MAKALAH
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2 :
JURUSAN KIMIA
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah yang berjudul “Keterampilan Dasar
Mengajar” ini tepat pada waktunya. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami pengertian dan langkah-langkah
dalam belajar.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Feri Andi
Syuhada.S.Pd.,M.Pd. sebagai Dosen Pengampu yang telah bersedia memberikan waktunya
serta bimbingannya dalam penyusunan dan penyelesaian Makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi perbaikan makalah ini. Semoga dengan
adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagai pembaca.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 19
B. Saran......................................................................................................................... 19
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia ingin
menjadi seorang guru yang profesional, jadi di samping harus menguasai substansi bidang
studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga adalah merupakan keterampilan
1
penunjang untuk keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Menurut hasil penelitian
(Turney, 1979), terdapat 8 keterampilan dasar mengajar yang dianggap berperan penting
dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Keterampilan yang dimaksud adalah
keterampilan:
1. Bertanya
2. Memberi penguatan
3. Mengadakan variasi
4. Menjelaskan
5. Membuka dan menutup pelajaran
6. diskusi kelompok kecil
7. Mengelola kelas
8. Mengajar kelompok kecil dan perorangan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam mengawali proses pembelajaran yang sering dilakukan guru antara lain mengisi
daftar hadir, menertibkan siswa dan menyuruh mereka untuk menyiapkan alat tulis dan buku
pegangan. Kegitan tersebut memang harus dilakukan oleh guru, namun belum dapat
dikategorikan sebagai membuka pelajaran. Karena belum tentu dapat mengajak siswa untuk
memusatkan perhatiannya pada materi yang akan disajikan dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan.
Dalam tahap ini, yang perlu dilakukan guru terlebih dahulu adalah menciptakan suasana
agar siswa secara mental, phisik, phisikis dan emosional terpusat pada kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan. Hal tersebut dapat dilakukan guru dengan cara-cara sebagai berikut:
Pada detik-detik awal pembelajarana ada banyak hal di luar ruangan kelas yang masih
memikat perhatian siswa. Hal tersebut dapat membuat siswa tidak bisa fokus pada materi dan
kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi hal ini, guru dapat menetapkan titik hubungan
3
antara siswa dan pelajaran yang disampaikan. Guru harus dapat membangkitkan minat belajar
sampai siswa dapat memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran. Guru perlu
menghubungkan antara materi yang disampaikan dengan minat dan kebutuhan siswa. Berikut
ini beberapa cara yang dapat memfokuskan perhatian dan membangkitkan minat siswa saat
guru membuka pelajaran.
Berita terkini yang sedang marak dibicarakan atau sedang menjadi perhatian
dalam masyarakat dapat dipakai untuk membangkitkan minat siswa. Siswa-siswa
kelas tinggi biasanya membaca surat kabar, majalah, mendengarkan radio, dan
menonton televisi. Mereka mempunyai perhatian pada banyak hal. Untuk siswa-
siswa kelas kecil, mereka biasa menanggapi kejadian-kejadian yang berkaitan dengan
sekolah atau permainan mereka.
b. Menyampaikan cerita
Sebuah cerita yang relevan dengan materi yang diceritakan dengan metode
yang baik akan membangkitkan minat siswa terhadap pelajaran yang akan
disampaikan. Lukisan dari kehidupan sehari-hari merupakan pilihan yang baik untuk
menarik minat dan menanamkan sebuah kebenaran kepada mereka.
Untuk menarik minat siswa terhadap pelajaran, guru dapat menggunakan alat
bantu/media seperti gambar, lukisan, model skema, benda dan alat peraga yang
relevan dengan materi pelajaran.
4
pelajaran. Pada kesempatan lain guru berdiri di tengah-tengah kelas sambil membaca
puisi dengan tenang dan dramatis.
Umumnya, manusia lebih tertarik dengan aktivitasnya sendiri. Oleh karena itu,
usahakan untuk membahas pekerjaan rumah siswa terkait mata pelajaran tersebut di
awal pelajaran. Kegiatan tersebut bisa menambah semangat siswa untuk memulai
pelajaran.
Selain itu, dengan membahas tugas-tugas yang sudah siswa kerjakan di rumah,
perhatian kelas dapat diarahkan kepada makna dan pentingnya belajar sendiri. Jangan
lupa untuk menyatakan penghargaan atas usaha siswa-siswa yang telah belajar di
rumah.
f. Mengandaikan persoalan
2. Menimbulkan Motivasi
5
Rasa ingin tahu siswa dapat distimulus dengan cara memperlihatkan
gambar, mendemonstrasikan sesuatu, menceritakan suatu kejadian yang relevan
dengan materi. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan
dengan gambar, peristiwa atau cerita tersebut. Yang jawabannya terdapat dalam
materi yang akan dipelajari.
3. Memberi Acuan
Memberi acuan diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat
serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas
mengenai hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari
materi pelajaran. Untuk itu usaha yang dapat dilakukan guru adalah:
Hal ini sesuai dengan pendapat R.W. Dahar bahwa penyampaian tujuan
pembelajaran selain dapat memusatkan perhatian siswa juga dapat memotivasi
siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi belajar siswa. Siswa
yang termotivasi akan lebih siap untuk belajar, akan lebih mampu mengembangkan
kemampuannya, dan akan mencapai hasil belajar yang lebih baik.
6
melihat lebih lanjut tulisan-tulisan dalam surat kabar tersebut. Garis besar pelajaran
bisa disampaikan dengan lengkap atau hanya ringkasannya saja.
Setiap pelajaran baru yang diajarkan merupakan bagian dari kurikulum yang sudah
ditetapkan. Pelajaran itu harus dihubungkan dengan pelajaran-pelajaran lain yang telah
dikuasai oleh siswa agar menarik perhatian dan menajamkan pengertian mereka terhadap
rangkaian pelajaran tersebut. Pelajaran dalam pertemuan sebelumnya harus diulang secara
ringkas untuk dikaitkan dengan pelajaran yang baru.
a. Meninjau kembali sampai seberapa jauh materi yang sudah dipelajari sebelumnya
dapat dipahami oleh siswa dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada
siswa. Selain itu dapat pula dengan meminta siswa merangkum inti materi
pelajaran terdahulu secara singkat.
b. Membandingkan pengetahuan lama dengan yang akan disajikan. Hal ini dilakukan
apabila materi baru itu erat kaitannya dengan materi yang telah dikuasai. Misalnya
guru terlebih dahulu mengajukan pertanyaan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa tentang pengurangan sebelum mempelajari tentang pembagian.
Seorang guru tidak akan kehilangan waktu mengajarnya bila mengaitkan materi baru
dengan pelajaran sebelumnya. Jika seorang guru memunyai waktu 35 menit untuk mengajar,
gunakan waktu lima menit pertama untuk menetapkan titik hubungan.
7
penyerapan siswa terhadap materi dan mengetahui tingkat keberhasilan guru dalam proses
pembelaajaran. Kegiatan ini cukup berarti bagi siswa, namun banyak guru tidak sempat
melakukan atau mungkin sengaja tidak melakukan.
Menutup pelajaran tidak hanya dilakukan pada akhir pelajaran, tetapi juga pada akhir
penggalan pelajaran. Menutup pelajaran dilakukan untuk memperoleh gambaran yang utuh
tentang pokokpokok materi yang dipelajari. Cara-cara yang dilakukan dalam menutup
pelajaran.
Setiap akhir pelajaran atau pada akhir penggal kegiatan guru melakukan
reviewing. Apakah inti pelajaran yang dipelajari siswa sudah dikuasai atau belum oleh
siswa. Reviewing terdiri dari dua aspek.
Siswa disuruh merangkum secara lisan, bila siswa belum sempurna guru
menyempurnakan. Rangkuman dibuat dengan maksud siswa yang tidak punya
sumber belajar dapat belajar kembali dengan ringkasannya. Atau siswa yang
lambat dalam belajar dapat mengulang kembali dengan ringkasaanya.
2. Mengevaluasi
Salah satu cara untuk mengetahui apakah siswa mendapatkan gambaran yang
utuh tentang suatu konsep yang diajarakan adalah dengan penilaian, Yang dapat
dilakukan guru dengan memberi pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas. Evaluasi
dapat dilakukan dengan berbagai bentuk.
8
b. Mengaplikasikan ide baru. Apabila guru setelah menerangkan suatu prinsip.
Siswa pada situasi yang lain dapat menerapkan prinsip itu pada situasi lain.
Memimpin diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
berbagi pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan
masalah.
Ada 6 (enam) keterampilan yang harus dimiliki guru terkait membimbing diskusi
kelompok kecil, yaitu:
1. Memusatkan perhatian
Selama diskusi berlangsung dari awal sampai akhir guru harus selalu berusaha
memusatkan perhatian siswa pada tujuan atau topik diskusi. Tidak tercapainya tujuan
dapat disebabkan oleh penyimpangan topik. Cara yang dapat dilakukan:
9
mengembalikan siswa untuk mempertimbangkan pengarahan dari
pertanyaan hingga diskusi kembali ke arah semula
Selama diskusi berlangsung, sering terjadi penyampaian ide yang kurang jelas,
hingga sukar ditangkap oleh anggota kelompok. Untuk menghindari hal itu, guru
haruslah memperjelas penyampaian ide tersebut. Memperjelas dapat dilakukan
dengan cara:
10
Berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan urunan pikiran, yaitu:
b. Memberikan contoh baik verbal maupun non-verbal yang sesuai pada saat
yang tepat
e. Memberi waktu yang cukup untuk berpikir tanpa diganggu dengan komentar
guru
Agar hasil diskusi dapat dikatakan sebagai hasil kelompok dan agar setiap
anggota kelompok merasa terlibat mendapatkan kepuasan dalam diskusi tersebut,
kesempatan berpartisipasi perlu sebarkan. Dengan demikian guru perlu memiliki
keterampilan untuk memberikan kesempatan yang sama bagi para siswa dalam
berpartisipasi.
11
e. Meminta persetujuan siswa untuk melanjutkan diskusi dengan
mengambil salah satu pendapat/jalan tengah yang dianggap sesuai
oleh guru, apabila diskusi menemui jalan buntu
6. Menutup diskusi
Kelas adalah “kekuasaan” terbesar guru. Maksudnya, entah ia seorang guru kelas atau
guru mata pelajaran, ia mempunyai kekuasaan amat besar untuk mengelola kelasnya. Dalam
proses penyelenggaraan pendidikan, peranan guru sangat menentukan.
Seorang guru yang telah merencanakan proses pembelajaran di kelas, dituntut mampu
mengenal, memahami, dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan minat dan
potensi anak didiknya agar mereka tidak merasakan pemaksaan selama pembelajaran
berlangsung, oleh sebab itu guru di dalam kelas adalah seorang manajer yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab menciptakan, mengatur, dan mengelola kelas secara efektif dan
menyenangkan.
12
kekurangan sering kali tidak mudah. Guru-guru yang rendah keterampilannya dalam bidang
manajemen kelas, sulit untuk dapat menyelesaikan banyak hal yang menjadi tugas pokoknya.
Dalam bahasa lain keterampilan mengelola kelas dapat diartikan sebagai seni atau
keterampilan guru dalam mengoptimalkan sumber daya kelas bagi penciptaan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
4. Memberi respon secara efektif terhadap tingkah laku siswa yang menimbulkan
gangguan baik kecil atau ringan
2. Membantu siswa agar mengerti akan arah tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib
kelas, dan melihat atau merasakan teguran guru sebagai suatu peringatan dan bukan
kemarahan
3. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku
yang wajar sesuai dengan aktivitas kelas.
Secara garis besar keterampilan mengelola kelas terbagi dua bagian yaitu;
13
1. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar
yang optimal, yang dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
c. Membagi perhatian
Kelas diisi lebih dari satu orang akan tetapi sejumlah orang ( siswa)
yang memiliki keterbatasan-keterbatasan yang berbeda-beda yang
membutuhkan bantuan dan pertolongan dari guru.
Perhatian guru tidak hanya terpokus pada satu orang atau satu
kelompok tertentu yang dapat menimbulkan kecemburuan, tapi perhatian
harus terbagi dengan merat kepada setiap anak yang ada di dalam kelas.
14
memberikan efek penyerta yang menimbulkan ketakutan pada siswa tapi
bagaimana siswa bisa tahu dengan kesalahan yang dilakukannya.
2. Keterampilan yang berhubungan dengan pengendalian kondisi belajar yang optimal. Hal
ini dapat dilakukan dengan cara-cara:
b. Pengelolaan kelompok
Kelompok kecil ataupun kelompok belajar di kelas adalah merupakan bagaian dari
pencapaian tujuan pembelajaran dan strategi yang diterapkan oleh guru. Kelompok juga bisa
muncul secara informal seperti teman bermain, teman seperjalanan, teman karena gender dan
lain-lain. Untuk kelancaran pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran maka
kelompok yang ada di kelas itu harus di kelola dengan baik oleh guru.
1. Campur tangan yang berlebihan baik berupa komentar verbal atau mengintervensi
aktivitas siswa.
15
2. Kelenyapan perbuatan dan tingkah laku guru yang gagal melengkapi suatu
instruksi, sehingga penyajian terhenti beberapa saat yang sifatnya mengganggu
proses pembelajaran.
5. Bertele-tele baik dalam uraian maupun dalam memberikan teguran yang sederhana
menjadi ocehan yang berkepanjangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini berjumlah terbatas, yaitu berkisar antara 3
(tiga) dan 8 (delapan) orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Dalam pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru
dan siswa dengan siswa.
Ada empat komponen keterampilan yang harus dimiliki oleh guru untuk
pengajaran kelompok kecil dan perorangan. Keempat keterampilan tersebut adalah
mengadakan pendekatan secara pribadi, mengorganisasikan, membimbing dan
memudahkan belajar, serta merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.
Agar potensi yang ada dalam diri siswa dapat dikembangkan secara
optimal untuk mencapai tujuan pembelajaran, siswa perlu merasa yakin
bahwa guru siap mendengarkan segala pendapatnya dan akan membantunya.
Siswa perlu merasa benar-benar diperhatikan oleh guru. Suasana ini dapat
diciptakan dengan cara:
2. Keterampilan mengorganisasi
b. Memvariasikan kegiatan
d. Mengkoordinasikan kegiatan
e. Membagi-bagikan perhatian
f. Mengakhiri kegiatan
17
keseluruhan yang memungkinkan guru melihat atau mengetahui
apakah segalanya berjalan dengan baik
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai seorang pendidik atau tenaga kependidikan kita dituntut berperan penting
dalam masalah-masalah pendidikan baik secara formal maupun non-formal. Seorang guru
harus mampu menciptakan suasana belajar yang kreatif, menyenangkan dan efisien.
Sebagai guru yang profesional, mengajar harus bedasarkan pengalaman siswa yang sudah
dimiliki.
19
DAFTAR PUSTAKA
Jhon.(2013). Teaching Skills: A Short Course For People Who Want To Teach Teacher’s
Book (2). Myanmar : Educasia V. 1.0
20
LAMPIRAN
21
22
23
JISE 8 (3) 2019 : 344 - 348
Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6412
Kampus Pascasarjana Unnes
e-ISSN 2502-4523
Jalan Kelud Utara III, Petompon, Gajah Mungkur, Semarang,
Indonesia
E-mail: mujaisnavis@yahoo.com
Mujais Apling, Sri Haryani, Elianawati/ Journal of Innovative Science Education 8 (3) 2019 : 344 - 348
345
Mujais Apling, Sri Haryani, Elianawati/ Journal of Innovative Science Education
82
percentage 80
78
76
74
72
70
68
66 teaching
64
62 pratice 1
teaching
pratice 2
teaching skills
Figure 1. The result of the implementating microteaching in teaching skills
346
Mujais Apling, Sri Haryani, Elianawati/ Journal of Innovative Science Education 8 (3) 2019 : 344 - 348
were disturbing the learning. The result of this Akanbi, A.O. & Usman, R.S. (2014). A
study was in line with the research conducted Correlational Study of NCE Physics
by Nova (2015). The conclusion of the study Students’ Performance in Micro
based on the results of the average score Teaching and Teaching Practice.
achieved in the skill of managing the class in Retrieved on 4th May, 2014
the first teaching practice was 70 and second http://www.apexjournal.org/jerbs/archi
teaching practice was 72. Those can be seen in ve/2014/Feb/fulltext/Akanbi%20and%
Figure 1. 20.
Benerjee, K., Halder, S., & Guha, A. (2015).
Teaching for Small and Individual Group Aplication of Microteaching Skill for
Discussion Skill Improving The Quality of Theacher:
Pre-service Physics teachers have done Exploring Opinion of Trainee Teacher.
the learning very well on the indicators of Journal of Educational Technology, 12(1),
teaching skills of small groups and individuals, 98-113.
but they did not implement the indicator of Gocer, A. (2016). Assessment Of The
advising students that disrupted learning Opinions And Practices Of Student
activities by approaching them was less Teachers On Micro-Teaching As A
optimal. The result of this study was in line Teaching Strategy. Journal Acta Didactica
with the research conducted by Zulfanindar et Napocensia, 9(2), 143-147.
al. (2015). This conclusion was based on the Khakim, U., Degeng, I.N.S., & Widiati, U.
results of the average score achieved in the first (2016). Pelaksanaan Membuka dan
teaching practice was 78 and second teaching Menutup Pelajaran Oleh Guru Kelas 1
practice was 80. Those can be seen in Figure 1. Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan, 1(9),
1730-1734.
Kurniawan & Masjudin. (2017). Implementasi
CONCLUSION
Buku Ajar Microteaching Berbasis
Praktek Untuk Meningkatkan
Based on the findings of research data, it
Keterampilan Mengajar Calon Guru.
can be seen that microteaching was very
Jurnal Imiah Mandala Education, 3(2),
influential and effective in practicing the basic
189-210.
teaching skill of pre-service Physics teacher
Mahmud, I. & Rawshon, S. (2013).
students in a good category even though there
Microteaching untuk meningkatkan
were several indicators that have not been
metode pengajaran. IOSR jurnal penelitian
maximally carried out. The results of the
& metode dalam penelitian, 2(4), 67-76.
observations regarding the implementation of
Metha. (2015). Pengaruh Keterampilan
microteaching to train the basic teaching skill of
Mengajar Terhadap Motivasi Belajar
pre-service teachers were supported by
Siswa SD Negeri Kidul 05 Kabupaten.
questionnaire in the form of a teaching skills
Jurnal Penelitian Pendidikan, 2(1), 67-80.
assessment rubric.
Nawar A. & Jumani. (2017). Efektivitas
Microteaching pada pedagogik desain
REFERENCES kapasitas guru calon. J. Appl. Mengepung.
Biol, 7(10), 86-91
Anwar, Rustaman, N.Y., Widodo, & Radjeki. Nurlaili. (2018). Analisi Keterampilan Dasar
(2014). Kemampuan Pedagogik Guru Mengajar Guru dalam Perspektif Guru
Biologi yang Berpengalaman dan Yang Pamong Pada Mahasiswa prodi PGMI
Belum Berpengalaman. Jurnal Pengejaran Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
MIPA, 2(1), 69-73. Raden Fatah Palembang. Jurnal ilmiah
PGMI, 4(1), 80-94.
347
Mujais Apling, Sri Haryani, Elianawati/ Journal of Innovative Science Education 8 (3) 2019 : 344 - 348
Nova. (2015). Keterampilan Guru dalam Usman. (2010). Manajemen (Teori, Praktek, dan
Pengelolaan Kelas, Journal Kependidikan, Riset Pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara.
07(02), 220-312. Waskito, A. & Muhammad. (2013).
Sa'ad, T.U., Sabo, S., & Abdulahi, A.D. (2015). Implementasi the power of two untuk
The Impact of Microteaching on the meningkatkan kemampuan mengajar
teaching practice performance of mahasiswa dalam microteaching. Jurnal
undergraduate agricultural education Pendidikan, 2(3), 89-90.
students in college of education. Journal Zulfanindar, Syafrina, A., & Yamin, M. (2016).
of Education and Pratice, 6(26), 78-80. Keterampilan Guru Membimbing
Suhandani, D. & Julia, J. (2014). Identifikasi Diskusi Kelompok Kecil di SD Negeri
Kompetensi Guru Sebagai Cerminan Garot Aceh Besar. Jurnal Ilmiah
Profesionalisme Tenaga Pendidik Di Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kabupaten Sumedang (Kajian Pada FKIP Unsyiah, 1(1), 175-184.
Kompetensi Pedagogik). Mimbar Sekolah
Dasar, 1(2), 90-95.
348
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
DAN PENGUASAAN KOMPETENSI GURU
(Suatu Proses Pembelajaran Micro)
Oleh : Mansyur
Guru MAN 1 Lubuklinggau
ABSTRACT
Micro teaching can be meant training way of skill
education or teaching practice in limited scope and a
small studying model which is called real taching. Thus
micro teaching can provide a teacher or aspirant
teacher the base various skill of teaching, and as
exercise tool to practice teaching base skill. Micro
teaching process can implementate the teaching base
skill in exercise type in front of friends (peer teaching)
dan the next step teaching namely teaching in front of
real students (real teaching). In Exercise micro
teaching, aspirant teacher can be trainned to practice
some teories of eight teaching base skill. Micro
Teaching process can also implementate four. teacher’s
competences (pedagogy, professional, personality and
social) in teaching studying process.
A. Pendahuluan
teman atau gurunya, dan setiap siswa harus mentaati peraturan yang
ditetapkan sebelumnya.
Dikusi kelompok merupakan suatu kegiatan yang harus ada
dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak setiap guru dan
calon guru mampu membimbing para siswanya untuk berdiskusi
tanpa mengalami latihan. Oleh karena itu, keterampilan ini perlu
diperhatikan agar para guru dan calon guru mampu melaksanakan
tugas ini dengan baik.
Ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam
keterampilan membimbing diskusi yaitu (a) memusatkan perhatian
peserta didik pada tujuan dan topik diskusi, (b) memperluas masalah,
intinya merangkum kembali permasalahan supaya jelas, (c)
Menganalisa pendapat peserta didik yang memiliki dasar yang kuat,
(d) meluruskan alur berfikir peserta didik, (e) memberikan
kesempatan peserta didik berpartisipasi dalam diskusi, (f) menutup
diskusi, membuat rangkuman, menindaklanjuti diskusi dan menilai
hasil diskusi ( Zainal Asril,2011:80).
efektif, (e) penekanan pada hal-hal yang positif, (f) dan penanaman
disiplin diri.
Dengan demikian keterampilan mengelola kelas berfungsi
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya apabila ada gangguan dalam proses belajar
mengajar. Dua hal tersebut merupakan komponen dari keterampilan
mengelola kelas yang harus dikuasai oleh guru atau calon guru.
C. Kompetensi Guru
c. Kompetensi Sosial
Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa
siswanya dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar
di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses
komunikasi. Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen
kompetensi sosial adalah “ kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik,
sesama guru, orang tua/wali, peserta didik dan masyarakat
(Undang-Undang Guru dan Dosen,2005:15).
d. Kompetensi Kepribadian
Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya
mengajar, memiliki karakteristik kepribadian, memiliki
karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian
yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan
yang baik terhadap anaik didik maupun masyarakatnya, sehingga
guru akan tampil sebagai sosok yang patut digugu atau ditaati.
Kepribadian guru merupakan faktor penting bagi keberhasilan
belajar anak didik. Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah
menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan menentukan
apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak
didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi
masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik yang sedang
mengalami kegoncangan jiwa (Muhibin Syah,2000 : 225-226).
E. Penutup
DAFTAR PUSTAKA