Anda di halaman 1dari 10

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO DENGAN PENAMBAHAN CUCIAN

AIR BERAS DAN URINE SAPI UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK


CAIR

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Oleh :

NIKEN SAWITRI
A 420 120 090

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HALAMAN PERSETUJUAN

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO DENGAN PENAMBAHAN CUCIAN


AIR BERAS DAN URINE SAPI UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
CAIR

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

NIKEN SAWITRI

A420120090

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dra. Aminah Asngad, M.Si

NIK : 227

2
HALAMAN PENGESAHAN

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO DENGAN PENAMBAHAN CUCIAN


AIR BERAS DAN URINE SAPI UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK
CAIR

OLEH :

NIKEN SAWITRI
A420120090

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Senin, 21 Maret 2016
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dra. Aminah Asngad, M.Si (..............................)


(Ketua Dewan Penguji)
2. Dra. Suparti, M.Si (..............................)
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dra. Titik Suryani, M.Sc (..............................)
(Anggota II Dewan Penguji)

3
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi
dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas,


maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya .

Surakarta, 21 Maret 2016

Penulis

NIKEN SAWITRI
A 420 120 090

4
PEMANFAATAN DAUN LAMTORO DENGAN PENAMBAHAN CUCIAN AIR BERAS
DAN URINE SAPI UNTUK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

Abstrak
Pupuk organik cair merupakanhasil pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa
tanaman, kotoran hewan, dan manusia. ekstrak daun Leucaena, cucian air beras dan urine sapi dapat
dikombinasikan untuk menghasilkan produk pupuk organik cair yang mengandung nitrogen, fosfor, dan
kalium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan N dan P pada pupuk organik cair
ekstrak daun lamtoro, cucian air beras dan urine sapi. Metode penelitian ini Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan dua faktor yaitu faktor 1 : konsentrasi ekstrak daun Leucaena dan cucian air beras 168 ml:
82 ml (K1), 125 ml:125 ml (K2), 82 ml: 168 ml (K3) dan faktor 2 : Urine sapi 75 ml (I1), 80 ml (I2), 85 ml
(I3). Pada penelitian tersebut diperoleh dosis terbaik perlakuan K1I3 (Leucaena 168 ml: cucian air beras 82
ml,urine sapi 85 ml) yaitu 0,55%.. Sedangkan fosfor tertinggi terdapat pada perlakuan K 2I3(ekstrak daun
Leucaena 125 ml : cucian air beras 125 dan urine sapi 85 ml) yaitu 90.80 ppm. Kesimpulan menunjukkan
bahwa ada pengaruh pemberian esktrak daun lamtoro, cucian air berasdan urine sapi terhadap unsur
nitrogen dan fosfor.

Kata kunci : Pupuk Organik Cair,Ekstrak Daun Leucaena, Cucian Air Beras Nitrogen, Fosofor dan Urine
Sapi

UTILIZATION LAMTORO LEAVES WITH THE ADDITION OF WATER


WASHING RICE AND COW URINE FOR THE MANUFACTURE OF LIQUID
ORGANIC FERTILIZER

Abstracts

Organic fertilizer is a result of deterioration from organic things that is from the rest of the
plant, animal waste and human. Extract Leuceaena eaf, the water washing rice and cow urine can be
combined to get product of liquid organic fertilizer that contains nitrogen, phosphorus and potassium.
The purpose of this research to know the content of N and P in liquid organic fertilizer of extract
Leucaena eaf , the water washing rice, and cow’s urine. The method of this research is completely
randomized design (RAL) with two factors, the frist factor 1: concentration of the extract of the leaves of
leucaena and bean sprouts extract 168ml: 82ml (K1), 125 ml:125 ml (K2), 82 ml: 168 ml (K3) and factor
2cow urine : 75 ml (I1), 80 ml (I2), 85 ml (I3). This research is from the best dose of the treatment K1I3
(Leucaena 168 ml: the water washing rice 82 ml, cow urine 85ml) that is 0,55%. While phosphorus is
found in the highest treatment K2I3 (extract leucena eaf 125 ml : the water washing rice125 ml and cow
urine 85 ml) are 90.80 ppm. The conclusionsuggests that the influence of leucaena leucophala leaf extract ,
the water washing rice against the element nitrogen and phosphorus.

Keywords: Liquid Organic Fertilizer, Leucaena Leaf Extract, Water Washing Rice, Nitrogen, Phosphorus
and Cow Urine

5
1. PENDAHULUAN
Pupuk organik cair merupakan larutan yang berasal dari pembusukan bahan-bahan
organik. Kelebihan pupuk organik cair adalah mampu memberikan hara bagi tanaman tanpa
merusak unsur hara di dalam tanah dan lebih mudah diserap oleh tanaman (Hadisuwito, 2012).
Menurut hasil penelitian Prasetya (2015) pupuk cair dapat dibuat dari kulit kacang tanah dan rumen
sapi dan menambahkan jamur Trichoderma sp. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk tersebut
mengandung nutrien yang tinggi. Kandungan N, P, dan K pupuk organik cair yang besar adalah dari
perlakuan P311 dengan 10% kulit kacang tanah dan 90% rumen sapi dengan penambahan 50 ml
inoculum jamur didapatkan nilai sebesar 0,19% dengan nilai P 649,34 ppm, dan K 377,76 ppm.
Lamtoro merupakan tanaman pagar yang hanya digunakan sebagai makanan ternak,
karena mengandung protein ,lemak, kalsium,dan vitamin. Daun lamtoro digunakan sebagai pupuk
organik cair karena mengandung 3,84%N,0,20%K, 1,31%Ca, 0,33% Mg( Palimbungan dkk,2006).
Hasil penelitian Haryanto (2000) bahwa kandungan N pupuk organik cair daun lamtoro berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman ubi jalar. Penambahan pupuk organik cair daun lamtoro dapat
memperbaiki sifat fisik tanah sehingga mendukung pertumbuhan tanaman ubi jalar.
Proses pencucian beras biasanya dicuci sebanyak 3 kali untuk membersihkan dari
kotoran yang terdapat diberas. Air cucian beras berwarna putih karena mengandung vitamin B1.
Vitamin B1 memiliki peranan penting untuk menggerakkan aktifitas di dalam tanaman. Menurut
hasil penelitian Ardianto (2007) bahwa bekas cucian air beras putih dapat merangsang pertumbuhan
akar pada tanaman. Hal ini disebabkan karena cucian air beras mengandung vitamin B1 yang
berfungsi sebagai metabolisme akar dan merangsang pertumbuhan akar pada tanaman.
Urine sapi merupakan limbah dari perternakan sapi yang selama ini sebagai bahan
buangan yang tidak memiliki nilai ekonomi. Urine sapi dapat diolah menjadi pupuk organik cair,
karena mengandung unsur hara yaitu : N=1,00% P=0,50% dan K=1,50% (Yuliarti, 2009). Didalam
urine sapi terdapat P sebesar 5%, N sebesar 1 %; Ca sebesar 0,04%; NaCL sebesar 0,13; Mg sebesar
0,06; Cu sebesar 0,03%; S sebesar 1,02%; Na sebesar 0,08% dan K sebesar 0,06% (Hasan,
2013).Menurut hasil penelitian Desiana (2013) menunjukan adanya pengaruh pemberian pupuk
organik cair urine sapi dan limbah tahu terhadap pertumbuhan bibit kakao. Hasil yang diperoleh
yaitu ada interaksi antara pemberian urine sapi dan limbah cair industri tahu terhadap pertumbuhan
bibit kakao dengan tinggi tanaman dan jumlah daun yang terbaik pada dosis 80 ml/kg urine sapi.
Pembuatan pupuk organik cair melalui proses fermentasi anaerob. Fermentasi
merupakan proses penguraian zat yang bermolekul komplek menjadi molekul yang lebih sederhana.
Menurut hasil penelitian Susetyo (2013) bahwa pemanfaatan urine sapi sebagai pupuk organik cair
dengan penambahan akar bambu melalui proses fermentasi dengan waktu yang berbeda-beda yaitu 7
hari dan 14 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa fermentasi yang efektif yaitu pada perlakuan
X2KC (menambahkan 2% PGPR akar bambu dan urine sapi melalui proses fermentasi 14 hari)
menunjukan hasil terbaik Nitrogen 11,32, Pospor 406,31, dan Kalium 4,00. Hal ini menunjukan
bahwa pentingnya proses fermentasi pada pembuatan pupuk organik cair.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Rumah Kompos UMS dan pengujian kandungan makronutrien
Nitrogen dan Fosfor di Universitas Sebelas Maret.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober
sampai Maret 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimental
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), 9 kombinasi perlakuan dengan 2 kali ulangan dan 2
faktor yaitu faktor 1 : konsentrasi ekstrak daun Leucaena dan cucian air beras 168 ml: 82 ml (K 1),
125 ml:125 ml (K2), 82 ml: 168 ml (K3) dan faktor 2 : Urine sapi 75 ml (I1), 80 ml (I2), 85 ml (I3).
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Leucaena, , cucian air beras
daun Leucaena 168 ml, cucian air beras 82 ml, urine sapi 75 ml, garam, H2SO4 pekat, N2OH 45%,
Zn, H3BO3 4%, HCL 0,1 N, HNO pekat, HCIO pekat , HNO3 2 N, ammonium Heptamolibdat

6
Vanadate. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ember, botol Aqua, timbangan analitik,
saringan, pengaduk kayu, corong, gelas ukur, penumbuk batu, pipet, flmephotometer,
spectrophotometer, destilator dan Erlenmeyer.
Pelaksanaan penelitian di awali dengan pembuatan fermentasi urine sapi 14 hari,
kemudian pembuatan ekstrak daun Leucaena dan cucian air beras. Pembuatan pupuk organik cair
dilakukan dengan pencampuran ekstrak daun Leucaena, cucian air beras dan urine sapi yang
difermentasi selama 14 hari. Kemudian pupuk siap diuji secara laboratorium.
Uji kandungan nitrogen melalui 3 tahapan yaitu destruksi, destilasi dan titrasi,
sedangkan uji kandungan fosfor dengan tahap destruksi. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif kulitatif digunakan mengetahui kandungan N dan
P pada pupuk cair kombinasi daun Leucaena dan cucian air beras dengan penambahan urine sapi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 4.1.Hasil Rata-Rata Analisis Kandungan Pupuk Organik Cair Dari Daun Lamtoro
Dengan Penambahan Cucian Air Beras Dan Urine Sapi
Rata-Rata Kandungan Kimia Pupuk Organik Cair
Perlakuan
N (%) P2O5 (ppm)
K1I1 0.52 % 75.00 ppm
K1I2 0.52% 63.15 ppm(**)
K1I3 0.55% (*) 75.00 ppm
K2I1 0.32%(**) 82.90 ppm
K2I2 0.34% 75.00 ppm
K2I3 0.37% 90.80 ppm(*)
K3I1 0.52% 63.15 ppm
K3I2 0.48% 75.00 ppm
K3I3 0.46% 75.00 ppm
Keterangan : kadar N tertinggi, kadar N terendah , kadar P tertinggi,(**) kadar P terendah
(*) (**) (*)

Berdasarkan hasil penelitian pupuk organik cair menggunakan esktrak daun lamtoro
dengan penambahan cucian air beras serta urine sapi menunjukan bahwa kandungan N tertinggi
pada perlakuan K1I3 yaitu 0,55%, kandungan N tersebut paling tinggi dibandingkan kandungan
N pada perlakuan yang lainnya. Perlakuan K2I1 yang berkomposisi 125 ml esktrak daun lamtoo,
125 ml cucian air beras, dan 75 ml urien sapi mempunyai kandungan N terendah yaitu 0,32%
diantara sampel perlakuan yang lainnya.
Tingginya kandungan nitrogen pada pupuk organik cair daun lamtoro, cucian air beras
dan urine sapi dikarenakan didalam daunlamtoro memiliki kandungan makronutiren seperti
nitrogen, fosfor, magnesium, dan kalium. Dalam 100 gram daun lamtoro terdapat 3,84%
nitorgen, 2,06% kalium, 0,2% posfor, 1,31% calium, dan 0,33% magnesium Ibrahim (2002).
Penambahan daun lamtoro bertujuan untuk meningkatkan kandungan nitrogen (N) pada pupuk
organik cair sebagai nutrien untuk pertumbuhan mikroorganisme pengurai. Hal ini sesuai dengan
Wahyudi (2009), menunjukan bahwa pemberian pupuk guano dan pupuk hijau lamtoro dengan
dosis 20 ton/ha mampu meningkatkan pH tanah, serapan N tanaman,N-total tanah dan
menurunkan kadar AIdd tanah. Selain daun lamtoro yang memiliki kandungan nitrogen yang
tinggi, penambahan urine sapi juga mampu meningkatkan kandungan nitroge pada pupuk
organik cair, karena urine sapi terdapat unsur kimia seperti kalium, nitrogen, dan fosfor. Didalam
urine sapi mengandung nitrogen 1%, fosfor 0,5%, dan air 92% (Andi, 2009). Dari kedua bahan
penyusun pupuk organik cair dari ekstrak daun lamtoro, cucian air beras, dan urine sapi
menunjukan bahwa didalam ekstrak daun lamtoro dan urien sapi terdapat nitrogen yang tinggi,
hal ini terbukti dari hasil penelitian pupuk organik cair pada perlakuan K1I3 yaitu 0,55%.

7
Kandungan nitrogen terendah terdapat pada perlakuan K2I1 dengan perbandingan
konsentrasi ekstrak daun lamtoro 125 ml, cucian air beras 125 ml dan urine sapi 75 ml sebesar
0,32%. Faktor penyebab rendahnya nitrogen pada perlakuan K2I1 disebabkan karena pada cucian
air beras tidak terdapat adanya mengandung nitrogen, karena didalam cucian air beras lebih
banyak mengandung vitamin B1 dan fosfor. Hal ini dapat dibuktikan pada gambar 4.1 semakin
banyak ekstrak daun lamtoro maka unsur hara nitrogen yang terkandung pada pupuk organik
cair semakin tinggi. Sementara itu nitrogen sangat penting bagi pertumbuhan tanaman dan
memperbaiki kesuburan tanah.
Berdasarkan gambar 4.2 menunjukan bahwa adanya perbedaan kandungan fosfor pada
setiap perlakuan. Pupuk organik cair dari daun lamtoro dengan penambahan cucian air beras
serta urine sapi menunjukan hasil kandungan makronutrien P pada perlakuan K 2I3 yaitu 90.80
ppm adalah kandungan paling tinggi dibandingkan dengan kandungan P pada perlakuan lainnya.
Sedangkan pada perlakuan K1I2yaitu 63.15 ppm menunjukan hasil terendah diantara perlakuan
yang lainnya.
Tingginya kandungan fosfor disebabkan karena esktrak daun lamtoro memiliki
kandungan makronutrien seperti nitrogen, fosfor, magnesium, besi, kalium, dan kalsium. Dalam
100 gram daun lamtoro terdapat makronutrien mineral sebesar 9.32%, kalori sebesar 148%,
nitrogen sebesar 0,2%, fosfor sebesar 59%, kalium sebesar 155%, dan magnesium sebesar 2,2%
(Thomas, 1992).Selain itu, cucian air beras juga menyebabkan kandungan fosfor pada pupuk
organik cair tinggi, karena didalam cucian air beras mengandung vitamin B1 dan fosfor. Hal ini
dibuktikan dalam penelitian () bahwa campuran beras 1000 ml dan 15 gram kulit telur
merupakan komposisi yang sesuai untuk memenuhi unsur hara tanaman tomat seperti pada
cucain air beras yakni vitamin B1, vitamin B3, vitamin B6, fosfor (P), mangan(Mn), dan zat besi
(Fe). Selain unsur essensial makro diatas cucian air beras juga terdapat senyawa tumbuh giberelin
dan auksin.
Tingginya fosfor pada pupuk organik cair juga dipengaruhi oleh penambahan urine sapi,
karena didalam urine sapi terdapat kandungan makronutrien seperti nitrogen, fosfor, magnesium
dan zat pengatur tumbuh. Didalam urine sapi terdapat fosfor sebesar 1,00%, nitrogen 0,50%,
kalium sebesar 1,50, dan air 92% (Lingga, 1991). Hal ini diperkuat oleh penelitian Mawardi
(2015), bahwa pupuk organik cair melalui proses fermentasi dari urine sapi dan penambahan
limbah darah sapi menunjukan bahwa didalam pupuk organik cair terdapat fosfor sebesar 3,53%.
Penyebab tingginya kandungan fosfor pada pupuk organik cair ini dipengaruhi oleh
keseimbangan jumlah nutrisi, sehingga bakteri yang terdapat pada urine sapi mampu mengubah
nutrisi menjadi makronutrien.
Rendahnya kandungan fosfor pada perlakuan K1I2dengan komposisi ekstarak daun
lamtoro 168 ml, cucain air beras 82 ml, dan urine sapi 80 ml sebesar 63,15 ppm disebabkan
karena ketersediaan sumber energi yang tidak berimbang antara ekstrak daun lamtoro, cucian air
beras dan urine sapi mengakibatkan bakteri yang terdapat dalam urine sapi memiliki sumber
makanan yang banyak sehingga menghasilkan gas metan lebih banyak dibandingan
makronutrien. Urine sapi berperan sebagai fermentor untuk meningkatkan hasil pupuk organik
cair. Seperti yang dijelaskan oleh Stofella (2001) dalam Adi (2013) kandungan fosfor sangat
berkaitan dengan kandungan N dalam substrat, semakin besar nitrogen yang dikandung maka
mikroorganisme yang merombak fosfor akan meningkat sehingga kandungan fosfor pada pupuk
organik cair akan menikat pula. Kandungan fosfor dalam substrat akan digunakan oleh sebagian
besar mikroorganisme untuk membangun selnya.
Dalam pembuatan pupuk organik cair dilakukan fermentasi selama 14 hari dengan
penambahan urine sebagai fermentator. Fermentasi merupakan bahan organik yang dihancurkan
oleh mikroba dalam kisaran temperature dan kondisi tertentu. Karena fermentasi berttujuan

8
untuk memecah senyawa komplek menjadi senyawa yang lebih sederhana. Selama proses
fermentasi terjadi proses fiksasi N dari udara oleh mikroorganisme yang ada didalam urine sapi.
Pembuatan pupuk organik cair dilakukan 2 tahapan fermentasi yaitu, pada tahap
pertama fermentasi dilakukan selama 7 hari pada urine sapi, dan 7 hari berikutnya pencampuran
urine sapi dan bahan-bahan lainnya yaitu esktrak daun lamtoro dan cucian air beras. Fermentasi
pada 2 tahapan ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas mikrooganisme pada pembuatan
pupuk organik cair. Pada minggu kedua pupuk organik cair dari urine sapi, esktrak daun lamtoro
dan cucian ai beras menghasilkan warna hijau kecoklatan dan aroma urine yang sedikit
menyengat. Apabila pupuk organik cair semakin berubah menjadi warna hitam, maka kandungan
N dan P pada pupuk organik cair semakin tinggi dan juga lama fermentasinya. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian Hidayati (2005) bahwa semakin lama waktu fermenatsi maka
mikroorganisme yang tumbuh semakin banyak. Dari hasil fermentasi yang dihasilkan didapatkan
petumbuhan tinggi mikrooganisme yaitu waktu fermentasi 9 hari.
Dilihat dari semua hasil penelitianyang sudah dilakukan, hasilnya dapat dilihat pada
tabel 4.1 maka dapat diperoleh hasil penelitian makronutrien N ini cenderung meningkat pada
perlakuan K1I1 sampai K1I3. Sedangkan pada kandungan P pada tabel 4.2 juga meningkat dari
perlakuan K2I1 sampai K2I3dengan komposisi ekstrak daun lamtoro 125 ml, cucian air beras 125
ml dan urine sapi 85 ml, karena air cucian beras mengandung vitamin BI, vitamin B3, fosfor dan
bakteri yang dapat menghasilkan zat pengatur tumbuh bagi tanaman. Penururnan hal ini dapat
dipicu karena urine sapi mengandung mikroba yang dapat menghidrolisis protein menjadi
peptida dan asam amino yang selanjutnya didegradasi menjadi NH 3. Amoniak ini dimanfaatkan
oleh mikroba urine sapi sebagai sumber nitrogen utama untuk sintesis protein mikroba
(Hindratiningrum, 2001).

4. PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasanpupuk organik cair ekstrak daun lamtoro
dengan penambahan cucian air beras dan urine sapi disumpulan hasil uji kandungan nitrogen
pupuk organik cair ekstrak lamtoro, cucian air beras dan penambahan urine sapi menunjukkan
bahwa kandungan nitrogen tertinggi terdapat pada perlakuan K1I3 dengan komposisi 168 ml
ekstrak daun lamtoro, 68 ml cucian air beras, dan 85 ml urine sapi yaitu 0,55% Sedangkan
fosfor tertinggi terdapat pada perlakuan K2I3 dengan komposisi 125 ml ekstrak daun lamtoro,
125 ml cucian air beras, dan 85 ml urine sapi sebesar 90,80%
4.2 Saran
Saran dari peneliti adalah untuk melakukan uji lanjut tentang kandungan daun
latomtoro,cucian air beras, dan urine sapi pada pupuk organik cair.Perlu dilakukan dengan
penambahan nutrisi pada urine sapi agar menghasilkan unsur hara yang lebih tinggi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Andi, Nur. 2009. Teldukan Penyakit dengan The Hijau. Agro Media Pustaka : Jakarta

Ardianto, H. 2007. Pengaruh Air Cucian Beras Pada Adenium. Skripsi Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Desiana, Christina; Irwan Banuwa; Rusdi Evizal; dan Yusnaini.2013. Pengaruh Pupuk Organik Cair dan
Limbah Tahu terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao(Theobroma cacao, L.).Jurnal Agrotek. Vol. 1.No.
1.

Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Jakarta: PT. Agro Media Pustaka.

Haryanto, T. Suhartini dan E. Rahayu, 2002. Tanaman Sawi dan Selada. Penebar Swadaya.
Depok.

Hasan, A.A; Kashka, G.O; dan Sabahelkhier MK. 2013. Cow Urine (TEI ORKEY) Uses by
Ghulfun Tribe (ANCHO) in Noba Mountains, State of Southern Kordofan, As Therapy
and Food Additive. ARPN Journal of Science and Technology.Vol. 3.No. 11.

Hidayati, Yuli.A; Tb. Benito A. Kurnani; Eulis T. Marlina; dan Ellin Harlia. 2005. Kualitas Pupuk
CairHasil Pengolahan Feses Sapi PotongMenggunakan Saccharomyces cereviceae. Jurnal Ilmu Ternak.
Vol. 11.No. 2.

Ibrahim, B. 2002. Intergrasi Jenis Tanam-An Pohon Leguminosa Dalam Sistem Budidaya Pangan Lahan
Kering Dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Tanah,Erosi, Dan Produktifitas Lahan.
Disertasi.Makassar: Program Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.

Lingga, 1991. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Redaksi Agomedia: Jakarta.

Mawardi; dan Hery Purnomo.2015. Pembuatan Pupk Organik Cair Fermentasi Dari Rine Sapi (Ferunsa)
dengan Vaiasi Penambahan Limbah Darah Sapi Terhadap Kualitas Pupuk Organik Cair.Jurnal
Teknis. Vol. 10.No. 03.

Palimbungan, Nataniel, dkk. 2006. Pengaruh Ekstra Daun Lamtoro Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi. Jurnal.vol.2.no.2.

Prasetyo Utomo, Ardola Rogen. 2015. Pemanfaatan Kulit Kacang Tanah dan Rumen Sapi Untuk
Pembuatan Pupuk Organik Cair dengan Penambahan Jamur Trichoderma (Trichoderma sp.).
Skripsi Thesis. Surakarta: Universitas Muhammadyah Surakarta.

Stofella,P.J. dan Brian A. Kahn, 2001. Compost Utilization in Holticultural Cropping Systems. Lewis
Publishers: USA.

Susetyo, Noor. 2013. Pemanfaatan Urine Sapi Sebagai POC (Pupuk Organik Cair) Dengan Penambahan
Akar Bambu Melalui Proses Fermentasi Dengan Waktu Yang Berbeda. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Wahyudi, Imam. 2009. Serapan N Tanaman Jagung (Zea mays) Akibat Pemberian Pupuk Guano dan Pupuk
Hijau Leucaena pada Ultisol Wanga. Jurnal Agroland.Vol. 16.No. 4..

10

Anda mungkin juga menyukai