SKRIPSI
OLEH
HIDAYATUS SHOLIHAH
NIM. 201180097
Sholihah, Hidayatus. 2022. Penerapan TGT (Teams Games Tournament) untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XII A pada Mata Pelajaran SKI Di MA Ma’arif
Balong Ponorogo. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Ilmu
dan Keguruan Institut Agama negeri Ponorogo. Pembimbing, Dedi Hasnawan, M.Pd.
Kata Kunci: Penerapan, TGT (Teams Games Tournament), Motivasi Belajar, SKI
Masa pembelajaran yang mulai kembali seperti biasa (luring) sudah mulai diberlakukan di
sekolah-sekolah Ponorogo. Salah satunya adalah MA Ma’arif Balong. Berdasarkan observasi awal
yang dilakukan oleh peneliti ternyata proses pembelajaran pada mata pelajaran SKI yang
dilakukan masih terkesan monoton dengan metode ceramah yang membuat peserta didik merasa
bosan dan tidak memperhatikan guru bahkan mengantuk di dalam kelas. Hal ini dibuktikan melalui
wawancara dengan beberapa peserta didik yang mengatakan bahwa perlu adanya sesuatu yang
baru dalam sebuah proses pembelajaran agar lebih menarik dan menambah motivasi belajar.
Apalagi sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dalam kurikulum Pendidikan Agama
Islam, maka proses pengenalan SKI harus berjalan dengan baik. Oleh karena itu, dengan adanya
penerapan TGT, peserta didik diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajarnya melalui
kerjasama dan kompetisi dalam memahami materi yang disampaikan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahuiapakah penerapan strategi pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan motivasi belajar peserta
didik kelas XII A pada mata pelajaran SKI di MA Ma’arif Balong dan untuk mengetahui dampak
dari penerapan TGT (Teams Games Tournament) terhadap motivasi belajar peserta didik kelas XII
A pada mata pelajaran SKI di MA Ma’arif Balong Ponorogo.
Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK)
yang dilakukan dalam dua siklus. Penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Seperti yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart
penelitian tindakan ini diawali oleh suatu kajian terhadap sebuah masalah yang terjadi di kelas
secara sistematis. Hasil dari kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk menyusun rencana kerja
berupa tindakan sebagai upaya untuk memecahkan atau mengatasimasalah tersebut. Kegiatan
berikutnya dilanjutkan dengan observasi dan evaluasi yang hasilnya nanti digunakan sebagai
masukan dalam refleksi. Kemudian hasil refleksi akan dijadikan dasar untuk menentukan
perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya.
Hasil dari penelitian ini motivasi belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup baik
yaitu kategori tinggi yang semula menunjukkan presentase sebesar 12% meningkat menjadi 34%,
kategori sedang yang semula 46% meningkat menjadi 58%, dan kategori rendah yang semula 42%
menurun menjadi 8%.Selain itu, penerapan TGT mampu menumbuhkan minat dan semangat
peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. TGT juga mengasah kemampuan peserta
didik dalam berkompetisi dan menjadi lebih aktif dalam berpartisipasi serta berkompetisi untuk
mengemukakan jawabannya.Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan TGT (Teams Games
Tournament) dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas XII A pada mata pelajaran
SKI.
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................................. v
MOTO .................................................................................................................................... vi
ABSTRAK............................................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1. Perencanaan ................................................................................................. 37
2. Pelaksanaan.................................................................................................. 37
3. Observasi ..................................................................................................... 37
4. Refleksi ........................................................................................................ 37
C. Pembahasan ....................................................................................................... 55
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 59
B. Saran .................................................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 61
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 64
Tabel 4. 3 Data Hasil Pengamatan Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus I ........................... 49
secara khusus untuk memahami pengetahuan tentang ajaran agama yang dianutnya. Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan agama Islam yang
wajib ada dalam Madrasah Aliyah dengan tujuan mengarahkan dan mencetak murid agar
mampu mengerti sekaligus memahami sejarah Islam untuk nantinya dijadikan sebagai landasan
hidup melalui kegiatan-kegiatan yang positif seperti pembelajaran, bimbingan, pengalaman dan
pembiasaan. Oleh karena itu, pembelajaran SKI bukanlah sekedar belajar tentang peristiwa yang
terjadi di masa lalu saja, akan tetapi dengan mempelajarinya diharapkan peserta didik mampu
mengambil hikmahnya dan membangun kesadaran mereka tentang betapa pentingnya landasan
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang penting di dalam
kurikulum Pendidikan Agama Islam, sehingga proses pengenalannya diharapkan dapat diterima
dengan baik oleh peserta didik. Untuk itu, Pendidik perlu menyelenggarakan pembelajaran yang
kreatif, inovatif, memotivasi siswa agar berpartisipasi secara aktif dan tentunya menyenangkan,
karena proses pembelajaran sangat memengaruhi keberhasilan seorang guru dalam mentransfer
ilmunya kepada peserta didik agar mampu menjadi anak yang berilmu.
Selain hal tersebut, ternyata aktivitas belajar juga bukanlah suatu kegiatan yang dilakukan
tanpa adanya faktor lain. Akan tetapi, aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan
unsur jiwa dan raga.1 Sehingga, motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas
belajar seseorang. Untuk mencapai tujuan tersebut, penyusunan rencana dan strategi yang tepat,
1
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 117-118.
1
2
komponen belajar serta fasilitas belajar memiliki pengaruh yang besar bagi pelaksanaan proses
pembelajaran tersebut.
Namun, berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti ternyata pembelajaran
yang dilakukan di dalam kelas masih menggunakan metode konvensional seperti ceramah
sehingga proses pembelajarannya masih terkesan monoton. Sehingga hal ini membuat peserta
didik merasa bosan dan tidak memperhatikan guru bahkan mengantuk di kelas. Pernyataan
tersebut dibuktikan melalui wawancara dengan beberapa peserta didik yang mengatakan bahwa
agar kegiatan pembelajaran lebih menarik dan menambah motivasi belajar maka diperlukan
adanya sesuatu yang baru. Selain itu, pemberian tugas entah itu berupa ulangan harian atau uji
kompetensi ternyata juga membuat mereka menjadi jenuh, sehingga hal tersebut menyebabkan
kurangnya antusias pada mata pelajaran ini dan dapat mengurangi motivasi siswa untuk belajar.2
penerapan TGT (Teams Games Tournament) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik
pada mata pelajaran SKI di kelas XII A MA Ma’arif Balong. Hal ini dikarenakan permasalahan
yang ditemukan oleh peneliti berada di lokasi tersebut. Selain itu, penelitian tindakan kelas ini
dilakukan sebagai bentuk perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran yang terjadi di kelas.
yang baru dan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik khususnya pada mata
pelajaran SKI yang cenderung banyak mengandung cerita baik mengenai fenomena atau
untuk saling membantu dan memupuk rasa tanggung jawab atas tugas yang diberikan.
2
Hasil Observasi dan Wawancara pada Tanggal 18 Februari 2022.
3
Kemudian dengan menggunakan tipe TGT (Teams Games Tournament) peserta didik
diharapkan dapat mengasah kemampuan mereka dalam berkompetisi sehingga materi yang
disampaikan dapat dievaluasi. Selain itu, TGT juga dapat memotivasi mereka untuk
membangun kerjasama dan bersaing dalam memperoleh hasil yang memuaskan. TGT sendiri
merupakan permainan yang disusun dalam bentuk kelompok dan pemberian kuis, sehingga
dalam hal ini siswa dapat berperan lebih aktif dalam berpartisipasi dan memahami materi yang
dipelajari.3
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
peneliti mengambil penelitian dengan judul ”Penerapan TGT (Teams Games Tournament)
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas XII A Pada Mata Pelajaran SKI di
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka peneliti mengidentifikasi
3
Siti Mina Tamah, Pernak-Pernik Kerja Kelompok Berbasis Pembelajaran Kooperatif (Surabaya: Universitas
Katolik Widya Mandala, 2017), 24.
4
2. Pembatasan Masalah
agar penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan mendalam, sehingga pembahasan menjadi
lebih sistematis. Adapun batasan masalah tersebut yaitu pada aspek peningkatan motivasi
C. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik kelas XII A pada mata pelajaran SKI di MA Ma’arif Balong Ponorogo?
2. Bagaimana dampak dari penerapan TGT (Teams Games Tournament) terhadap motivasi
belajar peserta didik kelas XII A pada mata pelajaran SKI di MA Ma’arif Balong Ponorogo?
D. Tujuan Penelitian
Games Tournament) dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas XII A pada
2. Untuk mengetahui dampak dari penerapan TGT (Teams Games Tournament) terhadap
motivasi belajar peserta didik kelas XII A pada mata pelajaran SKI di MA Ma’arif Balong
Ponorogo.
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang gambaran mengenai
b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi khazanah ilmu
3. Secara Praktis
a. Bagi penulis
pengalaman yang baru dalam dunia pendidikan terutama dalam kreatifitas dan inovasi
pembelajaran.
3) Membantu peserta didik agar lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran dan
c. Bagi pendidik
tentang strategi pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran serta dapat dijadikan acuan
d. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan sehingga
F. Definisi Operasional
TGT merupakan salah satu tipe strategi pembelajaran kooperatif yang menempatkan
peserta didik dalam suatu tim yang terdiri dari 5 sampai 6 orang secara heterogen. TGT
adalah sebuah permainan yang disusun oleh guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan
langkah dalam stategi pembelajaran kooperatif tipe TGT ini adalah guru menjelaskan
tujuan dan materi pembelajaran terlebih dahulu secara langsung, kemudian guru
membentuk kelompok 5-6 orang siswa, setiap tim atau kelompok menempati posisi yang
telah ditentukan oleh guru kemudian berdiskusi untuk mendalami materi bersama,
pertandingan dimulai ketika guru telah membacakan kuis dan tim yang berhak menjawab
adalah tim yang paling cepat mengangkat tangan, guru memberikan skor kepada tim yang
berhasil menjawab dengan benar,setelah itu tim yang berhasil memperoleh skor terbanyak
2. Motivasi Belajar
tindakan untuk mencapai tujuan belajar. Pada pembahasan penelitian ini untuk
memudahkan dalam mengetahui peningkatan motivasi belajar pada peserta didik maka
dibuatlah indikator yaitu sungguh-sungguh menghadapi tugas, tidak mudah putus asa
bekerja mandiri, mudah bosan pada tugas yang berulang-ulang dan mempertahankan
pendapatnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Secara bahasa kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategos yang
Istilah strategi pada awalnya digunakan dalam dunia militer yang memiliki arti
strategi adalah seni melaksanakan suatu rencana secara terampil dan baik.4
KBBI juga disebutkan kata “strategi” yang berarti rencana yang cermat
untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan
suatu tahapan yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan
4
Arin Tentrem Mawati, et al., Strategi Pembelajaran (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021), 2.
5
Junaedi, et al., Strategi Pembelajaran (Surabaya: Lapis PGMI, 2008), 1-8.
6
Halim Simatupang, Strategi Belajar Mengajar Abad Ke-21(Surabaya: Cipta Media Edukasi), 2019, 2.
7
Lefudin, Belajar dan Pembelajaran (Sleman: Deepublish, 2014), 13.
7
8
perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya. Dalam hal ini Masnur
bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka
melakukan sesuatu.9
pendidikan.11
kegiatan belajar mengajar secara terprogram untuk mencetak peserta didik yang
aktif dan cerdas. Strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai sebuah
8
Haudi, Strategi Pembelajaran (Sumatera Barat: Insan Cendekia Mandiri, 2021), 2-3.
9
Buna’I, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Surabaya: Jakad Media Publishing,
2021), 5.
10
Suvriadi Panggabean, et al., Konsep dan Strategi Pembelajaran (Medan: Yayasan Kita Menulis), 2021, 4.
11
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2012), 189-191.
9
pembelajaran yang diharapkan. Oleh sebab itu, agar kegiatan belajar mengajar
1) Guru/pendidik
2) Siswa/Peserta didik
Tidak kalah dengan posisi guru, peserta didik juga merupakan komponen
3) Tujuan Pembelajaran
12
Ibid, 5.
10
4) Bahan Pembelajaran
yang berupa materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis sesuai
5) Kegiatan Pembelajaran
kegiatan pembelajaran.
6) Metode Pembelajaran
pembelajaran.13
7) Media Pembelajaran
8) Sumber Pembelajaran
13
Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa (Sleman:
Deepublish, 2012), 175.
14
Rahmah Johar & Latifah Hanum, Strategi Belajar Mengajar untuk Menjadi Guru yang Profesional (Aceh:
Syiah Kuala University Press, 2021), 35.
11
9) Evaluasi
10) Lingkungan
pembelajaran.
arti belajar bersama antar dua orang atau lebih, sedangkan dalam definisi yang
antara 5-6 orang yang bekerja sama menuju kelompok kerja yang masing-
masing anggota bertanggung jawab secara individu sebagai bagian dari hasil
yang tidak akan dapat dicapai tanpa adanya kerjasama antar kelompok. Dengan
sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata
atau ras yang berbeda. Menurut Saco, dalam TGT siswa melakukan permainan
dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor untuk tim mereka
15
Ibid, 8-9.
12
masing-masing. Permainan ini dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa
langkah yaitu:
yang diharapkan dikuasai peserta didik, tugas, dan pekerjaan beserta cara-
cara mengerjakannya.
Kelompok terdiri atas 5-6 orang peserta didik yang berfungsi untuk
mendalami materi bersama agar dapat bekerja dengan baik dan optimal
3. Permainan (games)
4. Pertandingan (tournament)
Dalam hal ini, skor yang didapatkan akan memberikan kontribusi kepada
jawab untuk berfikir dan menjawab kuis atau pertanyaan yang disajikan.17
3. Peserta didik menempati posisi (meja) yang telah ditentukan oleh guru.
16
Muzaemah, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif TGT untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPS
Siswa Kelas VIII SMP,”Profesi Keguruan 6, 1(2020), 90-91.
17
Nurdiansyah & Eni Fariyatul Fahyuni, Inovasi Model Pembelajaran (Sidoarjo: Nizamia Learning Center,
2016), 77-78.
14
10. Guru memberikan reward atau penghargaan bagi kelompok yang berhasil
Tournaments)
oleh guru bahwa sebenarnya hasil dan prestasi yang diharapkan adalah
4. Dengan adanya kondisi saling belajar antara sesame bisa jadi menimbulkan
dengan guru.
yang menyenangkan.18
2. Motivasi Belajar
Movere dalam bahasa inggris sering disamakan dengan kata motivation yang
berarti penimbulan motif, atau hal yang menimbulkan dorongan atau keadaan
dalam arti motivasi mengacu pada alasan yang mendasari perilaku. Vroom juga
reaction. Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan timbulnya afektif atau perasaan dan reaksi untuk mencapai
merupakan gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri
seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu.20
Ai Solihah, “Pengaruh Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar
18
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam
keterampilan belajar, sarana dan prasarana belajar, keadaan diri dan lingkungan
belajar siswa asuh. Hal ini diperjelas oleh Prayitno, Belverik dan Afriva bahwa
belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru. Sehingga dapat
pengalaman yang terjadi dengan tujuan mendapatkan sesuatu yang baru berupa
dan sikap.22
belajar. Menurut Sardiman diantara ciri-ciri atau indikator motivasi yang ada
2. Ulet menghadapi kesulitan. Dalam hal ini peserta didik tidak mudah merasa
21
Setiawati & Ima Ni’mah Chaudari, Bimbingan Dan Konseling (Bandung: UPI Press, 2007), 69.
22
Achmad Badaruddin, Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Konseling Klasikal (Jakarta: Abe
Kreatifindo, 2015), 12-18.
17
dikatakan bahwa peserta didik tersebut memiliki motivasi belajar yang tinggi.
1. Motivasi Intrinsik
seseorang. Maksud dari motivasi ini adalah motif-motif yang menjadi aktif
atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ini adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya
23
Hesti Nurhayati, et al, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa SD,”Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3, 1 (April, 2018), 10.
18
sebagai berikut:
Suatu target yang ingin dicapai atau bisa disebut dengan cita-cita atau
bisa bersifat positif dan negatif. Siswa yang memiliki aspirasi positif maka
menghindari kegagalan.
2. Kemampuan Belajar
Kemampuan belajar yang dimaksud dalam hal ini meliputi beberapa aspek
psikis yang terdapat dalam diri siswa seperti pengamatan, ingatan atau daya
3. Kondisi Siswa
4. Kondisi Lingkungan
6. Metode mengajar
Metode yang dimaksud ini adalah upaya guru untuk mempersiapkan diri
d. Fungsi Motivasi
sebagai berikut:
penggerak atau motor yang melepaskan energy dari setiap kegiatan yang
akan dikerjakan.
hal ini, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harud
perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi untuk mencapai dengan
tersebut.
Dengan demikian motivasi menjadi salah satu posisi yang sangat vital
dalam sebuah aktivitas belajar, tetapi bukan berarti berhasil atau tidaknya
tujuan belajar ditentukan oleh motivasi karena masih ada juga faktor lain yang
memengaruhinya.25
24
Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan Implikasi dalam Pembelajaran (Depok: PT Raja Grafindo Persada,
2021), 131-132.
25
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2016), 309.
20
dimilikinya, sehingga peserta didik bisa lebih mengenal diri sendiri dan
4. Mengenalkan hal-hal baru yang dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
5. Motif akan timbul jika individu memiliki minat yang besar. Untuk
26
Kusmaniar, “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw,”Fitra
4,1(2018), 52.
21
1. Memberi Angka
Angka merupakan simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar peserta didik
yang diberikan oleh guru. Angka bisa menjadi alat motivasi yang cukup
2. Hadiah
3. Kompetisi
4. Pujian
5. Minat
Minat merupakan rasa ketertatikan atau suka pada sesuatu atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh. Minat sangat diperlukan dan berpengaruh besar
6. Sikap
Sikap adalah keadaan siap untuk untuk timbulnya suatu tindakan atau
tingkah laku. Sikap adalah penentu dalam tingkah laku seseorang sebagai
reaksi sikap selalu berhubungan dengan dua hal baik suka maupun tidak
suka.27
artinya pohon, dalam bahasa inggris “history”. Dalam KBBI kata sejarah
berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.
buddhi) yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa Arab budaya disebut
tsaqifah, atau dalam bahasa inggris culture yang memiliki arti mengolah atau
manusia dalam berbagai bentuk dan sepanjang sejarah sebagai milik manusia
mendalam suatu masyarakat yang direfleksikan dalam seni, sastra, religi dan
moral.
27
Afi Parnawi, Psikologi Belajar (Sleman: Deepublish, 2020), 70-71.
23
(menyerahkan diri, taat, tunduk dan patuh), salima (selamat, sejahtera, sentosa,
bersih dan bebas dari cacat atau cela), salam (damai, aman dan tentram), dan
sullam (tangga atau alat bantu untuk naik ke atas). Islam adalah agama yang
sebagai rosul baik melaui perantara Malaikat Jibril maupun secara langsung.
adalah kejadian atau peristiwa masa lampau yang berbetuk hasil karya, karsa
dan cipta umat Islam yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam.28
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan
masa depan.
28
Nurdin, et al., “CD Interaktif Pengenalan Sejarah Kebudayaan Islam Pada Madrasah Ibtidaiyah,” Teknologi
Terapan dan Sains 4.0 1, 2 (2020).7-8.
29
Dyah Nahdotun Nisa & Santi Lisnawati, “Pengaruh Metode Somatic Auditory Visual Intekectual (SAVI)
Terhadap Hasil Belajar SKI,”Pendidikan Islam 11,1(2020), 74.
24
3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara
lampau.
Madinah.
M-sekarang).
30
Kementerian Agama RI, KMA No. 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah,
(tp: 2019), 46-47.
31
Ibid, 34-35.
25
Metode Jigsaw Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran
dengan penggunaan metode jigsaw, hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI
dapat meningkat dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai siswa pada tiap siklus
yang meningkat yaitu siklus I dengan jumlah nilai siswa rata-rata 66 dengan
persentase sebanyak 50% , kemudian meningkat pada siklus II rata-rata nilai siswa
menjadi 85,66 dengan persentasee 83,33%. Persamaan dari penelitian ini adalah
perbedaannya subjek yang diteliti oleh Shinta Anggrayani adalah kelas X SMA 04
Kaur, sedangkan subjek penelitian yang akan diteliti oleh peneliti adalah kelas XII
motivasi belajar.32
2. Penelitian yang dilakukan oleh Triana Ristanti dengan judul “Penerapan Model
metode Jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan
melalui skor rerata pada siklus I sebesar 69,44% dan pada siklus II sebesar 78,89%
32
Shinta Anggrayani, “Penerapan Metode Jigsaw Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran
PAI Kelas X di SMAN 04 Kaur,” (Skripsi,IAIN Bengkulu, Bengkulu, 2019), 75.
26
atau terjadi peningkatan mencapai 8,45%. Selain itu, metode Jigsaw juga mampu
meningkatkan prestasi belajar siswa yang dibuktikan dengan rerata nilai pre test
siklus I sebesar 53,37 dan nilai post test sebesar 72,12 atau mengalami peningkatan
sebesar 18,75. Kemudian pada siklus II dengan rerata nilai pre test sebesar 57,5
dan rata-rata post test sebesar 80 atau mengalami peningkatan mencapai 22,5.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan diambil oleh peneliti
perbedaan dari penelitian ini terletak pada subjek penelitian yaitu kelas XI AK 1
SMK YPE Sawunggalih, sedangkan penelitian yang akan diambil oleh peneliti
peneliti akan membahas peningkatan motivasi belajar pada mata pelajaran SKI.33
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada mata Pelajaran PAI Kelas XI di SMA
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dibuktikan melalui hasil
maupun pada taraf 1% yaitu (2,00< 9,90 > 2,65). Persamaan dari penelitian adalah
33
Triana Ristanti, “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi dan
Prestasi Belajar Kompetensi Dasar Persediaan Siswa Kelas XI AK 1 SMK YPE Sawunggalih,” (Skripsi, UNY,
Yogyakarta, 2017), 113.
27
tipenya. Perbedaan dari penelitian ini adalah 1) metode yang digunakan pada
peningkatan motivasi belajar pada mata pelajaran SKI, 3) lokasi atau subjek dari
34
Bakri, “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada mata Pelajaran PAI Kelas XI di SMA Negeri Palembang,” (Skripsi, UIN
Raden Fatah, Palembang, 2016) 121.
28
C. Kerangka Berpikir
sebuah peneltian dilakukan dari awal hingga akhir. Berdasarkan telaah penelitian
terdahulu dan landasan teori diatas, maka diajukan kerangka berfikir yaitu apabila
strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT diterapkan dengan baik maka dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas XII A pada mata pelajaran Sejarah
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang dijelaskan diatas maka
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) dapat meningkatkan motivasi belajar
peserta didik kelas XII A pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MA
Ma’arif Balong.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian jenis
tindakan yang memfokuskan pada peningkatan motivasi belajar peserta didik yakni
penelitian tindakan kelas. Adapun teknis dari tindakan yang akan dilakukan oleh
motivasi belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (PTK di MA Ma’arif
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yang bertujuan untuk memecahkan masalah dan meningkatkan
yang lebih baik lagi.35 Penelitian ini cocok digunakan di dalam kelas karena penelitian
ini dilaksanakan di kelas dan lebih fokus pada masalah-masalah yang terjadi di dalam
kelas ketika proses belajar mengajar. Adapun rancangan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart
yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi.Penelitian tindakan ini diawali oleh suatu kajian terhadap sebuah masalah yang
terjadi di kelas secara sistematis. Hasil dari kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk
menyusun rencana kerja berupa tindakan sebagai upaya untuk memecahkan atau
evaluasi yang hasilnya nanti digunakan sebagai masukan dalam refleksi. Kemudian
35
Pinton, et al., Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Tindakan Kelas dalam Pendidikan
Olahraga (Malang: Universitas Negeri Malang, 2020), 7.
29
30
hasil refleksi akan dijadikan dasar untuk menentukan perbaikan serta penyempurnaan
tindakan selanjutnya.36
1. Lokasi Penelitian
permasalahan yang terjadi bahwasannya di dalam kelas ini penguasaan materi pada
mata pelajaran SKI masih belum maksimal dikarenakan strategi belajar yang
kurang menarik dan kurangnya motivasi dari individu. Sehingga diperlukan suatu
tindakan untuk memecahkan atau mengatasi masalah yang terjadi melalui sebuah
perbaikan dan inovasi yang baru. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas ini akan
2. Waktu Penelitian
ini mengacu pada kalender pendidikan sekolah, karena PTK membutuhkan dua
3. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XII A MA
Ma’arif Balong dengan jumlah 26 peserta didik dari 17peserta didik perempuan
36
Muhammad Afandi, Cara Efektif Menulis Karya Ilmiah Seting Penelitian Tindakan Kelas(Bandung: Alfabeta,
2011), 21-24.
31
1. Data
Data merupakan suatu catatan berupa fakta atau keterangan yang akan diolah
dalam kegiatan penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
penelitian.37 Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
b. Skor hasil tes setiap siswa dari hasil evaluasi setiap siklus.
c. Dokumentasi pada saat proses belajar mengajar dan juga data-data yang terkait
penelitian.
2. Sumber Data
Sumber data adalah subjek darimana data diperoleh. Sumber data dari
penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder.38 Sumber data primer
diperoleh melalui observasi secara langsung ketika proses pembelajaran SKI yang
menerapkan TGT.
Sumber data sekunder merupakan sumber data yang secara tidak langsung
memberikan data kepada peneliti. Sumber data tersebut berupa hasil evaluasi setiap
siklus yang dikumpulkan oleh peserta didik, data pendukung dalam penelitian ini
adalah data guru SKI, Kepala Sekolah dan Administrasi MA Ma’arif Balong. Jenis
37
Rosman Hartini Sam’s, Model Penelitian Tindakan Kelas (Yogyakarta: Teras, 2010), 18.
38
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Sleman: Literasi Media Publishing, 2015), 67-68.
32
data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah aktivitas, lokasi dan
dokumentasi.
a. Observasi
pembelajaran di kelas pada saat mata pelajaran di kelas pada saat mata
pelajaran SKI.
b. Tes
suatu keadaan dengan cara dan aturan-aturan tertentu.39 Tes yang digunakan
adalah tes tulis dan tes lisan. Metode tes ini digunakan untuk mengetahui
kooperatif.
c. Dokumentasi
data dimana setiap pertanyaan tertulis yang disusun oleh seseorang untuk
untuk memperoleh data mengenai keadaan, jumlah guru, siswa dan lainnya.
39
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 53.
40
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif & RD (Bandung: Alfabeta, 2017), 66.
33
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini diantaranya
1. Perangkat Penelitian
pembelajaran.
2. Lembar Observasi
3. Dokumentasi
Data penelitian ini berupa dokumen terkait dengan data-data sekolah atau foto-
ini, data-data yangdiperoleh baik dari hasil observasi, tes, dan dokumentasi diolah
Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta menyusun data secara
sistematis yang didapat dari hasil pengamatan atau catatan lapangan, dan bahan
lainnya agar mudah dipahami dan diinformasikan untuk orang lain.42Dalam hal
ini, hasil data observasiyang bersifat kualitatif akan dianalisis secara kualitatif
peserta didik. Selain itu, data yang bersifat kuantitatif akan dianalisis
Pada analisis motivasi belajar peserta didik, data yang diperoleh tersebut akan
41
Suharsimi Arikunto, et al., Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta Timur: Bumi Aksara, 2019), 228.
42
Salim, et al., Penelitian Tindakan Kelas (Medan: Perdana Publishing, 2015), 73.
35
rumus:
Presentase Kriteria
≥80 Sangat Tinggi
60-79 Tinggi
40-59 Sedang
20-39 Rendah
<20 Sangat Rendah
Nurhayati (2018, 9)
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT ini dianggap berhasil dan
Balong pada mata pelajaran SKI apabila memenuhi indikator keberhasilan yaitu
bahwa 75% peserta didik memiliki motivasi yang baikdan menujukkan minatnya
43
Ibid, 9.
36
G. Prosedur Penelitian
pembelajaran agar lebih berkualitas dalam proses sehingga hasil belajar pun menjadi
lebih baik. Hal ini juga ditegaskan oleh Kasbolah bahwa penelitian tindakan kelas
adalah usaha untuk memperbaiki mutu pendidikan yang secara langsung menyentuh
variabel yang akan dipahami berkaitan dengan kondisi kelas itu sendiri. Sehingga data
yang diperoleh hanya berlaku untuk kelas itu saja dan tidak bisa digunakan untuk kelas
lain. Hopkins menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri atau usaha seseorang untuk memahami
apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam kegiatan proses perbaikan dan
perubahan.44
kejadian atau permasalahan di dalam kelas yang terbingkai dalam berapa waktu atau
siklus dengan metode kontekstual yang berarti variabel-variabel yang akan dipahami
selalu berkaitan dengan kondisi kelas tersebut. Tujuan dari penelitian ini bukanlah
44
Asrori dan Rusman, Classroom Action Research Pengembangan Kompetensi Guru(Banyumas: CV Pena
Persada, 2020), 3-4.
37
tetapi lebih penting lagi yaitu untuk memberikan pemecahan masalah berupa sebuah
Adapun model dari penelitian tindakan kelas seperti yang dikembangkan oleh
Kemmis dan Mc Taggart menggunakan empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari kegiatan awal, inti, dan penutup
3. Observasi
diteliti. Peneliti mencatat data-data yang diperoleh pada aktivitas siswa dan guru
untuk mengetahui proses pembelajaran dan data tentang tujuan dari penelitian.
4. Refleksi
Tahap refleksi merupakan tahap terakhir dari penelitian yakni dengan mengulas
secara kritis tentang perubahan yang terjadi, baik pada siswa, suasana kelas
38
maupun peneliti. Refleksi adalah bagian yang sangat penting untuk memahami dan
memberikan makna terhadap proses dan hasil atau perubahan yang terjadi sebagai
akibat dari adanya tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Pada tahap ini peneliti
Keempat tahap dalam penelitian tindakan kelas ini adalah prosedur yang sering
disebut tindakan dalam siklus. Adapun prosesnya dapat dilihat seperti bagan di bawah
ini.
45
Ibid, 21-24.
39
Guru memastikan
setiap peserta
didik telah
menyelesaikan
tugas.
Guru memulai
permainan
(games
tournament)
dengan
membacakan kuis
terkait dengan
materi.
Masing-masing
kelompok
bersaing untuk
menjawab
pertanyaan atau
kuis.
Kelompok yang
berhak menjawab
ditentukan oleh
guru berdasarkan
kelompok yang
paling cepat
mengangkat
tangan.
Guru memberikan
skor untuk
kelompok yang
menjawab dengan
benar.
Guru memberikan
reward atau
penghargaan bagi
kelompok yang
berhasil
memperoleh skor
terbanyak.
Guru memberikan
kesimpulan dan
feedback.
41
Guru memastikan
setiap peserta
didik telah
menyelesaikan
tugas.
Guru memulai
permainan
(games
tournament)
dengan
membacakan kuis
terkait dengan
materi.
Masing-masing
kelompok
bersaing untuk
menjawab
pertanyaan atau
kuis.
Kelompok yang
berhak menjawab
ditentukan oleh
guru berdasarkan
kelompok yang
paling cepat
mengangkat
tangan.
Guru memberikan
skor untuk
kelompok yang
menjawab dengan
benar.
Guru memberikan
reward atau
penghargaan bagi
kelompok yang
berhasil
memperoleh skor
terbanyak.
Guru memberikan
kesimpulan dan
feedback.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Singkat Setting Lokasi Penelitian
1. Kondisi Sekolah
Madrasah Aliyah Ma’arif Balong merupakan lembaga setingkat SLTA yang berbentuk
madrasah dan bertempat di Jalan Diponegoro No. 5 Desa Jalen, Kecamatan Balong,
Ma’arif NU.
Lokasi madrasah ini berada di lingkungan yang jauh dari keramaian sehingga cukup
kondusif untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang aman dan nyaman. Selain itu,
lokasi madrasah ini juga berada didekat lingkungan pesantren sehingga mendukung
timbulnya suasana yang religi. Adapun visi, misi dan tujuan dari Madrasah Aliyah Ma’arif
a. Visi
dan unggul di bidang imtaq dan iptek serta peduli dan berbudaya lingkungan.
b. Misi
43
44
pencegahan kerusakanlingkungan.
darisebelumnya.
2. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana dan fasilitas yang
3. Pembinaan tim olimpiade pada mata pelajaran hingga mampu bersaing di ajang
4. Peningkatan hasil nilai ujian nasional sebesar 0,25 dari tahun sebelumnya
belajarmengajar
lingkunganmadrasah
ada di masyarakatsekitar
Madrasah Aliyah Ma’arif Balong dipimpin oleh seorang kepala Madrasah yaitu Ibu
Binti Kurniati Maulida, S.Pd.I yang beralamat di Jalan Diponegoro No. 5 Balong
Ponorogo sejak tahun 2019. Adapun total dari seluruh guru di madrasah ini adalah 26
Kepala sekolah MA Ma’arif Balong adalah kepala sekolah yang disiplin, ramah, tegas
dan bertanggung jawab. Adapun hubungan antara kepala sekolah dengan guru dan tenaga
kependidikan di madrasah ini juga sangat baik dan harmonis. Kerja sama dan rasa
solidaritas yang ditunjukkan oleh mereka dapat menjadi contoh untuk peserta didik.
Madrasah Aliyah Ma’arif Balong ini terdiri dari tiga gedung yaitu gedung perkantoran
dengan satu lantai, gedung kelas dua lantai dan gedung kelas satu lantai. Setiap kelas
sudah lengkap dengan fasilitas seperti meja, kursi, papan tulis (white board), spidol dan
terdapat struktur organisasi kelas. Setiap kelas juga memiliki sisi keindahan dengan
background dinding yang di cat artistik tiga dimensi dan dilengkapi dengan poster-poster
kata mutiara dan gambar-gambar pahlawan. Hal ini menujukkan bahwa kondisi ruang
Adapun keadaan sarana dan prasarananya dapat dilihat secara rinci dari data berikut
ini:
4. Kondisi Siswa
Paparan data pra penelitian merupakan bagian yang menjelaskan kegiatan sebelum
tersebut adalah meminta surat izin kepada pihak fakultas kemudian diajukan kepada
tempat penelitian atau sekolah. Dengan hal tersebut, maka peneliti dapat memastikan dan
memperoleh izin dari sekolah yang dijadikan sebagai tempat pelaksanaan penelitian
tindakan kelas.
Selain itu, peneliti juga berkoordinasi dengan guru mata pelajaran untuk mengetahui
kapan jadwal dari mata pelajaran tersebut dan materi pelajaran yang akan disampaikan.
Peneliti juga menyusun RPP dan instrumen penelitian yang akan digunakan untuk proses
pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas dan melakukan validasi kepada validator.
47
Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan mengenai kegiatan penelitian tindakan kelas
Ma’arif Balong melalui beberapa alur meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan menyusun RPP yang
berbasis PTK beserta instrumen dan rubrik penilaian, menyiapkan sumber dan
bahan ajar yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan menyiapkan
lembar perekam proses pengumpulan data yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
2) Tindakan
Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Peserta didik diminta untuk mencatat poin penting penjelasan yang sudah
disampaikan.
48
Peserta didik membentuk kelompok atau tim secara heterogen yang terdiri
Peserta didik menempati posisi (meja) yang telah ditentukan oleh guru.
Kegiatan penutup
3) Observasi
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah mengamati masing-masing
meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas XII A pada mata pelajaran SKI.
49
Adapun tabel data dari hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I tentang
Keterangan:
A: Tekun menghadapi tugas
B: Ulet menghadapi kesulitan
C: Menunjukkan minat terhadap permasalahan
D: Lebih senang bekerja mandiri
50
1-2: kurang
3-4: sedang
5-6: tinggi
Berdasarkan perolehan data motivasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan hasil
Tinggi 3 12%
Sedang 12 46%
Kurang 11 42%
Jumlah 26 100%
4) Refleksi
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas pada siklus
Tournament) untuk meningkatkan motivasi belajar pada mata pelajaran SKI kelas
Hal ini dapat dibuktikan dari hasil observasi motivasi belajar siswa kategori
siswa dengan presentase 46%, dan kategori rendah sebanyak 11 siswa dengan
51
presentase 42%. Dilihat dari presentase tersebut maka dapat diketahui bahwa
1) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan kegiatan menyusun RPP yang
berbasis PTK beserta instrumen dan rubrik penilaian, menyiapkan sumber dan
bahan ajar yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran dan menyiapkan
lembar perekam proses pengumpulan data yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
2) Tindakan
Kegiatan pendahuluan
Kegiatan Inti
Peserta didik diminta untuk mencatat poin penting penjelasan yang sudah
disampaikan.
Peserta didik membentuk kelompok atau tim secara heterogen yang terdiri
Peserta didik menempati posisi (meja) yang telah ditentukan oleh guru.
52
Kegiatan penutup
3) Observasi
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan peneliti adalah mengamati masing-masing
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XII A pada mata pelajaran SKI.Adapun
tabel data dari hasil penelitian tindakan kelas pada siklus II tentang motivasi
Keterangan:
F: Mempertahankan pendapatnya
Kriteria penilaian
1-2: kurang
3-4: sedang
5-6: tinggi
Berdasarkan perolehan data motivasi belajar siswa, maka dapat disimpulkan hasil
4) Refleksi
meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas XII A pada mata pelajaran SKI
kelas pada siklus I. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui hasil pengamatan
motivasi belajar siswa kategori tinggi sebanyak 9 siswa dengan presentase 34%,
kategori sedang sebanyak 15 siswa dengan presentase 58%, dan kategori rendah
sebanyak 2 siswa dengan presentase 8%. Sehingga dapat diketahui bahwa pada
Dari perolehan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa motivasi belajar
siswa telah mengalami peningkatan yang baik sesuai dengan yang diharapkan.
C. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Adapun penelitian tindakan
kelas yang dilakukan pada siklus I mengalami kendala dalam proses pelaksanaannya yakni
pembelajaran yang seharusnya dimulai pada pukul 12.10 dan selesai pada pukul 13.30 harus
melebihi waktu. Hal tersebut dikarenakan peserta didik yang masih asing dengan strategi
pembelajaran kooperatif tipe TGT sehingga memerlukan waktu tambahan untuk memahami
Penelitian tindakan kelas pada siklus II, peneliti melakukan perbaikan dalam kegiatan
pembelajaran. Pada siklus ini peserta didik terlihat memiliki antusias yang lebih baik daripada
siklus sebelumnya. Peserta didik mulai memahami bagaimana teknis pelaksanaan proses
pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT sehingga waktu yang
ada dapat dimanfaatkan dan tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.
Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan tentang penerapan
TGT(Teams Games Tournament) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas
XII A pada mata pelajaran SKI menunjukkan hasil yang memuaskan sesuai dengan yang
diharapkan. Adapun tabel perbandingan data dari siklus I dan siklus II adalah sebagai
berikut:
56
Siklus I Siklus II
Kategori
f % f %
Kurang 11 42% 2 8%
maka dapat diketahui bahwa motivasi belajar dengan penerapan strategi pembelajaran
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament) pada mata pelajaran SKI kelas XII A
mengalami peningkatan yang cukup baik dari siklus I sampai siklus II.
Hal ini dapat dilihat dari tabel tersebut, kategori tinggi yang semula menunjukkan
presentase sebesar 12% meningkat menjadi 34%, kategori sedang yang semula 46%
meningkat menjadi 58%, dan kategori rendah yang semula 42% menurun menjadi 8%.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan TGT (Teams Games Tournament)
dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas XII A pada mata pelajaran SKI.
Adapun grafik dari hasil penelitian belajar siswa siklus I dan siklus II sebagai berikut:
16 15
14 12
12 11
10 9
8
6
4 3
2
2
0
Frekuensi Frekuensi
Siklus I Siklus II
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
tinggi sedang kurang
siklus I siklus II
penelitian tindakan kelas dengan penerapan TGT (Teams Games Tournament) dapat
meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas XII A pada mata pelajaran SKI.
belajar peserta didik kelas XII A pada mata pelajaran SKI, maka hal tersebut dapat
penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di kelas ini, penerapan TGT mampu
menumbuhkan minat dan semangat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
TGT juga mengasah kemampuan peserta didik dalam berkompetisi sehingga dapat
Selain itu, penguasaan materi pada mata pelajaran SKI juga menjadi lebih baik
dari sebelumnya dilihat dari evaluasi pembelajaran yang menunjukkan hasil yang bagus.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, antusiasme peserta didik dalam penerapan
strategi baru ini terlihat cukup baik apalagi didukung dengan adanya reward peserta didik
tindakan kelas dengan penerapan TGT (Teams Games Tournament) dapat memberikan
dampak yang baik serta mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas XII A
TGT (Teams Games Tournament) untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas
XII A pada mata pelajaran SKI, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, motivasi belajar siswa mengalami
peningkatan yang cukup baik yaitu kategori tinggi yang semula menunjukkan presentase
sebesar 12% meningkat menjadi 34%, kategori sedang yang semula 46% meningkat
menjadi 58%, dan kategori rendah yang semula 42% menurun menjadi 8%. Jadi, dapat
motivasi belajar peserta didik kelas XII A pada mata pelajaran SKI.
2. Penerapan TGT mampu menumbuhkan minat dan semangat peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. TGT juga mengasah kemampuan peserta didik dalam
berkompetisi sehingga dapat memberikan pengalaman tersendiri bagi mereka. Selain itu,
peserta didik menjadi lebih aktif dalam berpartisipasi dan berkompetisi untuk
mengemukakan jawabannya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dampak dari penerapan TGT
ini dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik kelas XII A pada mata pelajaran
SKI.
B. Saran
Berdasarakan kegiatan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memiliki beberapa saran
1. Bagi lembaga sekolah, pemberian fasilitas sarana dan prasarana untuk peserta didik
seharusnya lebih ditingkatkan lagi agar lebih lengkap dan memadai. Dengan adanya
59
60
fasilitas yang baik maka dapat mendukung proses pembelajaran yang berlangsung dan
2. Bagi guru, kreativitas dan inovasi dalam sebuah pembelajaran seharusnya lebih
ditingkatkan lagi agar dapat tercipta suasana belajar yang menyenangkan dan peserta didik
3. Bagi peserta didik, kedisiplinan, minat belajar dan kesadaran tentang pentingnya belajar
harus lebih ditingkatkan lagi, agar tujuan belajar dapat tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Muhammad.Cara Efektif Menulis Karya Ilmiah Seting Penelitian Tindakan
Kelas.Bandung: Alfabeta, 2011.
Agama RI, Kementerian. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahan Indonesia. Kudus: Menara Kudus,
2006.
Anggrayani, Shinta.Penerapan Metode Jigsaw Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam
Mata Pelajaran PAI Kelas X di SMAN 04 Kaur.(Skripsi.IAIN Bengkulu,
2019).
Johar, Rahmah &Latifah Hanum.Strategi Belajar Mengajar untuk Menjadi Guru yang
Profesional.Aceh: Syiah Kuala University Press, 2021.
Kusmaniar. “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw”. Fitra, 4(1). 2018.
61
62
Nisa, Dyah Nahdotun, & Santi Lisnawati. "Pengaruh metode somatic auditory visual intellectual
(Savi) terhadap hasil belajar SKI." Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan
Islam 11.1 (2020): 73-82.
Nurdiansyah & Eni Fariyatul Fahyuni. Inovasi Model Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia
Learning Center, 2016.
Nurdin, et al. “CD Interaktif Pengenalan Sejarah Kebudayaan Islam Pada Madrasah
Ibtidaiyah.” Jurnal Teknologi Terapan And Sains 4.0, 1(2). 2020.
Nurhayati, Hesti, et. al. "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SD." Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar 3.1 (2018): 1-12.
Panggabean, Suvriadi, et. al. .Konsep dan Strategi Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2021.
Pinton, et. al. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Kualitatif.dan Penelitian Tindakan Kelas
dalam Pendidikan Olahraga.Malang: Universitas Negeri Malang, 2020.
Salim, et. al. Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Perdana Publishing, 2015.
Siyoto, Sandu & Ali Sodik.Dasar Metodologi Penelitian.Sleman: Literasi Media Publishing,
2015.
Solihah, Ai. "Pengaruh model pembelajaran teams games tournament (TGT) terhadap hasil
belajar matematika." SAP (Susunan Artikel Pendidikan) 1.1 2016.
63
Tarbiyah, Fakultas dan Ilmu Keguruan.Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Ponorogo: Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo, 2021.
Tentrem Mawati, Arin. et. al. Strategi Pembelajaran. (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021).