PROPOSAL PTK
Oleh:
Nia Agustin
NIM: 151134033
2017
DAFTAR ISI
ii
3.4.1. Tes .............................................................................................................. 35
3.4.2. Non Tes ...................................................................................................... 36
3.5.Instrumen Penelitian .......................................................................................... 37
3.5.1. Tes .............................................................................................................. 38
3.5.2. Non tes ....................................................................................................... 39
3.6. Teknik Pengujian Instrumen ............................................................................ 42
3.6.1. Uji Validitas ............................................................................................... 42
3.6.2.Uji Realiabilitas .......................................................................................... 43
3.7. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 43
3.7.1. Tes .............................................................................................................. 44
3.7.2. Non Tes ..................................................................................................... 44
3.8. Indikator Keberhasilan ..................................................................................... 46
3.8.1. Tes .............................................................................................................. 46
3.8.2. Non Tes ...................................................................................................... 46
3.9. Jadwal Penelitian .............................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 48
LAMPIRAN...............................................................................................................50
iii
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Siklus PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart ........................... 29
Bagan 3.2 Triamgulasi Data ............................................................................... 36
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB 1
PENDAHULUAN
2
dan tidak fokus memperhatikan guru. Terlihat juga beberapa siswa yang berjalan-jalan
sendiri ketika guru sedang menjelaskan. Ketika memasuki materi membaca secara
bergiliran, terdapat siswa yang tidak dapat meneruskan bacaan. Kemudian saat siswa
selesai mengerjakan tugas Matematika dengan media serutan, siswa malah
menggunakannya bermain dengan meniupnya. Perilaku tersebut menyebabkan siswa
lain yang belum selesai mengerjakan terganggu dan membuat kondisi kelas tidak
kondusif. Oleh karena itu, siswa yang mebelum selesai menyelesaikan tugas menjadi
terganggu konsentrasinya. Setelah tugas diperiksa guru, banyak siswa yang belum
mencapai KKM.
Menurut Abin Syamsudin (2005: 195) ada beberapa ciri-ciri saat siswa
melakukan konsentrasi belajar diantaranya fokus pandangan tertuju pada guru, papan
tulis, dan media, memperhatikan sumber informasi, ada sambutan lisan, mampu
menjawab dengan positif, memberikan pertanyaan, dan adanya sambutan
psikomotorik. Kemudian ciri-ciri tersebut digunakan peneliti untuk observasi kembali
di kelas agar memperkuat bukti adanya masalah konsentrasi belajar. Dalam observasi
di kelas peneliti menemukan fokus pandangan siswa seharusnya tertuju pada guru,
papan tulis ataupun media namun beberapa siswa tidak fokus dengan pandangan
tersebut. Kemudian, seharusnya siswa memperhatikan informasi dengan seksama
namun beberapa siswa tidak memperhatikan dengan seksama. Sehingga masih banyak
siswa yang bertanya kepada guru ketika sudah diberi instruksi tugas dengan jelas.
Dalam sambutan lisan atau bertanya untuk mencari informasi tambahan, dari 25 siswa
tidak ada siswa yang bertanya untuk mencari informasi tambahan. Kemudian
seharusnya ada sambutan lisan, namun ketika siswa diberi pertannyaan oleh guru siswa
tidak mampu menjawab karena sebelumnya siswa asik berbicara dengan teman
sebangkunya. Dengan demikian, siswa dapat dikatakan mengalami masalah pada
konsetrasi dan hasil belajar.
Menurut Roojiker (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 239-240) kekuatan
pemusatan perhatian atau konsentrasi hanya berlangsung selama tiga puluh menit
kemudian setelah itu akan menurun. Ia menyarankan agar guru memberikan istirahat
dengan beberapa menit. Dengan selingan istirahat tersebut, konsentrasi belajar siswa
3
akan meningkat kembali. Konsentrasi belajar siswa dapat meningkat pada 15-20 menit
pertama, kemudian turun pada 15-20 konsentrsmenit kedua. Selanjutnya meningkat
dan menurun kembali. Apabila konsentrasi belajar siswa dapat tercipta maka dapat
dipastikan hasil belajar pun juga meningkat. Namun hal tersebut bertolak belakang
dengan kondisi yang ada di kelas. Guru tidak memberikan selingan ketika
pembelajaran berlangsung, siswa dituntut untuk menerima pelajaran secara terus-
menerus. Akibatnya hasil belajar siswa menjadi tidak maksimal karena berkurangnya
konsentrasi siswa. Agar konsentrasi dan hasil belajar siswa lebih mudah tercipta salah
satu yang dapat diterapkan adalah dengan Brain Gym (senam otak).
Brain Gym (senam otak) merupakan senam ringan yang dilakukan dengan
gerakan menyilang, agar terjadi harmonisasi dan optimalisasi kinereja otak kanan dan
otak kiri. Senam otak tersebut bertujuan untuk memicu otak agar tidak kehilangan daya
intelektualnya dan awareness-nya. (Waluyo dan Budhi, 2010: 28-29). Menurut
Sangkarparan (2010: 82) Brain Gym dapat membangkitkan fungsi-fungsi neuron
dalam mengkoordinasikan gerakan tubuh, sehingga dapat tercipta konsentrasi dan
meningkatkan hasil belajar bagi yang melakukannya.
Permasalahan yang sama juga ditemukan oleh peneliti dijenjang pendidikan
yang lebih tinggi yaitu SMP dalam jurnal (Rohman, 2012) mengenai penggunaan Brain
Gym untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam. Subjek yang digunakan oleh peneliti yaitu siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Krucil Probolingga Tahun pelajaran 2010/2011. Dalam jurnal ini dijelaskan
bahwa penerapan Brain Gym dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dengan nilai rata-rata akhir 82,50 dan presentase ketuntasan klasikal 90,00%,
serta dapat meningkatkan aktivitas siswa. Penelitian dari Rohman memperkuat asumsi
peneliti bahwa Brain Gym dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa. Walaupun
subyek dalam penelitian ini berbeda.
Kemudian peneliti juga menemukan permasalahan yang sama dalam jurnal
Purwandari Henny (2014) penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian Brain Gym terhadap hasil belajar Matematika. Penelitian ini menggunakan
rancangan Quasy-Eksperimen Non Randomized Control Group Pretest Design. Subjek
4
yang digunakan peneliti adalah siswa kelas III SD Negeri Balongrejo. Hasil penelitian
sebelum diberikan Brain Gym nilai reratanya 17,57 dan setelah diberikan Brain Gym
dengan nilai rerata 66,66. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Brain Gym akan
memaksimalkan kerja otak, mengintegrasikan otak dengan maksimal sehingga siswa
lebih siap dalam menerima pembelajaran selain itu kreativitas guru akan meningkat
dan suasana belajar lebih menyenangkan, sehingga meningkatkan minat siswa dalam
belajar dan meningkatkan hasil belajar. Penelitian dari Purwandari Henny ini
menguatkan asumsi dari peneliti bahwa Brain Gym dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Meskipun, teknik dalam eksekusi yang dilakukan peneliti berbeda eksperimen
dengan Penilaian Tindakan Kelas.
Selain itu peneliti juga menemukan jurnal dari Swastika Ega dan Setiadi (2015)
penelitiannya bertujuan untuk menganalisis Brain Gym dalam meningkatkan
konsentrasi belajar anak autis di terapis anak ternag kedung seroko Surabaya. Subjek
yang digunakan peniliti semua anak autis di terapis anak terang kedung seroko.
Penelitian ini menggunakan desain pre experimen design dengan teknik rancangan
rangkaian waktu (time series design). Konsentrasi belajar sebelum melakukan Brain
Gym ada 0 anak (0%) baik, 17 anak (68%) cukup, 8 anak (26%) kurang. Konsentrasi
belajar sesudah melakukan Brain Gym mengalami peningkatan ada 9 anak (36%) baik,
15 anak (58,6%) cukup, 1 anak (3,3%) kurang. Kesimpulan dari penelitian ini adalah
Brain Gym dapat dijadikan salah satu alternative dalam meningkatkan konsentrasi
belajar anak. Penelitian dari Swastika Ega dan Setiadi dapat menguatkan asumsi
peneliti bahwa Brain Gym dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa, meskipun
subyek yang digunakan berbeda yaitu diterpakan di sekolah anak autis dengan sekolah
dasar biasa. Dari beberapa penelitian yang telah diungkapakan, hal ini semakin
menguatkan peneliti dalam memecahkan masalah yang ditemukan di SD Kanisius
Sorowajan. Harapannya siswa dapat memiliki konsentrasi belajar yang maksimal
sehingga hasil belajar yang dicapai pun menjadi optimal.
Berdasarkan latar bekang tersebut, peneliti akan melakukan penelitian
berkaitan konsentrasi dan hasil belajar siswa. Subyek yang akan digunakan peneliti
siswa kelas II SD Kanisius Sorowajan Bantul dengan menggunakan penerapan Brain
5
Gym. Maka peneliti akan mengadakan sebuah penenlitian dengan judul:
“Peningkatan Konsentrasi dan Hasil Belajar Menggunakan Brain Gym Pada
Siswa Kelas II SD Kanisius Sorowajan Bantul”.
6
1.4.2. Bagi Guru
Guru dapat mengaplikasikan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan
Brain Gym untuk meningkatkan konsentrasi dan hasil belajar siswa. Sehingga
menambah strategi guru dalam mengajar untuk menignkatkan konsentrasi dan
hasil belajar siswa.
1.4.3. Bagi Siswa
Siswa mudah menerima materi pelajaran yang diberikan guru karena dapat
berkonsentrasi secara optimal. Sehingga hasil belajar siswa dapat mencapai
maksimal.
1.4.4. Bagi Kepala Sekolah
Kepala Sekolah dapat menggunakan sebagai acuan pengambilan keputusan
dalam menentukan kegiatan belajar mengajar. Sehingga dapat menjadi bahan
refleksi dalam mengarahkan guru-guru kelas untuk memilih strategi
pembelajaran.
1.4.5. Bagi Sekolah
Pihak sekolah dapat terbantu dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah
yang ada di sekolah tersebut. Selain itu, juga mampu menambah wawasan
mengenai Brain Gym (senam otak) untuk mengatasi masalah yang ada.
7
1.5.3 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
9
menitikberatkan pada pemusatan perhatian. Sedangkan pengertian kedua disampaikan
oleh Slameto menurut peneliti masih kurang sistematis. Kemudian pengertian kedua
dari Andreson menurut peneliti juga kurang rinci. Maka peneliti menyimpulkan
konsentrasi belajar adalah kemampuan seseorang dalam memusatkan perhatian
terhadap satu obyek perhatian yang akan berpengaruh dengan kualitas belajar
seseorang. Kualitas belajar seseorang dapat dikatakan optimal ketika mampu
memfokuskan atau memustakan perhatiannya pada satu obyek. Dengan begitu
seseorang akan lebih mudah memahami apa yang sedang dipelajari dalam proses
belajarnya.
10
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang, yang
termasuk sebagai faktor eksternal yaitu:
a) Lingkungan sekitar yang cukup tenang
b) Udara yang nyaman dan bebas dari polusi maupun bau-bauan yang
menggangu kenyamanan
c) Penerangan yang cukup
d) Suhu di sekitar lingkungan yang menunjang kenyamanan dalam
melakukan kegiatan yang memerlukan konsentrasi
e) Dukungan dari orang-orang di sekitar
Sejalan dengan Thursan Hakim, Sunawan (2009: 42) juga mengungkapkan
bahwa faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah
a. Faktor Internal
1. Jasmani
a) Kondisi badan yang normal menurut standar kesehatan atau bebas dari
penyakit yang serius
b) Kondisi badan di atas normal atau fit akan lebih menjaga konsentrasi
c) Cukup tidur dan istirahat
d) Cukup makan dan minum serta makanan yang dikonsumsi memenuhi
standar gizi untuk hidup sehat
e) Seluruh panca indera berfungsi dengan baik
f) Detak jantung normal, detak jantung ini mempengaruhi ketenangan dan
sangat mempengaruhi konsentrasi secara efektif
g) Irama napas berjalan baik
2. Rohani
a) Kondisi kehidupan sehari-hari yang cukup tenang
b) Memiliki sifat baik
c) Taat beribadah sebagai penunjang ketenangan dan day pengendali diri
d) Tidak dihinggapi berbagai jenis masalah yang terlalu berat
e) Tidak emosional
f) Memiliki kemauan keras yang tidak mudah padam
11
g) Tidak mudah putus asa
h) Bebas dari gangguan mental
b. Faktor eksternal
1. Lingkungan
Terbebas dari berbagai suara yang keras dan bising sehingga menggangu
ketenangan. Udara sekitar harus cukup nyaman, bebas dari polusi dan bau yang
menggangu.
2. Penerangan harus cukup agar tidak menggangu penglihatan
3. Orang-orang disekitar harus mendukung suasana tenang apalagi lingkungan
tersebut merupakan lingkungan belajar.
Berbeda dengan Thursan Hakim dan Sumawan, Slameto (2010:25)
mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar adalah
1. Kurang berminat terhadap mata pelajaran yang dipelajari
2. Terganggu oleh keadaan lingkungan
3. Pikiran kaca atau masalah-masalah kesehatan yang terganggu
4. Bosan terhadap pelajaran
Berdasarkan pendapat dari tiga tokoh tersebut, peneliti lebih merujuk pada
faktor yang dikemukakan oleh Thursan Hakim karena sesuai dengan kondisi dalam
penelitian. Sedangkan, pendapat menurut Sumawan dan Slameto pemaparannya masih
kurang sesuai dengan kondisi yang akan diteliti oleh peneliti.
12
e) Memberikan pertanyaan (statement) untuk menguatkan, menyetujui, serta
menyanggah dengan alasan atau tanpa alasan
f) Sambutan psikomotorik berupa ditunjukkan oleh perilaku membuat catatan atu
menulis informasi dan membuat jawaban.
Sedangkan menurut Tabrani Rusyan (1989: 10) ciri-ciri dari konsentrasi belajar
seseorang dapat diamati dari yaitu:
1. Perilaku kognitif
Perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan, informasi, dan masalah
kecakapan intelektual.
2. Perilaku afektif
Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditandai dengan
adanya respon yang berupa keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan,
mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebgai integrasi dari suatu
keyakinan, ide, dan sikap.
3. Perilaku psikomotor
Pada perilaku ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat ditandai dengan
adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk guru, serta
komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan yang penuh
arti.
4. Perilaku berbahasa
Pada perilkau ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar ditandai dengan adanya
aktivitas berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.
Kemudian menurut Engkoswara (2010: 32) ciri-ciri seseorang yang dapat
berkonsentrasi diantaranya yaitu:
1. Perilaku kognitif
Perilaku yang menyangkut masalah pengetahuan informasi dan masalah
kecakapan intelektual. Pada perilaku kognitif ini, siswa yang memiliki
konsentrasi belajar dapat dilihat melalui:
a) Kesiapan pengetahuan yang dapat segera muncul bila diperlukan.
13
b) Komprehensif dalam penafsiran informasi.
c) Mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh.
d) Mampu mengadakan analisis dan sistematis pengetahuan yang
diperoleh.
2. Perilaku afektif
Perilaku yang berupa sikap dan presepsi. Pada perilaku afektif ini, siswa yang
memiliki konsentrasi belajar dapat dilihat melalui:
a) Adanya penerimaan, yaitu tingkat perhatian tertentu.
b) Respon, yaitu keinginan untuk mereaksi bahan yang diajarkan.
c) Mengemukakan suatu pandangan atau keputusan sebagi integrasi dari
sesuatu keyakinan, ide dan sikap seseorang.
3. Perilaku Psikomotor
Pada perilaku psikomotor ini, siswa yang memiliki konsentrasi belajar dapat
dilihat melalui:
a) Adanya gerakan anggota badan yang tepat atau sesuai dengan petunjuk
guru.
b) Komunikasi non verbal seperti ekspresi muka dan gerakan-gerakan
yang penuh arti.
c) Perilaku berbahasa, perilaku ini dapat ditandai dengan adanya aktivitas
berbahasa yang terkoordinasi dengan baik dan benar.
Berdasarkan uraian di atas, ciri-ciri sesorang berkonsentrasi pertama
diungkapkan oleh Abin Syamsudin. Menurut peneliti ciri-ciri yang
dikemukakan oleh Abin Syamsudin sudah rinci namun belum ada
pengelompokkan peraspek. Sedangkan yang diungkapkan oleh tokoh kedua
yaitu Tabrani Rusyan menurut peneliti belum begitu jelas karena tidak ada
contoh yang diberikan dalam penjelasan. Kemudian peneliti setuju dengan yang
diungkap oleh tokoh ketiga yaitu Engkoswara. Engkoswara mengungkapkan
bahwa ciri-ciri seseorang berkonsentrasi dapat dilihat dari 3 aspek yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik, namun contoh peraspek belum terlalu
14
kentara. Jadi, peneliti menggunakan ciri-ciri seseorang berkonsentrasi dari
Abin Syamsudin dan dilengkapi menurut Engkoswara.
1. Inforrmasi verbal
yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan
maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan
spesifik. Kemampuan tersebeuut tidak memerlukan maanipulasi simbol,
pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.
2. Keterampilan intelektual
yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan
intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintetis
fakta-konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan
intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.
3. Startegi kognitif
15
yaitu kecakapan menyalurkan dan mengaraahkan aktivitas kognitifnya.
Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan
masalaah.
4. Keterampilan motorik
yaitu kemampuan melakaukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan
koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap
kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek
tertentu. Sikap dapat berupa kemampuan internalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai.
Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Berdasrkan pengertian hasil dari 3 tokoh di atas, peneliti lebih setuju dengan
pengertian hasil belajar menurut Oemar Hamlik mengungkapkan bahwa hasil belajar
itu dapat terlihat dari terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga
perbaikan perilaku. Kurang setuju dengan yang dikemukakan Suprijono karena yang
diungkapkan dari hasil belajar itu tidak namapak. Sedangkan pengertian ketiga
menurut Gagne yang diungkapkan kurang ringkas dan padat.
16
itu, faktor eksternal dibagi menjadi dua yaitu, lingkungan sosial seperti guru, staf
administrasi, teman kelas, teman bermain, orang tua, dan keluarga peserta didik,
sedangkan lingkungan non sosial terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, rumah
peserta didik dan letaknya, keadaan cuaca dan waktu belajar peserta didik.
2.1.3.2. Pengertian
Brain Gym (senam otak) adalah serangkaian latihan gerakan tubuh sederhana
yang dilakukan untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi lateratilitas),
meringankan atau merelaksasi bagian depan dan belakang otak (dimensi pemfokusan),
serta merangsang sistem yang terkait dengan perasaan atau emosi, yaitu otak tengah
(limbik) dan otak besar (dimensi pemusatan) (Haryanto, 2010: 72). Sejalan dengan
Haryanto, Budhi dan Waluyo (2010: 29) juga mengungkapkan bahwa Brain Gym
(senam otak) adalah senam ringan yang dilakukan dengan gerakan menyilang agar
terjadi harmonisasi dan optimalisasi kinerja otak kanan dan kiri. Sedangkan menurut
Dennision (2008: 40) Brain Gym adalah suatu sistem berbasis gerakan, dimana
aktivitas-aktivitas fisik yang mudah dilakukan digunakan untuk meningkatkan
kemampuan belajar, memproses informasi, dan merespons dunia di sekeliling kita
dengan cara yang efektif, penuh kasih, dan menyenangkan.
Berdasarkan pengertian Brain Gym menurut tiga tokoh tersebut, peneliti dapat
menyimpukan dari tokoh pertama yaitu Haryanto dan dilengkapi Dennision bahwa
Brain Gym (senam otak) adalah serangkain gerakan untuk menyeimbangkan antara
otak kanan dan kiri sehingga dapat meningktakan kemampuan belajar, memproses
17
informasi, dan merespons di sekeliling kita secara efektif. Menurut Denisson (2008:
55) Brain Gym dapat dilakukan untuk menyegarkan fisik dan pikiran siswa setelah
menjalani proses pembelajaran yang mengakibatkan kelelahan dan ketegangan pada
otak sehingga akan menurunkan konsentrasi belajar pada siswa. Dengan begitu adanya
Brain Gym dapat meningkatkan konsentrasi belajar pada seseorang. Sedangkan
pengertian kedua menurut Budhi dan Waluyo kurang lugas karena hanya menjelaskan
gerakan menyilang. Namun, peneliti setuju pada kata-kata terakhir yang dapat
mengoptimalisai kinerja otak kanan dan kiri.
2.1.3.4. Dimensi Otak dan Jenis-jenis Gerakan Brain Gym (Senam Otak)
Menurut Titi S Sulaero dan Setyo Hendryastuti (2002: 38-43); dan Dennison
(2002: 7-61), gerakan Brain Gym ada 26 gerkan yang melibatkan tiga dimensi otak,
yaitu: lateralitas, fokus, dan pemusatan.
a. Dimensi Lateralis
1) Coretan Ganda
Gerakan menggambar dengan kedua tangan pada saat yang sama ke dalam, ke
luar, ke atas, dank e bawah, manfaat dari gerkan ini untuk menumbuhkan bakat
seni, merelaksasikan mata dan tangan, dan meningkatkan kemampuan menulis.
18
2) Gerakan silang berbaring (Cross Crawl Sait Up)
Gerkan ini membayangkan ketika sedang naik sepeda dengan posisi tidur,
menyentuhkan lutut dengan sisi yang berlawanan, fungsi dari gerkan ini untuk
pemanasan sebelum olahraga, dan membuat pikiran terasa jernih dan
meningkatkan day ingat.
3) Gerakan diagonal (Cross Crawl)
Koordinasikan gerkan tubuh, ketika satu tangan bergerak, kaki yang
berlawanan bergerak pada saat yang sama. Gerakan badan ke depan, ke
samping, ke belakang, dan arahkan mata kesemua arah. Gerkan ini efektif untuk
merangsang otak yang menerima informasi dan juga bagian yang
mengungkapkannya. Gerkan ini meningkatkan koordinasi tubuh kiri dan kanan,
menyeimbangkan emosi, memperbaiki stamina, meningkatkan koordinasi
penglihatan, dan pendengaran.
4) Abjad 8
Gerakan menulis huruf abjad 8, huruf yang ditulis mulai dari kurva atas,
bergerak kea rah kiri. Huruf lain ditulis dari mulai garis tengah ke atas, dan
bergerak ke kanan. Gerakan ini dapat membantu mempermudah
mengungkapkan pikiran, dan meningkatkan kemampuan motoric halus.
5) 8 Malas (Lazy 8)
Gerakan tangan berlawanan arah jarum jam ke atas, membenruk lingkaran.
Kemudian searah jarum jam ke atas, membentuk lingkaran dan kembali ke titik
tengah. Gerakan ini dapat memadukan penglihatan kiri dan kanan sehingga
meningkatkan integrasi otak kiri dan kanan sekaligus meningkatkan
keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan ini dapat meningkatkan
ketrampilan baca dan tulis, meningkatkan penglihatan, pemahaman, dan
melepaskan ketegangan mata dan tengkuk.
6) Pernapasan Perut (Belly Breathing)
Letakkan tangan diperut kemudian buang napas pendek-pendek, lalu ambil
napas dalam dan pelan-pelan, tangan mengikuti gerakan perut waktu
mengambil dan membuang napas. Gerakan ini dapat meningkatkan persediaan
19
oksigen untuk seluruh tubuh, terutama untuk otak. Kegiatan ini meningkatkan
kadar energy dalam tubuh, meningkatkan irama bicara dan ekspresi, gerakan
ini dapat meningkatkan kemampuan membaca, dan berbicara.
7) Gajah (The Elephent)
Tekuk lutu sedikit, dekatkan kepala kebahu dan tangan lurus kedepan. Gerakn
ini mengaktifkan dan menyeimbangkan semua system pada tubuh dan pikiran
dan dapat mengaktivasi system vestibuler terutama kanalis semisirkularis dan
koordinasi tangan dan mata. Gerkan ini dapat memaddukan sisi kiri dan kanan
otak untuk meningkatkan kemampuan penglihatan, pemahaman, pendengaran,
memori jangka pendek atau panjang, dan berpikir abstrak.
8) Putar Leher (Neck roll)
Tundukkan kepala ke depan, dan pelan-pelan putar dari satu sisi ke sisi lainnya,
tengahdakan kepala ke belakang, dan putar lagi ke kiri ke kanan. Gerakan ini
dapat menurunkan ketegangan otot leher, meningkatkan kemampuan dalam
melakukan kegiatan dengan rileks tanpa tekanan.
9) Olengan Pinggul (The Rocker)
Duduk dilantai , tangan ditaruh ke belakang, di tekuk, ke 2 kaki diangkat
sedikit, dan gerakan pinggul dengan memutar beberapa kali sampai rileks.
Gerakan ini dapat meningkatkan cairan serebrospinal le otak sehingga
meningkatkan kemampuan untuk focus, konsentrasi, dan pemahaman.
10) Mengisi Energi (Energizer)
Gerakn ini terdiri dari menarik napas panjang dan dalam sehingga
meningkatakn oksigenasi, relaksasi otot leher dan bahu. Gerakan ini
membangkitkan energi terutama setelah bekerja di depan computer dan duduk
dalam waktu yang lama. Gerakn ini dapat memperbaiki konsentrasi dan
perhatian, secara khusus berguna selam kita bekerja di depan computer.
11) Membayangkan X
X berarti Excellent membayangkan bahwa sebelum melakukan sesuatu berpikir
X agar dapat lebih bergerak dan berpikir mudah.
20
b. Dimensi Fokus
1) Burung hantu (The Owl)
Cengkeram otot bahu, gerakan kepala menengok ke belakang, tarik napas
dalam dan tarik bahu ke belakang, kemudian menengok kesisi yang lain.
Tundukkan kepala, dan biarkan otot relaks. Ulangi dengan mencengkeram bahu
yang lain. Gerakan ini menurunkan ketegangan pada otot bahu dan leher. Pada
saat otot leher rileks kemampuan mendengar, berpikir, dan berbicara
meningkat, dapat meningkatkan ingatan jangka pendek dan panjang.
2) Lambaian tangan (Arm Activation)
Luruskan satu tangan ke atas, ke samping kuping, buang napas pelan. Gerakan
ini merenggangkan otot bahu dan dada atas, merelaksasikandan
mengkoordiansi otot-otot bahu, dan lengan, meningkatkan kemampauan
menulis dan berbicara serta meningkatkan kemapuan menulis dan berbicara
serta meningkatakan kemapaun berbahasa.
3) Lambaian Kaki (The Footflex)
Cengkeram tempat-tempat yang terasa sakit di pergelangan kaki betis dan
belajkang lutut satu persatu, sementara pelan-pelan kaki digerakkan ke luar
dank e dalam, gerakan ini mengembalikan ukuran asli sendi-sendi bagian
belakang kaki. Gerakan ini akan merelaksasikan otot-otot, sekaligus
meningkatkan kemampuan komunikasi, konsentrasi, pemahaman yang
mendalam, dan memiliki kemampuan untuk mengerjakan sesuatu sampai
selesai.
4) Pompa Betis (Calf Pump)
Majukan badan ke depan dan buang napas, pelan-pelan tekan telapak kaki ke
belakang, kemudian angkat ke atas sambilmengambil napas dalam. Ulangi 3
kali tiap kaki. Gerakan ini menghasilakan kekuatan yang lebih bagi otot dan
tulang di bagian belakang tubuh. Gerkan ini dapat meningkatkan kreatifitas,
dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik, dan membebaskan dari
pikiran-pikiran yang membuat tidak mampu ikut serta dalam melakukan
kegiatan.
21
5) Bandul Gravitasi (The Gravity Glider)
Silangkan kaki. Lutu tetap rileks, tundukkan badan ke depan dengan lurus,
buang napas waktu turun, dan ambil napas waktu naik. Ulangi 3 kali, kemudian
ganti kaki. Gerakn ini merelaksasikan otot-otot tubuh, meningkatkan
keseimbangan, meningkatkan koordinasi seluruh tubuh, meningkatkan
pemahaman, dan konsentrasi.
6) Kuda-kuda (The Grounder)
Mulai dengan kaki terbuka, arahkan kaki kanan ke kanan, dan kaki kiri tetap
lurus kedepan. Tekuk lutu kanan sambil buang napas, lalu ambil napas waktu
lutut kanan diluruskan kembali. Ulangi 3 kali, kemudian ganti dengan kaki kiri.
Gerakan ini memperlancar dan merelaksasikan kelompok otot di paha yang
menyeimbangkan dan menstabilakn tubuh, merelaksasikan tuibuh, dan
pernapasan yang lebih baik. Melakukan gerakan ini dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman, dan medah mengingat.
c. Dimensi Pemusatan
1) Tombol Otak (Brain Button)
Sambil menyentuh pusar, pijat sisi kiri dan kanan tepat di dua sternum
dilekukan selangka. Gerakan ini merangsang aliran darah yang kaya oksigen
melalui arteri karotis ke otak untuk membaca, menulis, berbicara dan
mengikuti petunjuk.
2) Tombol Ruang (Space Button)
Taruh 2 jari di atas bibir dan tangan satunya di tulang ekor selama 1 menit,
napaskan energy ke atas tulang punggung. Gerakan ini dapat meningkatkan
penglihatan dan kemampuan berorganisasi dan dapat membuat keputusan
dengan cepat.
3) Pasang Telinga (The Thinking Cap)
Gerakn memijat pelan-pelan dalam telinga, sebanyak tiga kali dari atas ke
bawah untuk membantu konsentrasi dan mendengar suara sendiri ketika
22
berbicara. Gerkan ini membangkitkan mekanisme pendengaran dan memori
jangka pendek, ketrampilan berpikir abstrak, dan membantu konsentrasi.
4) Tombol Keseimbangan (Balance Button)
Sentuhkan dua jari ke belakang telinga dan taruh tangan satunya di pusar
kemudian bernapas, satu menit kemudian sentuh belakang telinga yang lain.
Gerakan ini merangsang system keseimbangan tubuh di telinga bagian dalam,
dapat memperbaiki keseimbangan, merileksasikan mata, dan beberapa bagan
tubuh, serta meningktakan perhatian untuk berpikir, melakuakn kegiatan,
pengambilan keputusan, konsentrasi, dan pemecahan masalah.
5) Tombol Bumi (Earth Button)
Letakkan dua jari tangan di tengah dagu dan tangan lainnya di daerah pusar
menunjukkan ke bawah, ikuti gerkan nmata dari bawah ke atas dalam satu
garis. Gerakan ini untuk meningkatkan konsentrasi, motivasi, focus dan
koordinasi otak, dan menyegarkan kembali kelelaham mental yang berat.
6) Menguap Berenergi
Memijat otot-otot sekitar persendian rahang sambil membuka mulut seperti
mau menguap. Gerakan ini dapat bmerelaksasikan otot pada rahang, dan
memperlancar hubungan-hubungan syaraf untuk peningkatan otak secara
keseluruhan.
7) Minum air (Drinking Water)
Minum air sangat diperlukan untuk mempercepat otak untuk berpikir dan
mengurangi ketegangan.
8) Titik Positif
Gerakan menyentuh titik positif yang berupa dua tonjolan di tengah dahi.
Gerakan ini berfungsi agar perasaan menjadi lebih tenang, mengurangi rasa
tegang, cemas, dan takut.
9) Kiat Relaksasi (Hools-Ups)
Pertama letakkan kaki kiri di atas jkaki kanan dan tangan kiri di atas tangan
kanan dengan posisi jempol ke bawah, jari-jari kedi=ua tngan saling
menggenggam, kemudian tarik kedua tangan dan meletakkanya ke depan
23
dada, kemudian tutup mata dan pada saat menarik napas, lidah ditempelkan di
langit-langit mulut dan dilepaskan lagi pada saat menghembuskan napas
kemudian tahap kedua buka silangan kaki, sentuh ujung jari kedua tangan,
ambil napas dalam-dalam selama satu menit. Gerakn ini dpat memperkuat
energy elektris tubuh.
Berdasarkan pengungkapan dari 3 tokoh yaitu Titi S Sulaero, Setyo
Hendryastuti, dan Dennison, gerakan Brain Gym ada 26 gerakan yaitu Coretan Ganda,
Gerakan silang berbaring,Gerakan diagonal, abjad 8, 8 malas, pernapasan perut, gajah,
putar leher, olengan pinggul, mengisi energi, membayangkan x, burung hantu,
lambaian tangan, lambaian kaki, pompa betis, bandul gravitasi, kuda-kuda, tombol
otak, tombol ruang, pasang telinga, tombol keseimbangan,tombol bumi, menguap
berenergi, minum air, titik positif, dan kiat relaksasi yang melibatkan tiga dimensi
otak, yaitu: lateralitas, fokus, dan pemusatan.
24
Swastika Ega dan Setiadi (2015) penelitiannya bertujuan untuk menganalisis
Brain Gym dalam meningkatkan konsentrasi belajar anak autis di terapis anak ternag
kedung seroko Surabaya. Subjek yang digunakan peniliti semua anak autis di terapis
anak terang kedung seroko. Penelitian ini menggunakan desain pre experimen design
dengan teknik rancangan rangkaian waktu (time series design). Konsentrasi belajar
sebelum melakukan Brain Gym ada 0 anak (0%) baik, 17 anak (68%) cukup, 8 anak
(26%) kurang. Konsentrasi belajar sesudah melakukan Brain Gym mengalami
peningkatan ada 9 anak (36%) baik, 15 anak (58,6%) cukup, 1 anak (3,3%) kurang.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Brain Gym dapat dijadikan salah satu alternative
dalam meningkatkan konsentrasi belajar anak.
Suneki Sri, penelitiannaya bertujuan untuk menganalisis pelatihan Brain Gym
bermanfaat untuk mengtasi problem belajar anak. Dalam penilitiannya memaparkan
bahwa Brain Gym meliputi tiga dimensi otak yang utama yaitu lateralitas, fokus, dan
pemusatan yang setiap dimensi mempunyai tugas masing-masing. Kesimpulan dalam
jurnal ini mengharapkan para guru dapat menerapkan Brain Gym ini sebagai bagian
dari program kegiatan sekolah yang harus dilaksanakan pada tiap minggunya sebagai
bagian dari pelajaran olah raga, sehingga manfaatnya tidak hanya untuk kebugaran
siswa tetapi secara tidak langsung juga memberikan manfaaat untuk mengatasi
problem belajar anak.
Minahur Rohman (2012) penelitiannya bertujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dengan penerapan Brain Gym dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Subjek yang digunakan oleh peneliti yaitu
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Krucil Probolingga Tahun pelajaran 2010/2011.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan Brain Gym dalam pembelajaran dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 82,50 dan presentase
ketuntasan klasikal 90,00%, serta dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Purwandari Henny (2014) penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian Brain Gym terhadap hasil belajar Matematika. Penelitian ini menggunakan
rancangan Quasy-Eksperimen Non Randomized Control Group Pretest Design. Subjek
yang digunakan peneliti adalah siswa kelas III SD Negeri Balongrejo. Hasil penelitian
25
sebelum diberikan Brain Gym nilai reratanya 17,57 dan setelah diberikan Brain Gym
dengan nilai rerata 66,66. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Brain Gym akan
memaksimalkan kerja otak, mengintegrasikan otak dengan maksimal sehingga siswa
lebih siap dalam menerima pembelajaran selain itu kreativitas guru akan meningkat
dan suasana belajar lebih menyenangkan, sehingga meningkatkan minat siswa dalam
belajar dan meningkatkan hasil belajar.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa Brain
Gym dapat mempengaruhi konsentrasi dan hasil belajar pada siswa. Maka dari itu, akan
menjadi lebih baik jika guru-guru menerapkan Brain Gym dalam pembelajaran untuk
mningkatkan konsentrasi dan hasil belajar. Jadi, peneliti akan melakukan penelitian
yang sedikit berbeda dengan penelitian-penelitian yang relevan yaitu peningkatan
konsentrasi dan hasil belajar menggunakan Brain Gym.
26
Matematika. Penelitian ini menggunakan rancangan Quasy-Eksperimen Non
Randomized Control Group Pretest Design. Subjek yang digunakan peneliti adalah
siswa kelas III SD Negeri Balongrejo. Hasil penelitian sebelum diberikan Brain Gym
nilai reratanya 17,57 dan setelah diberikan Brain Gym dengan nilai rerata 66,66.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Brain Gym akan memaksimalkan kerja otak,
mengintegrasikan otak dengan maksimal sehingga siswa lebih siap dalam menerima
pembelajaran selain itu kreativitas guru akan meningkat dan suasana belajar lebih
menyenangkan, sehingga meningkatkan minat siswa dalam belajar dan meningkatkan
hasil belajar. Penelitian dari Purwandari Henny ini menguatkan asumsi dari peneliti
bahwa Brain Gym dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Meskipun, teknik dalam
eksekusi yang dilakukan peneliti berbeda eksperimen dengan Penilaian Tindakan
Kelas. Dengan Begitu Jika Brain Gym (senam otak) diterapkan pada siswa kelas II SD
Kanisius Sorowajan, maka penerapan Brain Gym terjadi peningkatan konsentrasi dan
hasil belajar siswa.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
28
hari. Jadi, masalah-masalah yang diungkap dan dicarikan jalan keluar dalam penelitian
masalah yang benar-benar ada dan dialami oleh guru.
Kemudian menurut Suyanto (dalam Sukayati, 2008: 8) mengungkapkan secara
singkat PTK dapat didefinisikan sebagi suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. Oleh karena itu PTK
terkait erat dengan persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dialami guru.
Model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan dalam penelitian ini
adalah model Kemmis dan Mc. Taggart. Terdapat 4 komponen dalam model ini yaitu
perencanaan (plannning), aksi/ tindakan (acting), observasi (observe), refleksi
(reflect).
29
disini adalah putaran kegiatan yant terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi.
30
3.2.3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan kosentrasi dan hasil belajar dengan
menggunakan Brain Gym pada siswa kelas II SD Kanisius Sorowajan semester gasal
tahun ajaran 2017/ 2018. Konsentrasi siswa dapat dilihat dari perilaku siswa setelah
diterpakan Brain Gym. Sedangkan hasil belajar siswa dapat dilihat nilai siswa setelah
diterapkan Brain Gym.
31
3) Guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat mengikuti
kegiatan pembelajaran. (Motivasi)
4) Guru menyampaikan tema, subtema, indikator yang akan dibahas dan
gambaran skenario yang akan dilewati. (Orientasi)
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran.
(Tahap 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siwa)
2) Sebelum masuk pembelajaran, guru mengajarkan anak-anak melakukan
Brain Gym (Senam Otak).
3) Guru memberikan materi. (Tahap 2: Menyajikan informasi)
4) Guru memberikan selingan Brain Gym (Senam Otak) kembali.
5) Guru membagi kelompok 4-5 orang. (Tahap 3: Mengorganissasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok)
6) Guru menjelaskan tugas yang akan dikerjakan. (Tahap4: Membimbing
kelompok belajar)
7) Siswa mengerjakan LKS dengan kelompoknya. (Tahap 5: Evaluasi)
8) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab secara individu dan lisan
mengenai LKS yang sudah dikerjakan. (Tahap 6: Memberikan
penghargaan)
c. Kegiatan Akhir
1) Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan
mengkonformasi kebenaran materi yang disampaikan.
2) Siswa mengerjakan soal post test yang diberikan oleh guru.
3) Siswa melakukan refleksi.
4) Guru memberikan tindak lanjut.
5) Siswa bersama guru menutup kegiatan pembelajaran dengan doa dan
salam penutup.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan dalam rangka memperoleh data mengenai
proses dan hasil tindakan yang dilaksanakan. Pada kegiatan ini, peneliti
32
mengamati kegiatan pembelajaran terutama yang berkaitan dengan konsentrasi
belajar siswa. Hal-hal yang diamati antara lain: perilaku kognitif, perilaku afektif
dan perilaku psikomotorik.
4. Refleksi
Pada kegiatan refleksi ini peneliti melakukan analisis tindakan yang telah
dilkasanakan pada siklus I yang meliputi:
a. Mengevaluasi pada tindakan siklus I. Mengidentifikasi kendala-kendala,
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I dan apa saja yang sudah
sesuai.
b. Membandingkan hasil yang dicapai disiklus I dengan indikator keberhasilan.
c. Menilai apakah pada siklus I konsentrasi belajar siswa sudah mencapai
indikator penelitian. Jika sudah mencapai terget sesuai indikator,
pembelajaran si diklus I dihentikan. Kemudian diambil kesimpulan tentang
peningkatan konsentrasi dan hasil belajar siswa menggunakan Brain Gym
(Senam Otak). Namun, jika belum sesuai target, pembelajaran dilanjutkan ke
siklus berikutnya.
33
3) Guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat mengikuti
kegiatan pembelajaran. (Motivasi)
4) Guru menyampaikan tema, subtema, indikator yang akan dibahas dan
gambaran skenario yang akan dilewati. (Orientasi)
b. Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran.
(Tahap 1: Menyampaikan tujuan dan memotivasi siwa)
2) Sebelum masuk pe1mbelajaran, guru mengajarkan anak-anak melakukan
Brain Gym (Senam Otak).
3) Guru memberikan materi. (Tahap 2: Menyajikan informasi)
4) Guru memberikan selingan Brain Gym (Senam Otak) kembali.
5) Guru membagi kelompok 4-5 orang. (Tahap 3: Mengorganissasikan
siswa ke dalam kelompok-kelompok)
6) Guru menjelaskan tugas yang akan dikerjakan. (Tahap4: Membimbing
kelompok belajar)
7) Siswa mengerjakan LKS dengan kelompoknya. (Tahap 5: Evaluasi)
8) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab secara individu dan lisan
mengenai LKS yang sudah dikerjakan. (Tahap 6: Memberikan
penghargaan)
c. Penutup
1) Siswa bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan
mengkonformasi kebenaran materi yang disampaikan.
2) Siswa mengerjakan soal post test yang diberikan oleh guru.
3) Siswa melakukan refleksi.
4) Guru memberikan tindak lanjut.
5) Siswa bersama guru menutup kegiatan pembelajaran dengan doa dan
salam penutup.
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan dalam rangka memperoleh rekaman data
yang lengkap mengenai proses dan hasil tindakan yang dilaksanakan. Pada
34
kegiatan ini, Pada kegiatan ini, peneliti mengamati kegiatan pembelajaran
terutama yang berkaitan dengan konsentrasi belajar siswa. Hal-hal yang diamati
antara lain: perilaku kognitif, perilaku afektif dan perilaku psikomotorik.
Kemudian, peneliti dapat menampilkan hasil observasi pada siklus ini.
4. Refleksi
Pada kegiatan refleksi ini peneliti melakukan analisis tindakan yang telah
dilkasanakan pada siklus II yang meliputi:
a. Mengevaluasi pada tindakan siklus II. Mengidentifikasi kendala-kendala,
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I dan apa saja yang sudah
sesuai.
b. Membandingkan hasil yang dicapai disiklus I dengan indikator keberhasilan.
c. Menilai apakah pada siklus II konsentrasi belajar siswa sudah mencapai
indikator penelitian. Jika sudah mencapai terget sesuai indikator,
pembelajaran si diklus I dihentikan. Kemudian diambil kesimpulan tentang
peningkatan konsentrasi dan hasil belajar siswa menggunakan Brain Gym
(Senam Otak). Namun, jika belum sesuai target, pembelajaran dilanjutkan ke
siklus berikutnya.
35
3.4.2. Non Tes
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi. Triangulasi adalah
penggabungan dari teknik pengumpulan data dan sumber data yang sudah. Triangulasi
merupakan teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk menguatkan kebenaran data
yang sudah ada dan meningkatkan keyakinan peneliti mengenai data tersebut. Teknik
triangulasi yang peneliti gunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumen ada
(Sugiyono, 2008: 241). Berikut merupakan bagan triangulasi pengumpulan data
penelitian:
Wawncara
Observasi Kuesioner
3.4.2.1.Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan adalah teknik mengumpulkan data
dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung serta mencatat
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Wina Sanjaya,
2010: 86). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperoleh gambaran umum
mengenai kondisi dan aktivitas siswa kelas II A SD Kanisius Sorowajan Bantul. Cara
pencatatan data dengan lembar observasi konsentrasi belajar sebagi acuan dalam
melihat gambaran kondisi atau aktivitas siswa.
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
36
3.4.2.2.Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara mengajukan
pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diteliti (Wiajaya Kusumah dan Dedi
Dwitagama, 2010: 77). Wawancara ini dilakukan kepada guru kelas dan siswa kelas II
A SD Kanisius Sorowajan Bantul. Wawancara yang digunakan adalah wawancara
tidak terstruktur, dimana hanya menggunakan pedoman wawancara yang memuat
pokok-pokok pertanyaan saja.
3.4.2.3.Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan instrumen di dalam teknik komunikasi tidak
langsung. Dengan instrumen atau alat ini data yang dihimpun bersifat informatif
dengan atau tanpa penjelasan atau interprestasi berupa pendapat, buah pikiran,
ungkapan perasaan dan lain-lain. Indikator untuk kuesioner atau angket dikembangkan
dari permasalahn yang ingin digali. Kuesioner atau angket sebagai alat pengumpul data
adalah sejumlah pertanyaan tertulis, yang harus dijawab secara tertulis pula oleh
responden. Berkaitan dengan hal itu kuesioner atau angket dapat disebut juga sebagai
wawancara tertulis. Dalam penelitian ini bentuk kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner terstruktur dengan pertanyaan atau pernyataan tertutup. Responden harus
memilih salah sattu jawaban yang menurut pendapatnya paling tepat (Kunandar, 2008:
173).
37
3.5.1. Tes
Tes yang digunakan pada penelitian ini disusun berdasarkan indikator
pembelajaran yang akan dicapai. Indikator yang akan dicapai pada penelitian ini adalah
mata pelajaran pada tematik yaitu SBdP, Bahasa Indonesia, dan Matematika. Berikut
adalah kisi-kisi soal yang dibuat :
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes
Muatan No
NO Indikator
Pelajaran Soal
1. SBdP 3.2.1 Siswa mampu membedakan pola 1,2
bertekanan keras dan pola bertekanan
lembut.
4.2.1 Siswa dapat menyanyikan lagu
membuang sampah dengan
memperhatikan tekanan keras dan
tekanan lembut.
2. Bahasa 3.4.1 Siswa mampu menyebutkan isi teks yang 3,4,5,6
Indonesia berhubungan dengan lingkungan tidak
sehat di rumah.
3.4.2 Siswa mampu menulis cerita sederhana
berdasarkan gambar rumah sehat dan
tidak sehat yang dilihat.
4.4.1 Siswa mampu membaca lancar teks yang
berhubungan dengan lingkungan tidak
sehat di rumah.
3. Matematika 3.10.1 Siswa mampu menghitung banyak sisi, 7,8,9,10
sudut, dan titik sudut dari bangun datar.
4.10.1 Siswa mampu mengelompokkan bangun
datar sesuai dengan banyak sisi, sudut dan
titik sudut.
38
Materi yang digunakan untuk melakukan tes ini adalah materi tematik tema 4
pembelajaran 4 kelas 2 semester 1. Materi tersebut terdiri dari SBdP, Bahasa Indonesia,
dan Matematika. Soal yang peneliti gunakan berupa soal essay jawaban singkat dengan
jumlah soal sebanyak 10 buah. Setiap soal bernilai 1 poin yang akan diujikan pada
siswa kelas II A yang berjumlah 26 siswa. Hasil uji validitas butir soal akan dihitung
menggunakan SPSS 17.00 dan dengan tingkat signifikansi 5%.
39
2. Perilaku Afektif Siswa antusias ketika
guru menunjukkan media 2
pembelajaran.
Siswa memperhatikan
3
saat guru menjelaskan.
Siswa masih bercanda
dengan teman saat guru 4
sudah memulai pelajaran.
Siswa menyelesaikan
8
tugas tepat waktu.
3. Perilkau Siswa mencatat hal-hal 7
Psikomotorik yang disampaikan oleh
guru.
Siswa mengacungkan jari 9
saat berpendapat.
Jumlah 10
3.5.2.2.Wawancara
Wawancara dalam penenlitian ini dilakukan kepada guru kelas. Pelaksanaan
wawancara bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan tindakan tercapai.
Pedoman wawancara ini bersifat tidak terstruktur terstruktur.
40
5. Apa kekurangan dari penerapan
Brain Gym (senam otak) ini?
3.5.2.3. Kuesioner
Kuesioner dalam penelitian ini dilakukan kepada subyek penelitian atau siswa
kelas IIA SD Kanisisus Sorowajan tahun 2017/2018. Pelaksanaan kuesioner bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana tujuan tindakan tercapai. Pedoman kuesioner ini
bersifat terstruktur dengan pertanyaan atau pernyataan tertutup. Berikut merupakan
kisi-kisi lembar kuesioner konsentrasi belajar:
41
3. Perilkau Siswa mencatat hal-hal 7
Psikomotorik yang disampaikan oleh
guru.
Siswa mengacungkan jari 9
saat berpendapat.
Jumlah 10
42
3.6.1.2. Validitas Kriteria
Prosedur pendekatan validitas berdasar kriteria menghendaki tersedianya
kriteria eksternal yang dapat dijadikan dasar pengujian skor tes. Untuk melihat
tingginya validitas bedasar kriteria dilakukan komputasi korelasi antara skor tes dengan
skor kriteria. Koefesian ini merupakan koefesian validitas bagi tes yang bersangkutan,
yaitu rxy, dimana X melambungkan skor tes dan Y melambungkan skor kriteria
(Azwar, 2009:51).
43
3.7.1. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berupa soal pilihan ganda
sebanyak 10 soal. Tes dilakukan pada setiap akhir siklus. Berikut adalah langkah-
langkah mengevaluasi melalui tes tertulis:
a. Penskoran tes evaluasi pada setiap nomor dengan nilai 1 jika benar dan 0 jika
salah.
b. Menghitung nilai akhir setiap siswa dengan menggunakan rumus:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 = 𝑥 100
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
c. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan menggunakan rumus:
44
Tabel 3.5 Klasifikasi Hasil Observasi Siswa
Presentase skor yang diperoleh Kategori
81-100% Sangat Tinggi
61-80% Tinggi
41-60% Sedang
21-40% Rendah
0-20% Sangat Rendah
3.7.2.2 Wawancara
Hasil data wawancara digunakan untuk mendukung dari hasil observasi.
Peneliti membandingkan hasil observasi konsentrasi belajar dan hasil belajar sebelum
dan sesudah dikenai tindakan. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diketahui adnaya
peningkatan konsentrasi dan hasil belajar siswa kelas II A pada saat pembelajaran di
SD Kanisisus Sorowajan Bantul.
3.7.2.3 Kuesioner
Berikut adalah langkah-langkah penskoran melalui data hasil kuesioner:
a. Indikator jawaban “ya” diberi skor 1 dan jawaban “tidak” diberi skor 0 pada
pernyataan positif.
b. Indikator jawaban “ya” diberi skor 0 dan jawaban “tidak” diberi skor 1 pada
pernyataan negatif.
c. Menghitung rata-rata skor dalam bentuk presentase.
d. Membandingkan presentase analisis kegiatan siswa pada kondisi awal, akhir
siklus I, dan akhir siklus II.
Tabel 3.6 Klasifikasi Hasil Kuesioner Siswa
Presentase skor yang diperoleh Kategori
81-100% Sangat Tinggi
61-80% Tinggi
45
41-60% Sedang
21-40% Rendah
0-20% Sangat Rendah
3.8.2.2. Wawancara
Konsentrasi belajar siswa kelas 2 SD Kanisius Sorowajan, dikatakan
meningkat apabila memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Kriteria
ketuntasan yang diharapkan adalah siswa dikatakan tuntas jika hasil wawancara
mengungkapkan mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya.
3.8.2.3. Kuesioner
Konsentrasi belajar siswa kelas 2 SD Kanisius Sorowajan, dikatakan
meningkat apabila memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti. Kriteria
46
ketuntasan yang diharapkan adalah siswa dikatakan tuntas jika hasil kuesioner
mendapatkan nilai ≥ 60%.
Bulan
No Kegiatan Agust Septem Okto Novem Desem
Juli
us ber ber ber ber
1. Melakukan permohonan ijin
kepada SD Kanisisus
Sorowajan untuk
melaksanakan observasi dan
penelitian di sekolah tersebut
Penyusunan perangkat
2.
pembelajaran dan pengajaran
3. Validasi instrumen Penelitian
4. Pelaksanaan Siklus I
5. Pelaksanaan Siklus II
6. Pengumpulan Data
7. Analisi Data
8. Penyusunan Laporan
9. Ujian skripsi
10. Revisi skripsi
Pengesahan dokumen skripsi
11.
oleh dekan
47
Daftar Pustaka
48
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tabrani Rusyan. 1989. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Titi S. Sularyo & Setyo Handryastuti. 2002. Senam Otak. Diakses dari http://
saripediatri.idai.or.id/ pdfile/ 4-1-8.pdf.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Waluyo dan Budhi. 2010. 100 Questions & Answers: Menpouse atau Mati Haid.
Jakarta: PT Gramedia.
49
Lampiran 1
Silabus
Materi Pelajaran dan Kompetensi
Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran
Dasar
Bahasa Indonesia Kosakata dan konsep tentang Subtema 4: Hidup bersih dan sehat di
3.4 Memahami kosakata dan konsep lingkungan sehat dan lingkungan masyarakat (28 jam pelajaran)
tentang lingkungan sehat dan tidak sehat di lingkungan sekitar Membaca teks yang berhubungan
lingkungan tidak sehat di serta cara menjaga kesehatan dengan cara menjaga lingkungan
lingkungan sekitar serta cara lingkungan dalam bahasa sehat di tempat umum dengan
menjaga kesehatan lingkungan indonesia atau bahasa daerah percaya diri
dalam Bahasa Indonesia atau melalui teks tulis, lisan, dan visual. Menemukan kosakata dalam teks
bahasa daerah melalui teks tulis, dan maknanya yang berhubungan
lisan, dan visual dengan cara menjaga lingkungan
4.4 Menyajikan penggunaan kosakata sehat di tempat umum dengan teliti
bahasa Indonesia yang tepat atau Membuat laporan sederhana
bahasa daerah hasil pengamatan tentang cara menjaga lingkungan
tentang lingkungan sehat dan sehat di tempat umum dengan
lingkungan tidak sehat di tanggung jawab
lingkungan sekitar serta cara Membuat karya hiasan dari bahan
menjaga kesehatan lingkungan alami dan buatan serta
dalam bentuk teks tulis, lisan, menceritakan proses pembuatannya
dan visual sesuai aturan dengan tanggung
jawab
Mempraktikkan gerak secara kuat
dalam rangka pengembangan
50
kebugaran jasmani melalui
permainan dengan percaya diri
Menentukan bangun ruang pada
urutan berikutnya berdasarkan pola
dengan memperhatikan banyak
rusuk, sisi dan titik sudut dengan
teliti
Membaca teks yang berhubungan
dengan cara menjaga lingkungan
sehat di tempat umum dengan
percaya diri
Menemukan kosakata dalam teks
dan maknanya yang berhubungan
dengan cara menjaga lingkungan
sehat di tempat umum dengan teliti
Membuat laporan sederhana
tentang cara menjaga lingkungan
sehat di tempat umum dengan
tanggung jawab
Menjelaskan manfaat hidup bersatu
dan kerugian apabila tidak hidup
bersatu dalam keberagaman dan
mensimulasikannya dengan tanggung
jawab
Matematika
51
3.9 Menjelaskan ruas garis dengan Ruas garis dengan menggunakan
menggunakan model konkret model konkret bangun datar dan
bangun datar dan bangun ruang bangun ruang
4.9 Mengidentifikasi ruas garis Bangun datar dan bangun ruang
dengan menggunakan model berdasarkan ciri-cirinya
konkret bangun datar dan Pola barisan bangun datar dan
bangun ruang. bangun ruang menggunakan model
3.10 Menjelaskan bangun datar dan konkret
bangun ruang berdasarkan ciri-
cirinya
4.10 Mengklasifikasi bangun datar
dan bangun ruang berdasarkan
ciri-cirinya.
3.11 Menjelaskan pola barisan
bangun datar dan bangun ruang
menggunakan model konkret.
4.11 Memprediksi pola barisan
bangun datar dan bangun ruang
menggunakan model konkret.
52
4.1 Membuat karya gambar Pola irama sederhana melalui lagu
imajinatif dua dan tiga dimensi anak-anak.
3.2 Mengenal pola irama sederhana Gerak keseharian dalam tari.
melalui lagu anak-anak. Bahan alam dan buatan dalam
4.2 Menampilkan pola irama
sederhana melalui lagu anak-
anak.
3.3 Mengenal gerak keseharian
dalam tari.
4.3 Meragakan gerak keseharian
dalam tari.
3.4 Mengenal pengolahan bahan
alam dan buatan dalam berkarya
4.4 Membuat hiasan dari bahan alam
dan buatan
Guru Kelas
53
Lampiran 2
(RPPTH)
Pembelajaranke :4
AlokasiWaktu : 2 jp (2 x 35 menit)
A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, antun, percaya diri, peduli,
danbertanggung jawab dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru,dan
tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, danmetakognitif
pada tingkat dasar dengan cara mengamati, menanya,dan mencoba
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhlukciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya dirumah, di sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif,kritis,
mandiri, kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas,sistematis,
logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakanyang mencerminkan
anak sehat, dan tindakan yang mencerminkanperilaku anak sesuai dengan
tahap perkembangannya
54
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Mata Pelajaran Kompetensi Dasar (KD) Indikator
SBdP Pengetahuan 3.2.1Siswa mampu membedakan pola
3.2 Memahami pola irama sederhana melalui bertekanan keras dan pola bertekanan
lagu anak-anak. lembut.
4.2.1 Siswa dapat menyanyikan lagu
Ketrampilan membuang sampah dengan
4.2 Menampilkan pola irama sederhana melalui memperhatikan tekanan keras dan
lagu anak-anak. tekanan lembut.
Bahasa Indonesia Pengetahuan 3.4.1 Siswa mampu menyebutkan isi
3.4 Mengenal kosakata dan konsep tentang teks yang berhubungan dengan
lingkungan sehat dan lingkungan tidak sehat lingkungan tidak sehat di rumah.
di lingkungan sekitar serta cara menjaga 3.4.2 Siswa mampu menulis cerita
kesehatan lingkungan dalam bahasa sederhana berdasarkan gambar rumah
indonesia atau bahasa daerah melalui teks sehat dan tidak sehat yang dilihat.
tulis, lisan, dan visual.
Ketrampilan 4.4.1 Siswa mampu membaca lancar
4.4 Menyajikan penggunaan kosakata Bahasa teks yang berhubungan dengan
Indonesia yang tepat atau Bahasa daerah lingkungan tidak sehat di rumah.
55
hasil pengamatan tentang lingkungan sehat
dan lingkungan tidak sehat di lingkungan
sekitar serta cara menjaga kesehatan
lingkungan dalam bentuk teks tulis, lisan,
dan visual.
Matematika Pengetahuan 3.10.1 Siswa mampu menghitung
3.10 Menjelaskan bangun datar dan bangun banyak sisi, sudut, dan titik sudut dari
ruang berdasarkan ciri-cirinya. bangun datar.
Ketrampilan 4.10.1 Siswa mampu mengelompokkan
4.10 Mengklasifikasikan bangun datar dan bangun datar sesuai dengan banyak sisi,
bangun ruang berdasarkan cirinya. sudut dan titik sudut.
C. Tujuan Pembelajaran
Mata Pelajaran Tujuan Pembelajaran
SBdP Pengetahuan
3.1.1.1 Dengan mendengarkan contoh, siswa dapat mengetahui tekanan kuat dan lemah pada
lagu berbirama dua atau tiga secar benar.
56
Ketrampilan
4.1.1.1Melalui penugasan, siswa dapat memainkan/ menyuarakan tekanan kuat dan lemah
pada lagu anak berbirama dua atau tiga secara benar.
Bahasa Indonesia Pengetahuan
3.1.1.1 Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan isi teks yang dibacakanberkaitan
dengan lingkungan tidak sehat menggunakan bahasa lisan(dapat dibantu
menggunakan kosakata bahasa daerah untuk membantu
pemahaman) secara tepat.
Ketrampilan
4.1.1.1Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menemukan kosakata yangberkaitan dengan
lingkungan tidak sehat berdasarkan teks yangdibacakan secara benar.
4.1.1.2Melalui tanya jawab, siswa dapat menyebutkan isi teks yang dibacakanberkaitan
dengan lingkungan tidak sehat menggunakan bahasa lisan (dapat dibantu
menggunakan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman) secara tepat.
4.1.1.3 Melalui penugasan, siswa dapat membaca teks pendek yang berkaitan dengan
lingkungan tidak sehat dengan lafal dan intonasi yang tepat.
4.1.1.4Melalui penugasan, siswa dapat melakukan pengamatan sederhana tentang lingkungan
tidak sehat dengan berpedoman pada isi teks yang telah dibaca secara benar.
57
4.1.1.5Dengan mengamati gambar atau lingkungan sekitar, siswa dapat menuliskan hasil
pengamatan sederhana tentang lingkungan tidak sehat dengan ejaan yang tepat.
Matematika Pengetahuan
3.1.1.1 Dengan mengamati gambar atau benda-benda di sekitar, siswa dapat mengenal sisi,
sudut, dan titik sudut bangun datar secara benar.
3.1.1.2 Dengan mengamati bentuk bangun datar, siswa dapat menentukanbanyak sisi, sudut,
dan titik sudut bangun datar secara benar.
Kerampilan
3.1.1.1 Dengan berpedoman pada ciri bangun datar, siswa dapat mengelompokkan benda di
sekitar yang termasuk bangun datar secarabenar.
58
D. Materi Pembelajaran
1. Tanda nada pada lagu membuang sampah
2. Teks bacaan “Halaman Rumah yang Kumuh Harus Dibersihkan”
3. Bangun datar
(Terlampir)
59
Menyampaikan tema yang dipelajari hari ini
yaitu hidup bersih dan sehat dengan subtema
hidup bersih dan sehat di rumah.
Menyampaikan indikator yang akan dicapai
pada hari ini.
- Siswa Mampu menyanyikan lagu
“Membuang Sampah” dengan tekanan
keras dan lembut.
- Siswa mampu menyebutkan isi teks dan
menulis cerita sederhana berdasarkan
gambar rumah sehat dan tidak sehat yang
dilihat.
- Siswa mampu menghitung banyak sisi,
sudut, dan titik sudut dari bangun datar.
SBdP
Siswa diminta mengungkapkan pendapat
tentang tekanan kuat dan tekanan lemah pada
lagu. (Mengkomunikasikan)
Siswa kembali menyanyikan lagu
“Membuang Sampah” dengan memperhatikan
60
tekanan kuat dan tekanan lemah pada lagu.
(Mencoba)
Matematika
61
Siswa diminta kembali mengamati gambar
pekarangan rumah yang tidak sehat
sebelumnya. (Mengamati)
Siswa diajak mengidentifikasi gambar dan
menemukan berbagai bentuk bangun datar
pada gambar yang diamati. (Mengamati)
Siswa diberikan penjelasan tentang sisi, sudut,
dan titik sudut pada bangun datar
menggunakan media.(Menalar)
Siswa diajak menghitung banyak sisi, sudut,
dan titik sudut berbagai bentuk bangun datar.
(Menalar)
Siswa mengerjakan latihan berhubungan
dengan banyak sisi, sudut, dan titik sudut.
(Menalar)
Siswa mengisikan pada tabel di papan tulis.
(Mencoba)
Siswa diminta mengelompokkan bangun datar
yang memiliki ciri yang sama ke dalam kotak
segi empat atau segitiga. (Menalar)
Siswa melakukan selingan Brain Gym
kembali.
Tahap 3: Mengorganissasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok
Siswa dibagi kelompok menjadi 4-5 orang.
Tahap4: Membimbing kelompok belajar
Siswa memperhatiakn guru menjelaskan tugas
yang akan dikerjakan.
Tahap 5: Evaluasi
62
Siswa mengerjakan LKS dengan kelompoknya.
Tahap 6: Memberikan penghargaan
Siswa bersama guru melakukan tanya jawab
secara individu dan lisan mengenai LKS yang
sudah dikerjakan.
Kegiatan Guru bersama dengan siswa bersama-sama 10 menit
penutup membuat kesimpulan kegiatan pembelajaran
hari ini.
Guru membagikan soal post test
Guru dan siswa bersama-sama melakukan
refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
- Menanyakan manfaat yang dipelajari hari
ini.
- Menanyakan kesulitan-kesulitan yang
masih dialami.
- Menanyakan perasaan setelah
pembelajaran ini.
Tindak lanjut membaca buku untuk materi
selanjutnya.
Guru dan siswa menutup kegiatan
pembelajaran dengan doa dan salam penutup
H. Penilaian
No Ranah Indikator Teknik Instrumen Penilaian
Penilaian
1. Sikap Sosial 1.1.1 Menampilkan sikap Observasi Lembar Pengamatan
percaya diri dan disiplin Sikap
2. Pengetahuan SBdP Observasi - Lembar
3.2.1Siswa mampu pengamatan sikap
membedakan pola
63
bertekanan keras dan pola
bertekanan lembut.
- Rubrik penilaian
Tes tertulis
- Lembar evaluasi
Bahasa Indonesia
3.4.1 Siswa mampu
menyebutkan isi teks yang
berhubungan dengan
lingkungan tidak sehat di
rumah.
Matematika
3.10.1 Siswa mampu
menghitung banyak sisi,
sudut, dan titik sudut dari
bangun datar.
3. Ketrampilan SBdP - -
4.2.1 Siswa dapat - Lembar
pengamatan sikap
menyanyikan lagu Observasi
membuang sampah
dengan memperhatikan
tekanan keras dan tekanan
lembut.
64
Bahasa Indonesia
4.4.1 Siswa mampu
membaca lancar teks yang
berhubungan dengan
lingkungan tidak sehat di
rumah.
Matematika
4.10.1 Siswa mampu
mengelompokkan bangun
datar sesuai dengan
banyak sisi, sudut dan titik
sudut.
Yogyakarta, Desember 2017
Menyetujui,
G. 84136 NIM.151134033
Lampiran Materi
65
66
67
68
69
70
71
72
Lampiran Kunci Jawaban
73
Lampiran Rubrik Penilaian
Penilaian Sikap
Tanggung Percaya
Nama Jujur Disiplin Santun Peduli
No Jawab Diri
Siswa
T BT T BT T BT T BT T BT T BT
1
2
3
4
....
26
Muatan No Bobot
NO Indikator
Pelajaran Soal skor
1. SBdP 3.2.1 Siswa mampu membedakan pola 1 10
bertekanan keras dan pola
bertekanan lembut.
4.2.1 Siswa dapat menyanyikan lagu 2 10
membuang sampah dengan
memperhatikan tekanan keras dan
tekanan lembut.
2. Bahasa 3.4.1 Siswa mampu menyebutkan isi teks 3,4,5,6 40
Indonesia yang berhubungan dengan
lingkungan tidak sehat di rumah.
74
3. Matematika 3.10.1 Siswa mampu menghitung banyak 7,8,9,10 40
sisi, sudut, dan titik sudut dari
bangun datar.
75
Lampiran 3
Petunjuk :
Buatlah kelompok 4-5 orang.
Kerjakanlah soal sesuai perintahnya
Amatilah gambar di atas, kemudian buatlah cerita menurut gambar tersebut! (1 anak 1
paragraf).
Kemudian carilah bangun datar pada gambar tersebut dan hitunglah jumlah sudut,
titik sudut, dan sisinya!
76
Lampiran 4
SOAL EVALUASI
POST TEST
SD KANISIUS SOWROWAJAN
TAHUN AJARAN 2017/ 2018
TEMATIK : TEMA 3
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia &
Matematika
Kelas : II A
Hari / Tanggal : Kamis, 16 November 2017
A. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, atau c pada jawaban yang benar !
1. Tanda berikut ini berarti sebuah lagu dinyanyikan dengan ...
a. Keras
b. Sedang
c. Lembut
d. Lemah lembut
2. Tanda berikut ini berarti sebuah lagu dinyanyikan dengan ...
a. Keras
b. Sedang
c. Lembut
d. Lemah lembut
77
Bacaan untuk nomor 3-6
78
b. Halaman rapi dan asri
c. Sampah berserakan
d. Tanaman kering dan layu
7. Banyak titik sudut pada gambar berikut adalah ...
a. 3
b. 2
c. 1
d. 0
8. Banyak sudut pada gambar berikut adalah ...
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
9. Gambar berikut yang merupakan sisi ditunjukkan pada nomor ...
10. Gambar berikut mempunyai sisi, titik sudut dan sudut ...
a. 4, 3,2,4
b. 2,2,2,2
c. 4,4,4,4
d. 3,3,3,2
79
Lampiran 5
Hari, tanggal :
Waktu :
Siklus ke :
Observer :
Petunjuk:
1. Amatilah konsentrasi belajar siswa
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom nomor absen, apabila siswa menunjukkan perilaku sesuai dengan indikator yang
tertera.
Ya/ Tidak
No Indikator
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1. Siswa segera melihat papan
tulis apabila guru
menuliskan informasi.
80
2. Siswa antusias ketika guru
menunjukkan media
pembelajaran.
3. Siswa memperhatikan saat
guru menjelaskan.
4. Siswa masih bercanda
dengan teman saat guru
sudah memulai pelajaran.
5. Siswa menanyakan hal
yang belum jelas terkait
dengan materi.
6. Siswa mampu menjawab
pertanyaan dari guru.
7. Siswa mencatat hal-hal
yang disampaikan oleh
guru.
8. Siswa menyelesaikan tugas
tepat waktu.
81
9. Siswa mengacungkan jari
saat berpendapat.
10. Siswa ikut membuat
kesimpulan bersama guru
melalui kegiatan tanya
jawab.
82
Lampiran 6
Lembar Kuesioner
Konsentrasi Belajar Siswa
Nama :
Hari/ Tanggal :
Berilah tanda (√) pada salah satu jawaban “Ya” atau “Tidak” yang sesuai dengan keadaanmu!
No Indikator Ya Tidak
1 Saya segera melihat papan tulis apabila guru menuliskan informasi.
2 Saya antusias ketika guru menunjukkan media pembelajaran.
3 Saya memperhatikan saat guru menjelaskan.
4 Saya masih bercanda dengan teman saat guru sudah memulai
pelajaran.
5 Saya menanyakan hal yang belum jelas terkait dengan materi.
6 Saya mampu menjawab pertanyaan dari guru.
7 Saya mencatat hal-hal yang disampaikan oleh guru.
8 Saya menyelesaikan tugas tepat waktu.
9 Saya mengacungkan jari saat berpendapat.
10 Saya ikut membuat kesimpulan bersama guru melalui kegiatan tanya
jawab.
83
Lampiran 7
Pedoman Wawancara dengan Guru
No Pertanyaan Hasil
1 Bagaimana kondisi siswa ketika proses
pembelajaran berlangsung?
2. Bagaimana cara menjaga konsentrasi
siswa?
3. Pernakah Ibu menggunakan Brain Gym
(senam otak) untuk meningkatkan
konsentrasi dan hasil belajar siswa?
4. Bagiamana kondisi siswa setelah
diterapkan Brain Gym (senam otak)?
5. Apa kekurangan dari penerapan Brain
Gym (senam otak) ini?
84