Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PENELITIAN KIMIA

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

KELOMPOK : I

BILHAM ADITIA SEMBIRING (4193331027)


MUHAMMAD AZWIR AZANDI (4191131032)
SALMON MARTUA SIMAMORA (4171131032)

K I M I A T E R A PA N
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH


Pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang terus meningkat seiring peluang
usaha yang semakin ketat serta untuk mendapat modal usaha sulit di Indonesia menyebabkan
pertambahan konsumsi energi di segala sektor kehidupan seperti transportasi, listrik, dan
industry meningkat. Sehingga secara langsung menimbulkan permasalahan sampah kota, yaitu
sampah organik atau sampah anorganik yang pada khususnya dihasilkan pasar-pasar
tradisional.
Misalnya saja Pasar Rambung yang terdapat di Kota Binjai Kabupaten Langkat, di pasar
ini banyak kita jumpai berbagai macam sampah organik seperti sayur-sayuran, buah-buahan,
dan lain-lain. Sampah-sampah tersebut hanya dibuang dan dibiarkan begitu saja di tempat
pembuangan sampah tanpa ada pemisahan antara sampah kering dan sampah padat. Tentunya
lama-kelamaan hal tersebut akan menjadikan tempat sampah tersebut menjadi sarang berbagai
hewan dan akan menimbulkan bau yang kurang sedap.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian

 Mampu mengurangi (reduce) volume sampah yang di 1. Mereduksi sampah secara sistematis.
buang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA) 2. Menambah penghasilan bagi komunitas pasar.
 Dapat mengkonversi (reuse & recycle) sampah menjadi 3. Menyediakan pupuk organik berkualitas tinggi
barang yang berguna bagi masyarakat seperti pupk bagi petani dengan harga terjangkau.
kompos, pupuk cair dan bio gas 4. Menanggulangi kelangkaan pupuk dan lahan
 Dengan pengelolaan yang profesional konversi di kritis.
harapkan bisa mendatangkan keuntungan ekonomi dari 5. Mengurangi beban pengelolaan sampah
hasil penjualan pupuk kompos, pupuk cair dan bio gas pemerintah daerah
 Dapat melakukan replikasi pengolahan sampah ke 6. Mencegah pemanasan global.
pasar tradisional yang lain. 7. Mendukung terciptanya ketahanan pangan
nasional berbasiskan pertanian organik.
Rencana Biaya Penelitian

ALAT BAHAN
ALAT BAHAN

1. Pisau (Tidak Beli) 1. EM4 1 liter Rp 25.000


2. Telenan (Tidak Beli) 2. Gula Putih (Tidak Beli)
3. Tong air Rp 50.000 3. Air Cucian Beras (Tidak
4. Ember (Tidak Beli) beli)
5. Keran air Rp 20.000 Total biaya Rp 25.000
Total Biaya Rp 70.000

Total biaya keseluruhan Rp 95.000


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Sampah organik adalah sampah yag dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi
oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah organik basah
dan sampah organik kering. Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah yang mempunyai
kandungan air yang cukup tinggi contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Sedangkan sampah organik
kering adalah sampah yang mempunyai kandungan air rendah contoh kayu atau ranting dan dedaunan
kering

Bahan organik tidak dapat langsung digunakan atau dimanfaatkan oleh tanaman karena
perbandingan C/N dalam bahan baku tersebut relative tinggi atau tidak sama denga C/N tanah. Nilai
C/N tanah sekitar 10-12. Apabila bahan organik mempunyai kandungan C/N mendekati atau sama
dengan C/N tanah maka bahan tersebut dapat digunakan atau diserap tanaman. Prinsip pengomposan
adalah menurunkan C/N rasio bahan organik sehingga sama dengan tanah (<20). Dengan semakin
tingginya C/N bahan maka proses pengomposan akan semakin lama karena C/N harus diturunkan.
Pupuk cair organik adalah pupuk yang bahan dasarnya berasal dari hewan atau tumbuhan yang sudah
mengalami fermentasi dan berntuk produknya berupa cairan. Kandungan bahan kimia di dalamnya maksimum
5%. Penggunaan pupuk cair memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut : 1. Pengaplikasiannya lebih
mudah jika dibandingkan dengan pengaplikasian pupuk organik padat. 2. Unsur hara yang terdapat di dalam
pupuk cair mudah diserap tanaman 3. Mengandung mikroorganisme yang jarang terdapat dalam pupuk organik
padat. 4. Pencampuran pupuk cair organik dengan pupuk organik padat dapat mengaktifkan unsur hara yang
ada dalam pupuk organik padat tersebut.
Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak bermasalah
dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair
anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walapun digunakan sesering
mungkin. Selain itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yang diberikan ke
permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman (Bela Shintya, 2013). Pupuk Organik Cair (POC)
dalam proses pembuatannya memerlukan waktu yang lebih cepat dari pupuk organic padat, dan penerapannya
di pertanian yakni tinggal di semprotkan ke tanaman.
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

Jenis penelitian yang di lakukan adalah


Penelitian dilakukan di Kota Binjai
penelitian eksperimen dengan desain
Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Waktu
pengamatan terhadap perkembangan pupuk
penelitian dimulai dari 08 Maret – 01 April
organic cair yang mengalami proses
2021.
pengomposan selama 25 hari.
Alur Penelitian Pembuatan Pupuk Organik Cair

Limbah sayuran dengan berat 1500 gr dihaluskan dengan Pisau

Ember
1500 gr limbah sayuran yang telah halus + EM4 350ml + Air Beras 1000 ml +
Gula 100 ml Kemudian di aduk hingga tercampur merata

Galon
Bahan-bahan yang telah di campur di dalam ember kemudian dimasukkan kedalam Tong yang
telah dilengkapin kran untuk proses fermentasi

Didiamkan Bahan-bahan tersebut selama 25 hari kemudian


dilakukan inkubasi dan pengamatan 5 hari sekali
Alat Dan Bahan yang Digunakan

ALAT BAHAN
ALAT BAHAN

a. Pisau
a. Sampah organik : limbah sayuran dari pasar =
b. Tong air yang telah dilengkapin
1500 gr
kran
b. EM4 350 ml
c. Ember
c. Gula 100 ml
d. Telenan
d. Air cucian 1 liter
Prosedur Pembuatan Pupuk Organik
Cair

1. Dicampurkan sisa sayuran sawi, kol, wortel, daun singkong dan kulit pisang dengan berat
total 1500 gr di cacah dengan Pisauhingga halus
2. Dimasukkan Campuran sayuran yang telah halus kedalam ember
3. Didalam Emberditambahkan EM4 : 350 ml ; Air beras: 1 liter dan gula : 100 ml
4. Diaduk sampai campuran di dalam ember hingga tercampur merata
5. Bahan-bahan yang dicampurkan didalam ember kemudian dipindahkan kedalam tong air
untuk proses fermentasi, tong air telah dilengkapi keran untuk mempermudah proses
pengambilan hasil
6. Diilakukan inkubasi dan pengamatan 5 ; 10 ; 15 ; 20 dan 25 hari hingga diperoleh cairan
kental atau pupuk organik cair di dasar galon
Pengolahan Dan Analisis Data

Untuk melihat ada tidaknya perbedaan kecepatan (waktu) proses


composting pada tiap-tiap perlakuan, maka terhadap data yang telah diperoleh
dilakukan secara Deskriptif.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Pengaruh Effective Microorganisme 4 (EM4) terhadap Kualitas Pupuk
Cair pada limbah sayuran
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa Effective Microorganisme memegang peranan penting
dalam kualitas pupuk cair. Dari hasil penelitian untuk mendapatkan hasil dengan kualitas yang cukup
tinggi dapat dilihat dengan jumlah EM4 yang dipakai yaitu 350 ml dan difermentasikan selama 25
hari sehingga didapatkan kandungan C-organik sebesar 26,66 % dan Nitrogen sebesar 0,88 %. Untuk
Fosfor 1,98 % sedangkan Kalium sebesar 0,85 %. Dalam kondisi aerob, mikroba memanfaatkan
oksigen bebas untuk mendekomposisikan bahan organik dan mengasimilasi sebagian unsur karbon,
nitrogen, fosfor, belerang serta unsur lain yang diperlukan untuk mensintesis protoplasma sel mikroba
tersebut. Dari hasil yang diperoleh jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu menggunakan
Effective Microorganisme (EM4) dari limbah sayuran dengan komposisi sayuran sebanyak 500 gr,
waktu pengendapan 6 hari, dan pH 4. Maka, pengunaan Effective Microorganisme (EM4) yang cukup
banyak dan fermentasi yang cukup serta
Pengaruh Waktu terhadap Rasio C/N pada limbah sayuran yang
diblender
Dari gambar diatas dapat dilihat nilai Rasio C/N. Jika dibandingkan dengan Rasio C/N awal
sebesar 33,56, maka ada penurunan Rasio C/N. Penurunan terbesar terjadi pdengan EM4 350 ml
sebesar 30,2 Terjadinya penurunan nilai Rasio C/N dikarenakan selama proses anerobik terjadi
pemanfaatan sumber karbon dan nitrogen oleh mikroba. Ini dapat diindikasikan dengan
menurunnya nilai C/N rasio. Ini menunjukkan terjadi penggunaan atau pemanfaatan sumber
karbon dan nitrogen sebagai nutrisi mikroba untuk tumbuh dan berkembang. Perbandingan C/N
dari bahan organik sangat menentukan aktivitas mikroba dan produksi biogas. Kebutuhan unsur
karbon dapat dipenuhi dari karbohidrat, lemak, dan asam-asam organik, sedangkan kebutuhan
nitrogen dipenuhi dari protein, amoniak dan nitrat. Perbandingan C/N (C/N rasio) substrat akan
berpengaruh pada pertumbuhan mikroorganisme.
Kesetimbangan karbon dan nitrogen dalam bahan yang digunakan sebagai substrat
perlu mendapat perhatian. Oleh karena itu, jika terlalu banyak nitrogen pertumbuhan
bakteri akan terhambat, dalam hal ini terutama bahan yang kandungan amonianya sangat
tinggi. Berdasarkan beberapa informasi yang diperoleh, agar pertumbuhan bakteri
anaerob optimum, diperlukan rasio optimum C : N berkisar antara 20 : 1 sampai 30 : 1.
Dengan mengacu pada Rasio C/N yang diatur di dalam SNI ataupun KepMenTan tentang
kualitas kompos. Di dalam SNI rasio C/N kompos yang diijinkan adalah 10 – 20, maka
rasio C/N yang diperoleh dalam penelitian ini sudah mendekati batas optimum.
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN

1. Pupuk organik cair dapat dihasilkan dengan mengolah limbah sayuran.


2. Untuk hasil yang maksimal diperoleh dengan EM4 350 ml kemudian difermentasi selama 25
hari dengan kandungan yaitu Rasio C/N 30,22, COrganik 26,66 %, Nitrogen 0,88 % dan
Biogas 13 ml.
3. Ukuran bahan yang lebih kecil, waktu fermentasi yang lama, dan jumlah EM4 yang cukup
banyak dapat mempercepat proses pendegradasian dan mempengaruhi kualitas pupuk cair
yang dihasilkan.
4. Bahan baku yang dicacah tidak mengalami perbedaan hasil yang cukup signifikan.
KESIMPULAN

Cara yang dapat dilakukan adalah melakukan pengkomposan pada sampahsampah organic seperti
sayur-sayuran atau buah-buahan. Dengan melakukan pengkomposan pada sampah-sampah tersebut
tentunya akan mengurangi volume penumpukan sampah di pasar Rambung. Dampaknya tidak hanya
sampah di pasar tersebut berkurang namun juga akan menambah nilai ekonomi bagi masyarakat.
Karena kita dapat menjual pupuk hasil olahan tersebut. Cara pengolahannya pun hanya sederhana.
Dengan melakukan pengkomposan terhadap sampah-sampah organic yang terdapat di pasar
Rambung Kota Binjai Kabupaten Langkat, selain mengurangi penumpukannya juga akan
menghasilkan nilai ekonomis terhadap pupuk hasil olahannya. Sehingga pendapatan masyarakat
otomatis juga akan meningkat seiring dengan penjualan pupuk hasil olahannya.

Anda mungkin juga menyukai