MAKASSAR
MAHDIYAH
1927041027
FAKULTAS TEKNIK
2023
LEMBAR PENGESAHAN
Bhayangkari Makassar
Nama : Mahdiyah
Nim : 1927041027
Menyetujui,
Prof. Dr. Drs. Ir. Jamaluddin P, MP., IPM Ervi Novitasari, S.Pd., M.Pd.
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Hal.
iv
DAFTAR RUMUS
Rumus Judul Hal.
3.1 Perhitungan Nilai Rata-rata Setiap Indikator Keaktifan ................................ 35
3.2 Perhitungan Nilai Rata-rata Keaktifan ..........................................................
35
3.3 Perhitungan Nilai Rata-rata Siswa.................................................................
36
3.4 Perhitungan Peningkatan Belajar Siswa ........................................................
36
3.5 Perhitungan Ketuntasan Belajar Klasikal ......................................................
37
3.6 Perhitungan Nilai N-Gain ..............................................................................
38
v
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Hal.
3.1 Kisi-Kisi Pedoman Lembar Observasi Keaktifan Siswa…………. 33
3.3 Standar Nilai Ketuntasan Belajar Siswa………………………….. 37
3.4 Pedoman Nilai N-Gain……………………………………………. 38
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Observasi………………………………………….... 44
Lampiran 2 Silabus……………………………………………………….. 49
Lampiran 4 Rencana Pelakasanaan Pembelajaran……………………….. 56
Lampiran 5 Lembar Kerja Peserta Didik…………………………………. 78
Lampiran 6 Lembar Tes Hasil Belajar……………………………………. 86
Lampiran 7 Lembar Pengajuan Judul…………………………………….. 95
Lampiran 8 Surat Keterangan Pembimbing……………………………… 96
Lampiran 9 Kartu Kontrol………………………………………………... 97
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan kecerdasan yang dimiliki seseorang agar dapat hidup berkembang. Dalam UU
no 20 tahun 2003 pasal 1 butir 1 diatur tentang sistem pendidikan dengan tujuan
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara
belajar yang kondusif serta merangsang siswa untuk terlibat aktif baik mental,
fisik, intelektual dan emosional dalam pembelajaran agar ilmu dapat diterima
siswa secara optimal sehingga akan berdampak kepada hasil belajar siswa.
kepada guru namun peserta juga harus ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan
maupun di luar Sekolah akan berpengaruh terhadap keaktifan belajar dan akan
1
2
seperti mengerjakan tugas, aktif bertanya kepada guru dan teman ketika tidak
dirancang oleh guru agar menjadi lebih aktif guna mengembangkan pemikiran
cenderung pasif karena guru masih menggunakan metode pembelajaran satu arah
mengakibatkan siswa cenderung pasif didalam kelas. Oleh karena itu, guru
cocok dengan karakter siswa dan memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam
pembelajaran.
yang tepat dapat memacu proses pembelajaran tidak hanya dari guru tetapi juga
memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta dan bersemangat aktif
dalam pembelajaran baik secara individu maupun kelompok. Salah satu pilihan
model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa yaitu
model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam suasana belajar dan bekerja
siswa. Tujuan pengelompokan heterogen yaitu siswa dapat secara aktif berdiskusi
dalam kelompoknya. Dalam suatu kelompok terdiri dari siswa yang memiliki
kemapuan tinggi hingga yang rendah, sehingga diharapkan jika salah satu anggota
kelompok tidak mengerti suatu materi maka akan dibantu oleh teman kelompok
belajar.
satu tema akan dibahas dan saling berhubungan dalam beberapa aliran pelajaran
seperti Bahasa Indonesia, PPKn, IPS, IPA, dan SBdP. Pembelajaran tematik
yaitu kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan hasil belajar
yang masih kurang dilihat dari hasil ulangan harian dan ulangan tengah semester
pada mata pelajaran tematik. Hal tersebut dipengaruhi oleh metode pembelajaran
yang digunakan masih fokus pada guru sehingga kurangnya interaksi guru dengan
lain seperti mengobrol dengan teman, ketika diberi tugas waktu dihabiskan untuk
kekatifan siswa dalam kelas menyebabkan ilmu yang diberikan oleh guru tidak
dapat diterima dengan maksimal sehingga berdampak terhadap hasil belajar siswa.
hasil belajar. Dalam hal ini peneliti menggunakan model pembelajaran TGT yang
dipandang dan diharapkan akan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Dalam model pembelajaran TGT siswa sebagai objek utama dan guru sebagai
fasilitator.
5
B. Rumusan Masalah
dengan mengacu pada tujuan penelitian ini maka di rumuskan masalah penelitian
sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
berikut :
1. Manfaat teoritis
TGT.
2. Manfaat Praktis
3. Pemangku Kebijakan
penelitian.
bersangkutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
digunakan sebagai pola pilihan artinya guru dapat memilih model pembelajaran
yang paling tepat serta efektif agar tercapai tujuan pembelajaran (Rusman, 2011).
Model pembelajaran ialah kerangka kerja, konsep, tutorial yang akan dijadikan
1.) Bersifat rasional, teoritik dan logis yang disusun oleh pencipta.
3.) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai.
4.) Tingkah laku mengajar yang diperoleh agar model tersebut dapat
7
8
siswa. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
cara yang digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang diharapkan atau
berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan tidak saling
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok
heterogen.
memanfaatkan teman sebagai sumber belajar, selain guru dan sumber belajar lain.
mengubah norma-norma dalam budaya anak-anak dan prestasi tinggi dalam tugas-
1.) Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria
yang ditentukan.
jawab focus dalam usaha untuk membantu dan memastikan setiap kelompok
3.) Kesempatan yang sama untuk sukses, memiliki arti bahwa siswa telah
sama dengan STAD dalam hal komposisi kelompok dan format intruksional.
Perbedaan STAD dan TGT yaitu STAD yang digunakan adalah kuis
4.) Jigsaw II
a. Pengertian TGT
menciptakan karakter yang bertanggung jawab, dapat bersaing secara sehat, rasa
skil-skil dasar, pencapaian, interaksi positif antarsiswa, harga diri, dan sikap
lainnya. Pada kegiatan ini materi dipandu langsung oleh guru. Ketika
materi dengan baik karena setelah itu mereka akan melakukan games
kelamin, rasa tau etnik yang berbeda. Setiap anggota kelompok harus
sebenarnya agar siswa dapat saling bekerja sama, belajar dan menyelesaikan
semua anggota mengerti dan siap menghadapi kompetisi. Hal tersebut juga
menanamkan pada diri siswa arti dari saling membantu sesame makhluk
sosial.
12
mendapatkan skor.
4.) Turnamen
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Meja pertama akan diisi siswa dengan
kemampuan tinggi dari setiap kelompok, meja kedua dan ketiga diisi siswa
dengan kemampuan sedang dan meja keempat diisi siswa dengan kemampuan
rendah. Siswa yang memperoleh nilai tertinggi disetiap meja dapat berpindah
turnamen, sedangkan siswa yang mendapat nilai terendah disetiap meja akan
Perhitungan skor dinilai dari skor harian dan skor turnamen. Metode skor
kelebihan:
3.) Dengan waktu yang terbatas siswa dapat menguasai materi secara mendalam
3.) Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan.
Misalnya membuat soal untuk meja turnamen dan guru harus tahu urutan
3. Keaktifan
a. Pengertian keaktifan
keaktifan, kegiatan dan kesibukan. Aktif berasal dari bahasa inggris yaitu Active
14
yang berarti giat berusaha dan bekerja, dinamis, mampu beraksi dan berinteraksi.
Keaktifan merupakan aktivias atau kegiatan yang melibatkan raga dan mental
memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai
hal yang penting dan merupakan suatu keharusan untuk sebagai pengembangan
diri.
belajar. maka perlu dibuat kondisi belajar yang cocok dengan karakter siswa.
memiliki kualitas bila setidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif
baik fisik, mental maupun social dalam proses pembelajaran, selain itu
tinggi aktifitas belajar, maka semakin tinggi pula peluang pengajaran. jadi
dengan membuat kondisi dan situasi yang membuat nyaman siswa. Dimana siswa
15
Seorang guru perlu membedakan siswa yang aktif dan pasif. Dengan
mengamati karakter belajar siswa, guru dapat melakukan pendekatan atau model
sebagai berikut :
Apabila siswa belajar dengan aktif, maka siswa tersebut dapat menemukan
juga dapat berfikir kreatif serta berfikir kritis artinya mampu menyelesaikan
pemikiran sendiri.
Siswa yang telah mendapatkan konsep dan kesimpulan dari apa yang
sebagainya.
Dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan keaktifan siswa baik fisik, mental
1.) Keberanian
orang lain, tahu diri, bertindak nyata, semangat, siap menerima resiko dan
konsisten.
17
2.) Berpartisipasi
Kreativitas belajar dapat dilihat melalui indikator yaitu rasa ingin tahu,
dan optimis.
didorong oleh kemauan sendiri untuk mencapai hasil yang optimal. Siswa
4. Hasil Belajar
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “hasil” berarti perolehan, akibat
atau kesudahan. Hasil merupaak sebuah dampak yang diterima setelah melakukan
sesuatu, dan dampak tersebut tergantung dari apa yang dilakukan, jika kita
perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, tidak bisa menjadi bisa (Yusuf, 2013).
18
Belajar merupakan suatu proses, kegiatan dan bukan hasil atau tujuan. Hasil
tiga macam hasil belajar yaitu: a.) keterampilan dan kebiasaan. b.) pengetahuan
dan pengertian. c.) sikap dan cita-cita. Hasil belajar bukan merupakan penguasaan
dari penghafalan langsung siswa harus berpikir kritis dan seringkali perlu
mental.
Hasil belajar yang diharapkan dapat dikuasai siswa ada tiga aspek yaitu
karakteristik.
19
gerakan dasar.
belajar yaitu:
belajar adalah faktor psikologis, antara lain yaitu : motivasi, sikap belajar,
social baik di sekolah maupun kelurga dan sebagainya. Faktor eksternal siswa
5. Pembelajaran Tematik
mengaitkan beberapa materi pelajaran atau mata pelajaran untuk menjadi suatu
kesatuan yang dikemas dalam bentuk tema. Menurut Trianto (2011) pembelajaran
menurut Suraya (2014) yaitu menciptakan belajar yang bermakna secara utuh
pembelajaran aktif dalam proses pembelajaran yang secara teori masih berpusat
pada siswa, namun pada kenyataannya masih berpusat pada guru (Novika et.al,
2018).
yaitu :
3.) Terfokuskan pada pembelajaran dan tidak begitu nampak dengan jelas
dihubungkan oleh tema yang ditentukan sehingga tidak nampak secara jelas
perbedaan dari suatu mata pelajaran tetapi fokus pada bahasan dan kajian
suatu mata pelajaran. Isi dari bidang studi relevan dengan tema yang
pendekatan dan metode, penentuan topik dapat dilakukan lebih dari satu cara.
sambil bermain.
B. Kerangka Pikir
memahami materi pembelajaran. Siswa yang aktif akan menjadi tolak ukur
belajar atau kemapuan yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena
itu, dalam kaitannya dengan hal diatas, penulis akan meneliti pengaruh model
Siklus I : Penerapan
Menggunakan Inovasi
Tindakan model Pembelajaran
Model saat pembelajaran
TGT
Siklus II :
Penerapan model
Pembelajaran TGT
C. Kajian Relevan
Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada model yang
diguankan yaitu model pembelajaran TGT dan kesamaan variabel yang diamati
yaiut peningkatan kekatifan dan hasil belajar siswa serta mata pelajaran yang
diginakan. Perbedaannya yaitu terletak pada subjek dan lokasi kegiatan yang
hasil belajar. Selain itu, rencana kegiatan pembelajaran akan disesuaikan dengan
karakteristik siswa.
yaitu model pembelajaran yang digunakan sama yaitu model pembelajaran TGT
dan variabel yang diamati yaitu keaktifan siswa. Perbedaanya terletak pada subjek
yang digunakan yaitu siswa Sekolah menengah atas, mata pelajaran dan lokasi
peneitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu penerapan model TGT dan fokus
dan lokasi penelitian yang digunakan sehingga tentunya akan mendapatkan hasil
karakteristik dari subjek tersebut. sehingga, tentunya akan mendapatkan data hasil
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu keaktifan dan hasil belajar siswa
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Waktu penelitian
mengacu pada kalender sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang
2. Tempat Penelitian
C. Desain Penelitian
25
26
PELAKSANAAN
PERENCANAAN PENGAMATAN
SIKLUS I
REFLEKSI
PELAKSANAAN
REFLEKSI
D. Subjek Penelitian
perhatian dalam penelitian. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
27
1. Keaktifan
jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan
salah satu indikator adanya keinginan siswa belajar. aktivitas siswa merupakan
kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Keaktifan
keaktifan siswa merupakan hal yang penting juga merupakan tuntutan kurikulum.
2. Hasil belajar
terdapat pembagian kelompok dan siswa saling membantu dalam kegiatan belajar
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini didesain untuk dua siklus. Setiap
siklus dibagi menjadi 4 pertemuan. Setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan yaitu tahap
28
sesuai dengan peningkatan kegiatan pembelajaran. Dalam artian jika pada siklus I
siklus, namun jika pada siklus I belum mengalami peningkatan maka akan
meningkat.
refleksi dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai seorang guru, sehingga
pembelajaran tersebut dapat meningkat keaktifan dan hasil belajar siswa kelas VI
berikut :
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan
awal dari rancangan penelitian tindakan yang berisi tentang persiapan yang
berikut :
d. Pelaksanaan tindakan
dibuat.
6.) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 5-6 orang.
kelompok. Pada tahap ini setiap anggota kelompok akan naik bergilir
30
akan digunakan dadu jika saat melempar dadu muncul angka lima
siswa yang tidak bisa menjawab maka akan diganti dengan anggota
meja turnamen setiap meja terdiri dari lima orang dari kelompok yang
pengamatan.
TGT.
e. Pengamatan
Dalam tahap ini, dilakukan pengamataan atas dampak dan hasil dari
d. Refleksi
1.) Refleksi segera setelah satu kali pertemuan berakhir, digunakan untuk
2.) Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah
2. Siklus II
a. Perencanaan
Setelah refleksi hasil dari siklus I jika keaktifan dan hasil belajar masih
tidak memenuhi kriteria. Maka untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I akan
ditindak lanjuti perencanaan pada siklus II. Adapun tahapan pada siklus ini
sebagai berikut:
siklus I.
b. Pelaksanaan tindakan
c. Pengamatan
d. Refleksi
Refleksi dilakukan dengan menganalisis data siklus I dan siklus II. Hasil
1. Observasi
terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa. Dalam ini untuk mengetahui
permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Adapun untuk penelitian ini observasi
dilakukan untuk mengukur keaktifan siswa sebelum dan selama penerapan model
pembelajaran TGT.
2. Tes
Dalam penenlitian ini tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa
sebelum dan setelah diterapkan model pembelajaran TGT. Adapun bentuk tes
3. Wawancara
permasalahan yang harus diteliti. Adapun obyek wawancara yaitu guru sebagai
4. Dokumentasi
lapangan. Adapun bentuk dokumentasi dalam penelitian ini yaitu berupa vidio
H. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
observasi untuk mengukur keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 3.1.
pembelajaran.
Keaktifan
2. Membaca dan memahami materi yang telah
Visual
diberikan.
kegiatan pembelajaran.
34
yang disampaikan.
Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pilihan
dengan menggunakan analisis kuantitatif deskriptif. Data skor yang dicapai dari
subyek penelitian dalam tes pada akhir siklus I dan siklus II akan diolah secara
kuantitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan analisis deskriptif, yaitu skor rata-
rata dan persentase skor terendah dan skor tertinggi yang siswa dapatkan pada
pokok bahasan.
35
a. Keaktifan
dan berkualitas jika seluruhnya atau minimal 75% siswa terlibat aktif dan
menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat, dan rasa percaya diri.
a. Skor 2 : Selalu
b. Skor 1 : Kadang-kadang
Catatan :
penskoran keaktifan belajar yaitu 2 dikali dengan jumlah siswa. Kemudian untuk
b. Hasil belajar
adalah hasil belajar siswa yang sudah menunjukkan ketuntasan belajar. Siswa
dikatakan tuntas belajar apabila Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang harus
dipenuhi oleh siswa adalah diatas 75. Dan untuk nilai dibawah 75 dikategorikan
tidak tuntas. Apabila seorang siswa memperoleh nilai ≥75 maka siswa yang
85% yang telah mencapai daya serap sekitar 75% dari jumlah siswa yang tidak
X = ∑𝑿 (3.3)
∑𝑵
Keterangan :
X = Nilai rata-rata
∑𝑁 = Jumlah siswa
Keterangan :
sebagai berikut :
1. 0 – 34 Sangat Rendah
2. 35 – 54 Rendah
3. 55 – 64 Sedang
4. 65 – 84 Tinggi
pembelajaran TGT pada mata pelajaran tematik. Data kuantitatif berupa skor
pretest dan posttest dianalisis untuk mengetahui selisih nilai menggunakan rumus
berikut :
38
𝑆𝑝𝑜𝑠𝑡−𝑆𝑝𝑟𝑒
N-Gain = 𝑆𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑆𝑝𝑟𝑒 (3.6)
Keterangan:
2. Penyajian Data
setiap siklus. Dalam penelitian ini, data hasil observasi yang telah dihitung dan
diolah dijsajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Data mengenai peningkatan hasil
3. Penarikan Kesimpulan
diajukan dalam penelitian. Dalam penelitian, setelah data disajikan dalam bentuk
Cipta.
Faizi, M.2013. Ragam Metode Mengajar Eksakta pada Murid. Jogyakarta: Diva
Press.
12(1), 283–298.
39
40
Lubis, W.A., 2017. Peningkatan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran IPA dengan Metode Kerja Kelompok Untuk Kelas III SDN
Malang.
PT Remaja Rosdakarya.
Saifuddin.
41
Pendidikan.
Diri Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 23 No. 2 Hal. 1-13.
Romanda, Adang. 2016. Penerapan Model Team Games Turnament (TGT) untuk
Lampung.
Pelajaran 2013/2014.
Rosdakarya.
Rosdakarya.
Bumi Aksara.
Rosdakarya.
129-136.
Yusuf. 2013. Teori Belajar dalam Praktik. Makassar: Alauddin University press.