Anda di halaman 1dari 6

LITERASI DIGITAL TERHADAP PEMASARAN PRODUK OLAHAN

PALA DI UMKM KEMBANG EMPAT KABUPATEN FAKFAK


LA RAHMAT SIDIK
16420006
Pendahuluan
Perindustrian yang semakin berkembang dapat menunjang kemajuan dan
kesejahteraan suatu daerah. Hal ini mampu memberikan kontribusi besar terhadap
pembukaan lapangan kerja dan memberikan sumber pendapatan dengan
mengembangkan industri sehingga menciptakan masyarakat yang mandiri dan
maju. Kabupaten Fakfak merupakan kabupaten yang terletak di Indonesia Timur
yang memiliki potensi sumber daya yang perlu dikembangkan, salah satunya adalah
tanaman pala. Menurut data yang dirilis Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Kabupaten Fakfak (2021), luas total kebun pala di Fakfak yaitu 50.633 (ha). Selain
itu, Kabupaten Fakfak mampu menghasilkan 25.000 ton per tahun, Sehingga
kabupaten Fakfak berpotensi menjadi penghasil pala terbesar di Indonesia.
Produksi buah pala yang begitu besar, masyarakat menjadi kreatif dengan
mengolah buah pala mentah menjadi olahan yang memiliki nilai jual lebih. Pada
umumnya buah pala banyak diolah menjadi manisan, asinan, sirup, ekstrak dan
kecap pala. Saat ini telah banyak kelompok-kelompok UMKM yang di bentuk oleh
masyarakat salah satunya adalah kelompok UMKM Kembang Empat yang diketuai
oleh Ibu Acani. Proses produksinya telah berjalan cukup baik, dalam seminggu
kelompok Kembang Empat melakukan dua kali proses produksi, dan yang paling
sering diproduksi adalah manisan pala. Namun dibalik semua itu terdapat masalah
yang tidak kalah penting, yaitu dari sektor marketing atau pemasaran. Hasil
penjualan yang monoton dan kurangnya pemanfaatan teknologi untuk menunjang
penjualan produk menjadi salah satu penyebab hasil penjualan tidak mengalami
peningkatan secara segnifikan. UMKM yang ada di kabupaten Fakfak belum
memanfaatkan perkembangan teknologi dan digitalisasi dalam meningkatkan
pemasaran produk mereka. kurangnya keterbukaan masyarakat terhadap
perkembangan teknologi ini menyebabkan kurangnya pemanfaatan platform media
sosia dan market place dalam menjual produk hasil olahan buah pala, (IBT Polinef,
2022)
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, saat ini mengalami
kemajuan yang sangat pesat, terlebih dengan semakin berkembangnya teknologi
internet. Internet dapat membantu menumbuh kembangkan berbagai bidang yang
berkaitan dengan kehidupan manusia, diantaranya pendidikan, perindustrian
kesehatan, serta perdagangan. Dengan berkembangnya teknologi dan digitalisasi
kini telah tersedia begitu banyak platform media sosial dan market place yang dapat
dimanfaatkan sebagai sarana untuk menjual produk, (Subroto 2011). Berdasarkan
masalah tersebut maka penulis mengambil judul Literasi Digital Terhadap
Pemasaran Produk Olahan Pala Di Kabupaten Fakfak.
Pembahasan
Kabupaten Fakfak adalah salahsatu kabupaten di propinsi Papua Barat
dengan total penduduk 89.015 (Kabupaten Fakfak dalam Info, 2021) Mayoritas
penduduk fakfak berprofesi sebagai nelayan dan petani pala. Ikan yang dihasilkan
oleh nelayan langsung dijual di pasar atau dijual kepengepul, sedangkan buah pala
hasil panen petani pala hanya diutamakan biji dan fulinya saja. seiring berjalanya
waktu beberapa masyarakat yang tergabung dalam kelompok usaha mencoba

1
berinovasi dengan memunculkan ide untuk mengolah daging buah pala yang tidak
termanfaatkan dengan baik. salah satunya adalah kelompok usaha Kembang Empat
yang diketuai oleh ibu Acani Ibu acani sendiri adalah ketua kelompok Kembang
Empat yang memiliki anggota sebanyak 20 orang. Bersama ibu-ibu lainnya beliau
mendirikan kelompok ini dengan bantuan dan perhatian, dari Pemerintah propinsi
papua barat yang bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Fakfak, pemerintah
membantu dengan memberikan pembinaan, pelatihan serta pembentukan kelompok
industri UMKM. Hingga saat ini kelompok Kembang Empat telah memiliki
beberapa produk olahan pala seperti asinan pala, manisan pala, kecap pala, dan
sirup pala. Manisan pala merupakan produk andalan mereka. Menurut (Acim
Supriadi, 2014) industri kecil adalah usaha industri yang melibatkan tenaga kerja
antara 5 sampai dengan 19 orang. Sedangkan industri rumah tangga adalah usaha
industri yang mempekerjakan kurang dari 5 orang.
Tidak seperti daerah lain yang memiliki sentra produksi dan penjualan oleh-
oleh khas dengan manajemen yang tertata secara sistematis, contohnya abon gulung
khas manokwari, memiliki managemen produksi dan penjualan yang baik sehingga
produk mendapat tempat diberbagai pasar didaerah lain, yang salah satu cabangnya
ada di kota Sorong. Kenyataan ini berbeda dengan apa yang terjadi di Fakfak,
dimana produk olahan pala, yang sudah identik dengan kota fakfak yang harusnya
menjadi salah satu ikon kota Fakfak malah kurang mendapat tempat pada
pemasarannya. Pengunaan media sosial berbasis internet memang sangat
dibutuhkan untuk menunjang penjualan produk olahan buah pala. Penggunaan
facebook, Instagram, market place, twitter dan telegram sudah terbukti mampu
memberikan dampak baik pada sektor pemasaran hasil industry diberbagai daerah.
Abon gulung khas Manokwari merupakan contoh yang nyata betapa media sosial
berperan penting dalam pemasaran produksinya. Melalui akun resmi
“abongulungpawai.id” abon gulung khas Manokwari dapat dengan mudah
memperoleh tambahan dari income dengan melakukan pemasaran dan promosi
dengan memanfaatan media sosial berbasis online seperti Instagram. Sehingga
tidak heran abon gulung khas Manokwari ini manjadi usaha yang sudah
berkembang diskala nasional. Terbukti dengan adanya cabang-cabang baru yang
tersebar di beberapa wilayah sekitar papua bahkan penjualan produknya telah dapat
di kirim keluar Manokwari, (Zulfandi, 2018).

Sumber;https://www.google.com/imgress?imgurl=https%3A%2F.marketingcraft
Gambar 4.1: Data penjualan dengan media online 2021

2
Gambar diatas menjelaskan bahwa terhitung sampai januari 2021sebanyak
43% melakukan pencarian barang atau jasa secara online melalui aplikasi facebook,
16% dengan menggunakan market place, 5% penggunaan melakukan transaksi
online menggunakan Instagram, 7% penjualan dan belanja menggunakan website
sendiri, 12% belum menggunakan media online untuk melakukan transaksinya.
Berdasarkan penjelasan diatas menyadarkan bahwa potensi belanja melalui media
digital marketing sudah berkembang di Indonesia. Dari gambar menunjukan bahwa
Digital marketing sangat berpengaruh terhadap perkembangan UMKM saat ini
karena cakupan jangkauannya sangat luas juga bisa menghemat budget untuk
promosi, (Achmat, 2020).
Kabupaten Fakak merupakan salah satu daerah dengan penggunaan media
sosial dan internet yang cukup tinggi. Menurut survey yang dilakukan Badan Pusat
Statistik Kabupaten Fakfak (2020, pengguna media sosial dan internet mencapai
70% dari jumlah keseluruhan jumlah penduduk Fakfak. Data ini kemungkinan akan
terus bertambah seiring berjalannya waktu apalagi dikala pandemi ini semua
kegiatan berlangsung secara online, termasuk berbelanja. Kesempatan ini akan
menjadi keuntungan apabila masyarakat mampu menggunaan teknologi terkini
secara tepat, bisa saja masa pandemi ini menjadi satu kesempatan yang baik untuk
melakukan transaksi penjualan atau pembelian barang dan jasa secara online.
Perkembangan teknologi merupakan dampak positif bagi para pengusaha sebuah
perusahaan atau para pengusaha yang dapat mempromosikan produk melalui
teknologi yang sering disebut digital marketing. konsep dasar yang digunakan oleh
digital marketing yaitu memanfaatkan media yang telah tersedia seperti televisi,
radio bahkan internet (facebook, Instagram, twitter, dll), dimana media tersebut
akan memberikan info grafis tentang produk yang dijual. Keunggulnya lagi digital
marketing mencakup semua usia dan tempat, siapapun dan dimanapun dapat
dijangkau. Digital marketing akan lebih efisien dibandingkan marketing
konvensional yang terbatas waktu, lokasi, dan jangkauan pengguna (Dinisari, 2020)
Langkah yang sama juga dapat diaplikasikan oleh UMKM Fakfak
khususnya UMKM Kembang Empat, dengan mulai menggunakan media sosial
berbasis internet bisa saja membantu meningkatkan hasil penjalan mereka.
Menurut, (Zulfah, 2020) Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, media sosial
seperti facebook dan Instagram lebih dapat digunakan oleh pengusaha olahan buah
pala tersebut. Terhitung hingga desember 2021pengguna facebook sebanyak 45%,
Instagram sebanyak 18 %, media lainnya (7%) dan sisanya masih belum terjamah
oleh internet dan media sosial. Dengan potensi banyaknya pengguna media sosial
akan sangat besar kemungkinan untuk melakukan pemasaran dengan media sosial,
contohnya seperti membuka Platform jual beli untuk masyarakat sekitar fakfak
seperti Platform belanja online yang telah banyak beredar. Selain itu, melakukan
promosi melalui chanel Youtube dan tik-tok juga merupakan langkah trobosan yang
sangat baik untuk meningkatkan hasil penjualan mereka. Dengan menerapkan
digital marketing para pelaku UMKM dapat dengan mudah menjalankan strategi
pemasaran 4P yang biasa dikenal dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran
(marketing mix) merupakan alat bagi marketer yang berupa program pemasaran
yang mempertajam segmentasi, targeting, dan positioning agar sukses, (Ratnasari,
2011). Marketing mix produk barang mencakup 4P: product, price, place, dan
promotion.

3
a. Product (Produk)
Product merupakan keseluruhan konsep objek/proses yang memberikan
sejumlah nilai manfaat bagi pelanggan. Yang perlu diperhatikan dalam produk
adalah pelanggan tidak hanya memiliki fisik & produk itu saja, tetapi memberi
benefit dan value dari produk itu yang disebut. Dengan digital marketing
sosialisasi terhadap konsep produk menjadi lebih efektif karena dapat dilihat
dengan mudah oleh konsumen yang juga aktif dimedia sosial.
b. Price (harga)
price merupakan salah satu kompensasi (uang maupun barang) yang dibutuhkan
untuk mendapatkan kombinasi barang atau jasa. Dalam hal ini harga yang
ditetapkan oleh pengusaha harus dapat menutup semua biaya yang telah
dikeluarkan untuk produksi ditambah besarnya presentasi laba yang diinginkan.
Penetapan harga bisa jauh lebih murah bila menggunakan digital marketing
dimana salah satu biaya pemasaran (promosi) dapat diminimalkan, dengan
demikian konsumen akan memperoleh produk yang murah, disisi lain
memberikan untung untuk produsen/penjual
c. Place (tempat)
Place adalah gabungan antara lokasi dan keputusan atau saluran distribusi
(berhubungan dimana lokasi yang strategis dan bagaimana cara penyampaian
produk pada pelanggan. Saluran distribusi (place) merupakan saluran yang
digunakan oleh produsen untuk menyalurkan produk kepada konsumen atau
berbagai aktifitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai
ketangan konsumen. Dengan menggunakan digital marketing produsen tidak
perlu lagi untuk menyewa tempat sebagai toko untuk usahanya, produknya
dapat ditempatkan dirumah produsen, produsen juga dapat mencantumkan
alamat tempat dimana konsumen dapat menjangkau produknya. Ketika ada
pesanan yang diterima bisa menggunakan jasa kurir yang biaya kirim barangnya
dapat disesuaikan dengan jarak antara produsen dan konsumen minimal 10%
dan maksimal 20%.
d. Promotion (promosi)
Promotion merupakan kegiatan yang secara aktif dilakukan perusahaan untuk
mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan. Dengan
memanfaatkan digital marketing kegiatan promosi dapat dilkukan lebih efektif
dan efisien, promosi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa terbatas
waktu. Dengan demikian konsumen akan lebih mudah mengenali produk yang
ditawarkan dan lebh cepat mengambil keputusan pembelian.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kemajuan digitalisasi dan informasi dapat dimanfaatkan sebagai sarana
pemasaran sehingga dapat menunjang penjualan produk olahan buah pala
menjadi lebih efisien dan efektif.
2. Platform yang tepat untuk membantu penjualan adalah Media sosial berbasis
online seperti facebook, Instagram, youtube market place dll.
Saran
1. Pemerintah: Pengusaha UMKM seharusnya diberikan pemahaman terkait
penggunaan teknologi dalam bidang digital marketing untuk membantu
meningkatkan pengetahuan mereka terkait pemanfaatan teknologi pada sistem

4
pemasaran, agar dapat membantu meningkatkan penjualan sehingga pelaku
usaha UMKM dapat lebih produktif dan penjualan produk manisan pala dapat
meningkat segnifikan.
2. UMKM: Pengusaha UMKM dapat bergerak lebih adaptif dalam menghadapi
perkembangan teknologi dan digitalisasi dan dapat melihat potensi dari
perkembangan tersebut.
3. Penulis: Bersama-sama membantu mengembangkan UMKM yang ada di
Fakfak dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
Daftar Pustaka
Achmat. R. 2020. Pangsa Pasar online 2021. Diagram Penggunaan Sosial Media.
6: 67-70
Acim Supriadi. 2014. Kriteria UMKM. Lingkup UMKM. 4: 79
BPS Kabupaten Fakfak. 2020. Jumlah Penduduk Kabupaten Fakfak.
http//:kabupatenfakfakdalaminfo.go.id. Diakses pada 5 Oktober 2022.
BPS Kabupaten Fakfak. 2020. Pengguna Media Sosial Kabupaten Fakfak.
http//:BPS.kab.Fakfak.id.org. Diakses pada 3 Oktober 2022.
IBT Polinef. 2021. Sistem Pemasaran yang diterapkan UMKM Olahan Pala.
http//:www.IBT.Polinef.ac.id. Diakses pada 7 Oktober 2022.
Dinisari. 2020. Digital Marketing 2021. Ruang Lingkup Pemasaran Digital. 7: 62-
68.
Disbun. 2021, Luas Total Perkebunan Pala di Fakfak.
http//:www.disbun.kab.fakfak.go.id.html. Diakses pada 3 Oktober 2022.
Mastuti, R. S. 2011. Market Approching. Market Brending On The pandemic. 37:
23-28
Ratnasari. 2011. Pendekatan Bauran Pemasaran . Pemasaran Sistem digital. 27-28.
Subroto. 2011. Management Marketing. Pemasaran Sistem digital. 13-14.
Zulfah. R. 2020. Pengguna Media Sosial Kabupaten Fakfak. Teknologi Informasi
Fakfak. 2: 23
Zulfandi. 2018. Perkembangan UMKM di Propinsi Papua Barat. UMKM Go
international. 7: 89-90

5
6

Anda mungkin juga menyukai