Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan pada modul fosfat ini adalah untuk mengetahui kadar
ortofosfat dan total fosfat suatu sampel air.

1.2 Metode Percobaan

Metode percobaan yang digunakan pada percobaan fosfat ini adalah askorbat secara
spektrofotometri.

1.3 Prinsip Percobaan

Fosfat dengan ammonium molibdat membentuk senyawa komplek yang berwarna,


biasanya absorban diukur dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 660 nm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Eksisting

Sampel yang digunakan pada praktikum fosfat berasal dari Kolam Ikan – Limau
Manis, Jalan Koto Panjang, Limau Manis, Kecamatan Pauh. Pengambilan sampel
dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 23 September 2022, pukul 14.31 WIB.
Disekitar Kolam Ikan terdapat pepohonan serta rumput. Arus yang mengalir
laminar serta memiliki koordinat titik sampling 00˚55’11’’LS 100˚27’03’’ BT,
dengan elevasi daerah 175 mdpl. Kondisi cuaca saat sampling cerah berawan
dengan suhu 29˚C. Dengan nilai pH sampel yaitu sebesar 7,6 dan nilai DO sebesar
5,1 mg/L.

2.2 Teori

2.2.1 Umum

Fosfat adalah salah satu dari sekian banyaknya senyawa fosfor. Senyawa ini
memiliki ikatan atom kovalen fosfor dan oksigen. Pada molekul fosfat, setiap atom
fosfor terikat dengan empat atom oksigen, sehingga mengakibatkan fosfat bertindak
sebagai anion. Molekul ini dapat ditemukan dari hasil tambang yang berada di
bumi. Dalam banyak kasus, fosfat dapat digunakan sebagai pupuk, pemadam api,
coating, dan bahan kimia, sehingga ia dianggap sebagai salah satu sumber mineral
fosfor terpenting bagi teknologi modern. Sayangnya, mineral yang mengandung
fosfat dikategorikan sebagai tidak dapat diperbaharui (Winoto, dkk, 2020).

Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat,
polifosfat, dan fosfat organik. Ortofosfat adalah senyawa monomer seperti H2 PO-4
HPO2- 3-
4 , dan PO4 sedangkan polifosfat juga disebut condensed phosphates

merupakan senyawa polimer seperti (PO3 )6 (heksametafosfat), P3 O10


(tripolifosfat) dan P2 O7 (pirofosfat) fosfat organik adalah P yang terikat dengan
senyawa-senyawa organik sehingga tidak berada dalam larutan secara
KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

terlepas. Dalam air alam atau buangan, fosfor P yang terlepas dan senyawa P selain
yang disebutkan di atas hampir tidak ditemui (Ginting, 2020).

2.2.2 Sumber Fosfat di Perairan

Fosfat pada perairan berbentuk ortofosfat (PO4) ). Kandungan ortofosfat dalam


perairan menandakan kesuburan perairan tersebut. Kandungan fosfat dalam
perairan pada umumnya berasal dari limpasan pupuk pada pertanian, kotoran
manusia maupun hewan, kadar sabun, pegolahan sayuran serta industri pulp dan
kertas. Penggunaan detergen dalam rumah tangga juga menjadi penyumbang kadar
fosfat yang signifikan dalam perairan (Patricia dkk, 2018).

Penambahan konsentrasi limbah baik yang berasal dari darat maupun dari aktivitas
di laut akan berdampak terhadap perubahan komponen fisik, kimia dan biologis
perairan secara keseluruhan. Salah satu kondisi suatu perairan dikatakan telah
tercemar adalah terdapatnya kandungan ammonia, nitrat dan fosfat di perairan
dalam konsentrasi yang sangat tinggi. Ammonia, nitrat, fosfat merupakan zat hara
yang menunjang kesuburan perairan. Kesuburan perairan dapat dikatakan sebagai
salah satu faktor yang menunjang dalam penentuan kualitas suatu perairan
(Hamuna dkk, 2018).

Penambahan konsentrasi limbah baik yang berasal dari darat maupun dari aktivitas
di laut akan berdampak terhadap perubahan komponen fisik, kimia dan biologis
perairan secara keseluruhan. Salah satu kondisi suatu perairan dikatakan telah
tercemar adalah terdapatnya kandungan ammonia, nitrat dan fosfat di perairan
dalam konsentrasi yang sangat tinggi. Ammonia, nitrat, fosfat merupakan zat hara
yang menunjang kesuburan perairan. Kesuburan perairan dapat dikatakan sebagai
salah satu faktor yang menunjang dalam penentuan kualitas suatu perairan
(Hamuna dkk, 2018).

Fosfor di perairan dan sedimen berada dalam bentuk senyawa fosfat terlarut dan
fosfat partikulat. Fosfat terlarut terdiri dari fosfat organik (gula fosfat,
nukleoprotein, fosfoprotein) dan fosfat anorganik (ortofosfat dan polifosfat).
Keberadaan fosfat di perairan akan terurai menjadi senyawa ion dalam bentuk
H2PO4-, HPO42-, dan PO43-, kemudian akan diabsorbsi oleh fitoplankton dan
masuk ke dalam rantai makanan (Makatita, dkk, 2014).

DICKY WAHYUDI SIMBOLON (2110941006)


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

Bentuk fosfat dalam perairan adalah ortofosfat. Pada umumnya, fosfat yang
terdapat dalam suatu perairan dapat berasal dari kotoran manusia atau hewan,
sabun, industri pulp dan kertas, detergen. Pada dasarnya makhluk hidup yang
tumbuh di perairan memerlukan fosfat pada kondisi jumlah tertentu. Sebaliknya,
kandungan fosfat yang berlebihan akan membahayakan kehidupan makhluk hidup
tersebut. Kandungan fosfat yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan alga yang
mengakibatkan sinar matahari yang masuk ke perairan berkurang (Ngibad, 2019).

DICKY WAHYUDI SIMBOLON (2110941006)


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

DICKY WAHYUDI SIMBOLON (2110941006)


BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum fosfat adalah:


1. Labu ukur 100 ml 7 buah
Berfungsi untuk mencampurkan dan menghomogenkan larutan;
2. Mikro pipet
Berfungsi untuk mengambil sampel dan memindahkannya ke wadah lain dalam
volume kecil;
3. Bola hisap
Berfungsi untuk membantu pipet takar dalam mengambil larutan;
4. Tabung reaksi 8 buah
Berfungsi untuk mereaksikan larutan sampel;
5. Kertas saring
Berfungsi untuk menyaring partikel padat yang terdapat pada larutan yang akan
diuji;
6. Gelas ukur 10 ml dan 50 ml
Berfungsi untuk menakar atau mengukur volume larutan yang akan diuji pada
praktikum;
7. Pipet tetes 6 buah
Berfungsi untuk mengambil larutan atau sampel dalam jumlah kecil;
8. Corong
Berfungsi sebagai alat bantu untuk memindahkan larutan dari satu wadah ke
wadah lain dan dalam proses filtrasi;
9. Erlenmeyer 100 ml 1 buah
Berfungsi untuk menghomogenkan larutan sampel;
10. Pipet takar 1 ml, 5 ml, 10 mL
Berfungsi untuk mengambil dan memindahkan larutan sampel;
11. Beaker glass 250 ml 1 buah
Befungsi sebagai wadah larutan sampel dan untuk menghomogenkan larutan
KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
12. Kuvet
Kampus Unandspektro 8 buahPadang 25163
Limau Manis,

Berfungsi untuk menempatkan larutan tembus pandang yang akan diukur


absorbannya menggunakan alat spektrofotometer.

3.2 Bahan

Bahan yang digunakan pada praktikum fosfat adalah:


1. H2 SO4 10 N
Digunakan sebagai pereaksi asam untuk diencerkan pada labu ukur 100 ml;
2. Asam Askorbat 2%
Digunakan untuk pereaksi terhadap larutan untuk menguji pereaksi PO4 ;
3. Ammonium Molibdat 2,5%
Digunakan sebagai larutan atau bahan untuk direaksikan dengan asam sulfat;
4. Kalium Antimonil Tertarat 0,66 gram dalam 150 ml
Digunakan sebagai bahan larutan standar (bahan dasar);
5. Larutan induk fosfat 50 ppm
Digunakan untuk membuat larutan standar;
6. Aquadest
Digunakan untuk mengencerkan larutan.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Larutan Standar

Didapatkan PO4 50 ppm dari garam fosfat KH4 PO4 . Dilakukan pengenceran di
hingga didapatkan larutan standar dengan konsentrasi 0 ppm; 0,2 ppm; 0,4 ppm;
0,6 ppm; 0,8 ppm; 1 ppm.

3.3.2 Pembuatan Reagen Warna

1. Campuran 1: 13 ml Ammonium Molibdat 2,5% ditambahkan 7 ml H2 SO4 10


N ditambah 1 ml kalium antimonil tertarat kemudian diencerkan dalam labu
100 ml;
2. Campuran 2: 50 ml campuran 1 ditambahkan dengan 2,5 ml asam askorbat 2%
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 100 ml.

DICKY WAHYUDI SIMBOLON (2110941006)


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
3. Diambil
Kampus 20 mlManis,
Unand Limau sampel murni
Padang dan disaring lalu dimasukkan ke dalam
25163

Erlenmeyer 100 ml.


4. Pipet 5 ml sampel dan masing-masing standar dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. Masing-masing ditambahkan 5 ml campuran 2, dikocok sampai
homogen dan biarkan selama 15 menit. Selanjutnya, dimasukkan ke kuvet
spektronik, diukur absorbansi dengan spektrofotometer pada panjang
gelombang 660 nm.

3.3.3 Ortho Fosfat

1. 50 ml sampel murni dimasukkan ke dalam labu ukur diambil , lalu disaring;


2. 5 ml sampel dan masing-masing larutan standar dipipet, dimasukkan ke dalam
tabung reaksi. Masing-masing ditambahkan 5 ml campuran 2, dikocok hingga
homogen dan dibiarkan 15 menit. Dimasukkan dalam kuvet spektronik,
absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm.

3.4 Rumus Perhitungan

Adapun rumus yang digunakan dalam praktikum fosfat in iadalah:


1. Rumus Pengenceran
V1 ∙ M1 = V2 ∙ M2
2. Rumus Regresi Linear
y = a + bx
Nilai regresi didapatkan dari spektrofotometri
Keterangan:
y = Nilai absorban
x = Konsentrasi larutan (ppm)
V = Volume larutan
M = Molaritas konsentrasi larutan

DICKY WAHYUDI SIMBOLON (2110941006)


KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN
TEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS ANDALAS
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN
LABORATORIUM AIR
Kampus Unand Limau Manis, Padang 25163

DICKY WAHYUDI SIMBOLON (2110941006)

Anda mungkin juga menyukai