Abstrak
Sampah telah menjadi permasalahan di berbagai tempat di Indonesia. Peningkatan jumlah sampah
mengakibatkan peningkatan volume lindi di Tempat Pengolahan Akhir (TPA) termasuk di TPA Supit
Urang Malang sehingga dapat merusak lingkungan dan kehidupan sekitar. Penelitian ini bertujuan
untuk memanfaatkan lindi sebagai bahan EM4 yang diharapkan dapat membantu masyarakat dalam
proses pengomposan. Berdasarkan hasil penelitian, kandungan kompos terbaik adalah dengan
penambahan 400 ml EM4 yang telah dicampurkan dengan 800 ml lindi dan didiamkan selama 7 hari
dimana semakin banyak EM4 dan semakin lama waktu pengomposan maka semakin bagus kualitas
kompos yang dihasilkan dilihat dari parameter uji kompos yaitu Karbon (C), Nitrogen (N), Kalium (K),
Phospor (P), suhu dan pH.
Pada umumnya lindi terdiri atas senyawa- Pengomposan adalah proses dimana bahan
senyawa kimia hasil dekomposisi sampah dan organik mengalami penguraian secara biologis,
air yang masuk dalam timbulan sampah. Air khususnya oleh mikroba-mikroba yang meman-
tersebut dapat berasal dari air hujan, saluran faatkan bahan organik sebagai sumber energi.
drainase, air tanah atau dari sumber lain di Pembuatan kompos merupakan salah satu cara
sekitar lokasi TPA. Pada saat terjadi hujan di untuk menghancurkan sampah secara biologis
lokasi TPA, maka air hujan akan masuk dan menjadi pupuk alami, sehingga sampah dapat
meresap kedalam tumpukan sampah yang dikembalikan ke tanah (return waste to the
kemudian membawa zat-zat berbahaya dengan land). Hasil pengomposan ini tidak berbahaya
kepekatan zat pencemar yang tinggi melimpah bagi lingkungan dan manusia karena bahan
atau keluar dari timbunan sampah pada TPA organik yang ada pada sampah telah dideg-
berupa limbah cair yang dinamakan lindi. radasikan oleh organisme pengurai menjadi
molekul-molekul yang sederhana melalui proses
Lindi mengandung mikroba dan berbagai ma- biologis, yaitu fermentasi secara cepat. Molekul-
cam mineral yang dibutuhkan untuk pertumbu- molekul sederhana ini dimanfaatkan oleh orga-
han bakteri. Selain mengandung unsur organik nisme tersebut sebagai bahan makanannya.
dengan konsentrasi tinggi, lindi juga mengan-
dung unsur logam seperti Zn dan Hg. Metode
Air lindi dapat diproses menjadi gas bio, pupuk Variabel Penelitian
cair atau starter mikroba. Kuantitas air lindi
yang dihasilkan sampah tergolong rendah tetapi - Pembuatan EM4
dapat mencemari air tanah jika tidak ditangani Variasi volume lindi : 200 ml, 400 ml dan
dengan benar dan langsung dibuang ke tanah 800 ml
sehingga akan mencemari lingkungan sekitarnya. - Pembuatan Kompos
Oleh karena itu, air lindi tersebut dimanfaatkan Variasi Waktu : 7 hari dan 14 hari serta
untuk hal yang berguna misalnya dengan men- variasi volume EM4 : 150 ml dan 300 ml
jadikannya sebagai bahan EM4 yang berguna dalam 5 kg sampah organik
dalam proses pengomposan.
Metode Pengujian
Proses pembuatan kompos sampah organik
dengan cara fermentasi menggunakan EM4 Metode pengujian yang dilakukan adalah
efektif mempercepat proses pengomposan dan dengan melakukan penelitian di laboratorium
mampu menurunkan rasio C/N karena adanya mencakup :
pengaruh konsentrasi EM4, presentase gula - Pengukuran pH dilakukan dengan meng-
sebagai nutrisi bakteri, suhu proses dan ukuran gunakan pH meter
bahan. (Murni Yuniwati dkk, 2012). - Pengukuran suhu dilakukan dengan meng-
gunakan thermometer
langsung maupun tidak langsung. Secara tidak Tabel 5. Hasil Analisa Kandungan Kompos Pada Hari
langsung fitohormon dari bakteri meng-hambat ke - 14
aktivitas patogen pada tanaman, sedangkan Parameter Reaktor
pengaruh secara langsung fitohormon tersebut
1 2 3
adalah meningkatkan petumbuhan tanaman dan
dapat bertindak sebagai fasilitator dalam penye-
%C 2,53 2,65 2,86
rapan beberapa unsur hara dari lingkungan.
Saccaromyces cerevisiae bermanfaat untuk %N 0,315 0,331 0,350
menghasilkan senyawa-senyawa bagi pertum-
buhan tanaman dari asam amino dan gula Rasio C/N 8,03 8,00 8,17
didalam tanah yang dikeluarkan oleh bakteri
fotosintetik atau bahan organik melalui proses %P 0,065 0,073 0,080
fermentasi.
%K 0,084 0,095 0,101
Berdasarkan hasil analisa diatas, maka untuk
Suhu (oC) 29 29 30
tahapan selanjutnya yaitu penambahan EM4
pada sampah organik yang akan dijadikan
pH 5,3 5,8 6,8
kompos, digunakan variasi EM4 pada reaktor ke
tiga yaitu EM4 dengan penambahan 800 ml.
(Sumber : Hasil Penelitian, 2016)
5 0.12
4 0.1
0.08
3
Nilai Kadar Karbon (%)
Grafik 1. Hubungan Variasi Dosis dan Kadar Karbon Grafik 4. Hubungan Variasi Dosis dan Kadar Phospat
Terhadap Lama Waktu Terhadap Lama Waktu
1 0.2
0.1
0.4 7 Hari
7 Hari 0.05 14 Hari
0.2
14 Hari
0 0
0 200 400 0 200 400
Dosis EM4 (ml) Dosis EM4 (ml)
Grafik 2. Hubungan Variasi Dosis dan Kadar Natrium Grafik 5. Hubungan Variasi Dosis dan Kadar Kalium
Terhadap Lama Waktu Terhadap Lama Waktu
10 31
8 30
6
Nilai Rasio C/N (%)
29
4 7 Hari
Suhu
7 Hari 28
2 14 Hari
14 Hari
0 27
0 200 400 0 200 400
Dosis EM4
Dosis EM4 (ml)
Grafik 3. Hubungan Variasi Dosis dan Rasio C/N Grafik 6. Hubungan Variasi Dosis dan Suhu Terhadap
terhadap lama waktu menunjukan bahwa nilai rasio Lama waktu menunjukan bahwa semakin lama waktu
C/N hasil analisis kompos pada hari ke – 7 semakin pengomposan maka suhu pada kompos akan semakin
menurun sedangkan nilai rasio C/N hasil analisis tinggi. Peningkatan antara suhu dengan konsumsi
kompos pada hari ke – 14 semakin meningkat. Angka oksigen memiliki hubungan perbandingan yang lurus.
C/N rasio yang semakin besar menunjukkan bahwa Semakin tinggi suhu, maka akan semakin banyak
bahan organik belum terdekomposisi sempurna. konsumsi oksigen dan akan semakin cepat pula proses
Angka C/N rasio yang semakin rendah menunjukkan penguraian.
bahwa bahan organik sudah terdekomposisi.
3
2 14 Hari Didapatkan hasil akhir bahwa kandungan
1 kompos terbaik adalah dengan penambahan 400
0 ml EM4 selama 7 hari sehingga dapat disimpul-
0 200 400 kan bahwa semakin banyak EM4 dan semakin
Dosis EM4 (ml)
lama waktu pengomposan maka semakin bagus
kualitas kompos yang dihasilkan.