Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

UPAYA PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI


KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS
GAMES TOURNAMENT) PADA SISWA KELAS XI MIPA

OLEH :
MARIA ANGELINA BARUS
NIM 4193331020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MEDAN
2021
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 3


1.1. Latar
Belakang ...................................................................................................... 3
1.2. Identifikasi
Masalah .............................................................................................. 4
1.3. Batasan
Masalah .................................................................................................... 5
1.4. Rumusan
Masalah ................................................................................................. 5
1.5. Tujuan
Penelitian .................................................................................................. 5
1.6. Manfaat
Penelitian ................................................................................................ 5
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA ...............................................................................................
BAB III. METODE
PENELTIAN ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................
6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan menjadi hal yang penting untuk menyiapkan generasi muda yang akan
berdaya saing tinggi di dunia global yang semakin maju (Sudarman, 2007). Pada era
globalisasi ini pendidikan menjadi salah satu perhatian utama dunia. Pemahaman tentang
sains dan teknologi merupakan hal yang penting bagi generasi muda untuk
mempersiapkan diri dalam masyarakat modern (OECD, 2013). Pada abad 21 ini kita
dihadapkan pada tuntutan akan pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas serta
mampu berkompetisi. Sumber daya manusia yang berkualitas, yang dihasilkan oleh
pendidikan yang berkualitas dapat menjadi kekuatan utama untuk mengatasi masalah-
masalah yang dihadapi dalam pendidikan (Insirawati dkk., 2018).

Sasaran dari pembelajaran kimia adalah siswa diharapkan mampu mencapai hasil
belajar yang lebih baik dan siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran. Pada
kenyataannya hingga saat ini kimia masih dianggap sebagai mata pelajaran yang susah
untuk dimengerti. Faktor lain yang mempengaruhi pembelajaran adalah cara mengajar
guru yang tidak tepat. Oleh karena itu, pengajaran kimia perlu diperbarui, dimana siswa
diberikan porsi lebih banyak dibandingkan dengan guru, bahkan siswa harus dominan
dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran yang biasa diterapkan selama ini
menggunakan metode ekspositori, di mana pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif,
dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Hal inilah yang menjadi satu faktor yang
menyebakan anak mengalami kesulitan dalam belajar (Ahmadi & Supriyono, 2003).

Materi koloid adalah materi yang memerlukan pemahaman konseptual, nyata dan
banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Materi koloid merupakan materi yang
bersifat abstrak tetapi terdapat beberapa konsep yang bersifat konkret yang banyak
dijumpai di kehidupan kita. Materi koloid berisi teori, konsep dan tidak mengandung
unsur matematis, sehingga membutuhkan pemahaman dan kemampuan memori untuk
mempelajari dan memahami materi koloid (Rahmani, 2018). Kemampuan memori
merupakan kemampuan untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan
memunculkan kembali (remembering) hal-hal yang lampau. Karakteristik materi koloid
tersebut menjadikan perlunya penggunaan model pembelajaran yang dapat membantu
siswa agar tidak jenuh dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi koloid. Materi ini merupakan materi yang bersifat
hafalan dan pemahaman. Dalam belajar materi ini, siswa harus diberi kesempatan untuk
lebih banyak berperan dalam proses pembelajaran. Karena dengan demikian, siswa akan
lebih lama mengingat apa yang telah dipelajarinya (Purba, 2017; Suzana, 2020).

Kurang bervariasinya metode atau model pembelajaran mengakibatkan kejenuhan


belajar bagi siswa, sehingga minat belajar siswa akan berkurang. Minat belajar akan
tumbuh dan terpelihara apabila kegiatan belajar mengajar dilaksanakan secara bervariasi,
baik melalui variasi model maupun media pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti
menawarkan penyelesaian atau solusi untuk menimalkan kurangnya minat belajar siswa
dan pemahamahan siswa terhadap konsep materi koloid. Salah satu model pembelajaran
yang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran adalah model pembelajaran
kooperatif. Kooperatif mengandung pengertian bekerjasama dalam mencapai tujuan
bersama. Belajar kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dalam pengajaran
yang memungkinkan mahasiswa bekerja sama untuk memaksimalkan belajar mereka dan
belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Aktivitas pembelajaran kooperatif
menekankan pada kesadaran siswa perlu belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan,
konsep, keterampilan kepada siswa yang membutuhkan atau anggota lain dalam
kelompoknya, kesadaran bahwa siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan
masalah, mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuan mereka
akan tumbuh sehingga belajar kooperatif dapat saling menguntungkan antara siswa yang
berprestasi rendah dan siswa yang berprestasi tinggi (Waruwu & Susanti, 2019; Muhima,
2021)

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Team Games Tournaments. TGT
merupakan model pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan prestasi belajar dan
memori siswa. TGT adalah salah satu teknik yang baik apabila dilaksanakan di dalam
kelas. Pembelajaran TGT memiliki sintak pembelajaran yang diawali dengan
memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi kelompok, memecahkan masalah, melakukan
permainan dan presentasi sehingga lebih sesuai untuk melatih aktivitas siswa pada aspek
tersebut. Implementasi TGT secara efektif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
(Andini,dkk., 2016; Nurhasinah,dkk., 2020). TGT lebih mencurahkan waktu untuk tugas,
mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu, dapat menguasai materi
dengan waktu yang sedikit, proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari
siswa, motivasi dan prestasi belajar lebih tinggi dan dengan penerapan model TGT ini
diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar siswa (Fajri,dkk., 2013;
Sari dkk., 2016; Safitri,dkk, 2018). Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Upaya Peningkatan Proses dan Hasil
belajar Kimia Materi Koloid Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games
Tournament) pada Siswa Kelas XI MIPA”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Kimia masih dianggap sebagai mata pelajaran yang susah untuk dimengerti.
2. Pembelajaran yang biasa diterapkan selama ini menggunakan metode ekspositori, di
mana pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif, dan kurang terlibat dalam
pembelajaran.
3. Cara mengajar guru yang tidak tepat.
4. Materi koloid berisi teori, konsep dan tidak mengandung unsur matematis, sehingga
membutuhkan pemahaman dan kemampuan memori untuk mempelajari dan memahami
nya.
5. Kurang bervariasinya metode atau model pembelajaran mengakibatkan kejenuhan
belajar bagi siswa, sehingga minat belajar siswa akan berkurang.

1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas,peneliti memberi batasan pada permasalahan


yang dikaji dalam penelitian ini. Penelitian ini akan dibatasi pada hal-hal sebagai
berikut :
1. Materi kimia yang akan diteliti adalah materi koloid.
2. Model pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah,identifikasi masalah, dan batasan masalah, maka


permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.Seberapa besar Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIPA?

1.5. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengetahui Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas XI MIPA.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini adalah :
1.Manfaat Teoritis
Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang
materi koloid dengan menggunakan Model Pembelajaran Koperatif tipe Teams Games
Tounament dan sebagai bahan kepustakaan peneliti lain yang bermaksud mengadakan
penelitian yang sama atau berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
2.Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai cara ataupun pengalaman dalam
memperbaiki pembelajaran kimia terkhusus materi koloid, dengan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Teams Games Tournament agar siswa aktif dalam mengikuti
pembelajaran sehingga model pembelajaran yang digunakan dapat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. KAJIAN PUSTAKA
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali informasi dari penelitianpenelitian
sebelumnya sabagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang
sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi dalam
rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan
dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah.
1. Hasil penelitian Agus Martinus Waruwu dan Nora Susanti (2019)
Penelitian Agus Martinus Waruwu dan Nora Susanti (2019) yang berjudul “Pengaruh
Model Pembelajaran Kooperatif Team Games Tournament (TGT) Berbantuan Media Teka–
Teki Silang (TTS) Terhadap Hasil Belajar Dan Motivasi Siswa Pada Materi Tata Nama
Senyawa Di Kelas X SMA Swasta Parulian 1 Medan”. Penelitian ini merupakan penelitian
yang menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh model pembelajaran kooperatif team games tournament (tgt) berbantuan media
teka–teki silang (tts) terhadap hasil belajar dan motivasi siswa pada materi tata nama senyawa
di kelas x sma swasta parulian 1 medan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Hasil belajar
siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model kooperatif Team Games Tournament
(TGT) berbantuan media teka – teki silang pada materi tata nama senyawa di kelas
eksperimen adalah 81,66 sedangkan ketuntasan pada pelajaran kimia adalah 75 lebih tinggi
dari hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan metode konvesional.
Motivasi akhir belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Team
Games Tournament(TGT) berbantuan media teka – teki silang terhadap materi tata nama
senyawa kimia adalah 96 sedangkan pada motivasi awal sebesar 86,8. model pembelajaran
kooperatif Team Games Tournament (TGT) berbantuan media teka-teki silang memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan meningkatkan
motivasi belajar siswa pada materi tata nama senyawa kimia.
2. Hasil penelitian Sari, D. N., Nurhayati, N. D., & Redjeki, T. (2015)
Penelitian Dewi Nourmala Sari , Nanik Dwi Nurhayati , dan Tri Redjeki (2015) yang
berjudul “Penerapan Pembelajaran Team Games Tournaments Dengan Bantuan Chemimagz
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Kimia Koloid Kelas
Xi Ipa 3 Semester Genap Sma Negeri Kebakkramat Tahun Ajaran 2014/2015”. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar kimia materi koloid
dengan menerapkan pembelajaran Team Games Tournaments (TGT) dengan bantuan
Chemimagz.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran Team Games Tournaments (TGT) dibantu Chemimagz pada materi
koloid kelas XI IPA 3 SMA Negeri Kebakkramat Tahun Ajaran 2014/2015 dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Persentase ketercapaian aktivitas belajar siswa pada
siklus I sebesar 92% menjadi 100% pada siklus II. Dapat juga meningkatkan prestasi belajar
siswa yang dilihat dari hasil prestasi belajar aspek pengetahuan sebesar 83% menjadi 89%.
Aspek afektif sebesar 94% meningkat 98%.
3. Hasil penelitian P.F. Rahmani, Sri Yamtinah, Bakti Mulyani, dan Paerah (2018)

Penelitian P.F. Rahmani, Sri Yamtinah, Bakti Mulyani, dan Paerah (2018) yang
berjudul “Penerapan Model Teams Games Tournaments (TGT) Dilengkapi Dengan Media
Index Card Match Untuk Meningkatkan Kemampuan Memori Dan Prestasi Belajar Siswa
Pada Materi Koloid Kelas XI IPA Semester Genap Sman 3 Boyolali Tahun Pelajaran
2016/2017”. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan
dalam dua siklus. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan : kemampuan memori dan
prestasi belajar kimia siswa kelas XI IPA 2 SMAN 3 Boyolali tahun pelajaran 2016/2017
melalui penerapan pembelajaran TGT (Teams Games Tournaments) dengan bantuan Index
Card Match pada materi koloid.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan


model pembelajaran Teams Games Tournaments (TGT) dilengkapi media Index Card Match
pada materi koloid kelas XI IPA semester genap SMAN 3 Boyolali Tahun Pelajaran
2016/2017 dapat meningkatkan kemampuan memori dan prestasi belajar siswa. Persentase
ketercapaian kemampuan memori siswa pada siklus I sebesar 43,7% menjadi 78,1% pada
siklus II. Peningkatan prestasi belajar siswa juga terlihat dari hasil prestasi belajar aspek
kognitif sebesar 56,25% pada siklus I dan menjadi 84,4% pada siklus II. Capaian aspek
afektif siklus I sebesar
87,5% meningkat menjadi 93,75%.Capaian aspek psikomotor pada siklus I sebesar 91%.
Dari tiga kajian pustaka di atas, perbedaan ketiganya terhadap penelitian skripsi ini
adalah ketiga kajian pustaka di atas menggunakan metode penelitian PTK dan penelitian
kuantitatif, sedangkan penelitian dalam skripsi ini menggunakan penelitian kuantitatif. Ketiga
kajian pustaka menggunakan satu model pembelajaran, yaitu model pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournaments (TGT). Adapun penelitian ini menggunakan perpaduan
ketiganya.

B. KERANGKA TEORITIS
1. Belajar
Menurut Sunaryo dalam Komalasari (2014,hlm. 2) mengatakan bahwa “Belajar merupakan
suatu kegiatan dimana seseorang membuat atau menghasilkan suatu perubahan tingkah laku
yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Menurut Gagne dalam Komalasari (2014, hlm. 2) mengatakan bahwa “Belajar sebagai suatu
proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti
sikap, minat, atau nilai perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk
melakukan berbagai jenis performance.”

2. Pembelajaran
Menurut Sanjaya (2013, hlm. 13 ) mengatakan “Pembelajaran merupakan suatu sistem yang
kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni aspek produk dan aspek
proses.”
Menurut Komalasari (2014, hlm. 3) mengatakan “Pembelajaran merupakan suatu sistem atau
proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajaran dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.”

3. Model pembelajaran kooperatif Pengertian model pembelajaran kooperatif


Slavin dalam al-tabany (2014;108) mengungkapkan bahwa “dalam belajar kooperatif siswa
dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari empat atau lima orang untuk bekerja
sama dalam menguasai materi yang diberikan guru.”

Artzt & Newman dalam al-tabany (2014;108) mengatakan bahwa “dalam belajar kooperatif
siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. Jadi setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawa yang sama
untuk keberhasilam kelompoknya.” Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif
adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam
kelompokkelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur
kelompok heterogen.

Tujuan pembelajaran kooperatif


Jhonson & jhonson dalam al-tabany (2014;109) mengatakan bahwa “tujuan pokok belajar
kooperatif ialah memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan
pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.” Zamroni dalam al-tabany
(2014;109) mengumukakan bahwa “manfaat penerapan belajar kooperatif yakni dapat
mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual.”

Ibrahim , dkk dalam al-tabany (2014;111) mengungkapkan bahwa “tujuan pembelajaran ini
mencakup tiga jenis tujuan penting , yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.”

Prinsip model pembelajaran kooperatif


Menuut Slavin dalam al-tabany (2014;113) konsep utama dari belajar kooperatif yaitu :

1. Penghargaan kelompok , yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang
ditentukan.
2. Tanggung jawab individual , bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada
belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha
untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap
menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain
3. Kemampuan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah membantu kelompok
dengan cara meningkatkan belajar mereka sendir. Hal ini memastikan bahwa siswa
berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah samasama tertantang untuk melakukan yang
terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.

Implikasi Model Pembelajaran Kooperatif


Ibrahim , dkk dalam al-tabany (2014;113) mengatakan bahwa “belajar kooperatif dapat
mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa, dan
dapat mengembangkan kemampuan akademik siswa.”

Ratumanan dalam al-tabany (2014;113) mengatakan bahwa “interaksi yang terjadi dalam
belajar kooperatif dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan
intelektual siswa.” Davidson dalam al-tabany (2014;114) mengatakan bahwa “implikasi
positif dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar kooperatif sebagai berikut :

1. Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar . kelompok kecil membentu
suatu forum dimana siswa menanyakan pertanyaan, mendiskusikan pendapat, belajar dari
pendapat orang, lalu memberikan kritik yang membangun.
2. Kelompok kecil menawarkan kesempatan untuk sukses bagi semua siswa . interasksi
dalam kelompok dirancang untuk semua anggota mempelajari konsep dan strategi
pemecahan masalah.
3. Suatu masalah idealnya cocok untuk didiskusikan secara kelompok , sebab memiliki
solusi yang dapat didemontrasikan secara objektif . seorang siswa dapat memengaruhi
siswa lain dengan argumentasi yang logis.
4. Siswa dalam kelompok dapat membantu siswa lain untuk menguasai masalahmasalah
dasar dan prosedur perhitungan yang perlu dalam konteks permainan , teka-teki, atau
pembahasan masalah-masalah yang bermanfaat.
5. Ruang lingkup materi dipenuhi oleh ide-ide menarik dan menantang yang bermanfaat
yang bermanfaat bila didiskusikan.

4. Model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament (TGT)


Pengertian Model pembelajaran tipe teams games tournament (TGT
David De Vries dan Keath Edward dalam al-tabany (2014;131) mengatakan bahwa “pada
model ini siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh tambahan
poin untuk skor tim mereka.”
Trianto Ibnu Badar al-tabany (2014;132) mengatakan bahwa “TGT dapat digunakan dalam
berbagai macam mata pelajaran , dari ilmu-ilmu eksak, ilmu sosial, maupun bahasa dari
jenjang pendidikan dasar SD, SMP hingga perguruan tinggi.” Sedangkan menurut Nur &
Wikandari dalam al-tabany (2014;132) mengatakan bahwa “TGT dapat diadaptasi untuk
digunakan dengan tujuan yang dirumuskan dengan kurang tajam dengan menggunakan
penilaian yang bersifat terbuka , misalnya esai atau kinerja.

Langkah-langkah pembelajaran TGT


Trianto Ibnu Badar al-tabany (2014;132) mengatakan bahwa “secara runut implementasi
TGT terdiri dari empat komponen utama, yaitu ; (1) persentsi guru (sama dengan STAD); (2)
kelompok belajar (sama dengan STAD); (3) turnament; dan (4) pengenalan kelompok.

1) Guru menyiapkan ;
a) Kartu soal
b) Lembar kerja siswa
c) Alat , bahan
2) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang).
3) Guru mengarahkan aturan permainan.

5. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2014, 3)
mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik.

Dimyati dan Mudjiono (2013,3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran
dari puncak proses belajar.

Benyamin Bloom (Sudjana, 2014, h. 22) mengemukakan secara garis besar membagi hasil
belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,ranah afektif dan ranah psikomotorik.
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif meliputi lima tipe hasil belajar yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.

a) Mengingat/pengetahuan
Hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling rendah, tetapi tipe ini
menjadi prasarat bagi tipe hasil belajar tingkat selanjutnya. Ada beberapa cara untuk
mengingat dan menyimpannya dalam ingatan seperti teknik memo, mengurutkan kejadian
dan membuat singkatan yang bermakna.

b) Memahami/pemahaman
Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah pemahaman. Misalnya
menjelaskan dengan susunan kalimatnya sendiri, memberi contoh lain dari yang dicontohkan
atau menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Pemahaman dapat dibedakan ke
dalam tiga kategori yaitu pemahaman terjemahan, pemahaman penafsiran dan pemahaman
ekstrapolasi.

c) Menerapkan/Penerapan/aplikasi
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkret atau situasi khusus. Abstraksi
tersebut dapat berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.
Menerapkan abstraksi kedalam situasi baru disebut aplikasi.

d) Menganalisis
Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian sehingga
jelas hierarkinya dan susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks yang
memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. Dengan analisis diharapkan seseorang
mempunyai pemahaman yang komprehensif dan dapat memilah integritas menjadi bagian-
bagian yang tetap terpadu.

e) Sistesis
Sistesis merupakan penyatuan unsur-unsur atau bagianbagian ke dalam bentuk menyeluruh.
Berpikir sistesis merupakans alah satu terminal untuk menjadikan orang berpikiran kreatif.

f) Menilai/evaluasi
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi
tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode dan lainnya. Dilihat dari segi tersebut maka
dalam evaluasi perlu adanya suatu kriteria atau standar tertentu.

2. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa
dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman, kebiasaan belajar dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis
kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dari tingkat dasar sampai tingkat
yang,kompleks.

a) Receiving/attending
Receiving yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang
datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lainnya. Dalam tipe ini
termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi rangsangan dari
luar.

b) Responding/jawaban
Responding yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus dari luar. Hal ini
mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang
datang pada diri seseorang.

c) Valuing/penilaian
Penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus.Dalam
evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman
untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi
Organisasi adalah pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi termasuk
hubungan satu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan, dan prioritas. nilai yang telah
dimilikinya, yang termasuk ke dalam organisasi adalah konsep tentang nilai, organisasi
sistem nilai dan lainnya.

e) Karakteristik nilai/internalisasi nilai


Karakteristik nilai/yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya, termasuk keseluruhan nilai dan
karakteristiknya.
3. Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu. Adam enam tingkatan keterampilan yaitu :

a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)


b) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
c) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif,
motoris dan lainnya.
d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan
e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang
kompleks
f) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non descursive seperti gerakan
ekspresif dan interpretasi

C. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Hipotesis penelitian dapat juga diartikan sebagai jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. Adapun rumusan hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Pelaksanaan pembelajaran Kimia menggunakan
model pembelajaran kooperatif Tipe TGT efektif terhadap hasil belajar peserta didik pada
materi koloid Kelas XI MIPA”
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A dan Supriyono, W., (2003), Psikologi Belajar, Rhineka Cipta, Jakarta.
Andini, R., Azmi, J., & Copriady, J. Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (Tgt) Dan Rotating
Trio Exchange (Rte) Pada Pokok Bahasan Koloid Di Kelas XI IPA SMA Negeri 10
Pekanbaru (Doctoral dissertation, Riau University).
Fajri, L., Martini, K. S., & Saputro, A. N. C. (2013). Upaya peningkatan proses dan hasil
belajar kimia materi koloid melalui pembelajaran kooperatif tipe tgt (teams games
tournament) dilengkapi dengan teka-teki silang bagi siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2
Boyolali pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia, 1(1).
Insirawati, R., Setyarini, M., & Fadiawati, N. (2018). Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Berbasis Everyday Life Phenomenon Pada Materi Sistem Koloid. Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Kimia, 7(2), 1-14.
Muhima, Z. (2021). Pengembangan media pembelajaran berbasis komputer menggunakan
software macromedia flash 8 untuk materi sistem koloid. SKRIPSI Mahasiswa UM.
Nurhanisah, N., Nurlaili, N., & Masruhim, M. A. (2020). Kemampuan kognitif siswa yang
diajar dengan model pembelajaran teams games and tournaments dilengkapi kartu
kwartet hace pada pokok bahasan koloid. Bivalen: Chemical Studies Journal, 3(1),
13- 17.
OECD. 2013. PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathematics, Reading,
Science, Problem Solving and Financial Literacy. OECD Publishing(Online).
Purba, L. S. L. (2017). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-
Two Stray (TS-TS) terhadap Hasil Belajar dan Aktivitas Belajar Siswa pada Pokok
Bahasan Koloid. EduMatSains: Jurnal Pendidikan, Matematika dan Sains, 1(2), 137-
152.
Rahmani, P. F. (2018). Penerapan Model Teams Games Tournaments (TGT) Dilengkapi
Dengan Media Index Card Match Untuk Meningkatkan Kemampuan Memori Dan
Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Koloid Kelas XI IPA Semester Genap Sman 3
Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017.
Safitri, S., Kurniawan, R. A., & Fadhilah, R. (2018). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Game Tournament Berbantuan Media Teka-Teki Silang Terhadap Motivasi
Siswa Pada Materi Koloid. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 16(1), 20-34.
Sari, D. N., Nurhayati, N. D., & Redjeki, T. (2015). Penerapan pembelajaran team games
tournaments dengan bantuan chemimagz untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar siswa pada materi kimia koloid kelas XI IPA 3 semester genap SMA Negeri
Kebakkramat tahun ajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan Kimia, 5(1), 64-70.
Sudarman. 2007. Problem Based Learning Suatu Model Pembelajaran untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal
Pendidikan Inovasi. 2 (2)
Suzana, E. (2020). Meningkatkan Hasil Belajar melalui Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Group Investigation (GI) pada Materi Sistem Koloid. Jurnal Kinerja
Kependidikan (JKK), 2(3), 374-386.
Waruwu, A. M., & Susanti, N. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Team Games
Tournament (TGT) Berbantuan Media Teka–Teki Silang (TTS) Terhadap Hasil
Belajar Dan Motivasi Siswa Pada Materi Tata Nama Senyawa Di Kelas X SMA
Swasta Parulian 1 Medan. Jurnal Inovasi Pembelajaran Kimia, 1(2), 81-86.

Anda mungkin juga menyukai