Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I


BELERANG

Kelompok 2
Anggota:
1. Friska Senja Cahyani (06101281722044)
2. Ariyani Safitri ( 06101181722012)
3. Abepura Dwiputra Absa (06101181722034)
4. Roselina Eka Wahyuni (06101281722021)
5. Ririn Afrillya (06101181722005)
6. Rizki Kinanti (06101281722030)
7. Septi Giana (06101181722039)

Asisten : 1. Puspa Ayu Wardani


2. Ratih Ovalinda
3. Resta Sari Kurniawan
4. Selly Triani

Dosen Pembimbing : Maefa Eka Haryani., S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
I. Judul Percobaan : Belerang
II. Tanggal Percobaan : 26 Februari 2019
III. Tujuan Percobaan :
A. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami beberapa karakteristik senyawa belerang.
B. Tujuan Khusus
Setelah melakukan kegiatan loboratoris, mahasiswa (1) dapat membedakan
belerang rombik dengan belerang monoklin (2) menentukan karakteristik reaksi unsur
belerang pada pembentukan senyawa tiosulfat dan polisulfida.

IV. Dasar Teori


Belerang merupakan unsur dengan nomor atom 16 dan terletak pada golongan
6A di tabel periodik unsur. Belerang ditemukan di alam sebagai unsur bebas, sulfat,
maupun sebagai bijih sulfida. Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh,
yang tidak larut dalam air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Belerang
dapat ditemukan dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun padat, unsur belerang
terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran. Bentuk yang
berbeda-beda ini mengakibatkan sifatnya pun berbeda-beda dan dan keterkaitannya
antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami (Clark, 2008).
Menurut Petrucci (1985), bahwa ada beberapa allotropi belerang, yaitu :
 Belerang rombik (Sα)
 Belerang monoklinik (Sß)
 Belerang cair (Sλ)
 Belerang cair (Sµ) yang memiliki warna gelap
 Uap belerang, S8
 Belerang plastik
Sejarah

Menurut Genesis, belerang sudah lama dikenal oleh nenek moyang sebagai
batu belerang.

Sumber

Belerang ditemukan dalam meteorit. R.W. Wood mengusulkan bahwa terdapat


simpanan belerang pada daerah gelap di kawah Aristarchus. Belerang terjadi secara
alamiah di sekitar daerah pegunungan dan hutan tropis. Sulfir tersebar di alam
sebagai pirit, galena, sinabar, stibnite, gipsum, garam epsom, selestit, barit dan lain-
lain.

Pembuatan

Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan
garam yang melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat. Menggunakan
proses Frasch, air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk
mencairkan belerang, yang kemudian terbawa ke permukaan.

Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah, namun belerang
harus dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan secara kimiawi, yang
akhinya membuang belerang. Namun sekarang, proses yang baru memungkinkan
untuk mengambil kembali belerang yang terbuang. Sejumlah besar belerang diambil
dari ladang gas Alberta.

Sifat – sifat Belerang

Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam
air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas,
cair maupun padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu
atau campuran. Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun berbeda-
beda dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami.

Belerang membentuk senyawa dalam berbagai tingkatan oksidasi dan


senyawanya dengan oksigen merupakan salah satu senyawa belerang yang terpenting
yang sering melibatkan ikatan rangkap dua dari donasi pasangan elektron oksigen.
Hal ini dapat terjadi karena orbital kosong 3d dalam atom belerang (Gulo, 2016).

Isotop

Belerang memiliki sebelas isotop. Dari empat isotop yang ada di alam, tidak
satupun yang bersifat radioaktif. Belerang dengan bentuk yang sangat halus, dikenal
sebagai bunga belerang, dan diperoleh dengan cara sublimasi.

Senyawa-senyawa
Senyawa organik yang mengandung belerang sangat penting. Kalsium sulfur,
ammonium sulfat, karbon disulfida, belerang dioksida dan asam sulfida adalah
beberapa senyawa di antara banyak senyawa belerang yang sangat penting

Kegunaan

Belerang adalah komponen serbuk mesin dan digunakan dalam proses


vulkanisasi karet alam dan juga berperaan sebagai fungisida. Belerang digunakan
besar-besaran dalam pembuatan pupuk fosfat. Berton-ton belerang digunakan untuk
menghasilkan asa sulfat, bahankimia yang sangat penting.

Belerang juga digunakan untuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya,
untuk mensterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering. Belerang
merupakan insultor yang baik.

Belerang sangat penting untuk kehidupan. Belerang adalah penyusun lemak,


cairan tubuh dan mineral tulang, dalam kadar yang sedikit. Belerang cepat
menghilangkan bau. Belerang dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer, sebagai
pencemar udara.

V. Alat dan Bahan


a. Tabung uji
b. Pemanas
c. Corong penyaring
d. Sentrifuge
e. Kaca arloji
f. Larutan NaOH 5 M
g. Kristal Na2S2O3
h. Serbuk belerang
i. Larutan HCl 5 M
j. Larutan HCl encer
k. Kertas saring
l. Larutan AgNO3 0,1 M

VI. Prosedur Percobaan


1. Masukkan 1 gram serbuk belerang ke dalam tabung reaksi, panaskan secara perlahan (
hati – hati ) hingga meleleh, kemudian tuangkan cairan panas belerang ini kedalam
gelas kimia yang berisi air dingin (10 ml). Amati hasil (pertumbuhan) kristalnya.
2. Ke dalam 4 mL air larutkan 0,5 gram kristal Na2S2O3, kemudian tambahkan 0,3 gram
serbuk belerang dan panaskan dengan hati – hati secara perlahan campuran ini selama
2 – 3 menit. Saring atau pusingkan dan ambil larutannya, kemudian kedalam filtrate
ini tambahkan HCl encer (kerjakan di dalam lemari asam). Amati secara hati – hati
dan catat setiap perubahan yang terjadi.
3. Panaskan hingga mendidih campuran 2,5 mL NaOH 5 M dan 0,25 gram belerang
selama 3 – 4 menit. Dinginkan, saring ke dalam tabung reaksi, kemudian di dalam
filtrate ini tambahkan HCl 5 M bertetes – tetes dan tutup ujung tabung dengan kertas
saring yang telah dibasahi dengan larutan perak nitrat (kerjakan ini dalam lemari
asam). Amati, kenali baunya, dan catat setiap perubahan yang terjadi.

VII. Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Amatan/simpulan


1. Serbuk belerang dipanaskan Serbuk belerang yang dipanaskan menjadi
kemudian dituangkan kedalam meleleh yang berwarna orange kemerahan.
air dingin. Kemudian pada saat dituangkan ke dalam air
terbentuk kristal belerang yang berwarna kuning.
Pada saat proses pemanasan tercium bau
belerang.
2. Air + Na2S2O3 + S Ketika air ditambahkan Na2S2O3 tidak terjadi
perubahan warna pada larutan yaitu tidak
berwarna kemudian ketika ditambahkan belerang
terlihat bahwa belerang ini tidak larut dalam air.

Ketika larutan dipanaskan terdapat gelembung.


Proses Pemanasan dan Terdapat endapan belerang yang berwarna kuning
penyaringan dan terlihat bahwa filtratnya tidak berwarna.
Ketika dilakukan penyaringan residu dengan
menggunakan kertas saring didapatkan residu
yang berwarna kuning.
Ketika filtrat ditambahkan HCl yang dilakukan di
dalam lemari asam, terlihat bahwa HCl tidak
Filtrat + HCl larut. Terdapat dua lapisan di dalam tabung reaksi
dimana lapisan bawah tidak berwarna dan lapisan
di atsanya berwarna putih susu.
3. NaOH + S Ketika NaOH ditambahkan belerang tidak larut

Ketika dilakukan pemanasan terlihat bahwa


Proses pemanasan dan belerang dapat larut dalam NaOH. Larutan
penyaringan berwarna orange dan tercium bau belerang
kemudian ketika disaring residunya berwarna
kuning kemudian filtratnya berwarna orange.

Ketika filtrat ditambahkan HCl terlihat bahwa


HCl tidak dapat larut. Terdapat dua lapisan
Fitrat + HCl dimana lapisan yang berada dibawah berwarna
orange dan yang di atas berwarna putih.
Kemudian ketika kertas saring yang telah di
basahi perak nitrat diletakkan di ujung tabung
reaksi, terjadi perubahan warna pada kertas saring
yaitu dari berwarna putih menjadi warna hitam.
Pada saat terjadinya reaksi tercium bau yang
menyengat seperti bau telur busuk.

VIII. Persamaan Reaksi


Percobaan ke – 1
 S8(s) + 8 O2(aq)  8 SO2(s)
 SO2(s) + H2O(l)  H2SO3(s)

Percobaan ke – 2
 Na2S2O3(s) + 5H2O(l)  Na2S2O3 . 5 H2O (aq)
 Na2S2O3 . 5 H2O(aq) + S(s) + O2(g)  Na2S2O3(aq) + SO2(g) + 5H2O(l)
 Na2S2O3(aq) + 2 HCl(aq)  2 NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l)

Percobaan Ke – 3

 S(s) + 2 NaOH(aq)  Na2S(s) + H2O(l)


 2 S(s) + 4 NaOH(aq)  Na2S(aq) + Na2S2O3(aq) + H2O(l)
 Na2S(s) + 2 AgNO3(aq)  H2S(g) + NaCl(aq)
 H2S(g) + 2AgNO3(aq)  Ag2S(s) + 2H2O(l)

IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini percobaan yang kami lakukan mengenai unsur
belerang. Unsur belerang yang digunakan pada praktikum kali ini berbentuk serbuk
yang berwarna kuning. Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan sebanyak tiga
kali. Pada percobaan yang pertama, kami memanaskan serbuk belerang yang
berwarna kuning yang berada dalam tabung reaksi dengan menggunakan bunsen.
Beberapa saat kemudian serbuk belerang tersebut meleleh menjadi larutan yang
berwarna jingga. Lelehan tersebut dituangkan ke dalam air yang telah sebanyak 10 ml
yang telah dimasukkan ke dalam gelas kimia. Pada dasarnya air biasa dikenal sebagai
pelarut, namun unsur belerang tidak dapat larut didalam air. Sehingga ketika lelehan
tersebut dicampurkan dengan air, lelehan tersebut berubah menjadi kristal yang
berwarna kuning.
Pada percobaan yang kedua, serbuk belerang sebanyak 0,3 gram dimasukkan
kedalam larutan kristal natrium tiosulfat (Na2S2O3 0,5 gram) yang sebelumnya telah
dilarutkan didalam 4 ml air. Campuran tersebut kemudian dipanaskan dan kemudian
menghasilkan larutan tidak berwarna dan endapan yang berwarna kuning. Kemudian
dilakukan penyaringan setelah itu filtrat dari larutan tersebut ditambahkan dengan
larutan HCl tetes demi tetes. Sehingga didapatkan hasil berupa larutan yang berwarna
putih susu. Semakin banyak tetesan HCl yang ditambahkan maka akan semakin pekat
pula warna putih susu dari larutan tersebut.
Pada perlakuan yang ketigat sekaligus yang terakhir, 2,5 ml larutan NaOH
yang tidak berwarna dicampurkan dengan 0,25 gram serbuk belerang yang berwarna
kuning kemudian dipanaskan hingga mendidih. Hasilnya terbentuklah larutan yang
berwarna jingga. Larutan tersebut kemudian disaring. Setelah itu larutan yang telah
disaring (filtrat) ditambah larutan HCl yang tidak berwarna dan pada mulut tabung
ditutup dengan ketas yang telah terlebih dahulu dibasahi dengan larutan Perak Nitrat,
beberapa saat kemudian pada kertas saring yang ditutup pada mulut tabung reaksi
terlihat bekas lingkaran mulut tabung yang semula kertas berwarna putih berubah
menjadi berwarna hitam dan tercium bau yang sangat pekat seperti bau telur busuk.
Berdasarkan reaksi yang terjadi, bau busuk ini diperoleh dari H2S yang terbentuk.

X. Kesimpulan
1. Pada dasarnya air biasa dikenal sebagai pelarut, namun unsur belerang tidak
dapat larut didalam air. Sehingga ketika lelehan dicampurkan dengan air,
lelehan tersebut berubah menjadi kristal yang berwarna kuning.
2. Kristal belerang yang diperoleh dari lelehan belerang yang dituangkan ke
dalam air berisi rantai – rantai spiral µ-S.
3. Belerang membentuk senyawa dalam berbagai tingkatan oksidasi
4. Belerang bereaksi dengan basa kuat membentuk ion tiosulfat dan ion
polisulfida.
5. Berdasarkan reaksi yang terjadi, bau busuk pada percobaan yang ke – 3
diperoleh dari H2S yang terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2005. Konsep-konsep inti. Jakarta: Erlangga.


Gulo, Fakhili dan Desi. 2016. Panduan Praktikum Kimia Anorganik I. Indralaya:
Laboratorium PSB Kimia UNSRI.
Kurniawan, D. 2015. Belerang. (Online).
https://www.academia.edu/11748662/belerang. (Diakses pada tanggal 28 Februari
2019)
Petrucci, H. Ralph. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Edisi IV, Jilid 2.
Jakarta : Erlangga.
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta : PT. Kalman Media Pusaka.
LAMPIRAN

Percobaan ke – 1 Percobaan ke - 2

Anda mungkin juga menyukai