Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ikan lele (Clarias sp.) merupakan jenis komoditas perikanan yang

diproyeksikan terus berkembang (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2010),

oleh sebab itu kegiatan budidaya komoditas tersebut harus berorientasikan

pengembangan produksi yang dihasilkan yaitu produksi budidaya ikan lele di

negara Indonesia diperkirakan pada tahun 2014 mencapai 900 ribu ton, produksi

tersebut meningkat sangat tinggi yaitu sebesar 450 persen jika dibandingkan

produksi budidaya ikan lele di tahun 2009 (KKP, 2010). Semakin meningkatnya

jumlah produksi maka jumlah limbah yang dihasilkan semakin besar, sehingga

apabila tidak dikelola dengan baik akan berpotensi mencemari lingkungan

perairan melalui masuknya limbah budidaya ikan lele.

Kegiatan budiaya ikan lele (Clarias sp.) menghasilkan limbah organik padat

dan cair yang berasal dari feses dan sisa pakan. Limbah organik padat dan cair ini

memiliki kandungan protein tinggi, protein tersebut diuraikan menjadi

polipeptida, asam amino dan amonia (NH3) sebagai produk akhir (aprian, 2017).

Kandungan amonia yang masuk secara berlebihan ke dalam wilayah perairan

akan berdampak buruk terhadap ekosistem di perairan tersebut. Hasil penelitian

Mauretsa (2019) menyatakan bahwa kelebihan amonia pada suatu wilayah

perairan berdampak negative pada laju pertumbuhan reproduksi dan imunitas

biota akuatik. Selain itu menurut Zulfikri (2019) menyatakan bahwa kandungan
amonia merupakan produk akhir metabolisme nitrogen yang bersifat racun,

sehingga kehadiran amonia di wilayah lingkungan perairan dapat memengaruhi

dan mengganggu biota perairan tersebut.

Pedukuhan Tirto, Kelurahan Triharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten

Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah yang sebagian besar

masyarakatnya membudidayakan ikan lele (Clarias sp.) yang telah berlangsung

selama lima tahun terakhir. Pembudidaya ikan lele di wilayah tersebut sering

melakukan pergantian air secara terperiode setiap satu minggu dua kali, hal ini

dilakukan untuk menjaga kesehatan ikan lele, akan tetapi air kolam limbah ikan

lele tersebut langsung dibuang ke perairan sekitar tanpa melalui pengolahan

terlebih dahulu sehingga dalam jangka waktu yang panjang kegiatan tersebut

dapat mencemari lingkungan perairan. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan

Menteri Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2017 tentang Pembudidayaan Ikan

menyatakan pada pasal 63 ayat 1 huruf b pengendalian limbah perikanan.

Salah satu upaya untuk mengurangi pencemaran air limbah budidaya lele ke

wilayah perairan dapat dilakukan dengan metode fitoremediasi. Fitoremediasi

telah sering digunakan untuk meremediasi limbah disebabkan karena mudah

dipraktekan serta tidak memerlukan biaya yang besar (Efendi, 2015). Salah satu

tanaman yang dapat digunakan sebagai media fitoremediasi adalah tanaman

kangkung air (Ipomoea aquatica) yang merupakan jenis tumbuhan akuatik

berumpun setengah terendam. Menurut Artiani (2011) mengatakan jenis tanaman

yang dapat melayang/setengah terendam dapat menurukan bahan pencemar

perairan lebih efektif karena bagian daun batang akar terendam air dan
berdasarkan penelitian Irwanto (2010) dalam Fatihha (2016) menyebutkan bahwa

tumbuhan akuatik dapat menurunkan polutan/limbah organik. Selain dapat

digunakan sebagai agen fitoremediator limbah, kangkung air juga memiliki nilai

ekonomi yaitu, dapat dipanen dan dikomsumsi. Selain itu hasil dari pengolahan

limbah dengan metode fitoremediasi dapat dijadikan untuk media tumbuh cacing

sutra (Tubifex sp) yang dapat dikembangkan menjadi komoditas budidaya

bernilai ekonomi. Cacing sutra juga merupakan salah satu jenis pakan alami yang

dapat diberikan kepada ikan budidaya, karena cacing sutra memiliki kandungan

protein 57% dan 13% lemak sehingga baik untuk pertumbuhan benih ikan.

Sehingga untuk biaya produksi pakan benih ikan lele dapat berkurang. Seperti

menurut Andriyeni (2017) menyatakan ada dua alternatif yang dapat diajukan

untuk memecahkan permasalahan limbah organik yaitu pertama membuang

limbah tersebut pada suatu tempat yang aman dan yang kedua mengolah limbah

tersebut menjadi bahan yang bermanfaat.

Tingginya permintaan konsumen akan ikan lele dan harga jualnya yang

relatif tinggi dan mudah dibudidayakan. Usaha budidaya lele tidak membutuhkan

biaya besar, mudah dan waktu pemeliharaannya singkat, sehingga cepat

memberikan hasil bagi pembudi-dayanya.

Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan penelitian mengenai pengolahan

air limbah budidaya lele menggunakan metode fitoremediasi media tanaman

kangkung air dan mengkaji pemanfaatan limbah organik padat menjadi media

tumbuh cacing sutra di Pedukuhan Tirto, Kelurahan Triharjo, Kecamatan

Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.


1.2. Permasalahan Penelitian
Masyarakat di Pedukuhan Tirto, Kelurahan Triharjo, Kecamatan Pandak,

Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wilayah yang

sebagian memiliki usaha sampingan pembudidayaan ikan lele. Kegiatan dari

buddiaya ikan lele tersebut menghasilkan limbah organik padat dan cair yang

berasal dari feses dan sisa pakan ikan dalam bentuk padat dan cair. Berdasakan

pengamatan dilapangan limbah organik budidaya ikan lele (Clarias sp.) di

wilayah tersebut langsung dibuang begitu saja ke wilayah perairan sekitar tanpa

melalui pengolahan terlebih sehingga dalam jangka waktu yang panjang kegiatan

tersebut dapat mencemari lingkungan perairan mengingat kegiatan budidaya ikan

lele (Clarias sp.) di wilayah Desa Triharjo, Dusun Tirto, Kecamatan Pandak,

Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta telah berlangsung selama 5

tahun terakhir, selain itu limbah organik padat dan cair budidaya ikan lele dapat

dimanfaatkan sebagai budidaya cacing sutra yang bernilai ekonomi.

Berdasarkan hal tersebut penulis ingin melakukan penelitian pengolahan

limbah budidaya ikan lele dengan metode fitoremediasi media tanaman

kangkung air dan mengkaji pemanfaatan limbah organik padat menjadi media

tumbuh cacing sutra.

1.3. Rumusahan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Seberapa besar kemampuan pengolahan fitoremediasi tanaman kangkung air

pada penurunan limbah amonia (NH3), nitrat (NO3) & nitrit (NO2) pada

budidaya ikan lele?


2. Bagaimana efektivitas dari pemanfaatan limbah organik padat budidaya ikan

lele sebagai media tumbuh cacing sutra?

3. Seberapa besar nilai ekonomi yang dihasilkan dari proses pengolahan

fitoremediasi menggunakan tanaman kangkung air dan pemanfaatan limbah

padat budidaya ikan lele sebagai media pertumbuhan cacing sutra?

1.4. Tujuan Penelitian


1. Menganalisis kemampuan pengolahan fitoremediasi media tanaman kangkung

air terhadap penurunan limbah amonia (NH3), nitrat (NO3) & nitrit (NO2)

budidaya ikan lele.

2. Mengkaji pemanfaatan limbah organik padat sebagai media tumbuh cacing

sutra.

3. Menganalisis nilai ekonomi dari proses pengolahan fitoremediasi

menggunakan tanaman kangkung air dan pemanfaatan limbah padat sebagai

media pertumbuhan cacing sutra.

1.5. Batasan Masalah


1. Pelaksanaan penelitian adalah skala laboratorium

2. Tanaman yang digunakan pada fitoremediasi adalah kangkung air dan

parameter yang di teliti adalah komponen fisika berupa parameter suhu dan

pH, komponen kimia berupa paramter amonia (NH3), nitrat (NO3) dan nitrit

(NO2),

3. Perlakuan penelitian adalah jumlah tanaman kangkung air.

4. Evaluasi ekonomi yang dilakukan hanya terbatas kepada objek penelitian ini

dengan menggunakan asumsi yang relevan.


5. cacing sutra di ukur diameter dan tinggi koloni setiap 1 minggu selama 4

minggu.

6. Sumber air limbah diambil dari kelompok pembudidaya ikan lele “Tirto

Manunggal Sejahtera”

7. Periode penelitian selama 1 bulan.

1.6. Manfaat Penelitian


Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk menganalisis desain alat

fitoremediasi sebagai pengolahan limbah budidaya lele yang diharapkan bisa

bermanfaat bagi:

1. Masyarakat

Masyarakat Indonesia, khususnya di di Pedukuhan Tirto, Kelurahan Triharjo,

Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap

potensi pencemaran wilayah perairan.

2. Keilmuan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat khazanah keilmuan

lingkungan dan untuk menjelaskan peran desain fitoremediasi media tanaman

kangkung air sebagai pengolah limbah budidaya ikan lele dan manfaat dari

limbah organik budidaya ikan lele sebagai budidaya cacing sutra. Konsep

yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya

menjaga kualitas perairan di Pedukuhan Tirto, Kelurahan Triharjo, Kecamatan

Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

3. Institut Teknologi Yogyakarta


Bisa menjadi tambahan referensi dan bahan pustaka peneliti lain atau

mahasiswa dalam pengolahan limbah budidaya ikan lele menggunakan

metode pengolahan fitoremediasi media tanam kangkung air.

4. Penulis

a. Sebagai syarat untuk memenuhi gelar magister Program Studi Ilmu

Lingkungan Sekolah Pascasarjana Institut Teknologi Yogyakarta.

b. Menambah, mengembangkan dan menerapkan wawasan baru dalam

menganalisis dari desain alat pengolahan limbah budidaya ikan lele

menggunakan metode fitoremediasi media tanaman kangkung air sebagai

pengolah limbah budidaya ikan lele dan manfaat dari limbah organik

budidaya ikan lele sebagai budidaya cacing sutra.

1.7. Keaslian Penelitian


Penulis menyatakan bahwa usulan penelitian dengan judul “Kajian

Pengolahan Fitoremediasi Menggunakan Media Tanam Kangkung Air Terhadap

Penurunan Limbah Budidaya Ikan Lele” merupakan karya asli penulis dan bukan

dari penelitian orang lain, akan tetapi digunakan acuan pembeda baik pada tujuan

dan metode yang didapatkan serta lokasi penelitian adapun beberapa penilitian

sebelumnya Tabel 1.1. menunjukkan Kajian Pengolahan Fitoremediasi

Menggunakan Media Tanam Kangkung Air Terhadap Penurunan Limbah

Budidaya Ikan Lele di Desa Triharjo, Dusun Tirto, Kecamatan Pandak,

Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.


Tabel 1.1. Bebrapa Penelitian Yang Sejenis
No. Nama Peneliti, Judul Dan Tujuan Penelitian Metode Hasil Perbedaan
Tahun Penelitian
1 Erwin Prasetya Toepak Menganalisis perbandingan Metode yang digunakan Ketiga tumbuhan air Menganalisis kemampuan
(2020), Pengaruh fitoremediasi 3 tumbuhan adalah simple random Kangkung (Ipomea pengolahan fitoremediasi
Fitoremediasi Kangkung akuatik yakni eceng gondok design untuk melihat beda aquaita), Apu-Apu media tanaman kangkung air
(Ipomea aquitca), Apu- (Eichorina crassipes), nyata antara kolam control (Pistia Stratiotes) Dan pada limbah budidaya ikan
Apu (Pistia Stratiotes) kangkung air (Ipomea dan kolam perlakuan. Enceng Gondok lele. Pada penelitian ini
Dan Enceng Gondok aquaita), dan apu-apu (Pistia Kolam ini dibuat dengan (Eichorina crassipes), dilakukan menggunakan
(Eichorina Crassipes). stratiotes) terhadap kualitas ukuran 1m2 sebanyak 4 mampu menjaga kualitas metode eksperimental dengan
Terhadap Kualitas Air air pada pembudidayaan ikan buah. Bahan-bahan air kolam dan rancangan acak lengkap, 3 kali
Kolam Budidaya Ikan lele. tanaman air yang meningkatkan sintasan perlakuan dan jumlah tanaman
Lele (Clasrias Sp) digunakan adalah ikan lele. kangkung air 4,6 dan 8. Kolam
kangkung air Kangkung fitoremediasi dibuat sebanyak
(Ipomea aquatica), Apu- dua buah.
Apu (Pistia stratiotes) Dan
Enceng Gondok
(Eichorina crassipes).
2 Febriana Amalia (2014), Mengkaji Kemampuan Lemna Metode yang digunakan Hasil penelitian setelah 1. Menganalisis kemampuan
Kemampuan Lemna (Lemna perpusilla Torr) adalah rancangan acak 30 hari menunjukkan pengolahan fitoremediasi
(Lemna perpusilla Torr.) Sebagai Fitoremediator Dalam lengkap (RAL) dengan bahwa perlakuan luas media tanaman kangkung air
Sebagai Fitoremediator Menyerap Limbah Nitrogen tiga ulangan, perlakuan tutupan lemna 44,1% pada limbah budidaya ikan
Untuk Menyerap Limbah Dalam Budidaya Ikan Lele berupa luasan tutupan dapat menyerap limbah lele. Pada penelitian ini
Nitrogen Dalam Budidaya (Clarias gariepinus) lemna berdasarkan N sebesar 4,48 ± 0,04 g dilakukan menggunakan
Ikan Lele (Clarias penelitian terdahulu N, sedangkan untuk luas metode eksperimental
gariepinus) Di Sistem dengan menentukan tutupan lahan lemna dengan rancangan acak, 3
Resirkulasi persamaan jumlah pakan 29,4% dan 14,7% dapat kali perlakuan dan dan
yang termakan dan menyerap limbah N jumlah tanaman kangkung
ekskresi Tan ikan lele serta masing-masing sebesar air (4, 6 dan 8) berdasarkan
penelitian (crishmadha dan 4,03±0,02 g N dan luasan dimensi pengolahan
mardiati) 2012. Analisis 3,50±0,07 g N. jumlah N fitoremediasi.
anova dilakukan untuk dalam biomassa lemna 2. Menganalisis hubungan
melihat hubungan terhadap tertinggi juga dapat oleh jumlah tumbuhan media
jumlah nitrogen yang di perlakuan luas tutupan kangkung air pada
ekskresikan ikan lele. lemna 44,1% sebesar pengolahan fitoremediasi
No. Nama Peneliti, Judul Dan Tujuan Penelitian Metode Hasil Perbedaan
Tahun Penelitian
28,13±0,74 g N. Sintasan terhadap penurunan limbah
tertinggi 76,33±4,04% budidaya ikan lele. Pada
juga diperoleh pada penelitian ini menggunakan
perlakuan luas tutupan metode deskriptif dengan
44,1%. menggambarkan kondisi
tanaman selama penelitian
dan analisis anova di
lakukan untuk melihat
hubungan antara luasan
tutupan kangkung air dengan
penurunan limbah budidaya
ikan lele.
3 Bastian Hartanto Damanik Menentukan jenis tumbuhan Metode yang digunakan Hasil penelitian tanaman 1. Menganalisis kemampuan
(2018), Uji Efektivas Bio air yang paling efektif dalam adalah metode rancangan kangkung darat memiliki pengolahan fitoremediasi
Filter Dengan Tanaman memperbaiki kualitas air pada acak kelompok (RAK), nilai efektivitas media tanaman kangkung air
Air Untuk Memperbaiki budidaya system akuaponik yang terdiri dari empat penyerapan nitrogen pada limbah budidaya ikan
Kualitas Air Pada System ikan lele. Sangkuriang yaitu perlakuan dan empat anorganik paling tinggi, lele. Pada peneltian ini
Akuaponik Ikan Lele menurunkan konsentrasi ulangan dan menggunakan khususnya meroduksi menggunakan metode
Sangkuriang (Clarias nitrogen anorganik seperti system akuaponik empat amonia bebas dan nitrit eksperimental dengan
gariepinus). amonia (NH3), nitrit (NO2) tingkat. Perlakuan pada serta pertumbuhan yang rancangan acak yang terdiri
dan nitrat (NO3). penelitian ini adalah jenis paling cepat dari pada dari 3 kali perlakuan dan 3
tanaman air (kangkung ketiga tanaman uji ulangan, media jenis
darat, pakcoy, selada, dan lainnya (pakcoy, selada tanaman yang di gunakan
bayam merah). Ikan lele dan bayam merah) adalah kangkung air.
sangkuriang yang di Analisis data deskrisipsi
budidaya berukuran 3 inch kualitatif dengan
sebanyak 200 ekor pada membandingkan presentase
bak tendon. Penelitian penurunan setiap
dilaksanakan selama empat perlakuannya.
minggu. Analisa dan 2. Mengkaji pemanfaatan
presentase penuruna limbah organik padat
nitrogen anorganik menjadi media tumbuh
menggunakan metode cacing sutra. Pada penelitian
No. Nama Peneliti, Judul Dan Tujuan Penelitian Metode Hasil Perbedaan
Tahun Penelitian
deskriptif. ini menggunakan metode
eksperimental dengan
pendekatan pretest and post
test deisgn yang selanjutnya
dilakukan analisis deskriptif
kualitatif didasarkan kepada
landasan teori terkait nilai
ekonomi dari budidaya
cacing sutra.
4. Hefni Effendi (2015), Penelitian ini bertujuan untuk Metode yang digunakan Suhu air selama Menganalisis kemampuan
Fitoremediasi Limbah menganalisis kemampuan adalah metode rancangan pengamtan 27-30OC pengolahan fitoremediasi
Budidaya Ikan Lele kangkung (Ipomoea aquatica) acak lengkap in time (RAL berpengaruh terhadap media tanaman kangkung air
(Clarias Sp) Dengan dan pakcoy (Brassica rapa in time). Perlakuan yang pertumbuhan pakcoy, pada limbah budidaya ikan
Kangkung (Ipomoea chinensis) sebagai agen digunakan ada tiga yaitu dimana pakcoy lele. Pada penelitian ini
aquatica) Dan Pakcoy fitoremediator limbah dalam control, kangkung merupakan tanaman dilakukan menggunakan
(Brassica rapa chinensis) sistem resirkulasi. (Ipomoea aquatica), dan intriduksi dari subtropis metode eksperimental dengan
Dalam Sistem Resirkulasi pakcoy (Brassica rapa yang bersuhudingin (18- rancangan acak, 3 kali
chinensis) dengan masing- 22OC). presentasi perlakuan dan jumlah
masing tiga kali ulangan. penurunan ammonium tumbuhan kangkung air (4,6
Pengamatan dengan selang pada perlakuan dan 8). Pengamatan dilakukan
waktu satu minggu selama kangkung (17,42%) dan selama 3 minggu. Parameter
35 hari. Parameter kualitas pakcoy (52,16%). yang diamati berdasrkan hasil
air yang di amati (suhu, Penyerapan ammonium dari pengolahan fitoremediasi
pH, oksigen terlarut, secara langsung melalui yaitu fisik (suhu dan pH),
amonia total, amonia akar sebagai pupuk alami kimia (amoniak, nitrit dan
bebas, ammonium nitrat pada kagkung lebih nitrat).
dan ortofosfat). optimal bila
dibandingkan dengan
pakcoy. Presentase
penurunan amonia bebas
menunjukkan perbedaan
pada perlakuan control,
kangkung dan pakcoy
No. Nama Peneliti, Judul Dan Tujuan Penelitian Metode Hasil Perbedaan
Tahun Penelitian
berturut-turut adalah
89,16%, 93,62% dan
96,62%.

5. Putu Pande Nico Ardana Tujuan penelitian ini untuk Penelitian menggunakan Cacing sutra memiliki Mengkaji pemanfaatan limbah
(2018), Pemanfaatan mengetahui peningkatan metode eksperimental kemampuan untuk organik padat menjadi media
Limbah Budidaya Ikan biomassa cacing sutra yang dengan Rancangan Acak mereduksi TOM dan tumbuh cacing sutra. Pada
Untuk Peningkatan dikultur menggunakan limbah Lengkap dengan 3 NH3 di air, terlihat dari penelitian ini media
Pertumbuhan Biomassa budidaya ikan lele, mas, dan perlakuan media yaitu adanya penurunan selisih penumbuhan cacing sutra
Cacing Sutra (Tubifex nila, serta menghitung feses ikan lele, feses ikan konsentrasi TOM dan berasal dari limbah organik
Sp.) kemampuan cacing sutra mas, dan feses ikan nila NH3 pada air yang padat budidaya ikan lele.
untuk mereduksibahan organik dengan biomassa cacing digunakan sebelum dan Metode yang digunakan
di air. sutra tertinggi diperoleh selama pemeliharaan adalah eksperimental dengan
pada penggunaan feses cacing sutra berlangsung pendekatan pretest and post
ikan lele yaitu 712,7 g/m2. test deisgn yang memberikan
perlakukan kemudian
dilakukan pengukuran
bertujuan untuk mengetahui
efesiensi pertumbuhan cacing
sutra, langkah selanjutnya
dilakukan analisis deskriptif
kualitatif didasarkan kepada
landasan teori terkait nilai
ekonomi dari budidaya cacing
sutra.

Anda mungkin juga menyukai