Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Transformasi digital yang semakin canggih dan pesat saat ini menjadikan

banyaknya pemanfaatan untuk melakukan perkembangan dalam banyak bidang

terutama bisnis. Kehadiran teknologi menjadi sebuah peluang sekaligus tantangan

bagi semua pelaku bisnis dalam memperluas pasar yang memiliki potensi jika

dapat mengikuti perkembangan digital. Aktivitas masyarakat yang kini telah

banyak dibatasi karena pandemi, mengharuskan digitalisasi menjadi suatu

keharusan bagi usaha-usaha yang terdampak agar tetap bertahan dan memiliki

pendapatan. Pendekatan pemasaran baru pada ekonomi digital tersebut diperlukan

untuk menyesuaikan dalam perubahan melayani pelanggan dengan sentuhan

digital marketing untuk memudahkan transaksi, atau disebut dengan digital

marketing (Fadillah & Setyorini, 2021). Digital marketing memberikan

pegetahuan baru akan strategi pemasaran yang dapat diterapkan untuk

mengembangkan usaha, salah satunya adalah Content Marketing atau pemasaran

konten.

Kondisi digital di Indonesia sendiri pada tahun 2021, menurut We Are Social

(2021) dimana Indonesia yang memiliki populasi sebanyak 274,9 juta jiwa dapat

mengakses internet dengan total pengguna internet sebanyak 73,7% dari total

populasi tersebut. Dimana juga terdapat pengguna media sosial yang aktif dengan

total 61,8% dari pengguna internet, seperti pengguna platform Youtube dengan

93,8%, Facebook dengan 85,5%, WhatsApp dengan 87,7% pengakses, Instagram

1
2

86,6% pengakses serta tiktok 38,7%. Beberapa media sosial ini banyak digunakan

oleh pengguna sosial media terutama milenial yang berbentuk sebuah platform

dan menjadi media berbagai macam konten dalam bentuk tulisan atau artikel,

gambar atau foto yang menarik, dan video yang juga dapat digunakan sebagai

sarana Content Marketing, terutama di bidang pertanian.

Sektor pertanian masih menjadi sektor yang penting dalam pembentukan

ekonomi nasional, peran strategis sektor pertanian yakni sebagai penyedia bahan

baku industri kecil dan menengah, penyumbang PDB, penghasil devisa negara,

sumber pendapatan utama dari rumah tangga di pedesaan, penyediaan bahan

pakan atau bionergi, dan penurunan gas rumah kaca (Heriawan, dkk. 2019).

Perkembangan penjualan produk hasil pertanian secara online terus

dikembangkan oleh berbagai petani salah satunya yang banyak dikenal adalah

produk hasil pertanian yakni tanaman hias. Pengetahuan tentang pendekatan

pemasaran baru pada digital marketing masih sangat sempit untuk memikat

pelanggan terutama jika petani masih baru mengenal akan teknologi, pada saat

ingin menvisualisasikan produk bisnisnya yakni tanaman hias menjadi produk

yang memiliki kualitas tinggi di media sosial untuk menjangkau pasar yang lebih

luas.

Menurut (BPPSDMP, 2020) dalam Yunandar (2020), pertanian pada tahun

2020-2024 diarahkan untuk mewujdkan pertanian yang maju, mandiri dan

modern.. Berkaitan dengan target utama pembangunan pertanian, salah satunya

adalah penumbuhan pengusaha milenial, generasi milenial yang saat ini telah

banyak memulai dan berinovasi pada bisnis penjualan tanaman hias membuat

perkembangan baru pada strategi pemasaran di bidang pertanian dan membangun


3

brand untuk toko atau usaha tanaman hias. Tujuan pemasaran digital tidak terlalu

berbeda yaitu mendapatkan keuntungan dan mempertahankan konsumen, hal

yang berbeda terletak pada proses pembelian yang multi-channel dan daur hidup

pelanggan serta menggunakan teknologi digital dan mengembangkan pendekatan

yang terencana untuk meningkatkan kesadaran konsumen (Tanti, 2019).

Penjualan berbagai macam tanaman hias yang sedang trend dilakukan oleh

banyak petani terutama petani di UKM Wisata Bunga Desa Kota Batu saat ini,

dengan pemasaran yang telah banyak digunakan yakni melalui word of mouth

atau berbagai penyediaan transaksi seperti e-commerce dan berbagai platform

media sosial dan telah banyak berhasil dalam menjaga loyalitas pelanggan,

menjadikan Kota Batu menjadi sentra budidaya tanaman holtikultura yang selalu

dikunjungi wisatawan (Badan Pusat Statistik, 2019). Dengan terbuka nya potensi

penjualan tanaman hias yang dikenal luas dari lokal hingga nasional, membuat

banyak petani memanfaatkan berbagai strategi pemasaran untuk meningkatkan

pendapatan dan memperoleh kesadaran merek (Brand Awareness) akan produk

tanaman hiasnya dalam menghadapi persaingan. Perkembangan digital marketing

tanaman hias tersebut terdapat peran dari petani yang termasuk generasi milenial

yang sangat dekat dengan teknologi dan dapat mengimplementasikannya dengan

berinovasi pada strategi pemasaran di media sosial secara tepat dalam bisnis

tanaman hias saat ini dengan penerapan Content Marketing.

Meningkatnya permintaan tanaman hias diiringi dengan peningkatan

persaingan dalam beberapa UKM. Hal ini menjadi masalah lain yang muncul

ditengah meningkatnya permintaan tanaman hias selama pandemi Covid-19 di

tahun 2020 (Megasari, 2021). Permasalah juga muncul di beberapa UKM


4

tanaman hias lain yang belum menerapkan pendekatan pemasaran digital yang

menyebabkan rendahnya omset penjualan dan belum bisa bersaing dengan UKM

yang menyediakan transaksi penjualan secara online.

Pelaku usaha harus menyadari dalam era digital saat ini pentingnya dalam

memuaskan konsumen dalam kegiatan pemasaran dan penyediaan platform

pemasaran dan mempermudah transaksi konsumen dalam media online yang

dapat menjadikan sebuah perusahaan memiliki eksistensi serta mempertahankan

bisnisnya. Penilaian konsumen sangat penting dalam menyukai dan tidak

menyukai pada saat mereka menggunakan produk serta membandingkan dengan

produk lain. Konsumen dengan perasaan puas dapat melakukan pembelian ulang

dalam waktu lama karena kualitas produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha

selalu meningkatkan pelayanan secara berkala serta adanya interaksi dalam

berkomunikasi yang baik antara pelaku usaha dan konsumen terutama dalam

pemanfaatan teknologi digital. Penggunaan dari media digital digunakan oleh

banyak perusahaan dalam menyampaikan sebuah informasi atau dalam

memasarkan produk kepada pelanggan (Aprilia, dkk. 2019). Bentuk dari

penyampaian sebuah informasi mengenai produk dan pemasaran yang dilakukan

oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah dengan menggunakan konten. Saat

ini telah banyak perusahaan yang menggunakan Content Marketing dalam

memasarkan produk atau jasa kepada para konsumen bahkan calon konsumen

(Lieb, dkk. 2012)

Data penilaian di sektok B2B (business-to-business) pada tahun 2014 yakni

efektivitas penerapan serta penggunaan Content Marketing dinilai efektif

sebanyak 42% (marketingcraft, 2020). Hal ini dapat dilihat dengan keragaman
5

konten yang digunakan dalam melakukan branding, serta dari efisiensi biaya dan

waktu dalam pembuatan Content Marketing. Media sosial mengubah sebuah

konten menjadi lebih kredibel dan menarik dibandingkan dengan media

tradisional seperti iklan.

Penelitian ini menganalisis tentang implementasi Content Marketing untuk

membangun Brand Awareness di kalangan UKM Tanaman hias oleh petani

milenial Kota Batu. Ide penggunaan konten dimulai dengan memahami apa yang

dibutuhkan dan yang tidak dibutuhkan oleh pembeli, kemudian membagikannya

melalui konten yang kreatif, untuk mempengaruhi perilaku pelanggan melalui

informasi yang berguna dalam perjalanan pembeli dalam menentukan keputusan

pembelian.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah arah dari sebuah penelitian. Berdasarkan

penjabaran dari latar belakang maka permasalahan yang diangkat dalam

penelitian adalah:

1. Bagaimana implementasi strategi Digital Marketing yakni Content

Marketing oleh petani milenial di UKM Wisata Bunga Kota Batu?

2. Bagaimana Content Marketing dapat membangun Brand Awareness di UKM

Wisata Bunga Kota Batu melalui media sosial Instagram?

3. Bagaimana dampak Content Marketing dalam penjualan tanaman hias?


6

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusah masalah, maka tujuan

penelitian ini adalah:

1. Menganalisis strategi Content Marketing di UKM Wisata Bunga Kota Batu.

2. Menganalisis implementasi strategi Content Marketing yang dilakukan oleh

petani milenial di UKM Wisata Bunga Kota Batu terhadap Brand Awareness.

3. Menganalisis dampak strategi Content Marketing yang dilakukan oleh UKM

Wisata Bunga Kota Batu terhadap penjualan tanaman hias.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian tujuan penelitian, maka manfaat dari penelitian ini

adalah:

a) Bagi Pemerintah

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengembangan

sektor pertanian mengenai regenerasi sumberdaya manusia serta upaya

mewujudkan sektor pertanian yang maju, mandiri, dan modern di tahun yang

akan datang.

2. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dan menambah referensi

mengenai pemasaran pertanian secara kreatif yang dikembangkan dalam

memberikan sebuah masukan strategis bagi pemasar pertanian.

3. Hasil dari penelitian dapat digunakan untuk memberikan sebuah solusi yang

dapat dijadikan gambaran oleh petani saat ini dalam mempromosikan dan

menawarkan tanaman hias secara lebih luas dan pemanfaatan teknologi

secara berkelanjutan dalam usaha tanaman hias di masa depan.


7

b) Bagi Petani

1. Mengetahui bahwa Content Marketing merupakan strategi kreatif yang dapat

diterapkan untuk memudahkan promosi dan membangun Brand Awareness

serta minat pembeli secara lebih luas di UKM Wisata Bunga Kota Batu.

2. Mengetahui cara berinovasi terhadap promosi dan penawaran penjualan

tanaman hias secara online yang sedang trend dan dapat bersaing di UKM

Wisata Bunga Kota Batu.

3. Mengetahui strategi Digital Marketing dalam mempromosikan dan

menawarkan tanaman hias secara lebih luas dan pemanfaatan teknologi

secara berkelanjutan dalam usaha tanaman hias di masa depan.

c) Bagi Peneliti

1. Manfaat dari hasil penelitian yang dilakukan dapat dijadikan referensi atau

rekomendasi dalam menambah literatur dan pengetahuan untuk pembaca

yang dapat digunakan di penelitian yang akan dilaksanakan.

2. Penelitian dilakukan untuk menambah pengetahuan yang lebih luas dari

narasumber yang bersangkutan dan pengalaman dalam mengembangkan diri

yang akan sangat dibutuhkan nantinya.

1.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah sifat-sifat dari hal yang didefinisikan dan bisa

diamati. Definisi operasional tersebut akan menunjuk pada alat pengambilan data

yang cocok digunakan atau mengacu bagaimana mengukur suatu variabel,

penyusunan definisi operasional diperlukan karena teramatinya konsep yang

diteliti akan memudahkan pengukuran. (Aditya, D. 2009). Adapun variabel yang

terdapat pada penelitian ini yakni sebagai berikut.


8

Tabel 1. Definisi Operasional


Variabel Dimensi Indikator Pengukuran
Content Content -Konten Menarik dan kreatif (X1.1)
Marketing Creation -Konten memiliki Informasi yang
(Gunelius, dibutuhkan (X1.2)
2011). Content -Konten memberikan edukasi dan
Sharing pesan baik (X1.3)
-Konsumen mengatahui brand melalui
instagram. (X1.4)

Connection -Konten dapat menjalin interaksi Skala Likert

antara pelanggan dan penjual. (X1.5)


-Melalui konten pelanggan dapat
memberikan kritik dan saran. (X1.6)
Community -Konten dapat meningkatkan interaksi
Building sesama konsumen. (X1.7)
-Melalui konten pelanggan dapat
mempercayai brand. (X1.8)
Brand Brand -Pelanggan menyadari merek dari
Awareness Recognition UKM tanaman hias. (Y1.1)
(Aaker, 1996) -Pelanggan memahami produk melalui
konten.(Y1.2) Skala likert
Brand Recall -Pelanggan menginggat brand UKM
tanaman hias. (Y1.3)
-Pelanggan menyukai produk dari
brand UKM tanaman hias. (Y1.4)
Dampak Purchase -Pelanggan bersedia mengeluarkan
Content biaya untuk membeli tanaman hias dari
Marketing brand UKM tanaman hias. (Y1.5)
(Pullizi, 2013) -Pelanggan mengakui kualitas tanaman
hias dari brand UKM tanaman hias Skala likert
dibandingkan brand lain. (Y1.6)
9

Consumption -Pelanggan memiliki kemudahan


dalam bertransaksi secara online
dengan brand UKM tanaman hias.
(Y1.7)
-Pelanggan merasa puas dengan
produk tanaman hias dari brand UKM
tanaman hias. (Y1.8)

Sumber : Data Primer, diolah 2022

Anda mungkin juga menyukai