Kelompok 2
Anggota:
1. Friska Senja Cahyani (06101281722044)
2. Ariyani Safitri ( 06101181722012)
3. Abepura Dwiputra Absa (06101181722034)
4. Roselina Eka Wahyuni (06101281722021)
5. Ririn Afrillya (06101181722005)
6. Rizki Kinanti (06101281722030)
7. Septi Giana (06101181722039)
Menurut Genesis, belerang sudah lama dikenal oleh nenek moyang sebagai
batu belerang.
Sumber
Pembuatan
Belerang dihasilkan secara komersial dari sumber mata air hingga endapan
garam yang melengkung sepanjang Lembah Gulf di Amerika Serikat. Menggunakan
proses Frasch, air yang dipanaskan masuk ke dalam sumber mata air untuk
mencairkan belerang, yang kemudian terbawa ke permukaan.
Belerang juga terdapat pada gas alam dan minyak mentah, namun belerang
harus dihilangkan dari keduanya. Awalnya hal ini dilakukan secara kimiawi, yang
akhinya membuang belerang. Namun sekarang, proses yang baru memungkinkan
untuk mengambil kembali belerang yang terbuang. Sejumlah besar belerang diambil
dari ladang gas Alberta.
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam
air tapi mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas,
cair maupun padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu
atau campuran. Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun berbeda-
beda dan keterkaitan antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami.
Isotop
Belerang memiliki sebelas isotop. Dari empat isotop yang ada di alam, tidak
satupun yang bersifat radioaktif. Belerang dengan bentuk yang sangat halus, dikenal
sebagai bunga belerang, dan diperoleh dengan cara sublimasi.
Senyawa-senyawa
Senyawa organik yang mengandung belerang sangat penting. Kalsium sulfur,
ammonium sulfat, karbon disulfida, belerang dioksida dan asam sulfida adalah
beberapa senyawa di antara banyak senyawa belerang yang sangat penting
Kegunaan
Belerang juga digunakan untuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya,
untuk mensterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering. Belerang
merupakan insultor yang baik.
Percobaan ke – 2
Na2S2O3(s) + 5H2O(l) Na2S2O3 . 5 H2O (aq)
Na2S2O3 . 5 H2O(aq) + S(s) + O2(g) Na2S2O3(aq) + SO2(g) + 5H2O(l)
Na2S2O3(aq) + 2 HCl(aq) 2 NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l)
Percobaan Ke – 3
IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini percobaan yang kami lakukan mengenai unsur
belerang. Unsur belerang yang digunakan pada praktikum kali ini berbentuk serbuk
yang berwarna kuning. Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan sebanyak tiga
kali. Pada percobaan yang pertama, kami memanaskan serbuk belerang yang
berwarna kuning yang berada dalam tabung reaksi dengan menggunakan bunsen.
Beberapa saat kemudian serbuk belerang tersebut meleleh menjadi larutan yang
berwarna jingga. Lelehan tersebut dituangkan ke dalam air yang telah sebanyak 10 ml
yang telah dimasukkan ke dalam gelas kimia. Pada dasarnya air biasa dikenal sebagai
pelarut, namun unsur belerang tidak dapat larut didalam air. Sehingga ketika lelehan
tersebut dicampurkan dengan air, lelehan tersebut berubah menjadi kristal yang
berwarna kuning.
Pada percobaan yang kedua, serbuk belerang sebanyak 0,3 gram dimasukkan
kedalam larutan kristal natrium tiosulfat (Na2S2O3 0,5 gram) yang sebelumnya telah
dilarutkan didalam 4 ml air. Campuran tersebut kemudian dipanaskan dan kemudian
menghasilkan larutan tidak berwarna dan endapan yang berwarna kuning. Kemudian
dilakukan penyaringan setelah itu filtrat dari larutan tersebut ditambahkan dengan
larutan HCl tetes demi tetes. Sehingga didapatkan hasil berupa larutan yang berwarna
putih susu. Semakin banyak tetesan HCl yang ditambahkan maka akan semakin pekat
pula warna putih susu dari larutan tersebut.
Pada perlakuan yang ketigat sekaligus yang terakhir, 2,5 ml larutan NaOH
yang tidak berwarna dicampurkan dengan 0,25 gram serbuk belerang yang berwarna
kuning kemudian dipanaskan hingga mendidih. Hasilnya terbentuklah larutan yang
berwarna jingga. Larutan tersebut kemudian disaring. Setelah itu larutan yang telah
disaring (filtrat) ditambah larutan HCl yang tidak berwarna dan pada mulut tabung
ditutup dengan ketas yang telah terlebih dahulu dibasahi dengan larutan Perak Nitrat,
beberapa saat kemudian pada kertas saring yang ditutup pada mulut tabung reaksi
terlihat bekas lingkaran mulut tabung yang semula kertas berwarna putih berubah
menjadi berwarna hitam dan tercium bau yang sangat pekat seperti bau telur busuk.
Berdasarkan reaksi yang terjadi, bau busuk ini diperoleh dari H2S yang terbentuk.
X. Kesimpulan
1. Pada dasarnya air biasa dikenal sebagai pelarut, namun unsur belerang tidak
dapat larut didalam air. Sehingga ketika lelehan dicampurkan dengan air,
lelehan tersebut berubah menjadi kristal yang berwarna kuning.
2. Kristal belerang yang diperoleh dari lelehan belerang yang dituangkan ke
dalam air berisi rantai – rantai spiral µ-S.
3. Belerang membentuk senyawa dalam berbagai tingkatan oksidasi
4. Belerang bereaksi dengan basa kuat membentuk ion tiosulfat dan ion
polisulfida.
5. Berdasarkan reaksi yang terjadi, bau busuk pada percobaan yang ke – 3
diperoleh dari H2S yang terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA
Percobaan ke – 1 Percobaan ke - 2