Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

INOVASI PENGOLAHAN WHEY TAHU UNTUK PERTANIAN

BIDANG KEGIATAN

PKM KARYA INOVATIF

Disusun Oleh:

Amalia Salsabila (G000220091)


Arief Cahyo Saputro (G000220092)
Talitha Javier (G000220093)
Natasya Nur Isnaini (G000220094)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


SURAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tahu merupakan produk olahan dari kedelai yang banyak
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena mengandung gizi yang
sangat tinggi. Harganya yang relatif murah menjadikan tahu sebagai
santapan sehari-hari sehingga industri tahu konvensional berkembang di
masyarakat, seperti yang ada di Desa Pomah, Kecamatan Tulung,
Kabupaten Klaten.
Dalam pengolahan kedelai menjadi tahu memiliki produk
sampingan berupa ampas tahu dan limbah cair. Masyarakat Desa Pomah
memanfaatkan limbah padat tahu menjadi tempe gembus dan pakan
ternak, sedangkan limbah cair seringkali hanya dibuang sembarangan yang
akan mengakibatkan pencemaran lingkungan. Padahal limbah cair yang
dihasilkan dari produksi tahu sangatlah besar. Sebab pada setiap tahapan
produksi tahu menggunakan air, mulai dari pencucian, perendaman,
pemasakan, dan pada proses terakhir sebelum dicetak ada pembuangan
cairan (levina.2016).
Salah satu inovasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah
tahu tersebut yaitu dengan memanfaatkannya menjadi pupuk untuk
pertanian. Limbah cair ini berupa cairan kental yang terpisah dari
gumpalan tahu yang di sebut air dadih (whey). Pada air dadih (whey)
memiliki kandunggan air (98,87%), karbohidrat (0,11%), protein (0,42%),
lemak (0,13%), BOD/COD dan mengandung unsur hara (Fatha,2007).
Menurut Handayani (2006) bahwa limbah cair tahu dapat dijadikan
alternatif baru sebagai pupuk karena didalam limbah cair tersebut memiliki
nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Hal ini sesuai dengan standar pupuk cair
yang dipersyaratkan oleh Pemerintah Nomor: 28//SR.130/B/2009.
Whey tahu pada penelitian ini difermentasi selama 15, dengan
menambahkan EM-4 (Effektive Microorganisme 4). Penambahan EM-4
tersebut dapat mempercepat proses pembuatan pupuk organik. Tak hanya
itu stimulator EM-4 juga dapat meningkatkan kualitas dari pupuk yang
dihasilkan. Sehingga dengan adanya pupuk cair dari whey tahu ini dapat
mengurangi adanya pencemaran lingkungan dari limbah pabrik tahu.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
PKM Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang berjudul Inovasi Whey Tahu untuk Pertanian. Berdasarkan
hasil pengamatan bahwa pabrik pembuatan tahu cukup menghasilkan
limbah cair yang begitu banyak. Limbah cair tahu didalamnya
mengandung protein tinggi sehingga memudahkan untuk terurai dengan
cepat. Maka jika dibuang langsung tanpa pengolahan bisa menyebabkan
bau busuk dan suasana yang tidak mengenakan. Melalui tinjauan pustaka
PKM kali ini mencoba untuk mengolah limbah cair tahu menjadi pupuk
organik dengan cara fermentasi. Proses fermentasi dilakukan kurang lebih
15 hari komposisi nya memakai tambahan EM4, larutan gula merah, dan
air secukupnya. Hasil dari fermentasi itu kurang lebih dua minggu pupuk
organik cair sudah dapat dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman bagi
pertanian.
BAB III
TAHAP PELAKSANAAN
Pengelolaan limbah whey tahu yakni sebagai pupuk organik cair
(POC) yang diambil dari salah satu pabrik tahu di Desa Pomah,
Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Pengomposan untuk mendapatkan
POC dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Alat-alat yang digunakan adalah bak komposter, timbangan bahan,
saringan yang digunakan untuk menyaring cairan dengan ampas hasil
pengomposan. Sedangkan bahan-bahan yang dipakai dalam penelitian
pembuatan POC ini adalah limbah pabrik (Whey) ampas tahu, larutan gula
merah, kemangi dan bioaktivator EM4.
3.1 Pengomposan
Bak komposer dirancang untuk proses fermentasi anaerob
dilengkapi dengan kran untuk mengambil sampel POC yang telah selesai
di proses. Air limbah tahu sekitar 18L, dan di tambahkan bioaktifator EM4
120ml lalu tambahkan larutan gula jawa 600ml, dan potongan daun
kemangi yang sudah diperas dijadikan larutan cair. Semua komposisi
sudah tercampur selanjutnya disimpan di bak komposter kemudian setelah
itu bak ditutup rapat dan diletakkan di tempat gelap agar proses fermentasi
lebih optimal. Proses pengomposan dilakukan selama 2 minggu (14 Hari).
3.2 Analisa POC
Setelah proses fermentasi selesai, panen pupuk cair dilakukan
dengan membuka keran dan ditampung pada botol plastik. POC yang
dihasilkan kemudian diambil 100ml untuk dianalisis kandungan N, P, K
dari masing-masing pupuk tersebut. Penentuan kadar Nitrogen diketahui
dengan menggunkan alat Nitrogen Analyzer, penentuan kadar kalium
dengan menggunakan alat AAS dan penentuan kadar Posfor dengan
menggunakan alat Spektrofotometri Uv-Vis. POC juga dicek tingkat
keasamannya menggunakan pH meter.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pembuatan Pupuk organik cair dari air limbah tahu yang akan
di perjualkan untuk para petani terutama petani di kabupaten Klaten dapat
dimanfaatkan petani untuk mengurangi pemakaian pupuk
anorganik/kimia. Proses pembuatan yang mudah dengan alat-alat yang
sederhana menjadi ketertarikan sendiri bagi orang yang saat pelaksanaan
praktik pembuatan pupuk cair. Adapun bahan yang digunakan adalah
Whey tahu, gula merah cair, kemangi, dan bioaktivator EM4 (Efektif
Mikroorganisme 4), untuk selanjutnya difermentasi selama 14 hari
sebelum pupuk dapat digunakan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat tentang
bahaya dan cara mengolah serta memanfaatkan air limbah tahu menjadi
pupuk organik cair. Air limbah tahu merupakan limbah cair hasil sisa
pembuatan tahu yang sudah tidak dimanfaatkan lagi oleh pabrik. Air
limbah tahu akan berdampak tidak baik bagi ekosistem air jika secara
terus-menerus dibuang langsung ke perairan tanpa diberi perlakuan
terlebih dahulu. Satu pabrik tahu yang dikunjungi mampu menghasilkan
limbah cair tahu hingga ±3000 Liter perhari, sehingga pemanfaatan limbah
cair tahu oleh masyarakat sekitar pabrik maupun pabrik itu sendiri sangat
perlu dilakukan untuk mengurangi dampak negative limbah tersebut bagi
ekosistem air sekitar bendungan. Semakin banyak air limbah tahu yang
dibuang tanpa diproses terlebih dahulu maka ketersediaan oksigen di
dalam air akan semakin berkurang dan dapat memicu terbentuknya
senyawa-senyawa kimia yang dapat menurunkan atau mengganggu daya
dukung lingkungan terhadap kehidupan biotik sekitar terutama di Desa
Pomah, Klaten.
BAB IV
BIAYA dan JADWAL KEGIATAN
A. Anggaran Biaya
4.1 Ringkasan Anggaran Biaya Kegiatan
NO Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan penunjang (bak komposter, 2.550.000
timbangan bahan, saringan)
2. Perjalanan (perjalanan ke tempat, survei) 500.000
3. Lain-lain (administrasi, dokumentasi, 1.870.000
publikasi)
4. Bahan habis pakai (Air limbah tahu, 185.000
bioaktifator EM4, larutan gula jawa, dan
potongan daun kemangi)
Jumlah 5.055.000

4.2 Jadwal Kegiatan


Bulan Ke-
No Kegiatan
1 2 3 4
Pembuatan undangan
1.
sosialisasi dan brosur

2. Persiapan sosialisasi

3. Sosialisasi
Pembelian alat dan
4.
badan
5. Pembuatan starter

Pelaksanaan
6. pembuatan POC
limbah whey tahu

7. Evaluasi
8. Penyusunan laporan

DAFTAR PUSTAKA

Broto, W. (2021). Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Menjadi Pupuk Organik Cair
Di Desa Sugihmanik. Jurnal Pengabdian Kepada Mayarakat, 60-62.
Selomo, M. (2018). Pengolahan Limbah Cair Industri Tahu Menjadi Pupuk
Organik Cair Dengan Penambahan Efektive Mikroorganisme E-4 (WM-4).
Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, 2-3.
Yeni. (2016). Penggunaan Substrad Whey Tahu Untuk Produksi Biomassa Oleh
Pediococcus Pentosaceus E.1222. Jurnal Teknologi Industri Pertanian,
285.

Anda mungkin juga menyukai