SKRIPSI
Oleh:
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
MEDAN
2022
Skripsi
Menyetujui:
Dosen Pembimbing Skripsi,
Mengetahui:
Fakultas MIPA UNIMED Jurusan Matematika
Dekan, Ketua,
i
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 19
4.1. Hasil Penelitian ................................................................................... 19
4.1.1. Kecenderungan Artikel Jurnal Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Siswa ........................... 20
4.1.2. Metasintesis Artikel Jurnal Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa ........ 27
4.2. Pembahasan ......................................................................................... 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 35
5.1. Kesimpulan.......................................................................................... 35
5.2. Saran .................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 37
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
yang memiliki kemampuan representasi matematis yang baik dapat dengan mudah
menyelesaikan permasalahan matematis.
Terdapat indikator dari kemampuan representasi matematis menurut Rangkuti
(2014), yaitu: 1) menyajikan kembali informasi dari masalah yang diberikan dengan
menggunakan tabel atau gambar, 2) membuat simbol matematika atau persamaan dari
masalah yang diberikan, 3). membuat penjelasan menggunakan kata-kata atau teks
tertulis untuk menyelesaikan masalah.
Kemampuan representasi matematis sangat penting bagi siswa, namun fakta di
lapangan menunjukkan bahwa kemampuan representasi siswa masih rendah. Hasil
temuan Astin (2017) menunjukkan bahwa kemampuan representasi siswa masih
rendah karena bahan ajar yang ada kurang memfasilitasi siswa dalam mengembangkan
kemampuan representasi. Hasil temuan Sahara (2017) juga menunjukkan bahwa
kemampuan representasi matematis siswa masih rendah karena siswa tidak pernah
atau jarang diberikan kesempatan untuk menghadirkan representasinya sendiri. Selain
itu, siswa cenderung meniru langkah guru dalam menyelesaikan masalah.
Rendahnya kemampuan representasi matematis siswa merupakan
permasalahan yang harus mendapatkan perhatian serius. Oleh karena itu, pendidik
perlu membuat lembar kerja peserta didik (LKPD) untuk memfasilitasi tumbuhnya
kemampuan representasi matematis siswa. Menurut Prastowo (2015) LKPD
merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembar-lembar kertas yang berisi
materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang mesti
dikerjakan oleh peserta didik yang mengacu kepada kompetensi dasar yang harus
dicapai.
LKPD yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan sesuai dengan kondisi
dan situasi yang akan dihadapi. Namun, LKPD yang banyak digunakan pendidik
adalah LKPD yang telah tersedia pada buku referensi yang hanya berisi tentang uraian
materi dan soal-soal untuk penguatan konsep tertentu, sehingga LKPD tersebut belum
dapat memfasilitasi kemampuan representasi matematis siswa. Untuk menyikapi
permasalahan tersebut, beberapa peneliti melakukan pengembangan perangkat
pembelajaran. Salah satu perangkat pembelajaran tersebut adalah Lembar Kerja
Peserta Didik (LKPD).
3
TINJAUAN PUSTAKA
8
9
Penggunaan semua jenis representasi tersebut dapat dibuat secara lengkap dan
terpadu dalam pengujian suatu masalah yang sama atau dengan kata lain representasi
matematik dapat dibuat secara beragam.
Representasi memiliki peranan penting dalam pembelajaran matematika, sebab
siswa yang memiliki kemampuan representasi matematis yang baik dapat dengan
mudah menyelesaikan permasalahan matematis, membantu meningkatkan
pemahaman siswa terhadap konsep matematika, dan mengkomunikasikan ide-ide
matematis. Oleh karena itu, sangat perlu dan penting untuk menggali kemampuan
representasi siswa dalam pembelajaran matematika.
Kemampuan representasi matematis dapat dilihat pada hasil tes kemampuan
representasi matematis. Kemampuan representasi matematis Diukur dari ketercapaian
indikatornya. Rangkuti (2014) mengidentifikasi indikator dari kemampuan
representasi matematis, sebagai berikut:
1) menyajikan kembali informasi dari masalah yang diberikan dengan
menggunakan tabel atau gambar,
2) membuat simbol matematika atau persamaan dari masalah yang diberikan,
3) membuat penjelasan menggunakan kata-kata atau teks tertulis untuk
menyelesaikan masalah.
2.1.3. Metasintesis
Metasintesis yang juga disebut sebagai systematic review merupakan suatu
metode penelitian untuk melakukan identifikasi, evaluasi, dan interpretasi terhadap
hasil penelitian yang sejenis untuk menjawab pertanyaan penelitian, topik tertentu atau
fenomena yang sedang menjadi perhatian (Kitchenham dalam Siswanto 2010). Dari
data-data sejenis tersebut akan diidentifikasi, dianalisis, dan diinterpretasikan sehingga
menghasilkan kesimpulan.
Menurut Siswanto (2010) systematic review akan sangat bermanfaat untuk
melakukan sintesis dari berbagai hasil penelitian yang relevan, sehingga fakta yang
disajikan kepada penentu kebijakan menjadi lebih komperhensif dan berimbang.
Secara definisi, metasintesis adalah teknik melakukan integrasi data untuk
mendapatkan teori maupun konsep baru atau tingkatan pemahaman yang lebih
mendalam dan menyeluruh (Perry & Hammond, 2002).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metasintesis adalah
salah satu jenis penelitian analisis deskriptif yang memfokuskan pada hasil studi
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terkait permasalahan yang akan diteliti.
Artinya data dari penelitian meta sintesis bersifat sekunder.
Systematic review memiliki satu atau lebih tujuan, yaitu: (a) untuk
mengintegrasikan (membandingkan dan membedakan) apa yang telah dilakukan dan
dikatakan oleh peneliti lain, (b) mengkritik karya ilmiah sebelumnya, (c) untuk
membangun jembatan antara bidang topik terkait, dan (d) untuk mengidentifikasi
masalah utama dalam suatu bidang.
Metasintesis mempunyai langkah-langkah yang tersusun secara urut. Francis
dan Baldesari (2006) menyebutkan dan menjelaskan tentang langkah-langkah
metasintesis, yaitu: (1) identifikasi pertanyaan peneliti atau memformulasikan
pertanyaan peneliti, (2) melakukan pencarian literasi, (3) melakukan seleksi data
berupa artikel, jurnal, maupun skripsi, (4) melakukan analisis berupa statistik (jika
12
METODE PENELITIAN
15
16
3.8.Analisis Data
Miles & Huberman (2014) menyatakan bahwa pada penelitian kualitatif
dilakukan aktivitas analisis data dengan melewati 3 tahap yaitu reduksi data,
pemaparan dan penarikan kesimpulan. Reduksi data merupakan kegiatan merangkum,
memfokuskan dan memilih hal yang penting, serta membuat tema dan pola dalam
penelitian (Sugiyono, 2013). Penelitian ini akan melewati tahap reduksi yaitu dengan
menyaring artikel yang sudah terindeks oleh lembaga sinta dan lembaga pengindeks
18
lainnya. Data dipilih sesuai dengan masalah yang akan dianalisis yaitu pengembangan
lembar kerja peserta didik untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis
siswa, setelah itu membuat deskripsi jurnal serta tabulasi yang berisi hal apa saja yang
dianalisis.
Setelah melakukan reduksi data, tahap selanjutnya pada penelitian ini adalah
pemaparan data. Pemaparan data merupakan sekumpulan data yang digunakan untuk
membantu peneliti dalam menyimpulkan dan mengambil tindakan (Miles &
Huberman, 2014). Tahap berikutnya adalah tahap penarikan kesimpulan. Penarikan
kesimpulan adalah sajian simpulan yang didapatkan dari analisis data yang sudah
dilakukan (Gunawan, 2013). Penelitian ini menggunakan hasil dari penyaringan daftar
artikel jurnal, analisis data tersebut kemudian diolah atau dipaparkan sehingga
menghasilkan kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan.
BAB IV
19
20
lebih berpusat kepada guru dan membuat siswa kurang aktif dalam menunjukkan
representasinya dalam mengerjakan masalah matematika di kelas. Tujuan penelitian
pada jurnal ini adalah mengembangkan dan menghasilkan LKS matematika berbasis
pendekatan Realistic Mathematic Education yang valid dan praktis serta dapat
memfasilitasi kemampuan representasi matematis siswa pada materi Sistem
Persamaan Linier Dua Variabel. Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di SMP
Negeri 2 Pasir Penyu.
Model pengembangan yang digunakan adalah model 4-D (Define, Design,
Develop, and Disseminate). Namun, dalam jurnal ini hanya dilakukan sampai pada
tahap ketiga karena pelaksanaan tahap disseminate memerlukan proses dan waktu
yang lama. Tahap define dilakukan dengan tujuan untuk menetapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Dalam menetapkan syarat-syarat
pembelajaran, pengembang melakukan analisis tujuan dari batasan materi yang
dikembangkan. Pengembang melakukan analisis kurikulum dengan mengkaji
kurikulum yang berlaku pada saat itu untuk menetapkan pada kompetensi bahan ajar
yang akan dikembangkan. Selanjutnya analisis karakter siswa karena semua proses
pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik siswa untuk menyusun bahan
ajar yang sesuai dengan kemampuan akademiknya. Setelah itu analisis materi,
dilakukan dengan cara mengidentifikasi materi utama yang perlu diajarkan,
mengumpulkan dan memilih materi yang relevan dan menyusunnya secara sistematis.
Kemudian pengembang merumuskan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
hendak diajarkan.
Tahap design dilakukan dengan merancang bahan ajar berupa LKS berbasis
RME materi sistem persamaan linear dua variabel dengan tujuan untuk menyiapkan
materi pelajaran. Pada tahap ini pengembang melakukan dua langkah yaitu pertama,
memilih format yang diperlukan dalam LKS dengan mengkaji format-format LKS
yang beredar kemudian dikembangkan berdasarkan kriteria LKS yang dibuat. Kedua,
perancangan awal dengan melakukan Penulisan, penelaahan, dan pengeditan LKS
yang dibuat.
Tahap develop bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar dalam bentuk LKS
yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari dosen pembimbing. Tahap ini meliputi
tahap validasi untuk mengetahui kevalidan LKS yang dibuat sudah layak atau tidak
22
untuk digunakan atau diuji coba terhadap siswa dan tahap praktilitas untuk mengetahui
sejauh mana manfaat penggunaan dan efisiensi waktu oleh guru dan siswa.
Hasil validasi dari dua validator dinyatakan bahwa LKS berbasis Realistic
Mathematic Education yang dikembangkan telah memenuhi kriteria valid dengan
persentase 78,21%. Hasil praktilitas LKS berbasis RME yang telah diuji praktilitas
kepada siswa dalam satu kelas yang berjumlah 29 siswa dinyatakan sangat praktis
dengan persentase 94,16%. LKS berbasis RME berhasil memfasilitasi kemampuan
representasi matematis siswa dengan persentase tingkat penguasaan 82,5%.
2. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
PMRI Berorientasi pada Kemampuan Representasi Matematis
Artikel kedua ini ditulis oleh Faridah Hernawati pada tahun 2016. Latar
belakang pengembang melakukan penelitian ini adalah kemampuan representasi
matematis siswa masih rendah karena alokasi waktu yang pendek, pembelajaran
langsung pada intinya, mengajar materi yang harus diselesaikan dalam satu semester
dan lain sebagainya. Selain itu, tidak ada siswa yang menyajikan hasil penyelesaian
yang lengkap dalam representasi matematisnya. Tujuan penelitian dari jurnal ini
adalah menghasilkan RPP dan LKS yang valid, praktis, dan efektif. LKS yang
dikembangkan memfasilitasi kemampuan representasi matematis siswa, yaitu
kemampuan mengungkapkan verbal ke simbol, simbol ke visual, dan verbal ke visual.
Model pengembangan yang digunakan adalah 4D (Define, Design, Develop,
and Disseminate). Tahap define terdiri atas lima tahap kegiatan, yaitu analisis awal-
akhir, analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas, dan spesifikasi tujuan
pembelajaran. Tahap design terdiri atas empat tahap kegiatan, yaitu penyusunan tes
berupa soal essay kemampuan representasi matematis yang disusun berdasarkan
indikator pada analisis tugas, pemilihan media berupa LKS dan alat lain yang
mendukung proses pembelajaran, pemilihan format yang disusun dengan
mempertimbangkan karakteristik pendekatan PMRI, dan rancangan awal dengan
membuat RPP, LKS, dan instrumen tes kemampuan representasi matematis. Tahap
develop diawali dengan pengembang menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP
dan LKS, selanjutnya dilakukan analisis kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.
Tahap disseminate dilakukan dengan publikasi melalui grup MGMP Matematika
23
Kabupaten Wonosobo dan memberikan produk kepada guru matematika pada sekolah
yang diteliti.
Artikel ini menghasilkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan
menggunakan pendekatan PMRI yang telah dinyatakan valid, praktis, dan efektif dan
layak digunakan kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika. Dari aspek
kevalidan, rata-rata skor penilaian perangkat pembelajaran berupa RPP yaitu 126
dengan kategori valid dan rata-rata skor penilaian LKS yaitu 143 dengan kategori
valid. Dari aspek kepraktisan, rata-rata skor penilaian guru yaitu 159,11 dengan
kategori praktis, rata-rata skor penilaian siswa yaitu 47,41 dengan kategori praktis, dan
rata-rata persentase keterlaksanaan pembelajaran yaitu 88,89% dengan kategori sangat
praktis. Keefektifan LKS yang dikembangkan Diukur dari kemampuan representasi
matematis siswa. Dari hasil tes kemampuan representasi dinyatakan bahwa dari 30
siswa terdapat 23 siswa mencapai ketuntasan individual dengan persentase ketuntasan
sebesar 76,6%.
3. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Matematika
Realistik untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik dan Self
Efficacy Siswa
Artikel ketiga ini ditulis oleh Nur Sahara pada tahun 2017. Latar belakang
pengembang melakukan penelitian ini adalah kemampuan representasi matematis
siswa masih rendah. Selain itu, siswa jarang diberikan kesempatan untuk
menghadirkan representasinya sendiri. Siswa cenderung meniru langkah guru dalam
menyelesaikan masalah. Tujuan penelitian dari artikel ini adalah mengetahui
efektifitas perangkat pembelajaran berbasis pendekatan matematika realistik,
peningkatan kemampuan representasi siswa, dan respon siswa.
Model pengembangan yang digunakan adalah 4D (Define, Design, Develop,
and Disseminate). Tahap define terdiri atas lima tahap kegiatan, yaitu analisis awal-
akhir, analisis siswa, analisis konsep, analisis tugas, dan perumusan tujuan
pembelajaran. Tahap design terdiri atas penyusunan perangkat pembelajaran,
penyusunan tes berupa tes kemampuan representasi matematis, pemilihan media,
pemilihan format, dan perancangan awal dengan membuat RPP, LKS, tes kemampuan
representasi matematis, dan kunci jawaban. Tahap develop diawali dengan
pengembang membuat perangkat pembelajaran kemudian dilakukan uji validitas oleh
24
ahli/pakar dan uji coba lapangan. Setelah perangkat pembelajaran memenuhi kriteria
valid maka selanjutnya dilakukan uji coba I, selanjutnya dilakukan uji coba II untuk
mengukur keefektifan perangkat pembelajaran. Tahap disseminate dilakukan secara
terbatas hanya pada sekolah mitra saja. Setelah perangkat final, perangkat
pembelajaran yang telah dikembangkan disebarkan untuk dapat digunakan pada
semester berikutnya dalam materi peluang.
Artikel ini menghasilkan LKPD berbasis Pendekatan Matematika Realistik
yang valid, praktis dan efektif dalam meningkatkan kemampuan representasi
matematis siswa. Hal ini terlihat dari hasil validasi LKPD dengan rata-rata total 4,51.
Perangkat pembelajaran berbasis Pendekatan Matematika Realistik memenuhi
kategori praktis berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pengembang kepada
siswa bahwa siswa terbantu dan mudah dalam menggunakan perangkat pembelajaran.
Berdasarkan indikator keefektifan, pencapaian persentase waktu ideal aktivitas siswa
berada dalam pencapaian waktu ideal dengan toleransi waktu 5% dan ketuntasan
belajar siswa secara klasikal sebesar 80% sehingga memenuhi kriteria ketuntasan
klasikal.
4. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Menggunakan Model
Problem Based Learning untuk Memfasilitasi Kemampuan Representasi
Matematis Peserta Didik
Artikel ini ditulis oleh Ovemy Delfita, Nahor Murani Hutapea, dan Atma
Murni pada tahun 2020. Latar belakang pengembang melakukan penelitian ini adalah
masih rendahnya kemampuan representasi matematis peserta didik karena siswa
terbiasa mengerjakan soal sesuai contoh dan langkah-langkah penyelesaian seperti
yang diberikan guru. Peserta didik diberikan soal-soal non rutin yang mengakibatkan
kurang terlatihnya kemampuan representasi matematis. Selain itu, perangkat
pembelajaran yang dibuat guru belum sesuai dengan standar proses dan belum
memfasilitasi kemampuan representasi matematis untuk tercapainya tujuan
pembelajaran. Tujuan penelitian dari jurnal ini adalah mengembangkan perangkat
pembelajaran yang terdiri dari silabus, RPP, dan LKPD menggunakan model Problem
Based Learning untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis peserta
didik.
25
Nilai
Uraian
Nilai tertinggi 95
Nilai terendah 60
Nilai rata-rata 77,67
Banyak siswa tuntas 23
Persentase ketuntasan (%) 76,67
Hasil kemampuan representasi matematis siswa menunjukkan bahwa terdapat
23 siswa dari 30 siswa yang mencapai ketuntasan individual. Persentase ketuntasan
yang diperoleh sebesar 76,67%, sedangkan rata-rata kemampuan representasi
matematis yang diperoleh sebesar 77,67. Artikel ini juga menunjukkan terdapat satu
29
butir soal yang meminta siswa menerapkan suatu persamaan di dalam grafik menjadi
soal cerita, namun siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut
karena belum bisa memahami soal dengan baik.
3. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Pendekatan Matematika
Realistik Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematik Dan Self
Efficacy Siswa
Artikel ini menunjukkan hasil tes kemampuan representasi matematik siswa
pada uji coba I dan uji coba II pada tabel berikut:
Tabel 4. 4 Deskripsi Hasil Tes Kemampuan Representasi Matematik Uji Coba I
Keterangan Nilai
No.
1 Nilai tertinggi 3,60
2 Nilai terendah 1,80
3 Rata-rata 2,87
4 Persentase ketuntasan klasikal 84%
4.2. Pembahasan
Tabel 4. 12 Artikel Temuan Anita Ervina Astin, Haninda Bharata, Een Yayah
Haeniliah
Jenis penelitian Pengembangan (Research and Development)
Materi Pelajaran Bangun Ruang Sisi Datar
Kevalidan LKPD Diperiksa oleh ahli media pembelajaran dan ahli materi
melalui pengisian angket validasi ahli. Hasil validasi
termasuk dalam kategori sangat baik.
Kepraktisan LKPD Kepraktisan produk dilihat dari hasil uji kelompok kecil
Subjek penelitian Kelas VIII-10 SMP Negeri 1 Gadingrejo
Jumlah subjek penelitian 35 siswa
Hasil penelitian Hasil dari penelitian ini adalah LKPD yang
dikembangkan telah valid menurut ahli materi dan ahli
media, praktis digunakan menurut siswa. LKPD yang
dikembangkan dengan pendekatan CTL untuk
memfasilitasi kemampuan representasi matematis
siswa disusun sebanyak 7 kali pertemuan. LKPD 1
34
Dari hasil data yang telah disintesis tersebut menunjukkan persamaan dan
perbedaan dari lembar kerja peserta didik untuk meningkatkan kemampuan
representasi matematis peserta didik yang dikembangkan oleh masing-masing
pengembang. Ada beberapa pengembang yang tidak menyatakan rata-rata persentase
kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan lembar kerja peserta didik yang
dikembangkannya. Namun dari setiap peengembang menyatakan dalam hasil
penelitiannya bahwa lembar kerja pesrta didik yang dikembangkan efektif dalam
meningkatkan kemampuan representasi matematis peserta didik.
Dari hasil penelitian yang telah disintesis dengan penelitian pengembangan
LKPD untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kemampuan representasi matematis siswa masih rendah. Hal ini disebabkan oleh
metode pembelajaran yang digunakan berpusat pada guru sehingga siswa kurang
aktif dan bahan ajar yang digunakan guru kurang membantu dalam meningkatkan
kemampuan representasi matematis siswa serta soal-soal latihan yang diberikan
juga kurang memfasilitasi kemampuan representasi matematis siswa.
2. Kemampuan representasi matematis siswa masih rendah, hal ini terlihat dari hasil
observasi para peneliti terhadap sekolah yang diteliti.
3. Dibutuhkannya perangkat pembelajaran seperti LKPD yang telah dikembangkan
sesuai dengan indikator kemampuan representasi matematis.
4. Hasil dari penelitian-penelitian dengan menggunakan LKPD yang telah
dikembangkan dengan pendekatan atau model menunjukkan adanya peningkatan
dalam kemampuan representasi matematis siswa.
35
BAB V
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Astin, E. A., Haninda, B., & Een, Y. H. (2017). Pengembangan LKPD dengan
Pendekatan CTL Untuk Memfasilitasi Kemampuan Representasi Matematis.
Jurnal Pendidikan Matematika, 5(10): 1-11
Ayuni, Q., Sri, H. N., & Undang, R. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Peserta
Didik Berbasis Problem Based Learning Dalam Meningkatkan Kemampuan
Representasi Matematis Siswa. Jurnal Program Studi Pendidikan
Matematika, 9(3): 694-704.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Kusuma, N., Abdul, M., Edi, S., Suwarno, A. (2020). Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Untuk Meningkatkan
Kemampuan Representasi Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan, 4(2): 39-45
37
38
Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis, A
Methods Sourcebook, Edition 3. USA: Sage Publication. Terjemahan Tjetjep
Rohindi Rohidi, UI-Press.
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. USA: Key
Curriculum Pess.
Perry, A., & Hammond, N. (2002). Systematic Review: The Experience of a PhD
Student. Psychology Learning and Teaching, 2(1): 32-35.
Sari, R. M., Zubaidah, A. M. Z., & Risnawati. (2017). Pengembangan Lembar Kerja
Siswa (LKS). Berbasis Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)
Untuk Memfasilitasi Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP.
Jurnal Formatif, 7(1): 66-74.
39
40