PENDAHULUAN
negara Indonesia diperkirakan pada tahun 2014 mencapai 900 ribu ton, produksi
tersebut meningkat sangat tinggi yaitu sebesar 450 persen jika dibandingkan
produksi budidaya ikan lele di tahun 2009 (KKP, 2010). Semakin meningkatnya
jumlah produksi maka jumlah limbah yang dihasilkan semakin besar, sehingga
Kegiatan budiaya ikan lele (Clarias sp.) menghasilkan limbah organik padat
dan cair yang berasal dari feses dan sisa pakan. Limbah organik padat dan cair ini
polipeptida, asam amino dan amonia (NH3) sebagai produk akhir (aprian, 2017).
biota akuatik. Selain itu menurut Zulfikri (2019) menyatakan bahwa kandungan
amonia merupakan produk akhir metabolisme nitrogen yang bersifat racun,
selama lima tahun terakhir. Pembudidaya ikan lele di wilayah tersebut sering
melakukan pergantian air secara terperiode setiap satu minggu dua kali, hal ini
dilakukan untuk menjaga kesehatan ikan lele, akan tetapi air kolam limbah ikan
terlebih dahulu sehingga dalam jangka waktu yang panjang kegiatan tersebut
dapat mencemari lingkungan perairan. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan
Salah satu upaya untuk mengurangi pencemaran air limbah budidaya lele ke
dipraktekan serta tidak memerlukan biaya yang besar (Efendi, 2015). Salah satu
perairan lebih efektif karena bagian daun batang akar terendam air dan
berdasarkan penelitian Irwanto (2010) dalam Fatihha (2016) menyebutkan bahwa
digunakan sebagai agen fitoremediator limbah, kangkung air juga memiliki nilai
ekonomi yaitu, dapat dipanen dan dikomsumsi. Selain itu hasil dari pengolahan
limbah dengan metode fitoremediasi dapat dijadikan untuk media tumbuh cacing
bernilai ekonomi. Cacing sutra juga merupakan salah satu jenis pakan alami yang
dapat diberikan kepada ikan budidaya, karena cacing sutra memiliki kandungan
protein 57% dan 13% lemak sehingga baik untuk pertumbuhan benih ikan.
Sehingga untuk biaya produksi pakan benih ikan lele dapat berkurang. Seperti
menurut Andriyeni (2017) menyatakan ada dua alternatif yang dapat diajukan
limbah tersebut pada suatu tempat yang aman dan yang kedua mengolah limbah
Tingginya permintaan konsumen akan ikan lele dan harga jualnya yang
relatif tinggi dan mudah dibudidayakan. Usaha budidaya lele tidak membutuhkan
kangkung air dan mengkaji pemanfaatan limbah organik padat menjadi media
buddiaya ikan lele tersebut menghasilkan limbah organik padat dan cair yang
berasal dari feses dan sisa pakan ikan dalam bentuk padat dan cair. Berdasakan
wilayah tersebut langsung dibuang begitu saja ke wilayah perairan sekitar tanpa
melalui pengolahan terlebih sehingga dalam jangka waktu yang panjang kegiatan
lele (Clarias sp.) di wilayah Desa Triharjo, Dusun Tirto, Kecamatan Pandak,
tahun terakhir, selain itu limbah organik padat dan cair budidaya ikan lele dapat
kangkung air dan mengkaji pemanfaatan limbah organik padat menjadi media
pada penurunan limbah amonia (NH3), nitrat (NO3) & nitrit (NO2) pada
air terhadap penurunan limbah amonia (NH3), nitrat (NO3) & nitrit (NO2)
sutra.
parameter yang di teliti adalah komponen fisika berupa parameter suhu dan
pH, komponen kimia berupa paramter amonia (NH3), nitrat (NO3) dan nitrit
(NO2),
4. Evaluasi ekonomi yang dilakukan hanya terbatas kepada objek penelitian ini
minggu.
6. Sumber air limbah diambil dari kelompok pembudidaya ikan lele “Tirto
Manunggal Sejahtera”
bermanfaat bagi:
1. Masyarakat
2. Keilmuan
kangkung air sebagai pengolah limbah budidaya ikan lele dan manfaat dari
limbah organik budidaya ikan lele sebagai budidaya cacing sutra. Konsep
yang dihasilkan dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya
4. Penulis
pengolah limbah budidaya ikan lele dan manfaat dari limbah organik
Penurunan Limbah Budidaya Ikan Lele” merupakan karya asli penulis dan bukan
dari penelitian orang lain, akan tetapi digunakan acuan pembeda baik pada tujuan
dan metode yang didapatkan serta lokasi penelitian adapun beberapa penilitian
5. Putu Pande Nico Ardana Tujuan penelitian ini untuk Penelitian menggunakan Cacing sutra memiliki Mengkaji pemanfaatan limbah
(2018), Pemanfaatan mengetahui peningkatan metode eksperimental kemampuan untuk organik padat menjadi media
Limbah Budidaya Ikan biomassa cacing sutra yang dengan Rancangan Acak mereduksi TOM dan tumbuh cacing sutra. Pada
Untuk Peningkatan dikultur menggunakan limbah Lengkap dengan 3 NH3 di air, terlihat dari penelitian ini media
Pertumbuhan Biomassa budidaya ikan lele, mas, dan perlakuan media yaitu adanya penurunan selisih penumbuhan cacing sutra
Cacing Sutra (Tubifex nila, serta menghitung feses ikan lele, feses ikan konsentrasi TOM dan berasal dari limbah organik
Sp.) kemampuan cacing sutra mas, dan feses ikan nila NH3 pada air yang padat budidaya ikan lele.
untuk mereduksibahan organik dengan biomassa cacing digunakan sebelum dan Metode yang digunakan
di air. sutra tertinggi diperoleh selama pemeliharaan adalah eksperimental dengan
pada penggunaan feses cacing sutra berlangsung pendekatan pretest and post
ikan lele yaitu 712,7 g/m2. test deisgn yang memberikan
perlakukan kemudian
dilakukan pengukuran
bertujuan untuk mengetahui
efesiensi pertumbuhan cacing
sutra, langkah selanjutnya
dilakukan analisis deskriptif
kualitatif didasarkan kepada
landasan teori terkait nilai
ekonomi dari budidaya cacing
sutra.