisang ambon memiliki Nitrogen rata-rata yang tertinggi, yaitu
0,1043

 Bedasarkan Tabel, punuk pisang raja memiliki nilai rata-rata fosfor tertinggi jika dibandingkan
dengan yang lain , yaitu sebesar 0,0273.

 Bedasarkan Tabel,punuk pisang ambon memiliki nilai rata-rata kalium tertinggi yaitu dengan
0,06330.
 Nitrogen merupakan salah satu unsur penyusunnya klorofil. Klorofil adalah pigmen yang
dibutuhkan sebagai penyerap sinar matahari yang digunakan dalam fotosintesis.Jika N
meningkat, klorofil juga meningkat, sehingga fotosintat diproduksi dan terakumulasi untuk
pertumbuhan tanaman itu tumbuh.
 Fosfor (P) memiliki manfaat dalam merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih
dan tanaman muda. Fosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan
sejumlah protein tertentu, membantu asimilasi dan pernapasan. Selain itu, fosfor juga
berfungsi untuk mempercepat pembungaan, pemasalan biji, dan buah.
 Ross (1995) menyatakan bahwa elemen K memainkan sebuah peran penting dalam
membuka dan menutup stomata dan bertindak sebagai penggerak berbagai enzim yang
terlibat dalam protein dan sintesis karbohidrat . Jika K meningkat, karbohidrat juga
meningkat sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
 Terlihat pada gambar , pemanfaatan pisang kepok memiliki nilai C
organik tertinggi yaitu sebesar 0.123

 Mikroorganisme dapat menggunakan fungsi karbon pada pisang kepok


sebagai sumber energi untuk menyusun bahan selulosa yang digunakan
untuk mikrobasel dengan membebaskan CO2 dan zat lainnya yang
menguap selain dari proses pengomposisi yang digunakan sebagai
sumber energi(Mifthakul,2013).
Kesimpulan

 Pemanfaatan mikroorganisme lokal penggerak yang berasal dari punuk pisang


dapat meningkatkan kandungan fosfor.
Konsep 5R dalam Pengelolahan
Lingkungan
 Recycle
Dengan penelitian ini kita dapat mengurangi limbah yang dimaksud dalam jurnal penilitian ini
adalah limbah rebusan air bakso yang diolah menjadi pupuk organik cair (poc)
 Reuse
Dengan menggunakan kembali punuk pisang serta air beras yang akan digunakan sebagai
pembuatan Lokal Mikroorganisme (LM) pada penelitian ini.
 Reduse
Dengan menggunakan kembali limbah-limbah ini yaitu rebusan air beras dan punuk pisang
maka dapat mengurangi sampah makanan.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri
mengatakan Diketahui, berdasarkan data yang ada, sampah makanan di Indonesia per tahun
mencapai 1,3 juta ton atau per orang menghasilkan 300 kilogram sampah makanan. Jika
dirupiahkan, maka setiap 1,3 juta ton sampah makanan menghasilkan Rp 27 triliun.
Appendiks

 Agustina. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Reneka Cipta. Jakarta. 54 hal. Jurnal
Sain Peternakan Indonesia 14 (4) 2019 Edisi Oktober-Desember | 350
 Cesaria, R.Y., Wirosoedarmo, R., dan Suharto, B. 2010. Pengaruh penggunaan
starter terhadap kualitas fermentasi limbah cair tapioka sebagai alternatif pupuk
cair. Jurnal Sumberdaya Alam dan Lingkungan. 12 (2): 8-14
 Christie. 2006. Decomposition of Silicate Minerals by Bacillus mucilaginous In
Liquid Cultures. Environ Geochem and Health Journal. 28: 133-140
 Hidayati, A. Yuli, Tb. Benito A. Kurniani, E. T. Marlina dan E. Harlina. 2011.
Kualitas Pupuk Cair Hasil Feses Sapi Potong Menggunakan Saccaromyces
cereviceae. Jurnal Ilmu Ternak. 11(2): 104-107

Anda mungkin juga menyukai